Terakhir diperbarui: 04 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 4 November 2025). Human Error: Pengertian, Faktor, dan Contoh dalam Penelitian. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/human-error-pengertian-faktor-dan-contoh-dalam-penelitian 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Human Error: Pengertian, Faktor, dan Contoh dalam Penelitian - SumberAjar.com

Human Error: Pengertian, Faktor, dan Contoh dalam Penelitian

Pendahuluan

Dalam berbagai aktivitas manusia , baik di ranah industri, pelayanan, maupun riset , kesalahan yang dihasilkan oleh manusia kerap menjadi sumber permasalahan signifikan, terutama ketika berkaitan dengan keselamatan kerja, kualitas produk, ataupun validitas penelitian. Istilah yang sering muncul untuk menggambarkan fenomena ini adalah Human Error atau kesalahan manusia. Walaupun kelihatannya sederhana , yakni tindakan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya , dampaknya dapat sangat luas: mulai dari kecelakaan kerja, kerugian produksi, hingga bias atau kesalahan dalam penelitian ilmiah. Oleh karena itu penting bagi kalangan akademik maupun praktisi untuk memahami secara mendalam konsep human error: pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta bagaimana contoh penerapannya dalam penelitian. Artikel ini akan membahas topik tersebut secara sistematis melalui struktur berikut: definisi (secara umum, dari KBBI, menurut para ahli), faktor-faktor penyebab, dan contoh dalam penelitian, sebelum kemudian ditutup dengan kesimpulan.

Definisi Human Error

Definisi Human Error Secara Umum

Secara umum, human error dapat dimaknai sebagai tindakan atau keputusan yang dilakukan oleh manusia yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau yang telah direncanakan. Dalam penjelasan populer, human error adalah “kesalahan yang dilakukan oleh manusia, bukan oleh mesin”. [Lihat sumber Disini - merriam-webster.com] Misalnya, apabila seorang pekerja melakukan operasi mesin dengan keliru karena prosedur belum diikuti atau alat pelindung diri (APD) tidak dipakai, maka peristiwa tersebut dapat dikategorikan sebagai human error. Dalam arti luas, human error mencakup berbagai bentuk: kesalahan eksekusi (slip/lapse), kesalahan perencanaan (mistake), hingga pelanggaran (violation) dari prosedur yang seharusnya diikuti. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]

Definisi Human Error dalam KBBI

Walaupun tidak terdapat entri spesifik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk istilah “human error”, kita dapat meninjau arti kata “kesalahan” dalam KBBI sebagai pendekatan. Menurut KBBI, “salah” berarti “tidak benar; tidak betul; keliru; khilaf; luput; tidak mengenai sasaran; gagal”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id] Dengan demikian, jika kita menambahkan unsur manusia sebagai pelaku, maka “human error” dapat dipahami sebagai “kesalahan yang dilakukan oleh manusia yang tidak sesuai dengan yang semestinya”. Meskipun demikian, definisi di KBBI bersifat umum dan tidak secara spesifik mengkaji aspek manusia-mesin, sistem, atau faktor organisasi yang berkaitan dengan human error.

Definisi Human Error Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi menurut para ahli:

  1. James Reason (1990) , Menurut Reason, human error adalah suatu kondisi ketika tindakan manusia gagal mencapai tujuannya melalui dua cara: pertama, rencananya sudah tepat tetapi pelaksanaannya kurang baik (slip/lapse); kedua, rencananya kurang tepat walaupun pelaksanaannya sesuai (mistake). [Lihat sumber Disini - syamsularifin.org]
  2. Menurut sebuah sumber yang mengulas human reliability: human error adalah “kesalahan manusia yang tidak sengaja di luar kesadarannya yang dapat menyebabkan kecelakaan”. [Lihat sumber Disini - muhyidin.id]
  3. Menurut definisi yang dikutip dalam artikel K3: human error adalah “kegagalan untuk menyelesaikan sebuah tugas atau melakukan tindakan yang tidak diizinkan yang dapat menimbulkan cedera, kerusakan peralatan atau properti, dan menghambat proses pekerjaan.” [Lihat sumber Disini - hseprime.com]
  4. Dalam konteks produksi industri, penelitian mengungkap bahwa human error merupakan salah satu faktor utama kesalahan manusia yang paling umum dari kegagalan produksi yang dapat berdampak pada kualitas produk, efisiensi operasional, dan keselamatan kerja. [Lihat sumber Disini - talenta.usu.ac.id]

Secara keseluruhan, definisi-definisi tersebut menekankan bahwa human error adalah tindakan manusia yang menyimpang dari rencana, prosedur, atau standar yang seharusnya diikuti, yang akhirnya bisa menimbulkan konsekuensi negatif.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Human Error

Dalam banyak penelitian dan kajian industri, teridentifikasi sejumlah faktor yang secara signifikan mempengaruhi terjadinya human error. Berikut adalah uraian mengenai faktor-faktor tersebut, disertai dengan referensi dari literatur terkini di Indonesia dan internasional.

