Terakhir diperbarui: 06 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 30 October 2025). Transkrip Data: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian Kualitatif. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/transkrip-data-definisi-fungsi-dan-contoh-dalam-penelitian-kualitatif 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Transkrip Data: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian Kualitatif - SumberAjar.com

Transkrip Data: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian Kualitatif

Pendahuluan

Dalam penelitian kualitatif, data wawancara, observasi, dan dokumentasi sering kali direkam dalam bentuk audio, video, maupun catatan lapangan. Untuk dapat dianalisis secara sistematis, data-rekaman tersebut kemudian perlu diubah ke dalam bentuk tertulis,yakni proses yang dikenal dengan istilah transkrip data. Proses transkrip ini bukan sekadar menyalin kata-kata yang diucapkan, melainkan juga memiliki implikasi terhadap kualitas analisis, keabsahan (validitas) data, dan keseluruhan keluaran penelitian. Oleh karena itu, pemahaman yang tepat mengenai pengertian, fungsi, dan contoh penerapan transkrip data sangat penting bagi peneliti kualitatif. Artikel ini akan menguraikan secara mendalam: definisi “transkrip data” secara umum, dalam KBBI, serta menurut para ahli; kemudian membahas fungsi transkrip data dalam penelitian kualitatif; dan mengakhiri dengan contoh konkret penerapannya dalam penelitian.

Definisi Transkrip Data

Definisi Transkrip Data Secara Umum

Secara umum, kata “transkrip” atau “transkripsi” mengacu pada proses pengalihan atau penyalinan suatu bentuk sumber (biasanya rekaman lisan) ke dalam bentuk teks tertulis. Misalnya, mengubah rekaman wawancara menjadi dokumen tertulis yang berisi seluruh pembicaraan atau bagian tertentu yang relevan. Dalam konteks penelitian kualitatif, transkrip data adalah hasil penyalinan isi rekaman (wawancara, diskusi kelompok, observasi audio/video) ke bentuk tertulis, sehingga peneliti dapat melakukan analisis lanjutan seperti pengodean (coding), kategorisasi, dan pengembangan tema. Sebagai contoh, sebuah panduan daring menyebutkan bahwa: “transkripsi adalah proses mengubah rekaman wawancara menjadi bentuk teks tertulis sehingga peneliti dapat langsung membuat anotasi, menyoroti.” [Lihat sumber Disini - transkriptor.com]
Selain itu, teknik transkripsi dalam pengolahan data audio untuk penelitian kualitatif dibedakan menjadi: transkripsi inti (ringkasan) dan transkripsi dasar (kata-per-kata termasuk pengulangan dan ekspresi non-leksikal). [Lihat sumber Disini - dqlab.id]
Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa transkrip data adalah dokumen tertulis hasil pengubahan data lisan atau rekaman ke bentuk teks yang memungkinkan analisis kualitatif.

Definisi Transkrip Data dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata transkrip adalah “salinan”. [Lihat sumber Disini - kbbi.co.id] Sementara untuk transkripsi, KBBI menyebut: “pengalihan tuturan (yang berujud bunyi) ke dalam bentuk tulisan; penulisan kata, kalimat, atau teks dengan menggunakan lambang-lambang bunyi.” [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Jika dikaitkan dengan penelitian kualitatif, maka definisi KBBI ini mendukung pengertian bahwa transkrip data adalah salinan tertulis dari tuturan atau rekaman lisan yang diubah ke teks. Namun, definisi KBBI ini belum secara spesifik memasukkan konteks penelitian kualitatif,sehingga masih perlu diperdalam oleh definisi para ahli.

Definisi Transkrip Data Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pendapat ahli terkait transkrip atau transkripsi data dalam konteks penelitian kualitatif:

  1. Menurut paparan metodologi penelitian kualitatif pada sebuah dokumen metode penelitian: “Transkripsi ialah kegiatan mengalihkan data rekaman ke dalam bentuk skripsi dan menerjemahkan hasil transkripsi.” [Lihat sumber Disini - repositoryfisip.unla.ac.id]
  2. Dokumen penelitian kualitatif (UPI Repository) menyebut: “Transkrip adalah suatu proses pemindahan data berbentuk rekaman (dari kaset, voice recorder, dan alat perekam lainnya) ke dalam bentuk tulisan secara lengkap dan tidak mengubah isi dari rekaman tersebut (Morse, 1995: 156).” [Lihat sumber Disini - repository.upi.edu]
  3. Panduan teknik wawancara kualitatif menyatakan bahwa “mentranskripsikan wawancara adalah aspek mendasar dari penelitian kualitatif, memberikan representasi tekstual dari rekaman audio atau video.” [Lihat sumber Disini - transkriptor.com]
  4. Artikel yang membahas metode analisis data kualitatif menyebut bahwa tahap pertama analisis adalah transkripsi data: “Peneliti harus cermat membaca data dan mencari pola dasarnya. Ini disebut juga dengan transkripsi data.” [Lihat sumber Disini - dqlab.id]

