Terakhir diperbarui: 12 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 12 November 2025). Pengujian Hipotesis: Langkah, Jenis, dan Contoh. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/pengujian-hipotesis-langkah-jenis-dan-contoh 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Pengujian Hipotesis: Langkah, Jenis, dan Contoh - SumberAjar.com

Pengujian Hipotesis: Langkah, Jenis, dan Contoh

Pendahuluan

Pengujian hipotesis merupakan salah satu tahap penting dalam penelitian kuantitatif yang memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan berdasarkan data empiris. Dalam banyak disiplin ilmu,seperti pendidikan, kesehatan, dan bisnis,metode ini digunakan untuk menentukan apakah suatu dugaan atau asumsi awal (hipotesis) layak diterima atau harus ditolak berdasarkan analisis statistik. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui apakah metode pembelajaran baru benar-benar meningkatkan prestasi siswa dibanding metode lama, maka melalui pengujian hipotesis dapat diputuskan secara objektif. Di Indonesia, literatur penelitian juga menegaskan bahwa pengujian hipotesis adalah bagian dari statistik inferensial yang menjadi landasan validitas hasil penelitian. [Lihat sumber Disini - jurnal.stie-aas.ac.id]
Dalam artikel ini akan dibahas secara komprehensif pengertian pengujian hipotesis (termasuk definisi secara umum, menurut KBBI, dan menurut para ahli), langkah-langkah pelaksanaannya dalam penelitian, jenis-jenis pengujian hipotesis yang umum digunakan, dan disertai contoh penerapan supaya pembaca memperoleh gambaran utuh yang aplikatif.

Definisi Pengujian Hipotesis

Definisi Pengujian Hipotesis secara Umum

Secara umum, pengujian hipotesis dapat diartikan sebagai proses atau prosedur untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan (jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian) dapat diterima atau ditolak berdasarkan data sampel yang diperoleh. Misalnya, dalam statistik sering disebut sebagai uji hipotesis (“hypothesis testing”) yang merupakan bagian dari statistik inferensial. [Lihat sumber Disini - jurnal.stie-aas.ac.id]
Karakteristik umum dari pengujian hipotesis yaitu adanya dua hipotesis yang dipertimbangkan (hipotesis nol dan hipotesis alternatif), pemilihan tingkat signifikansi (misalnya 0,05 atau 0,01), pengumpulan data, penerapan uji statistik yang sesuai, dan kemudian pengambilan keputusan apakah menerima atau menolak hipotesis tersebut. [Lihat sumber Disini - sisfo.itp.ac.id]
Dalam konteks penelitian sosial atau kuantitatif di Indonesia, sering dijelaskan bahwa pengujian hipotesis bukan semata-membuktikan hipotesis tetapi menguji validitas hipotesis tersebut terhadap data. Sebagai contoh: “pengujian hipotesis yaitu dengan cara mengumpulkan data-data lalu dianalisis berdasarkan teknik yang ditentukan, hasilnya pun bisa berupa penerimaan ataupun penolakan pada dugaan awal.” [Lihat sumber Disini - pub.nuris.ac.id]

Definisi Pengujian Hipotesis dalam KBBI

Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), hipotesis adalah “dugaan atau anggapan sementara yang akan dibuktikan atau diuji kebenarannya”. Dengan demikian, pengujian hipotesis adalah proses pengujian terhadap anggapan atau dugaan tersebut hingga dapat diambil keputusan.
Walaupun KBBI mungkin tidak merinci prosedurnya secara statistik, definisi ini memberikan kerangka bahwa hipotesis bersifat sementara dan memerlukan bukti atau data untuk validasi.

Definisi Pengujian Hipotesis Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi menurut para ahli yang diambil dari literatur penelitian di Indonesia:

