PENDAHULUAN
Banyak yang mengira bahwa hasil belajar hanya sebatas angka di rapor atau sertifikat. Padahal, lebih dari itu, hasil belajar mencerminkan sejauh mana seseorang memahami, menginternalisasi, dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan nyata. Di dunia pendidikan, hasil belajar menjadi indikator penting untuk mengevaluasi keberhasilan proses pembelajaran baik dari sisi siswa maupun pendidik.
Dalam konteks pendidikan modern, khususnya pascapandemi COVID-19, perhatian terhadap hasil belajar semakin meningkat. Berbagai studi menunjukkan bahwa faktor-faktor internal seperti motivasi belajar, kondisi psikologis, serta faktor eksternal seperti lingkungan keluarga dan media pembelajaran sangat memengaruhi capaian belajar siswa. Selain itu, proses pengukuran hasil belajar juga menuntut pendekatan yang lebih komprehensif—tidak hanya melalui tes tertulis, tetapi juga observasi sikap, penilaian praktik, hingga analisis portofolio.
Artikel ini akan mengupas secara menyeluruh apa itu hasil belajar, faktor-faktor yang memengaruhinya berdasarkan hasil penelitian terkini, serta bagaimana cara mengukurnya secara objektif dan relevan di era pembelajaran masa kini.
Pengertian Hasil Belajar
Secara Umum
Hasil belajar merujuk pada perubahan kemampuan dan perilaku yang relatif permanen setelah individu mengikuti proses pembelajaran. Perubahan ini mencakup tiga aspek utama:
-
Kognitif: aspek pengetahuan dan pemahaman
-
Afektif: aspek sikap, nilai, dan emosi
-
Psikomotorik: keterampilan fisik atau tindakan nyata
Ini sejalan dengan definisi umum dalam berbagai kajian pendidikan [Sumber 1] [Sumber 2] [Sumber 3]
Menurut KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
-
“Hasil” berarti sesuatu yang diperoleh dari suatu usaha,
-
“Belajar” adalah proses memperoleh pengetahuan atau keterampilan.
Maka, hasil belajar adalah capaian dari proses tersebut, berupa penguasaan materi atau keterampilan.
Menurut Para Ahli
a. Nana Sudjana (2009–2011)
-
“Hasil belajar adalah kemampuan‑kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya,” mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik [Sumber 1] [Sumber 2]
-
Ciri hasil belajar mencakup: perubahan perilaku bermakna, pengendalian diri, dan kemampuan mengingat materi jangka panjang .
b. Dimyati & Mudjiono (2006)
Memandang hasil belajar sebagai titik akhir interaksi antara tindakan belajar siswa dan tindakan mengajar guru; guru mengevaluasi melalui evaluasi, sedangkan siswa mengakhiri proses belajar setelah guru selesai mengajar [Sumber]
c. Benjamin S. Bloom (dalam beragam sumber)
Mengelompokkan hasil belajar dalam tiga ranah:
-
Kognitif – mulai dari pengetahuan hingga evaluasi [Sumber 1] [Sumber 2]
-
Afektif – mencakup penerimaan, reaksi, nilai, organisasi, dan internalisasi [Sumber]
-
Psikomotorik – kemampuan mempraktikkan keterampilan fisik atau tindakan tertentu [Sumber]
d. Qiptiyyah (2020)
“Hasil belajar adalah perubahan sikap yang mengikuti proses pembelajaran, sejalan dengan tujuan pendidikan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik” [Sumber]
e. Mustakim (2020) & Wulandari (2021)
Menegaskan bahwa hasil belajar mencakup kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta dinilai berdasarkan kurikulum dan tujuan pembelajaran lembaga [Sumber]
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan yang dimiliki individu setelah melalui proses pembelajaran, yang mencakup tiga ranah utama: kognitif (pengetahuan dan pemahaman), afektif (sikap dan nilai), serta psikomotorik (keterampilan praktis). Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar mencerminkan kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Dimyati dan Mudjiono menekankan bahwa hasil belajar merupakan titik akhir dari interaksi antara kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. Sementara itu, Bloom mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah utama tersebut sebagai dasar pengukuran keberhasilan belajar secara menyeluruh. Dengan demikian, hasil belajar tidak hanya mencerminkan penguasaan materi secara akademis, tetapi juga transformasi sikap dan perilaku yang menunjang perkembangan peserta didik secara holistik.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Faktor Internal
-
Psikologis & motivasi: Dalam penelitian PPKn kelas III, faktor psikologis seperti minat, bakat, dan motivasi siswa sangat berkontribusi terhadap rendahnya hasil belajar [Sumber]
-
Minat & motivasi di era pandemi: Studi SD masa pandemi menyebut dukungan orang tua, pola asuh, dan penyajian pembelajaran jarak jauh berperan besar dalam menjaga motivasi dan hasil belajar siswa [Sumber]
Faktor Eksternal
-
Lingkungan keluarga & masyarakat: Jurnal di SMA Kudus melaporkan kontribusi faktor lingkungan keluarga 8,70% dan masyarakat 10,18% terhadap hasil belajar akuntansi [Sumber]
-
Fasilitas & waktu: Faktor pendukung belajar (6,98%) dan durasi sekolah (6,23%) juga berpengaruh meski lebih kecil [Sumber]
-
Fasilitas & disiplin selama pandemi: Studi SMK Padang 2023 menemukan bahwa faktor sekolah, pola asuh, fasilitas belajar, disiplin, dan potensi diri siswa berpengaruh signifikan [Sumber]
Faktor Pembelajaran & Media
-
Media pembelajaran: Penelitian SDS AMKUR Bengkayang menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran berkontribusi positif terhadap hasil belajar Bahasa, meski kontribusinya masih moderat (6,3%) .
Cara Mengukur Hasil Belajar
Untuk mendapatkan evaluasi komprehensif: [Sumber]
-
Tes Tertulis
– Penilaian kemampuan kognitif menggunakan soal pilihan ganda atau uraian. [Sumber] -
Penilaian Praktik/Kinerja
– Evaluasi keterampilan melalui tugas atau proyek, ideal untuk ranah psikomotorik. -
Observasi Sikap
– Menilai aspek afektif seperti kemandirian dan disiplin. -
Portofolio
– Mengumpulkan karya siswa dalam periode tertentu sebagai bukti perkembangan. -
Instrumen Khusus
– Contoh: kuesioner motivasi, wawancara, observasi lapangan seperti yang digunakan dalam studi jurnal -
Analisis Statistik
– Mengukur korelasi dan kontribusi faktor terhadap hasil belajar menggunakan metode seperti analisis faktor, regresi, atau korelasi Pearson seperti pada studi di Bengkayang .