  1. Faktor individu (skill, pengalaman, kondisi fisik/psikologis)
    – Kurangnya keterampilan atau pengalaman dapat menyebabkan seseorang melakukan kesalahan dalam tugas rutin maupun kompleks. Misalnya dalam penelitian di industri keripik singkong disebutkan bahwa operator yang bekerja terburu-buru, sikap kerja yang salah, atau tidak menggunakan APD adalah bentuk human error akibat faktor individu. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
    – Kondisi fisik dan psikologis seperti kelelahan, stres, konsentrasi rendah juga ikut berkontribusi. Sebagai contoh, dalam penelitian pada kecelakaan lalu lintas di Bali, kondisi fisik/psikologis pengendara ditunjukkan berpengaruh signifikan terhadap terjadinya human error. [Lihat sumber Disini - ktj.pktj.ac.id]
    – Motivasi dan sikap pekerja terhadap keselamatan juga mempengaruhi; jika pekerja merasa prosedur tidak penting, maka risiko human error meningkat.
  2. Faktor prosedur dan sistem (SOP, pelatihan, pengawasan)
    – Prosedur kerja yang tidak jelas atau tidak ditindaklanjuti dengan pelatihan memadai dapat membuka peluang besar untuk human error. Sebuah penelitian literatur menunjukkan bahwa human error dapat dipicu oleh desain sistem atau prosedur kerja yang kurang baik (human error design) serta ketidaksesuaian antara kapasitas manusia dan tuntutan sistem (human error induced). [Lihat sumber Disini - ergolab-ug.com]
    – Penelitian di proyek infrastruktur Aceh menyebutkan bahwa kurang maksimalnya peran dan tanggung jawab pengawas, SOP yang buruk serta layout fasilitas yang tidak mendukung menjadi faktor human error. [Lihat sumber Disini - journal.untar.ac.id]
    – Pengawasan yang longgar dan kurangnya audit internal membuat pelanggaran prosedur terjadi lebih mudah.
  3. Faktor lingkungan kerja dan alat (mesin, lingkungan fisik, kondisi kerja)
    – Lingkungan kerja yang bising, pencahayaan buruk, alat yang tidak terawat atau tidak sesuai spesifikasi dapat memicu human error. Penelitian proyek infrastruktur menyebutkan kondisi pencahayaan dan layout fasilitas sebagai salah satu faktor. [Lihat sumber Disini - journal.untar.ac.id]
    – Tekanan waktu, beban kerja yang berlebihan, pekerjaan multitasking juga meningkatkan kemungkinan terjadinya human error karena kelelahan atau distraksi.
  4. Faktor organisasi dan budaya (keselamatan, manajemen, organisasi kerja)
    – Budaya keselamatan yang rendah, manajemen yang tidak memperhatikan faktor manusia, sistem pelaporan yang tidak ada, dapat memperparah munculnya human error. Misalnya, dalam artikel 2023 disebutkan bahwa operator tidak mengoperasikan mesin sesuai prosedur karena faktor organisasi yang memungkinkan. [Lihat sumber Disini - journal.lppmunindra.ac.id]
    – Model seperti “Swiss cheese model” yang dikembangkan oleh Reason menunjukkan bahwa kecelakaan ataupun kesalahan biasanya terjadi karena sejumlah barier (lapisan) gagal bersamaan , baik dari individu, prosedur, hingga organisasi. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]

Dengan memahami faktor-faktor ini, maka perencanaan untuk mengendalikan human error dapat dilakukan dengan lebih terarah: melalui peningkatan kompetensi individu, desain prosedur yang lebih manusia-sentris, lingkungan kerja yang mendukung, serta budaya organisasi yang pro-keselamatan.

Contoh Human Error dalam Penelitian

Berikut beberapa contoh nyata dari penelitian di Indonesia yang menyoroti human error, baik dari sisi analisis probabilitas kesalahan manusia maupun identifikasi faktor-penyebabnya.

