Citra: Definisi, Jenis, dan Contoh dalam Komunikasi
1. Pendahuluan
Citra adalah konsep penting dalam ranah komunikasi dan public relations karena membentuk persepsi publik terhadap individu, organisasi, atau lembaga. Memahami citra memungkinkan pengelola komunikasi mengelola reputasi dan hubungan dengan audiens lebih efektif. Stardarnya, citra berperan sebagai kesan mental yang dibentuk melalui interaksi media, pengalaman, maupun strategi komunikasi. Artikel ini mengulas pengertian citra, jenis-jenisnya menurut teori komunikasi, dan contoh penerapan dalam konteks komunikasi modern, khususnya di Indonesia. Sumber penelitian terkini penting sebagai pijakan akademik agar kontennya kuat dan relevan.
2. Pengertian
Menurut E. Maurizka (2025), citra adalah “suatu gambaran tentang mental; ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada publik” jurnal.usahidsolo.ac.id.
Pengertian lain, secara umum citra adalah “perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi, atau lembaga; kesan yang dengan sengaja diciptakan” COREeprints.umg.ac.id.
Lebih jauh, Ruslan (dikutip dalam penelitian Membangun Citra Positif Organisasi) menyebut citra sebagai “seperangkat keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu objek tertentu” ResearchGate.
Dari beberapa definisi di atas, kita bisa simpulkan bahwa citra adalah persepsi mental yang dibentuk oleh publik terhadap suatu entitas—yang bisa berasal dari pengalaman langsung maupun pesan komunikasi yang disampaikan secara komunikatif.
3. Jenis-Jenis Citra
Menurut Frank Jefkins, terdapat beberapa jenis citra dalam konteks komunikasi atau organisasi:
The Mirror Image (Bayangan) – Persepsi yang diyakini manajemen mengenai bagaimana publik melihat mereka PakarKomunikasi.comilmukomunikasi.uma.ac.idHumas Indonesia.
The Current Image (Citra yang berlaku saat ini) – Persepsi nyata yang dimiliki publik berdasarkan pengalaman atau informasi selama ini PakarKomunikasi.comilmukomunikasi.uma.ac.idHumas Indonesia.
The Wish Image (Citra yang diharapkan) – Citra ideal yang diinginkan institusi sebelum publik benar-benar mengenalnya Humas Indonesiailmukomunikasi.uma.ac.id.
The Multiple Image (Citra berganda) – Berbagai citra yang muncul dari individu, cabang, atau perwakilan institusi yang bisa berbeda dan belum tentu seragam Humas Indonesiailmukomunikasi.uma.ac.id.
Beberapa penjabaran juga menyebut Corporate Image sebagai citra keseluruhan institusi, mencakup tanggung jawab sosial dan citra holistik ilmukomunikasi.uma.ac.id.
4. Contoh dalam Komunikasi (Studi Jurnal Indonesia 2020–2025)
a) Citra Budaya Lokal melalui Media Sosial
Penelitian oleh Fatony (2025) menunjukkan bahwa pemerintah daerah membangun citra budaya lokal menggunakan media sosial. Strategi efektif mencakup konten visual yang autentik, narasi kontekstual, dan interaksi aktif dengan audiens untuk meningkatkan kesadaran budaya di era digital e-journal.nusantaraglobal.ac.id.
b) Membangun Citra Lembaga melalui Cyber Public Relations
Penelitian tentang Lembaga Sensor Film (2025) menunjukkan institusi ini membangun citra positif melalui implementasi Cyber PR via Instagram. Strategi seperti komunikasi konstan, konten konsisten, dan interaksi tetap mengubah persepsi publik menjadi lebih bersahabat ejournal.appihi.or.id.
c) Komunikasi Eksternal untuk Mempertahankan Citra Lembaga Pendidikan
Studi oleh E. Saputri et al. (2025) pada Lembaga Bahasa LIA Palembang menyoroti pemanfaatan media sosial, media cetak, dan website dalam membangun dan mempertahankan citra profesional dan terpercaya. Strategi komunikasi eksternal terbukti efektif mendongkrak kepercayaan publik meski masih butuh respons cepat dan variasi konten Pubmedia Journal.
d) Strategi Komunikasi Korporasi dalam Membangun Citra Positif
Penelitian tentang Mixue (2025) menunjukkan bahwa citra positif di institusi bisnis sangat penting untuk loyalitas konsumen, efektivitas pemasaran, dan reputasi. Strategi komunikasi korporasi yang transparan dan memanfaatkan media berperan vital dalam membentuk citra ini journal.asdkvi.or.id.
5. Penutup
Sebagai ringkasan, citra merupakan persepsi mental publik yang bisa dibentuk melalui pesan, pengalaman, dan strategi komunikasi. Jenis citra—bayangan, aktual, diharapkan, berganda, dan korporat—membantu memahami bagaimana persepsi itu terbentuk dan berkembang. Penelitian Indonesia menunjukkan bahwa citra efektif dibangun melalui media sosial (digital), konsistensi komunikasi, dan strategi eksternal yang adaptif. Citra yang dikelola dengan baik merupakan aset tak tampak yang berpengaruh besar bagi kredibilitas dan daya saing institusi. Ke depannya, praktisi komunikasi sebaiknya mengintegrasikan nalar strategis, interaksi otentik, dan adaptasi teknologi untuk memperkuat citra positif secara berkelanjutan.