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi transkrip data menurut para ahli menekankan: (a) pengalihan rekaman lisan ke tulisan, (b) bentuknya lengkap atau mendalam tergantung tujuan, (c) sebagai tahap awal dalam analisis data kualitatif yang memungkinkan proses selanjutnya seperti coding, interpretasi, dan generasi tema.

Fungsi Transkrip Data dalam Penelitian Kualitatif

Transkrip data dalam penelitian kualitatif memiliki sejumlah fungsi penting yang mendukung kualitas dan kelengkapan penelitian. Berikut beberapa fungsi utama:

  1. Memudahkan analisis data
    Dengan mengubah rekaman ke bentuk teks, peneliti dapat melakukan pengkodean (coding), pencarian tema, dan penelusuran pola naratif secara lebih sistematis. Sebagai contoh, disebutkan bahwa transkripsi membuat “peneliti dapat langsung membuat anotasi, menyoroti” bagian-bagian penting dari data. [Lihat sumber Disini - transkriptor.com]
  2. Meningkatkan keakuratan dan keabsahan data
    Proses transkirpsi yang dilakukan secara teliti mampu menangkap secara akurat apa yang dikatakan informan, serta meminimalkan kesalahan interpretasi. Dengan demikian, dokumen transkrip menjadi basis yang lebih handal untuk analisis lanjutan.
  3. Mendukung verifikasi dan transparansi penelitian
    Karena transkrip menjadi dokumen tertulis yang dapat direferensikan, maka penelitian menjadi lebih transparan,peneliti maupun pembaca dapat melacak kembali apa yang dikatakan narasumber. Hal ini berguna untuk keperluan audit trail, member check, maupun triangulasi data.
  4. Memfasilitasi kutipan dan ilustrasi dalam laporan penelitian
    Transkrip menyediakan sumber kutipan verbatim,kata-kata langsung informan,yang dapat digunakan dalam hasil dan pembahasan penelitian. Ini memperkaya kualitas narasi penelitian dengan bukti empiris.
  5. Menjadi arsip data penelitian kualitatif
    Transkrip merupakan bentuk dokumentasi data yang dapat disimpan sebagai bagian dari arsip penelitian. Dengan demikian, jika suatu saat diperlukan pemeriksaan ulang atau meta-analisis, data tulisan tersebut tersedia.
  6. Memastikan konsistensi antar proses pengumpulan dan analisis
    Dengan transkrip yang sistematis, proses analisis menjadi lebih konsisten karena peneliti menggunakan dokumen yang sama, bukan hanya mengandalkan ingatan atau catatan lapangan yang kadang tidak lengkap.

Karena itulah, dalam tahapan penelitian kualitatif, banyak metodologi yang menempatkan transkripsi data sebagai salah satu langkah penting sebelum analisis utama. Misalnya, dari sebuah dokumen metode penelitian disebutkan: “Tahap I: Mentranskripsikan Data. Pada tahap ini dilakukan pengalihan data rekaman ke dalam bentuk skripsi dan menerjemahkan hasil transkripsi.” [Lihat sumber Disini - repositoryfisip.unla.ac.id]

Contoh Transkrip Data dalam Penelitian Kualitatif

Untuk memperjelas penerapan transkrip data dalam penelitian kualitatif, berikut beberapa contoh konteks dan skenario:

  1. Wawancara mendalam dengan narasumber: Misalnya peneliti melakukan wawancara audio selama 45 menit dengan seorang guru mengenai pengalaman pengajaran daring selama pandemi. Hasil rekaman kemudian ditranskrip lengkap (verbatim) sehingga muncul teks seperti:

“Jadi ketika di-semua siswa saya hubungi via zoom, saya merasa … eh … ada yang koneksinya buruk, dan itu sangat mempengaruhi interaksi…”.
Setelah ditranskrip, peneliti melakukan pengkodean seperti kendala koneksi, interaksi daring, adaptasi guru, dan kemudian mencari tema-utama.

