Motivasi: Definisi, Faktor, dan Peranannya dalam Dunia Pendidikan

 

PENDAHULUAN

Mengapa sebagian siswa semangat belajar meski tanpa disuruh, sementara yang lain sulit termotivasi bahkan dengan dorongan berulang kali? Jawabannya terletak pada satu kata: motivasi. Dalam dunia pendidikan, motivasi bukan sekadar semangat sesaat, melainkan kekuatan psikologis yang mampu mendorong, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku belajar siswa.

Artikel ini akan membahas konsep motivasi secara lengkap, mulai dari definisinya menurut KBBI dan para ahli, berbagai teori motivasi yang relevan dengan pembelajaran, hingga faktor-faktor yang memengaruhinya. Tidak hanya itu, peran motivasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan juga akan diulas secara mendalam berdasarkan hasil penelitian terbaru di Indonesia periode 2020–2025.

 

Definisi & Teori Motivasi

Definisi Umum

Motivasi adalah dorongan internal (dalam diri individu) dan eksternal (lingkungan, penghargaan) yang memacu seseorang untuk bertindak dalam mencapai tujuan tertentu.

Menurut KBBI

Motivasi dalam KBBI didefinisikan sebagai:

  • “Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.”

  • Dapat juga diartikan sebagai “usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan atau mendapat kepuasan.”

Menurut Para Ahli 

Berikut teori motivasi dari para tokoh klasik beserta rujukan jurnal Indonesia terkini (2020–2025):


1. Abraham Maslow – Hierarki Kebutuhan

  • Menurut Maslow, manusia termotivasi oleh pemenuhan kebutuhan berjenjang: fisiologis → keamanan → sosial → penghargaan → aktualisasi diri.

  • Jurnal AL-IFKAR (2022) menyebut teori ini sebagai fondasi dasar penting dalam memahami motivasi individu [Sumber 1] [Sumber 2]


2. Frederick Herzberg – Teori Dua Faktor

  • Membagi motivasi ke dalam dua kategori:

    • Hygiene factors: lingkungan, gaji, kebijakan (untuk menghindari ketidakpuasan).

    • Motivator: pengakuan, tanggung jawab, prestasi (untuk menumbuhkan kepuasan).

  • Studi dari Universitas Indonesia dan 123dok (2024) menguatkan relevansinya dalam sistem pendidikan, termasuk keseimbangan antara fasilitas dan apresiasi guru [Sumber]


3. David McClelland – Teori Kebutuhan (Achievement, Affiliation, Power)

  • Paparkan tiga kebutuhan utama:

    • Achievement: dorongan untuk berprestasi

    • Affiliation: membangun hubungan sosial

    • Power: memiliki pengaruh atau kontrol

  • Berdasarkan tinjauan literatur di ResearchGate (2024), McClelland menyusun kecenderungan motivasi individu yang relevan untuk pembelajaran personalisasi [Sumber 1] [Sumber 2] [Sumber 3] [Sumber 4]


4. Victor Vroom – Teori Harapan (Expectancy Theory)

  • Menekankan tiga elemen utama:

    • Expectancy (harapan bahwa usaha menghasilkan kinerja)

    • Instrumentality (korelasi kinerja → reward)

    • Valence (nilai subjektif atas reward tersebut)

  • Penelitian Scribd (Pendidikan) menjelaskan teori ini sangat aplikatif untuk meningkatkan motivasi siswa lewat umpan balik dan struktur reward yang jelas [Sumber 1] [Sumber 2] [Sumber 3]


5. B.F. Skinner – Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

  • Behavior diperkuat (ditingkatkan) lewat respon positif dan dikurangi lewat hukuman atau penghilangan reward.

  • Studi dari Scribd (2023) menyoroti bahwa apresiasi dan pujian langsung efektif membentuk kebiasaan belajar positif siswa .


Studi Literatur 'Motivasi' Tahun 2022–2024

- Hamidah & Oktaviani (2023)

“Pengaruh motivasi belajar dalam pembelajaran berdiferensiasi…” menunjukkan motivasi dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia [Sumber]

- Hermawan (2024)

Pada pembelajaran PAI, strategi dan media audio–visual terbukti meningkatkan motivasi siswa SD [Sumber]

- Hayyi dkk. (2023)

Strategi pembelajaran aktif terbukti meningkatkan motivasi dan hasil belajar PAI siswa SMP di Samarinda [Sumber]

- Marfu’ah dkk. (2024)

Analisis mendalam tentang motivasi belajar dalam pembelajaran PAI menguatkan peran guru sebagai pemicu motivasi siswa Islam .

- Harahap dkk. (2023)

“Membahas motivasi, pengajaran, dan pembelajaran”: menekankan pentingnya kombinasi motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam pembelajaran efektif [Sumber]

- All Habsy et al. (2023)

“Tinjauan literatur” menemukan motivasi berperan dalam:

- Roni Hamdani dkk. (2024)

Pembelajaran PBL dengan multimedia interaktif meningkatkan motivasi di SD [Sumber]

- Andina Halimsyah Rambe dkk. (2024)

Pendekatan kontekstual di MIN 4 Medan terbukti meningkatkan motivasi dan kreativitas belajar IPA [Sumber]

 

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor Internal

  • Minat & bakat: siswa dengan ketertarikan tinggi pada materi memiliki motivasi lebih besar.

