Terakhir diperbarui: 13 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 13 November 2025). Validitas Konstrak: Definisi, Jenis, dan Contoh. SumberAjar. Retrieved 13 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/validitas-konstrak-definisi-jenis-dan-contoh 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Validitas Konstrak: Definisi, Jenis, dan Contoh - SumberAjar.com

Validitas Konstrak: Definisi, Jenis, dan Contoh

Pendahuluan

Validitas merupakan salah satu aspek fundamental dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif , terutama ketika peneliti hendak memastikan bahwa instrumen yang digunakan benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Tanpa validitas yang memadai, hasil penelitian dapat mengarah pada interpretasi yang keliru atau keputusan yang kurang tepat. Salah satu jenis validitas yang penting, namun kerap kurang mendapatkan pemahaman yang mendalam, adalah validitas konstruk atau construct validity. Validitas konstruk secara khusus berkaitan dengan sejauh mana suatu instrumen atau alat ukur benar-benar mencerminkan konstruk teoritis yang menjadi landasan pengukurannya. Memahami pengertian, jenis, dan contoh penerapan validitas konstruk menjadi sangat penting agar peneliti dapat merancang instrumen yang kredibel dan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam artikel ini akan dibahas secara mendalam mulai dari definisi validitas konstruk secara umum, dalam kamus, dan menurut para ahli, dilanjutkan dengan pembahasan jenis-jenis validitas konstruk serta contoh konkret bagaimana validitas konstruk dapat diuji atau dinilai dalam penelitian. Akhirnya akan diambil kesimpulan yang merangkum temuan-temuan tersebut serta implikasi bagi pengembangan instrumen penelitian.

Definisi Validitas Konstrak

Definisi Validitas Konstrak Secara Umum

Secara umum, validitas konstruk (construct validity) dapat dipahami sebagai sejauh mana sebuah instrumen pengukuran mampu mengukur konstruk (konsep teoritis) yang dirancang untuk diukur. Dalam pengertian ini, konstruk mencakup variabel laten,misalnya motivasi, sikap, konsep diri, gaya kepemimpinan,yang tidak langsung dapat diamati secara empiris dan memerlukan indikator atau butir soalan untuk diukur. Sebagai contoh, disebutkan bahwa validitas konstruk adalah “sebuah gambaran yang menunjukkan sejauhmana alat ukur itu menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori”. [Lihat sumber Disini - jurnalketerapianfisik.com]

Pendekatan “sejauh mana… teori” menekankan bahwa instrumen tidak hanya harus “menuju hasil” yang konsisten secara statistik, tetapi juga relevan secara teoritis: bahwa indikator-indikator yang digunakan benar-benar mencerminkan konstruk yang diperkirakan oleh teori sebelumnya. Sebagai kutipan lebih lanjut, sebuah penelitian menyatakan bahwa validitas konstruk digunakan untuk menilai seberapa baik menerjemahkan teori yang digunakan ke dalam instrumen yang digunakan. [Lihat sumber Disini - ojs.fkip.ummetro.ac.id]

Definisi Validitas Konstrak dalam KBBI

Untuk definisi formal dari istilah “validitas” dalam kamus, misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata validitas berasal dari bahasa Inggris validity yang berarti keabsahan atau kebenaran pengukuran. Meskipun KBBI mungkin tidak secara eksplisit memisahkan “validitas konstruk”, namun definisi umum validitas di KBBI bisa dirujuk sebagai “keadaan atau kualitas suatu alat ukur dalam mengukur apa yang seharusnya diukur”. Maka, bisa disimpulkan bahwa dari perspektif KBBI, validitas konstruk adalah bagian dari keabsahan pengukuran tersebut dalam konteks konstruk teoritis yang dimaksud.

