Quasi Eksperimen: Definisi, Jenis, dan Contoh dalam Penelitian
Pendahuluan
Penelitian dalam ilmu sosial, pendidikan, dan kesehatan sering kali menghadapi situasi di mana peneliti tidak dapat menjalankan eksperimen secara ideal misalnya karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan pengacakan (randomisasi) peserta atau pengendalian penuh terhadap variabel luar (extraneous variables). Dalam kondisi tersebut, metode yang lazim dipakai adalah desain eksperimen semu atau yang dikenal sebagai quasi-eksperimen.
Metode ini menjadi jembatan antara eksperimen sejati (true experiment) dengan penelitian observasional biasa. Walaupun memiliki keterbatasan dibandingkan eksperimen sejati, quasi eksperimen tetap memungkinkan peneliti menguji efek perlakuan (treatment) terhadap variabel tertentu dengan menggunakan kelompok pembanding. Artikel ini akan menjelaskan definisi quasi eksperimen secara umum, menurut KBBI, dan menurut para ahli. Kemudian akan diuraikan jenis-jenis desainnya, hingga contoh penerapan dalam penelitian. Dengan demikian pembaca dapat memahami karakteristik, keunggulan, dan keterbatasannya sebelum memilih metode ini dalam studi.
Definisi Quasi Eksperimen
Definisi Quasi Eksperimen Secara Umum
Secara umum, quasi eksperimen adalah pendekatan penelitian yang menyerupai eksperimen, yaitu melibatkan perlakuan atau intervensi dan pengukuran akibatnya pada variabel dependen, namun tidak dilaksanakan dengan pengacakan penuh (random assignment) peserta ke kelompok eksperimen atau kontrol. Contoh penjelasan: “Quasi eksperimen adalah metode penelitian di ilmu sosial dan perilaku yang digunakan ketika pelaksanaan eksperimen sejati tidak memungkinkan atau praktis.” [Lihat sumber Disini]
Hal ini berbeda dengan eksperimen sejati yang menekankan kontrol penuh variabel, randomisasi, dan manipulasi perlakuan dalam kondisi terkendali.
Definisi Quasi Eksperimen dalam KBBI
Sampai saat ini tidak terdapat entri khusus “quasi eksperimen” di KBBI daring. Namun, kita bisa merujuk pengertian “eksperimen” dalam KBBI sebagai dasar pemahaman: “eksperimen /éksperimén/ n percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya)”. [Lihat sumber Disini]
Dengan demikian, “quasi eksperimen” dapat dipahami sebagai percobaan yang bersistem dan berencana namun hanya mendekati eksperimen penuh karena pengacakan atau kontrol variabel tidak sepenuhnya dilaksanakan.
Definisi Quasi Eksperimen Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi dari para ahli yang bisa dijadikan acuan:
- John W. Creswell – Dalam beberapa karya beliau disebutkan bahwa desain kelompok kontrol non-ekuivalen (nonequivalent control group design) merupakan salah satu bentuk quasi eksperimen, yaitu desain yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol namun “kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih tanpa penempatan acak”. [Lihat sumber Disini]
- Donald T. Campbell & Julian C. Stanley – Menurut ringkasan buku mereka (Cook & Campbell, 1979), eksperimen kuasi (quasi-experiment) adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatment), pengukuran dampak (outcome measures), dan unit eksperimen (experimental units), tetapi tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan. [Lihat sumber Disini]
- Arifin (2012) – Dalam sumber Indonesia disebut bahwa “Quasi eksperimen … disebut juga eksperimen semu yang tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan/atau manipulasi” secara penuh. [Lihat sumber Disini]
- Irfan Abraham & Yetti Supriyati – Dalam literatur review mereka di bidang pendidikan menyebutkan: “Quasi Eksperimen lahir karena adanya faktor sulitnya mengontrol variabel lain dalam penelitian sosial … kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh.” [Lihat sumber Disini]
Dari definisi-definisi tersebut kita dapat menyimpulkan secara sintesis bahwa:
“Quasi eksperimen adalah desain penelitian yang melibatkan intervensi atau perlakuan dan pengukuran efeknya, dengan adanya kelompok pembanding, namun tanpa menggunakan pengacakan peserta secara penuh dan/atau tanpa kontrol variabel luar yang ketat seperti pada eksperimen sejati.”
Jenis-Jenis Quasi Eksperimen
Dalam praktik penelitian, terdapat beberapa desain utama quasi eksperimen yang sering digunakan. Berikut uraian beserta karakteristiknya, dengan referensi dari literatur Indonesia.
- Nonequivalent Control Group Design (Desain Kelompok Kontrol Tidak Ekuivalen)
– Karakteristik: terdapat dua (atau lebih) kelompok satu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dan satu kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan, namun peserta tidak ditempatkan secara acak ke masing-masing kelompok. [Lihat sumber Disini]
– Urutan umum: Pre-test pada kelas eksperimen dan kontrol → Perlakuan pada kelas eksperimen → Post-test pada kedua kelompok. [Lihat sumber Disini]
– Kelebihan: memungkinkan desain yang mendekati eksperimen di kondisi nyata (natural setting).