  1. Sugiyono: Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
  2. Muhsinin menjelaskan bahwa pengujian hipotesis memerlukan kerangka teori yang terang, penguasaan teknik pengujian, dan bahwa hipotesis bukan fakta yang dibuktikan benar, melainkan diuji validitasnya. [Lihat sumber Disini - jurnal.stitnualhikmah.ac.id]
  3. Junaedi (2023) dalam konteks kesehatan menyatakan bahwa: “Hipotesis pada dasarnya merupakan preposisi atau anggapan yang mungkin benar … karena kemungkinan bisa salah, apabila digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus terlebih dahulu diuji dengan menggunakan data hasil observasi.” [Lihat sumber Disini - ejournal.stikesbbmajene.ac.id]
  4. Dalam makalah oleh R. Akbar (2023) disebutkan pengujian hipotesis asosiatif dan tahapan-nya, yaitu bahwa hipotesis asosiatif adalah bentuk hipotesis yang menguji hubungan antar variabel dan kemudian diuji melalui prosedur statistik. [Lihat sumber Disini - glorespublication.org]

Dari keempat definisi di atas dapat dipahami bahwa pengujian hipotesis memiliki elemen-kunci: (a) dugaan sementara yang berangkat dari teori atau kajian pustaka; (b) pembentukan hipotesis dalam bentuk yang dapat diuji; (c) proses pengumpulan dan analisis data; (d) pengambilan keputusan melalui prosedur statistik.

Langkah-Langkah Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang sistematis. Berikut rangkuman langkah-umum yang banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif:

  1. Menentukan Hipotesis Nol (H₀) dan Hipotesis Alternatif (H₁/Hₐ)
    Peneliti merumuskan hipotesis nol (sering menyatakan tidak ada efek, tidak ada perbedaan, atau tidak ada hubungan) dan hipotesis alternatif (menyatakan adanya efek, perbedaan, atau hubungan). Contoh: H₀ = tidak ada perbedaan antara metode A dan metode B; H₁ = metode A berbeda dari metode B. [Lihat sumber Disini - pdfs.semanticscholar.org]
  2. Memilih Tingkat Signifikansi (α)
    Peneliti menetapkan taraf signifikansi (misalnya 0,05 atau 0,01), yang mengindikasikan probabilitas maksimum membuat kesalahan tipe I (menolak H₀ padahal H₀ benar). [Lihat sumber Disini - pdfs.semanticscholar.org]
  3. Menentukan Uji Statistik yang Sesuai
    Berdasarkan jenis data, distribusi, ukuran sampel, dan desain penelitian, peneliti memilih uji statistik yang relevan (misalnya uji z, t, chi-kuadrat, F, atau non-parametrik). [Lihat sumber Disini - sman3subang.sch.id]
  4. Menentukan Daerah Kritis atau Kriteria Keputusan
    Berdasarkan α dan distribusi uji, peneliti menetapkan batas (kritik) untuk menolak atau menerima H₀. Jika nilai uji statistik masuk ke daerah penolakan, maka H₀ ditolak. [Lihat sumber Disini - sisfo.itp.ac.id]
  5. Mengumpulkan Data dan Melakukan Uji Statistik
    Data dikumpulkan sesuai desain penelitian, statistiknya dihitung berdasarkan formula atau perangkat lunak statistik, dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. [Lihat sumber Disini - pub.nuris.ac.id]
  6. Mengambil Keputusan dan Menafsirkan Hasil
    Setelah hasil diperoleh, peneliti memutuskan apakah H₀ diterima atau ditolak. Interpretasi hasil harus mempertimbangkan konteks penelitian, kekuatan uji, dan implikasi keputusan. Kesalahan interpretasi dapat terjadi, misalnya kesalahan tipe I (α) atau tipe II (β). [Lihat sumber Disini - pdfs.semanticscholar.org]
  7. Melaporkan Hasil Pengujian
    Dalam penelitian, hasil uji hipotesis dilaporkan meliputi: nilai statistik uji, signifikansi (p-value), keputusan terhadap H₀, serta penafsiran dalam konteks penelitian.

Melalui tahapan ini, pengujian hipotesis menjadi prosedur yang sistematis dan transparan dalam penelitian kuantitatif.

Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Berikut pembahasan umum:

Berdasarkan Jenis Hipotesis

Berdasarkan Ukuran Sampel atau Distribusi Data

Berdasarkan Arah Pengujian

Berdasarkan Parameter yang Diuji

Contoh Ringkas

Dengan memahami jenis-jenis ini, peneliti dapat memilih metode pengujian yang tepat sesuai karakteristik penelitian.

