Terakhir diperbarui: 12 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 12 November 2025). Quota Sampling: Pengertian, Langkah, dan Contoh. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/quota-sampling-pengertian-langkah-dan-contoh 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Quota Sampling: Pengertian, Langkah, dan Contoh - SumberAjar.com

Quota Sampling: Pengertian, Langkah, dan Contoh

Pendahuluan

Dalam penelitian kuantitatif maupun survei sosial, salah satu aspek penting yang menentukan kualitas hasil adalah bagaimana peneliti memilih sampel dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang tepat dapat memengaruhi representativitas, validitas, dan reliabilitas data. Salah satu teknik yang sering digunakan, terutama ketika kerangka sampling lengkap sulit diperoleh, ialah quota sampling atau pengambilan sampel kuota. Teknik ini memungkinkan peneliti menetapkan jumlah (“kuota”) sampel berdasarkan karakteristik tertentu dari populasi, kemudian memilih responden sampai kuota terpenuhi. Meskipun teknik ini populer karena relatif cepat dan mudah diterapkan, penggunaan quota sampling juga memiliki tantangan tersendiri, terutama berkaitan dengan bias dan keterbatasan generalisasi. Artikel ini akan membahas secara mendalam pengertian quota sampling, termasuk definisi secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli, lalu langkah-langkah penerapannya dalam penelitian, diakhiri dengan contoh konkret supaya gambaran penerapannya makin jelas.

Definisi Quota Sampling

Definisi Quota Sampling Secara Umum

Secara umum, quota sampling adalah teknik pengambilan sampel non-probabilitas di mana peneliti terlebih dahulu menetapkan jumlah (kuota) sampel berdasarkan karakteristik tertentu dalam populasi, kemudian memilih responden hingga kuota tersebut terpenuhi. Sebagai salah satu teknik dalam non-probability sampling, quota sampling memungkinkan peneliti untuk mengontrol bahwa berbagai sub-kelompok yang dianggap penting dalam populasi terwakili dalam sampel. Contohnya, jika populasi terdiri dari pria dan wanita dengan proporsi tertentu, kuota dapat ditetapkan agar jumlah pria dan wanita dalam sampel mencerminkan karakteristik tersebut. Sumber literatur menyebut bahwa quota sampling “adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-cir atau karakteristik tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan” (Suryani et al., 2023). [Lihat sumber Disini - ejournal.yayasanpendidikandzurriyatulquran.id]

Definisi Quota Sampling dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah “kuota” mengacu pada “bagian atau jatah yang ditetapkan” dan “sampling” berarti “pengambilan sebagian atau contoh dari populasi”. Jadi jika digabung, “sampling kuota” atau “quota sampling” secara sederhananya berarti pengambilan contoh berdasarkan bagian atau jatah yang telah ditetapkan dari populasi. Meskipun KBBI tidak secara eksplisit mencantumkan istilah teknis “quota sampling”, definisi pendek ini bisa dipahami sebagai: pengambilan sampel berdasarkan jatah atau kuota yang telah ditetapkan dari populasi.

Definisi Quota Sampling Menurut Para Ahli

Beberapa ahli telah menjabarkan definisi quota sampling secara lebih mendetail. Berikut sejumlah pendapat yang bisa lo masukkan:

  1. Sugiyono mengemukakan bahwa quota sampling merupakan teknik pengambilan sampel nonprobabilitas di mana peneliti menentukan kuota untuk setiap kategori berdasarkan karakteristik populasi. (di-cited melalui literatur online) [Lihat sumber Disini - tsurvey.id]
  2. Riyani (2021) dalam metodologi penelitiannya menyebut: “Quota sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.” [Lihat sumber Disini - repository.stei.ac.id]
  3. Suryani, Risnita & Jailani (2023) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik yang termasuk dalam nonprobability sampling, di mana sampel diambil berdasarkan ciri-ciri tertentu dan jumlah yang ditetapkan. [Lihat sumber Disini - ejournal.yayasanpendidikandzurriyatulquran.id]
  4. Dalam jurnal “Analisis Komparatif antara Probability dan Nonprobability Sampling” (2024) disebutkan bahwa “contoh dari nonprobability sampling termasuk … quota sampling … Teknik ini lebih cepat dan hemat biaya, meskipun kurang dalam hal representativitas.” [Lihat sumber Disini - ejournal.areai.or.id]

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menurut para ahli, quota sampling ditandai oleh tiga hal utama: (a) bukan menggunakan pemilihan acak (nonprobabilitas), (b) penetapan kuota atau jumlah sampel untuk tiap kategori/sub-kelompok dari populasi, dan (c) pemilihan responden di dalam kuota tersebut hingga jumlah terpenuhi, walaupun pemilihan individu di dalam kuota bisa subjektif.