Definisi Validitas Konstrak Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi dari para ahli dan penelitian di Indonesia:

  1. Menurut Djaali & Pudji (2008), validitas konstruk adalah “validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan”. [Lihat sumber Disini - academia.edu]
  2. Menurut Widodo (2006) dalam penelitian reliabilitas dan validitas konstruk, diterangkan bahwa instrumen dikatakan memiliki validitas konstruk apabila “alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut”. [Lihat sumber Disini - ejournal.undip.ac.id]
  3. Dalam penelitian lain, disebutkan bahwa validitas konstruk “mengacu sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen”. [Lihat sumber Disini - eprints.uny.ac.id]
  4. Menurut Allen & Yen (1978) sebagaimana dikutip oleh penelitian Setyawati dkk, validitas konstruk menunjukkan “sejauh mana alat ukur mengungkapkan suatu konstruk teoritis yang hendak diukurnya”. [Lihat sumber Disini - journal.walisongo.ac.id]

Dari definisi-definisi tersebut dapat dirangkum bahwa validitas konstruk menekankan dua hal utama: (a) bahwa instrumen tersebut didasarkan pada teori atau definisi konseptual yang jelas, dan (b) bahwa hasil pengukuran instrumen tersebut dapat memberikan gambaran yang konsisten dengan konstruk teoritis yang dimaksud.

Jenis-Jenis Validitas Konstrak

Walaupun istilah “validitas konstruk” terkadang dipandang sebagai satu jenis utama, dalam praktik penelitian pengukuran ada berbagai bentuk atau sub-jenis yang masuk dalam ranah validitas konstruk. Berikut uraian beberapa jenis dan aspek yang umum dibahas:

Validitas Konvergen dan Diskriminan

Salah satu pembagian penting dalam validitas konstruk adalah diferensiasi antara validitas konvergen (convergent validity) dan validitas diskriminan (discriminant validity). Validitas konvergen mengacu pada sejauh mana indikator-indikator yang diharapkan mengukur konstruk yang sama saling berkorelasi kuat atau memuat faktor yang sama. Sedangkan validitas diskriminan mengacu pada sejauh mana konstruk tersebut berbeda dari konstruk lain yang seharusnya berbeda. Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa “validitas konstruk digunakan untuk menilai seberapa baik menerjemahkan teori … Validitas konstruk meliputi validitas konvergen dan diskriminan”. [Lihat sumber Disini - ojs.fkip.ummetro.ac.id]

Validitas Teoritis (Theoretical Validity)

Tipe ini menekankan pada bukti-teori bahwa konstruk yang diukur benar-benar sesuai dengan kerangka teoritis. Sebagai bagian dari validitas konstruk, langkah awal adalah melakukan telaah literatur, mendefinisikan konstruk, menetapkan dimensi dan indikator, lalu menulis butir/pertanyaan instrumen sesuai teori. Sebagai contoh: “Proses validitas konstruk dilakukan melalui penelaahan teoretik dari suatu konsep … mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-butir instrumen.” [Lihat sumber Disini - digilib.unimed.ac.id]

Validitas Operasional (Operational Validity)

Meski istilah ini tidak selalu eksplisit dalam semua literatur Indonesia, dalam banyak penelitian operasionalisasi konstruk ke dalam butir instrumen merupakan bagian dari validitas konstruk. Artinya: sejauh mana indikator-indikator yang digunakan benar-benar mewakili konstruk yang dimaksud, secara logis dan empiris.

Validitas Struktur Faktor (Factor Structure Validity)

Dengan berkembangnya teknik analisis faktor (baik eksploratori maupun konfirmatori), banyak penelitian menguji validitas konstruk melalui kecocokan struktur faktor instrumen dengan teori. Misalnya dalam sebuah penelitian disebut bahwa “analisis faktor konfirmatori … digunakan untuk mengonfirmasi struktur model atau faktor yang telah diasumsikan sebelumnya” sebagai bagian dari validitas konstruk. [Lihat sumber Disini - journal.walisongo.ac.id]

Walaupun validitas kriteria sering dipisahkan dari validitas konstruk, dalam kerangka pengukuran modern banyak yang menganggap bahwa bukti kriteria bisa menjadi bagian dari bukti validitas konstruk,misalnya bahwa konstruk yang diukur benar-benar memprediksi hasil yang sesuai dengan teori. Sebuah buku ajar menyebut bahwa validitas konstruk termasuk dalam jenis di mana “sifat-sifat yang tidak langsung tampak perwujudannya … Tes yang demikian memiliki validitas konstruk”. [Lihat sumber Disini - repository.binawan.ac.id]