  1. Penelitian “Analisis Human Error pada Pekerja Jalur 1 Produksi di PT Konstruksi” (2025)
    Penelitian ini menemukan bahwa pada jalur produksi 1, tugas “memastikan mesin bersih dan tidak dalam perbaikan” memiliki nilai Human Error Probability (HEP) tertinggi yaitu 0,962 karena pekerja mengabaikan mesin saat maintenance. Upaya pengendaliannya adalah melalui pemeriksaan rutin dan penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di lokasi strategis. [Lihat sumber Disini - jurnal.unprimdn.ac.id]
    Menarik karena menunjukkan angka kuantitatif HEP dan bagaimana human error diukur secara spesifik dalam proses industri.
  2. Penelitian “Analisis Human Error Probability pada Pekerjaan Scaffolding” (2024-2025)
    Dalam penelitian ini disebutkan bahwa data perusahaan menunjukkan bahwa dari tahun 2021 hingga 2023 sudah terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelalaian manusia atau human error. Penelitian menggunakan metode Cognitive Reliability and Error Analysis Method (CREAM) untuk menentukan nilai HEP pada tiap tahapan scaffolding. [Lihat sumber Disini - jshee.ppns.ac.id]
    Contoh ini menunjukkan bahwa human error tidak hanya muncul di bidang manufaktur tapi juga bidang konstruksi dan perancah (scaffolding) yang memiliki resiko tinggi.
  3. Penelitian “Analisa Kontribusi Human Error terhadap Kecelakaan Lalu Lintas di Bali” (2025)
    Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method (kuantitatif dan kualitatif) untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab human error dalam kecelakaan lalu lintas, serta bagaimana menyiapkan materi sosialisasi yang tepat berbasis budaya lokal. Hasilnya menunjukkan variabel usia muda, kondisi fisik/psikologis pengendara, serta konsentrasi rendah berkendara memiliki pengaruh signifikan terhadap human error. [Lihat sumber Disini - ktj.pktj.ac.id]
    Ini memperlihatkan bahwa human error juga relevan dalam penelitian sosial dan transportasi, bukan hanya di industri.
  4. Penelitian “Identifikasi Faktor Risiko Human Errors dalam Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia di Perusahaan Jasa Konstruksi” (2019)
    Meskipun berada sedikit di luar rentang waktu 2021-2025, penelitian ini relevan karena meninjau faktor-faktor risiko human error dalam manajemen konstruksi. Menurut penelitian, menurut Reason (1990) human error dapat berupa unintended action (slip, lapse, mistake) dan intended action (violation). [Lihat sumber Disini - lib.ui.ac.id]
    Ini menegaskan pentingnya teori klasik dalam konteks penelitian kontemporer.

Melalui contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian tentang human error di Indonesia cukup aktif dan variatif, meliputi sektor industri, konstruksi, transportasi, dan produksi. Pengukuran seperti HEP atau identifikasi faktor menjadi komponen penting dalam kajian riil.

Kesimpulan

Sebagai penutup, dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

• Human error merupakan fenomena yang bersifat universal namun kompleks: tindakan manusia yang menyimpang dari rencana, prosedur, atau standar yang telah ditetapkan, yang berpotensi menimbulkan konsekuensi negatif besar di berbagai bidang.
• Definisi human error secara umum, secara bahasa (melalui KBBI) dan menurut para ahli menunjukkan bahwa aspek-kunci adalah ketidaksesuaian antara yang direncanakan dengan yang terjadi atau antara kemampuan manusia dan tuntutan sistemnya.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya human error meliputi: aspek individu (kemampuan, kondisi), aspek prosedur/sistem, lingkungan kerja/alat, serta organisasi dan budaya keselamatan. memahami semua aspek ini penting untuk merancang intervensi pengendalian human error.
• Penelitian nyata di Indonesia memperlihatkan bahwa human error dapat diukur (misalnya HEP), dianalisis melalui berbagai metode (CREAM, HEART, SHERPA) dan tidak hanya terjadi di industri manufaktur tetapi juga di konstruksi, transportasi, dan sektor lainnya.
• Untuk penelitian atau implementasi praktis, upaya pengendalian human error harus bersifat holistik: meliputi pelatihan manusia, perbaikan prosedur, desain sistem yang ramah manusia, serta budaya organisasi yang mendukung.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Human error adalah kesalahan yang dilakukan manusia akibat tindakan atau keputusan yang tidak sesuai dengan prosedur, standar, atau rencana yang telah ditetapkan, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif pada hasil kerja atau penelitian.

Faktor penyebab human error meliputi aspek individu seperti kurangnya keterampilan, kelelahan, atau stres; faktor prosedur seperti SOP yang tidak jelas; faktor lingkungan kerja seperti kondisi alat dan pencahayaan; serta faktor organisasi seperti budaya keselamatan yang lemah.

Contoh human error dalam penelitian antara lain kesalahan pencatatan data, penggunaan alat ukur yang tidak sesuai, pengabaian prosedur laboratorium, atau analisis data yang tidak teliti. Beberapa penelitian di Indonesia bahkan mengukur tingkat probabilitas human error menggunakan metode seperti CREAM dan HEART.

Pencegahan human error dapat dilakukan melalui pelatihan rutin, peningkatan kesadaran keselamatan, pengawasan kerja, perbaikan desain sistem kerja, serta penerapan budaya organisasi yang mendukung disiplin dan kepatuhan terhadap prosedur.

Salah satu tokoh yang dikenal mendefinisikan human error adalah James Reason, yang menjelaskan bahwa human error terjadi ketika tindakan manusia gagal mencapai tujuan karena kesalahan perencanaan atau pelaksanaan. Selain itu, beberapa peneliti Indonesia juga mengadaptasi teori Reason dalam konteks industri dan penelitian lokal.