  • Harga diri & self-efficacy: keyakinan bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas mendorong ketekunan.

Faktor Eksternal

  • Lingkungan & dukungan orang tua: Dewi & Yuniarsih (2020) menemukan bahwa dukungan keluarga dan iklim sekolah meningkatkan motivasi belajar .

  • Gaya mengajar & peran guru:

    • Sari dkk. (2021) menunjukkan guru yang proaktif dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran daring [Sumber 1] [Sumber 2]

    • Zakarya dkk. (2023) menegaskan bahwa peran religius guru PAI memperkuat motivasi belajar siswa SMA [Sumber]

  • Media/inovasi pembelajaran:

    • Muflihah & Puspita (2024) menggunakan smart‑TV berbasis SKI dan berhasil meningkatkan motivasi siswa MTs [Sumber]

  • Kondisi pandemi dan pembelajaran daring juga menuntut strategi motivasi khusus.

 

Peran Motivasi dalam Pendidikan

Meningkatkan Hasil Belajar

  • Hamidah & Oktaviani (2023) mengungkapkan bahwa motivasi di pembelajaran berdiferensiasi meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa [Sumber]

  • Studi Arpizal & Rahayu (2022) menyebut motivasi sebagai mediator dalam komunikasi guru–siswa, mempengaruhi hasil belajar Ekonomi [Sumber]

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis

  • Silvia Fitri dkk. (202?): motivasi belajar berdampak signifikan (88,7%) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa Paket C [Sumber]

Membangun Karakter & Nilai

  • Lubis dkk. (2024) melihat motivasi sebagai penguatan karakter Pancasila dalam pembelajaran [Sumber]. Ini sangat penting dalam pendidikan karakter.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan elemen fundamental dalam proses pendidikan.   Bukan hanya memengaruhi seberapa giat siswa belajar, tetapi juga menentukan kualitas keterlibatan, pencapaian akademik, hingga kesejahteraan psikologis peserta didik.

Berbagai teori klasik seperti dari Maslow, Herzberg, McClelland, Vroom, dan Skinner menunjukkan bahwa motivasi dapat ditumbuhkan melalui pendekatan yang tepat, baik dari sisi kebutuhan psikologis, penguatan positif, maupun harapan akan hasil. Penelitian terbaru dari berbagai jurnal Indonesia (2020–2025) pun mengonfirmasi bahwa tingkat motivasi yang tinggi berkorelasi erat dengan peningkatan prestasi dan partisipasi siswa di berbagai jenjang pendidikan.

Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi motivasi — baik internal maupun eksternal — pendidik dan pembuat kebijakan dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih manusiawi, adaptif, dan berorientasi pada perkembangan potensi siswa secara menyeluruh.

 

❓ Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) Tentang Motivasi

1. Apa itu motivasi dalam konteks pendidikan?

Motivasi dalam pendidikan adalah dorongan yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar (eksternal) yang menggerakkan mereka untuk belajar dan mencapai tujuan akademik. Motivasi ini mencakup minat, semangat, serta ketekunan dalam menyelesaikan tugas belajar.

2. Mengapa motivasi penting bagi siswa?

Karena motivasi berperan sebagai motor penggerak dalam proses belajar. Siswa yang termotivasi cenderung memiliki konsentrasi lebih tinggi, daya tahan terhadap kesulitan, dan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak termotivasi.

3. Apa perbedaan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik?

  • Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri siswa, misalnya rasa ingin tahu, kepuasan pribadi, atau semangat belajar karena suka.

  • Motivasi ekstrinsik berasal dari luar, seperti hadiah, nilai, pujian guru, atau tekanan orang tua.

4. Teori motivasi mana yang paling cocok diterapkan di sekolah?

Tidak ada teori tunggal yang paling cocok. Namun, kombinasi antara teori Maslow (kebutuhan), Skinner (penguatan), dan Vroom (harapan) sering digunakan untuk membentuk sistem pembelajaran yang mendorong semangat belajar siswa secara holistik.

5. Bagaimana guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?

Guru dapat:

  • Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan aman.

  • Memberikan umpan balik yang membangun.

  • Menghargai usaha, bukan hanya hasil.

  • Mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa.

  • Menyesuaikan gaya belajar dengan kebutuhan siswa.

6. Apakah ada hubungan antara motivasi dan hasil belajar?

Ya. Banyak penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa motivasi memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap hasil belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi cenderung mencapai nilai akademik yang lebih baik.

7. Apakah motivasi bisa dilatih atau ditumbuhkan?

Tentu. Motivasi bukan bawaan lahir. Guru, orang tua, dan lingkungan pendidikan dapat menumbuhkan motivasi siswa melalui pendekatan yang tepat, seperti pemberian tantangan, penghargaan, dan pembelajaran yang relevan dengan minat siswa.