PENDAHULUAN
Model adalah peta intelektual yang merepresentasikan realitas secara lebih sederhana agar fenomena kompleks dapat dipahami, diuji, dan diprediksi. Di Indonesia, model penelitian – terutama model epidemiologi seperti SIR – telah banyak diteliti dan dikembangkan untuk menghadapi isu penting seperti COVID-19 dan penyakit menular lainnya. Artikel ini mengupas definisi model secara teoritik, ragam jenisnya, dan contoh aplikatif dari jurnal-jurnal lokal resmi.
Definisi Model
Secara Umum
Model adalah representasi atau penyederhanaan dari sistem nyata, baik secara verbal, visual, matematis, maupun berupa simulasi.
Menurut Para Ahli
-
Kerlinger (1973): Model adalah representasi simbolik dari proses atau struktur yang menggambarkan hubungan antarvariabel.
-
Sugiyono (2012): Model merupakan kerangka konseptual untuk menjelaskan hubungan variabel dalam penelitian.
-
Hethcote (2000): Model SIR mengelompokkan populasi menjadi Susceptible, Infected, Recovered untuk memetakan pola penyebaran penyakit [Sumber]
Menurut KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, model berarti pola, contoh, atau perwujudan dari suatu sistem atau teori.
Jenis-Jenis Model dalam Penelitian
Model Konseptual
-
Bentuk: Diagram alur, bagan hubungan antar konsep.
-
Fungsi: Menjelaskan struktur teori dan alur penelitian.
-
Contoh: Model SOR dalam perilaku konsumen, walaupun dalam jurnal lokal jarang disebutkan formal.
Model Matematis
-
Berbasis persamaan diferensial atau aljabar.
-
Banyak dipakai dalam epidemiologi (SIR, SVIR), ekonomi, teknik.
-
Salah satu contoh jelasnya adalah model SIR untuk COVID‑19 di Indonesia [Sumber]
Model Statistika
-
Melibatkan teknik statistik seperti regresi, ANOVA, ARIMA, NAR-NN.
-
Contoh: Model time series ARIMA untuk prediksi kasus COVID‑19 di Sulawesi Selatan [Sumber]
Model Simulasi
-
Memanfaatkan perangkat lunak (computational simulation).
-
Contoh: Model SVIR (menambahkan Vaccine compartment) untuk COVID‑19 di Sulawesi Selatan [Sumber]
Model Fisik
-
Prototipe nyata — seperti maket dan robot.
-
Tidak umum dijumpai di jurnal epidemiologi, namun banyak ditemukan di riset teknik dan arsitektur.
Contoh Model dalam Penelitian Jurnal Indonesia
Model SIR untuk COVID‑19
-
Irwan dkk. (2020) – Model epidemik SIR pada COVID‑19 di Indonesia: Simulasi awal PSBB menunjukkan jumlah infected menurun saat PSBB mulai 7 April 2020 [Sumber]
-
Pathuddin dkk. (2021) – Runge‑Kutta Orde 4 untuk model SIR COVID‑19 di Sul‑Sel: Solver numerik digunakan untuk prediksi tanggal 10 dan 20 Jan 2021 [Sumber]
-
Adi‑Kusumo dkk. (2020) – Model SIR DIY: Estimasi awal dan skenario optimistik/pesimistik untuk Daerah Istimewa Yogyakarta [Sumber]
Model SVIR
-
Irwan dkk. (2022) – Simulasi model SVIR COVID‑19 Sul‑Sel: Memasukkan kelompok "Vaccinated", ditemukan R₀ kurang dari 1 (0.232), menunjukkan tren penurunan kasus [Sumber]
Perbandingan Model SIR vs Statistika
-
Ade Bastian dkk. (2021) – Perbandingan SIR, EMA, ESM pada data COVID‑19 Indonesia: Model SIR terbukti paling sesuai ketika memperhitungkan PSBB dibanding metode statistik dasar [Sumber]
-
Asrirawan dkk. (2020) – ARIMA vs Holt‑Winters vs NAR‑NN untuk prediksi kasus COVID‑19 Sul‑Sel: ARIMA (1,1,1) paling akurat; NAR‑NN unggul untuk kriteria lain [Sumber]
Model SIR & Vaksin
-
Shindya dkk. (2024, Universitas Udayana) – Model SIR dengan efektivitas vaksin: Membagi kelas 'Infected' tambahan untuk model efek penurunan vaksin, dan menemukan keseimbangan bebas penyakit dan stabilitas matematis [Sumber]
Model SIR Nonlinier
-
Suryani dkk. (2021) – SIR dengan nonlinear incidence rate di Riau: Menggunakan laju insidensi tidak linier untuk menyimulasikan penyebaran COVID‑19 dan menemukan kondisi kestabilan sistem [Sumber]
ARIMA dan SIR di Jawa Timur
-
Rohmah & Ibad (2021) – Peramalan COVID‑19 Jatim: Menggabungkan SIR dan ARIMA untuk prediksi Juli 2021 dengan estimasi R₀ ~1.757 [Sumber]
Analisis dan Pembahasan
-
Kecenderungan metode
Model SIR menjadi dasar utama model epidemi di Indonesia, sering dikembangkan ke model SVIR, SIR nonlinier, atau dicampur metode statistik dan numerik. -
Metode numerik
Penerapan Runge‑Kutta dan Adams‑Bashforth mempermudah solusi numerik dari SIR karena sering tidak bisa ditangani analitik langsung [Sumber] -
Simulasi dan vaksin
Penambahan elemen “Vaccinated” dalam SVIR membuat analisis lebih realistis, dengan angka reproduksi dasar boleh dikendalikan di bawah 1 [Sumber] -
Perbandingan statistik
Kombinasi model SIR dan ARIMA/NAR‑NN memaksimalkan keakuratan prediksi, sehingga menunjang strategi kebijakan publik berbasis data [Sumber]
Kesimpulan
-
Model dalam penelitian menyediakan kerangka analitik yang kaya.
-
Di Indonesia, model SIR dan turunannya (SVIR, SIR nonlinier) sangat digunakan untuk epidemiologi.
-
Kombinasi dengan metode statistika atau numerik makin memperkuat ketepatan prediksi.
-
Peneliti perlu memilih model sesuai konteks, data, dan tujuan penelitian—baik untuk akademik maupun kebijakan.