Ringkasan Bentuk-Bentuk

Untuk memudahkan, berikut ringkasan secara list:

  • Validitas konvergen: indikator konstruk yang sama → kuat korelasi / faktor bersama
  • Validitas diskriminan: konstruk berbeda → korelasi lemah atau tidak signifikan
  • Validitas teoritis: instrumen sesuai dengan definisi/konstruk teori
  • Validitas struktur faktor: model faktor sesuai atau cocok dengan data empiris
  • Validitas operasional: indikator benar-benar mewakili konstruk
  • Validitas prediktif/­kriteria (dalam konteks konstruk): konstruk memprediksi hasil sesuai teori

Contoh Penerapan Validitas Konstrak

Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret, berikut beberapa contoh penerapan validitas konstruk dalam penelitian instrumen pendidikan atau psikologi di Indonesia.

Contoh 1: Skala Konsep Diri Mahasiswa

Dalam penelitian Reliabilitas dan Validitas Konstruk Skala Konsep Diri untuk Mahasiswa Indonesia oleh Widodo (2006) di Indonesia, peneliti mengembangkan skala konsep diri untuk mahasiswa dan melakukan uji reliabilitas serta validitas konstruk. Hasil menunjukkan bahwa instrumen belum mencapai validitas konstruk secara maksimal. [Lihat sumber Disini - ejournal.undip.ac.id]

Prosedur yang dilakukan antara lain: menentukan konstruk (konsep diri), melakukan analisis faktor (eksploratori/kofirmatori) untuk melihat struktur faktor dari butir-butir, kemudian melihat koefisien reliabilitas komposit, serta pembagian faktor seperti faktor diri sosial dan daya tarik. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti benar-benar mengecek sejauh mana instrumen mencerminkan konstruk yang diperkirakan dari teori.

Contoh 2: Instrumen Tes Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat

Dalam penelitian lainnya Uji Validitas dan Reliabilitas Konstruk Instrumen Tes Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat (2023) disebut bahwa pengujian validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori (CFA) untuk mengukur seberapa baik variabel-indikator mewakili konstruk laten kemampuan operasi hitung … “Validitas konstruk digunakan untuk menilai seberapa baik menerjemahkan teori yang digunakan ke dalam instrumen yang digunakan.” [Lihat sumber Disini - ojs.fkip.ummetro.ac.id]

Hasilnya, peneliti memeriksa faktor-loading tiap indikator, model faktor keseluruhan, dan hubungan antar konstruk serta indikator. Ini memperlihatkan bagaimana validitas konstruk bukan hanya soal logika teori, tetapi juga bukti empiris melalui analisis data.

Contoh 3: Instrumen Angket Self-Esteem

Penelitian Instrumen Angket Self‑Esteem Mahasiswa (Phenomenon Vol.07 No.2) oleh Setyawati dkk (2017) menampilkan bahwa validitas konstruk angket self-esteem diperoleh melalui uji model faktor menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA): “Validitas konstruk menunjukkan sejauh mana alat ukur mengungkapkan suatu konstruk teoritis yang hendak diukurnya (Allen & Yen, 1978: 108) … uji coba instrumen angket self-esteem dilakukan … dengan CFA.” [Lihat sumber Disini - journal.walisongo.ac.id]

Contoh 4: Instrumen Penilaian Asesmen Guru

Dalam penelitian Validitas Instrumen Asesmen (IAIQI Indralaya) oleh Nizary & Kholik (2021), peneliti menyebut bahwa dalam instrumen penilaian guru, validitas konstruk diidentifikasi apabila indikator dan butir soal sesuai dengan pengertian konsep yang diukur: “Validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya.” [Lihat sumber Disini - ejournal.iaiqi.ac.id]

