Terakhir diperbarui: 08 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 28 October 2025). Konfirmasi: Pengertian, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/konfirmasi-pengertian-fungsi-dan-contoh-dalam-penelitian 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Konfirmasi: Pengertian, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian - SumberAjar.com

Konfirmasi: Pengertian, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian

Pendahuluan

Dalam dunia penelitian ilmiah, salah satu unsur yang sering muncul dan memiliki posisi penting adalah konsep konfirmasi. Meski sering digunakan secara awam dalam kehidupan sehari-hari, penerapan “konfirmasi” dalam konteks penelitian mempunyai makna, fungsi, dan implementasi yang spesifik. Pemahaman yang tepat terhadap konfirmasi penting karena dapat memengaruhi validitas, reliabilitas, serta kualitas temuan penelitian. Artikel ini akan membahas pengertian konfirmasi secara umum, dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), serta menurut para ahli. Kemudian akan diuraikan fungsi dari konfirmasi dalam penelitian dan dilengkapi dengan contoh konkret bagaimana konfirmasi diterapkan dalam penelitian. Akhirnya, kesimpulan akan merangkum poin‐kunci yang ditemukan.

Definisi Konfirmasi

Definisi Konfirmasi Secara Umum

Secara umum, istilah “konfirmasi” berasal dari kata Inggris confirmation/confirm yang berarti penguatan, penegasan, pengesahan sesuatu. Dalam arti umum, konfirmasi dapat diartikan sebagai tindakan memastikan atau menegaskan bahwa suatu hal benar atau sesuai dengan fakta atau keterangan sebelumnya. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, seseorang bisa meminta konfirmasi via telepon: “Apakah benar kita ketemu jam 10?”, yang berarti meminta pengesahan kembali. Demikian pula dalam penelitian, konfirmasi artinya bukan sekadar “meminta jawaban”, tetapi menguji, mengesahkan, atau memastikan bahwa data, keterangan, atau hipotesis yang diajukan memang dapat dibuktikan atau diterima secara ilmiah. Dalam satu penelitian disebutkan bahwa pendekatan kuantitatif bersifat konfirmasi karena berfokus pada pengujian hipotesis dan teori. [Lihat sumber Disini]

Definisi Konfirmasi dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “konfirmasi” berarti penegasan; pengesahan; pembenaran. Sebagai kutipan: “konfirmasi berarti penegasan; pengesahan; pembenaran”. [Lihat sumber Disini] Berdasarkan definisi KBBI ini, maka dalam konteks penelitian istilah “konfirmasi” mencakup aspek verifikasi atau pengesahan bahwa informasi atau data yang diperoleh memang sesuai dengan kondisi atau teori yang ingin diuji.

Definisi Konfirmasi Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi dari para ahli/referensi metodologis yang relevan dalam penelitian:

  1. Menurut Abdul R. Abubakar dalam Pengantar Metodologi Penelitian (2021): dalam bab analisis data disebutkan bahwa pengujian “konfirmabilitas (confirmability)” (terkait konfirmasi) menunjukkan bahwa hasil penelitian dapat dikonfirmasikan kepada pihak lain, bahwa hasil tersebut bukan semata-subjektivitas peneliti. [Lihat sumber Disini]
  2. Menurut Sugiyono (dalam Abubakar, hlm. …): Uji konfirmabilitas (konfirmasi) dalam penelitian kualitatif disebut sebagai uji objektivitas data penelitian; penelitian dikatakan memenuhi standard konfirmabilitas jika “hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian” bukan hasil interpretasi subjektif semata. [Lihat sumber Disini]
  3. Menurut Khan (2022) dalam “Metode Penelitian …” (PDF): Metode “konfirmatif” atau konfirmasi dalam penelitian dikaitkan dengan penelitian yang bertujuan menguji hipotesis, memperkuat atau menolak teori yang ada. [Lihat sumber Disini]
  4. Menurut satu sumber (Liunima, 2017) yang memaparkan penelitian eksploratori vs konfirmatori: Penelitian konfirmasi (konfirmatori) bertujuan menguji hipotesis untuk memperkuat atau menolak teori, berbeda dengan penelitian eksploratif yang bertujuan menemukan fenomena baru. [Lihat sumber Disini]

Dengan demikian, dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam konteks penelitian: “konfirmasi” berhubungan dengan tahap dimana data, hipotesis, atau temuan diuji dan dinyatakan sesuai atau tidak sesuai dengan teori, fakta, atau kondisi empiris.

Fungsi Konfirmasi dalam Penelitian

Konfirmasi dalam penelitian memiliki sejumlah fungsi penting, antara lain:

  1. Verifikasi teori atau hipotesis: Dalam penelitian kuantitatif maupun penelitian yang bersifat verifikatif, konfirmasi berfungsi untuk menguji apakah hipotesis atau konstruk teori yang diajukan benar atau diterima oleh data empiris. Sebagai contoh, penelitian kuantitatif disebut “bersifat konfirmasi” karena pengujian hipotesis dan teori menjadi pusat. [Lihat sumber Disini]
  2. Meningkatkan keandalan dan validitas temuan: Dengan melakukan konfirmasi,misalnya cross-check data, triangulasi, atau pengujian ke pihak ketiga,peneliti dapat memperkuat keandalan (reliabilitas) dan validitas (validity) hasil penelitian. Sebagai contoh, dalam penelitian kualitatif disebut uji konfirmabilitas untuk memastikan bahwa hasil penelitian bukan hanya refleksi peneliti semata. [Lihat sumber Disini]
  3. Menjamin objektivitas proses penelitian: Fungsi konfirmasi juga untuk memastikan bahwa hasil penelitian dapat dikonfirmasi oleh pihak lain sehingga tidak hanya berdasarkan interpretasi subjektif peneliti. Hal ini penting dalam menjaga standar ilmiah penelitian. [Lihat sumber Disini]
  4. Memfasilitasi generalisasi atau rekomendasi: Dalam penelitian yang bertujuan generalisasi atau membuat rekomendasi (termasuk penelitian terapan), konfirmasi hasil sangat penting agar kesimpulan dapat diterima sebagai dasar tindakan atau kebijakan.
  5. Sebagai mekanisme penyempurnaan temuan: Konfirmasi dapat membantu melihat apakah hasil awal atau hipotesis perlu direvisi, diperbaiki, atau didukung ulang oleh data tambahan. Ini membuat penelitian lebih solid dan sahih.