  1. Focus Group Discussion (FGD): Sebuah FGD dengan 4 peserta dan moderator direkam video. Peneliti melakukan transkrip ringkasan (transkripsi inti) yang memilih bagian-bagian signifikan saja sesuai tujuan penelitian. Teknik ini sesuai dengan definisi “transkripsi inti” yang menuliskan poin utama tanpa semua pengulangan. [Lihat sumber Disini - dqlab.id]
  2. Observasi audio-video: Misalnya observasi kelas dengan perekaman audio, kemudian peneliti mentranskrip dialog guru-siswa untuk melihat pola komunikasi, jeda, dan tanggapan siswa. Transkrip memungkinkan peneliti menyoroti bagaimana siswa merespon pertanyaan guru, jeda waktu, dan ekspresi verbal (termasuk tawa, keheningan).
  3. Dokumentasi tertulis yang bersuara: Misalnya penelitian pada rapat sekolah yang direkam, kemudian transkrip digunakan sebagai data teks untuk analisis keputusan kolektif, peran peserta, dan dinamika diskusi. Transkrip juga memungkinkan digunakannya kutipan langsung dalam laporan penelitian.

Dalam praktiknya, peneliti perlu mempertimbangkan beberapa aspek agar transkrip data berkualitas, antara lain: identifikasi pembicara (speaker), kejelasan audio, penulisan tanda jeda atau ekspresi non-verbal jika diperlukan, verifikasi kembali terhadap rekaman asli, dan penyimpanan artefak transkripsi sebagai bukti data. Panduan daring menyebut bahwa “Memastikan kualitas transkrip juga merupakan hal penting … beberapa langkah … verifikasi dan edit transkrip, perbaiki tanda baca dan ortografi, pemisahan dan identifikasi pembicara …” [Lihat sumber Disini - bisanugas.com]

Kesimpulan

Secara ringkas, transkrip data dalam penelitian kualitatif adalah proses dan hasil pengalihan rekaman lisan atau audio/visual ke dalam bentuk teks tertulis yang sistematis dan lengkap (tergantung kebutuhan). Berdasarkan definisi umum, KBBI, dan pendapat para ahli, transkrip ini bukan sekadar salinan biasa tetapi menjadi fondasi penting dalam analisis kualitatif: memungkinkan pengkodean, interpretasi, kutipan, dan dokumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Fungsi-fungsi utamanya meliputi memudahkan analisis, meningkatkan keabsahan data, mendukung transparansi penelitian, serta menjadi arsip data penelitian. Contoh penerapannya banyak: dari wawancara mendalam, FGD, observasi audio, hingga rapat dokumentasi. Dengan demikian, bagi peneliti kualitatif, melakukan transkripsi data dengan baik adalah langkah kritis yang tak boleh diabaikan agar hasil penelitian dapat valid, kredibel, dan bermakna.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Transkrip data dalam penelitian kualitatif adalah hasil pengalihan rekaman wawancara, observasi, atau diskusi ke dalam bentuk teks tertulis secara sistematis. Proses ini bertujuan agar data lebih mudah dianalisis, dikodekan, dan digunakan dalam penarikan kesimpulan penelitian.

Fungsi utama transkrip data adalah memudahkan analisis, meningkatkan keabsahan dan transparansi penelitian, serta menyediakan dokumentasi tertulis untuk verifikasi dan kutipan dalam laporan penelitian kualitatif.

Pembuatan transkrip data dimulai dengan memutar rekaman wawancara, menyalin setiap ucapan informan ke bentuk teks secara lengkap (verbatim) atau ringkas sesuai tujuan penelitian, lalu melakukan verifikasi ulang agar hasil transkrip sesuai dengan isi rekaman.

Transkripsi verbatim mencatat seluruh kata, ekspresi, dan jeda sebagaimana dalam rekaman, sedangkan transkripsi ringkasan hanya menuliskan inti atau bagian penting dari pembicaraan sesuai fokus penelitian.

Transkrip data penting karena menjadi dasar analisis dalam penelitian kualitatif. Tanpa transkrip, peneliti sulit melakukan coding, menemukan tema, dan memastikan keabsahan data yang diperoleh dari sumber lisan atau audio.