Implikasi dan Tips Praktis bagi Peneliti

Memahami validitas konstruk dan menerapkannya secara benar memiliki beberapa implikasi dan praktis bagi peneliti, di antaranya:

  • Definisi konstruk yang jelas
    Sebelum menyusun instrumen, peneliti wajib mendefinisikan konstruk secara konseptual dan operasional. Siapa pun membuat instrumen tanpa definisi yang jelas risiko besar tidak memperoleh validitas konstruk yang memadai.
  • Kesesuaian indikator dengan konstruk
    Pastikan indikator atau butir-butir instrumen secara logis dan teoretis mewakili seluruh dimensi konstruk. Bila indikator terlupakan atau ada aspek konstruk yang tidak tercakup, validitas konstruk akan terancam.
  • Analisis data empiris
    Uji validitas konstruk tidak hanya harus fokus pada logika atau expert judgement, tetapi juga pada bukti empiris,misalnya analisis faktor (eksploratori atau konfirmatori), korelasi indikator dengan total skor, dan pengujian convergent/discriminant validity.
  • Dokumentasi proses validasi
    Peneliti perlu melaporkan bagaimana konstruk didefinisikan, bagaimana dimensi dan indikator dibuat, siapa pakar yang dilibatkan (untuk expert judgement), bagaimana prosedur analisis statistik dilakukan,sehingga pembaca dapat menilai keandalan instrumen.
  • Pertimbangkan konteks penelitian
    Validitas konstruk tidak bersifat universal untuk semua konteks. Instrumen yang valid di satu populasi belum tentu valid di populasi lain tanpa uji ulang. Peneliti harus mempertimbangkan karakteristik responden, budaya, konteks pengukuran, dan kondisi praktis.
  • Tindak lanjut apabila validitas rendah
    Jika uji validitas konstruk menunjukkan nilai yang rendah (misalnya loading faktor indikator rendah, korelasi diskriminan tinggi), peneliti perlu merevisi indikator, menambah atau mengubah item, atau bahkan memikirkan ulang definisi konstruknya.

Kesimpulan

Validitas konstruk adalah aspek krusial dalam pengukuran penelitian; ia mengukur sejauh mana instrumen benar-benar mencerminkan konstruk teoritis yang menjadi landasan. Dari definisi umum hingga definisi menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa validitas konstruk menuntut kesesuaian antara konstruk teoritis, indikator operasional, dan bukti empiris instrumen. Jenis-jenis validitas konstruk, seperti validitas konvergen, diskriminan, struktur faktor, dan sebagainya, memberikan kerangka bagi peneliti untuk menguji dan memperkuat instrumen mereka. Contoh-contoh penelitian di Indonesia memperlihatkan bagaimana proses uji validitas konstruk dilakukan dalam bidang pendidikan dan psikologi.

Bagi peneliti, memahami dan menerapkan validitas konstruk secara benar adalah investasi terhadap kredibilitas dan kualitas penelitian. Instrumen yang valid memudahkan pengambilan keputusan yang tepat, interpretasi data yang akurat, serta kontribusi ilmiah yang bermakna.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana instrumen penelitian mampu mengukur konstruk atau konsep teoritis yang menjadi dasar penyusunan instrumen tersebut.

Tujuan uji validitas konstruk adalah memastikan bahwa butir-butir instrumen sesuai dengan teori yang mendasarinya, sehingga hasil pengukuran mencerminkan konstruk yang sebenarnya.

Jenis validitas konstruk meliputi validitas konvergen, validitas diskriminan, validitas struktur faktor, validitas teoritis, dan validitas operasional.

Uji validitas konstruk dapat dilakukan melalui analisis faktor, pemeriksaan validitas konvergen dan diskriminan, telaah pakar, serta pengecekan kesesuaian indikator dengan konstruk teoritis.

Contoh penerapan validitas konstruk adalah penggunaan analisis faktor konfirmatori (CFA) untuk menilai apakah indikator-indikator instrumen mencerminkan konstruk seperti konsep diri, motivasi belajar, atau kemampuan matematika.