– Keterbatasan: potensi bias seleksi (selection bias) karena kelompok tidak random; validitas internal bisa lebih rendah dibanding eksperimen sejati. - Time Series Design / Pretest-Posttest Berulang
– Karakteristik: satu kelompok tunggal diukur beberapa kali sebelum dan sesudah perlakuan/intervensi, biasanya tanpa kelompok kontrol atau dengan kontrol minimal. Contoh: pengukuran berulang dalam rentang waktu sebelum dan sesudah perlakuan. [Lihat sumber Disini]
– Kelebihan: cocok untuk intervensi yang terjadi dalam satu kelompok dan sulit menyediakan kontrol.
– Keterbatasan: sulit membedakan efek perlakuan dari efek waktu atau perubahan lingkungan. - One-Group Pretest-Posttest Design (Desain Satu Kelompok dengan Pra-tes dan Paska-tes)
– Karakteristik: hanya satu kelompok yang diberi perlakuan, diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Tidak ada kelompok kontrol. [Lihat sumber Disini]
– Kelebihan: paling sederhana untuk kondisi terbatas.
– Keterbatasan: sangat rentan ancaman terhadap validitas internal (contoh: maturasi, sejarah, efek pengukuran ulang). - Static-Group Comparison (Perbandingan Kelompok Statis)
– Karakteristik: dua kelompok (atau lebih) dibandingkan setelah perlakuan, tapi tanpa pretest dan tanpa randomisasi. [Lihat sumber Disini]
– Kelebihan: dapat diterapkan ketika data pretest sulit diperoleh.
– Keterbatasan: sangat sulit memastikan bahwa kelompok pembanding setara sebelum perlakuan. - Desain Lain/Modifikasi (misalnya Counterbalanced Design, Separate Sample Pretest-Posttest, Intact-Group Comparison)
– Misalnya dalam literatur disebutkan “Intact Group Comparison” atau “Separate Sample Pretest-Posttest” sebagai variasi desain kuasi eksperimen. [Lihat sumber Disini]
Dalam memilih desain, peneliti harus mempertimbangkan konteks penelitian, ketersediaan kelompok pembanding, kontrol terhadap variabel luar, dan ancaman terhadap validitas internal. Literatur Indonesia menyarankan agar desain kuasi eksperimen dilengkapi dengan analisis statistik yang tepat (misalnya ANCOVA, propensity score matching) untuk meminimalkan bias. [Lihat sumber Disini]
Contoh dalam Penelitian
Berikut beberapa contoh konkret penerapan quasi eksperimen dalam penelitian Indonesia:
- Sebuah penelitian di bidang pendidikan menggunakan desain nonequivalent control group untuk menguji pengaruh model pembelajaran berbasis masalah. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. [Lihat sumber Disini]
- Artikel literatur review “Desain Kuasi Eksperimen dalam Pendidikan” oleh Abraham & Supriyati (2022) menjelaskan bahwa desain-desain seperti time series, nonequivalent control, intact group sering digunakan karena sulitnya melakukan randomisasi di kelas nyata. [Lihat sumber Disini]
- Penelitian yang menggunakan media gambar terhadap kemampuan menulis siswa kelas 3 SD menggunakan desain quasi eksperimen nonequivalent control group design. Hasil menunjukkan pengaruh signifikan media tersebut terhadap kemampuan menulis. [Lihat sumber Disini]
- Penelitian kuantitatif di SD Negeri 76 Palembang menggunakan desain quasi eksperimen nonequivalent control group untuk menguji model pembelajaran SFAE dengan media Pop-Up Book terhadap pemahaman konsep IPA. [Lihat sumber Disini]
Contoh skema sederhana desain nonequivalent control group:
Kelompok Eksperimen: Pre-test (O1) → Perlakuan (X) → Post-test (O2)
Kelompok Kontrol: Pre-test (O3) → – (tidak diberi perlakuan) → Post-test (O4)
(Tanda “–” menunjukkan tidak ada intervensi) [Lihat sumber Disini]
Dengan demikian, peneliti yang menggunakan quasi eksperimen bisa mengadaptasi berbagai jenis desain sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan, namun harus mencermati kelemahan seperti potensi bias seleksi dan keterbatasan pengendalian variabel luar.
Kesimpulan
Metode penelitian quasi eksperimen merupakan solusi yang pragmatis ketika eksperimen sejati tidak memungkinkan dilakukan baik karena alasan etika, praktis, atau konteks lapangan. Meskipun demikian, validitas internal dari desain ini cenderung lebih rendah dibanding eksperimen sejati karena kurangnya randomisasi dan kontrol yang ketat terhadap variabel luar. Dengan berbagai jenis desain (seperti nonequivalent control group, time series, one-group pretest-posttest) peneliti dapat memilih yang paling sesuai dengan kondisi penelitian.
Kunci agar hasil quasi eksperimen dapat diandalkan adalah:
- Memilih kelompok pembanding yang sebanding (meskipun tidak random)
- Memberikan pretest agar diketahui baseline kondisi kelompok
- Menggunakan analisis statistik yang mampu mengontrol variabel luar (misal ANCOVA)
- Mencatat dan melaporkan ancaman terhadap validitas internal (misalnya selection bias, maturasi, sejarah)
- Menyadari bahwa generalisasi hasil perlu hati-hati karena kondisi lapangan yang “real” mungkin berbeda.
Secara keseluruhan, quasi eksperimen tetap memiliki tempat penting dalam penelitian terutama di bidang pendidikan, sosial, dan kesehatan, di mana situasi ideal eksperimen sulit diwujudkan. Dengan desain yang matang dan pelaporan yang transparan, metode ini mampu menghasilkan temuan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan berbasis bukti.