Contoh Penerapan Pengujian Hipotesis

Berikut contoh sederhana penerapan pengujian hipotesis dalam konteks penelitian pendidikan:

Contoh studi: Seorang peneliti ingin mengetahui apakah metode pembelajaran baru (Metode A) meningkatkan rata-rata nilai matematika siswa dibanding metode lama (Metode B). Populasi siswa yang dilatih dengan Metode A dan Metode B masing-masing diambil sampel.

  1. Rumusan Hipotesis
    • H₀: Rata-rata nilai siswa Metode A = Rata-rata nilai siswa Metode B
    • H₁: Rata-rata nilai siswa Metode A > Rata-rata nilai siswa Metode B
  2. Tingkat Signifikansi
    Misalnya α = 0,05 (5 %).
  3. Uji Statistik yang Digunakan
    Karena dua kelompok, maka digunakan uji t dua sampel (asumsi varians sama atau tidak sama tergantung uji varians).
  4. Pengumpulan Data dan Analisis
    Sampel diambil, nilai rata-rata dan simpangan baku dihitung, dan nilai t hitung diperoleh.
  5. Penentuan Daerah Kritis/Kriteria Keputusan
    Dari tabel distribusi t, dengan df = n₁ + n₂ – 2 dan α = 0,05 untuk uji satu arah.
  6. Keputusan dan Interpretasi
    Jika t hitung > t tabel maka H₀ ditolak → artinya Metode A terbukti secara statistik meningkatkan nilai siswa dibanding Metode B. Jika tidak, maka H₀ diterima atau gagal ditolak → artinya tidak ditemukan bukti bahwa Metode A lebih baik.
  7. Pelaporan Hasil
    Peneliti melaporkan nilai t, p-value, tingkat signifikansi, dan interpretasi. Misalnya: “Hasil uji t menunjukkan nilai t = 2,45 dengan p = 0,009 (<0,05), sehingga H₀ ditolak. Dengan demikian, terdapat perbedaan signifikan rata-rata nilai siswa yang menggunakan Metode A dibanding Metode B.”

Contoh seperti di atas menggambarkan bagaimana konsep pengujian hipotesis diterapkan dalam penelitian nyata.

Kesimpulan

Pengujian hipotesis adalah metode yang fundamental dalam penelitian kuantitatif untuk menguji dugaan atau anggapan sementara terhadap data empiris. Definisinya mencakup dugaan sementara yang kemudian diuji melalui prosedur statistik yang sistematis, sesuai baik secara definisi umum, KBBI, maupun pendapat para ahli. Langkah-langkah pengujian meliputi perumusan hipotesis, pemilihan tingkat signifikansi, penentuan uji statistik, pelaksanaan analisis data, dan pengambilan keputusan. Jenis-jenis pengujian bervariasi berdasarkan jenis hipotesis, ukuran sampel, distribusi data, arah pengujian, dan parameter yang diuji. Penerapan dalam penelitian nyata – seperti menguji keefektifan metode pembelajaran – menunjukkan bagaimana proses ini berjalan.
Bagi peneliti, pemahaman yang tepat mengenai jenis uji yang sesuai, asumsi yang mendasarinya, dan interpretasi hasil sangat penting agar kesimpulan yang diambil valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Pengujian hipotesis adalah proses statistik untuk menentukan apakah dugaan sementara (hipotesis) dalam penelitian dapat diterima atau ditolak berdasarkan bukti data empiris.

Langkah-langkah pengujian hipotesis meliputi: (1) merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1), (2) menentukan tingkat signifikansi, (3) memilih uji statistik yang sesuai, (4) menentukan kriteria keputusan, (5) mengumpulkan dan menganalisis data, serta (6) mengambil keputusan dan menafsirkan hasil.

Fungsi pengujian hipotesis adalah membantu peneliti membuat keputusan objektif berdasarkan data, serta memastikan hasil penelitian memiliki dasar statistik yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jenis-jenis pengujian hipotesis meliputi uji deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Berdasarkan metode statistiknya, dapat berupa uji parametrik seperti uji t, uji z, dan ANOVA, atau uji non-parametrik seperti uji chi-kuadrat.

Contohnya, seorang peneliti ingin mengetahui apakah metode pembelajaran baru meningkatkan hasil belajar siswa dibanding metode lama. Ia menguji hipotesis nol bahwa kedua metode tidak berbeda secara signifikan, dan melalui uji t ditemukan perbedaan yang signifikan, sehingga hipotesis nol ditolak.