Dengan demikian, fungsi konfirmasi sangat strategis dan fundamental dalam proses penelitian agar hasilnya kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh Konfirmasi dalam Penelitian

Untuk memperjelas bagaimana konfirmasi diterapkan dalam penelitian, berikut beberapa contoh konkret:

  1. Suatu penelitian kuantitatif di mana peneliti merumuskan hipotesis, mengumpulkan data numerik melalui kuesioner, kemudian melakukan analisis statistik untuk melihat apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Karena fokusnya adalah menguji teori/hipotesis maka disebut bersifat konfirmasi. Contoh: “Pendekatan penelitian kuantitatif bersifat konfirmasi karena berfokus pada pengujian hipotesis dan teori.” [Lihat sumber Disini]
  2. Dalam penelitian kualitatif, misalnya peneliti melakukan wawancara dan observasi, kemudian melakukan triangulasi data serta mengajak pihak lain (misalnya rekan peneliti atau narasumber lain) untuk memverifikasi hasil temuan. Hal ini disebut uji konfirmabilitas atau konfirmasi guna memastikan bahwa hasil penelitian tidak hanya refleksi subjektif. [Lihat sumber Disini]
  3. Sebuah penelitian audit atau akuntansi yang menggunakan “konfirmasi” sebagai prosedur memperoleh jawaban dari pihak ketiga sebagai bukti audit. Misalnya: “Konfirmasi adalah proses untuk mendapatkan respon baik lisan maupun tulisan dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu.” [Lihat sumber Disini]
  4. Penelitian pendidikan yang membahas model pembelajaran eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi: Kegiatan “konfirmasi” dijelaskan sebagai ciri khas utama dalam pelaksanaannya dilakukan sebagai penguatan, refleksi, maupun review materi pembelajaran. Meski konteksnya bukan murni penelitian ilmiah hipotesis, namun fungsi “konfirmasi” di sini analog dengan penyempurnaan atau pengesahan pemahaman. [Lihat sumber Disini]

Dari contoh-contoh di atas terlihat bahwa konfirmasi bukan semata “meminta persetujuan”, melainkan lebih pada pengujian, pemeriksaan, dan pengesahan secara sistematis terhadap data, hipotesis, atau temuan penelitian.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
• Konfirmasi dalam konteks penelitian adalah proses pengesahan atau pengujian temuan, data, atau hipotesis agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
• Secara etimologi dan dalam KBBI, konfirmasi mengandung arti penegasan, pengesahan, atau pembenaran,yang kemudian diperluas dalam metodologi penelitian sebagai upaya memastikan kebenaran atau kesesuaian temuan.
• Menurut para ahli metodologi penelitian, konfirmasi berkaitan dengan uji konfirmabilitas, verifikasi hipotesis, dan memastikan objektivitas penelitian.
• Fungsi konfirmasi dalam penelitian sangat penting: untuk verifikasi teori/hipotesis, menjaga validitas dan reliabilitas, menjamin objektivitas, memfasilitasi generalisasi, dan menyempurnakan temuan.
• Dalam praktik penelitian, konfirmasi dapat dilakukan melalui metode kuantitatif (pengujian hipotesis numerik), kualitatif (triangulasi dan konfirmabilitas), audit/akuntansi (permintaan respon pihak ketiga), maupun pembelajaran (refleksi/penguatan materi).
• Oleh karena itu, peneliti perlu merencanakan mekanisme konfirmasi dengan baik dalam desain penelitian agar hasil yang diperoleh dapat diterima dan dipertanggungjawabkan oleh komunitas ilmiah.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Konfirmasi dalam penelitian adalah proses penegasan atau pengesahan terhadap data, hipotesis, dan hasil penelitian untuk memastikan bahwa temuan tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Konfirmasi membantu peneliti membuktikan bahwa hasil riset bukan hasil subjektivitas semata.

Fungsi utama konfirmasi dalam penelitian antara lain untuk memverifikasi teori atau hipotesis, meningkatkan validitas dan reliabilitas data, menjaga objektivitas hasil, serta memastikan bahwa temuan penelitian sesuai dengan fakta empiris dan teori ilmiah.

Contoh penerapan konfirmasi dalam penelitian adalah uji konfirmabilitas pada penelitian kualitatif untuk memastikan hasil bukan interpretasi subjektif peneliti, atau pengujian hipotesis dalam penelitian kuantitatif untuk memverifikasi teori yang diajukan.

Dalam penelitian kualitatif, konfirmasi dilakukan melalui triangulasi data, diskusi dengan narasumber, atau uji konfirmabilitas. Sementara dalam penelitian kuantitatif, konfirmasi dilakukan dengan pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik untuk menegaskan kebenaran teori.

Konfirmasi penting karena menjadi tahap validasi ilmiah yang menjamin bahwa hasil penelitian benar-benar dapat dipercaya. Tanpa proses konfirmasi, hasil penelitian berpotensi bias, tidak objektif, dan sulit diterima oleh komunitas ilmiah.