Langkah-Langkah Penerapan Quota Sampling

Dalam praktik penelitian, penerapan quota sampling dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (gabungan dari berbagai literatur dan contoh lapangan):

  1. Menentukan Populasi Penelitian
    Pertama, peneliti harus jelas mendefinisikan populasi penelitian: siapa, di mana, kapan, dan dalam kondisi apa populasi tersebut. Contohnya: semua mahasiswa fakultas ekonomi di sebuah universitas tahun angkatan 2023. Populasi yang jelas memudahkan pembagian sub-kelompok dan penetapan kuota.
    Literatur menyebut bahwa langkah ini kerap dilupakan sehingga sampel kurang representatif. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
  2. Mengidentifikasi Kategori/Sub-kelompok dalam Populasi
    Setelah populasi ditentukan, peneliti harus mengidentifikasi karakteristik penting yang relevan dengan tujuan penelitian, misalnya: jenis kelamin (laki-laki / perempuan), kelompok umur (18–24, 25–34, ≥35), tingkat pendidikan, wilayah geografis, atau jenis pekerjaan. Karakteristik tersebut kemudian membentuk sub-kelompok dari populasi. Sebagai contoh: bila populasi mahasiswa terdiri dari 60% perempuan dan 40% laki-laki, maka sub-kelompok dibagi berdasarkan jenis kelamin. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  3. Menetapkan Kuota untuk Tiap Sub-Kelompok
    Setelah sub-kelompok terbentuk, peneliti menetapkan kuota untuk masing-masing sub-kelompok. Kuota ini biasanya berdasarkan proporsi populasi (jika data populasi tersedia) atau berdasarkan pertimbangan praktis (waktu, biaya, jumlah minimum responden per kelompok). Contoh: jika total sampel yang diinginkan adalah 200 responden dan proporsi mahasiswa perempuan 60% maka quota perempuan = 120, laki-laki = 80. Pendekatan ini disebut juga sebagai quota proporsional. [Lihat sumber Disini - tsurvey.id]
  4. Melakukan Pemilihan Responden Sampai Kuota Terpenuhi
    Pada tahap ini, peneliti mulai memilih responden dalam tiap kuota hingga kuota untuk tiap sub-kelompok terpenuhi. Karena ini teknik non-probabilitas, pemilihan individu dalam kuota sering berdasarkan kemudahan akses, kenyamanan, atau pertimbangan tertentu (bukan acak murni). Contoh: peneliti mengunjungi lokasi kampus dan mewawancarai mahasiswa sesuai kuota yang belum terpenuhi. Literatur mencatat bahwa tahap ini rentan bias karena pemilihan subjektif. [Lihat sumber Disini - ojs.unida.ac.id]
  5. Mengecek Validitas dan Representasi Kuota
    Setelah kuota terpenuhi, peneliti perlu mengecek bahwa responden yang diperoleh memenuhi karakteristik yang ditetapkan, dan juga memperhatikan bahwa tiap sub-kelompok telah representatif sesuai kuota. Meski demikian, karena teknik non-acak, keabsahan generalisasi tetap terbatas. Beberapa jurnal menyarankan untuk mencatat keterbatasan ini dalam laporan penelitian. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  6. Pengumpulan Data dan Analisis
    Setelah responden terpilih, instrumen penelitian (kuesioner, wawancara, observasi) digunakan seperti biasa. Peneliti harus menyadari bahwa data yang dihasilkan dengan quota sampling mungkin memiliki bias seleksi, sehingga pada analisis perlu mempertimbangkan keterbatasan generalisasi. Banyak literatur menekankan bahwa quota sampling lebih cocok untuk penelitian eksploratif atau survei yang fokus pada gambaran kelompok, bukan inferensi luas ke seluruh populasi. [Lihat sumber Disini - journal.formosapublisher.org]

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, peneliti dapat menerapkan quota sampling secara sistematis dan mendokumentasikan tiap tahapan agar transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh Penerapan Quota Sampling

Untuk memperjelas penerapan metode quota sampling, berikut dua contoh aplikasi dalam konteks penelitian sosial dan pendidikan:

Contoh 1 – Penelitian Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Kampus
Misalkan peneliti ingin meneliti kepuasan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas X terhadap layanan administrasi kampus. Populasi: seluruh mahasiswa angkatan 2021-2023 (jumlah 1.000 mahasiswa). Peneliti menetapkan sub-kelompok berdasarkan jenis kelamin (pria dan wanita) dan program studi (Manajemen, Akuntansi). Data populasi menunjukkan 60% wanita, 40% pria; dan program studi Manajemen 55%, Akuntansi 45%.
Penetapan kuota: total sampel yang diinginkan = 200 mahasiswa. Maka kuota: wanita = 120, pria = 80. Selanjutnya, dalam program studi: dari 120 wanita, quota Manajemen bisa 120 × 0, 55 ≈ 66, Akuntansi 54; dari 80 pria, quota Manajemen ≈ 44, Akuntansi ≈ 36. Peneliti kemudian mewawancarai mahasiswa sesuai kuota tersebut hingga terpenuhi. Hasilnya mungkin mencerminkan karakteristik populasi menurut jenis kelamin dan program studi, namun karena pemilihan individu tidak secara acak, generalisasi ke seluruh populasi harus dilakukan dengan hati-hati.

Contoh 2 – Penelitian Pemasaran Produk Baru
Sebuah perusahaan ingin melakukan survei kepada pengguna smartphone di kota Y. Peneliti menargetkan responden berdasarkan kelompok umur: 18-24, 25-34, 35-44, ≥45. Berdasarkan data pasar, proporsi pengguna smartphone di kota Y: 18-24 (30 %), 25-34 (35 %), 35-44 (20 %), ≥45 (15 %). Peneliti menetapkan kuota total sampel = 400 pengguna. Maka: kelompok 18-24 sebanyak ≈120, 25-34 ≈140, 35-44 ≈80, ≥45 ≈60. Kemudian peneliti memilih responden di lokasi-lokasi yang mudah diakses (mal, kampus, coffeeshop) hingga masing-masing kuota terpenuhi. Dalam laporan, peneliti mencatat bahwa metode quota sampling dipilih karena kerangka sampling untuk seluruh populasi pengguna smartphone tidak tersedia dan waktu terbatas.

Kedua contoh tersebut menggambarkan betapa quota sampling dapat diterapkan secara praktis. Namun perlu ditekankan bahwa hasil penelitian dengan quota sampling memiliki keterbatasan dalam hal representativitas dan generalisasi ke populasi yang lebih luas, sehingga peneliti wajib mencantumkan keterbatasan ini dalam laporan.

Kesimpulan

Quota sampling adalah metode pengambilan sampel yang banyak digunakan terutama dalam situasi di mana kerangka sampling lengkap tidak tersedia atau waktu serta biaya terbatas. Dengan menetapkan kuota berdasarkan karakteristik tertentu dari populasi, teknik ini memungkinkan peneliti memastikan bahwa berbagai sub-kelompok dapat terwakili dalam sampel. Namun karena pemilihan sampel di dalam kuota tidak dilakukan secara acak, teknik quota sampling termasuk dalam kategori non-probability sampling dan memiliki keterbatasan dalam hal validitas eksternal atau generalisasi. Dalam praktiknya, penerapan quota sampling harus dilakukan secara sistematis: definisi populasi, pembagian sub-kelompok, penetapan kuota, pemilihan responden hingga kuota terpenuhi, serta pencatatan prosedur dan keterbatasan penelitian. Bila digunakan dengan tepat dan didokumentasikan dengan baik, quota sampling tetap dapat menjadi pilihan yang efektif terutama dalam penelitian survei yang bersifat deskriptif atau eksploratif.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Quota sampling adalah teknik pengambilan sampel non-probabilitas di mana peneliti menentukan jumlah atau kuota responden berdasarkan karakteristik tertentu dalam populasi, lalu memilih responden hingga kuota terpenuhi.

Langkah-langkah quota sampling meliputi: menentukan populasi, mengidentifikasi subkelompok penting, menetapkan kuota per kategori, memilih responden sampai kuota terpenuhi, memvalidasi representasi kuota, dan mengumpulkan serta menganalisis data.

Kelebihan quota sampling antara lain prosesnya cepat, biaya lebih rendah, memudahkan kontrol proporsi subkelompok, dan cocok digunakan saat kerangka sampling lengkap tidak tersedia.

Kekurangan quota sampling yaitu hasilnya kurang representatif karena tidak acak, rawan bias seleksi, dan generalisasi hasil ke populasi lebih luas menjadi terbatas.

Contoh penerapan quota sampling misalnya pada survei kepuasan mahasiswa, di mana peneliti menentukan kuota responden berdasarkan jenis kelamin dan program studi agar tiap kelompok terwakili dalam sampel penelitian.