Terakhir diperbarui: 05 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 5 November 2025). Perbedaan Desain Eksperimen dan Kuasi Eksperimen. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/perbedaan-desain-eksperimen-dan-kuasi-eksperimen 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Perbedaan Desain Eksperimen dan Kuasi Eksperimen - SumberAjar.com

Perbedaan Desain Eksperimen dan Kuasi Eksperimen

Pendahuluan

Penelitian kuantitatif di bidang pendidikan, psikologi, dan ilmu sosial sering menggunakan rancangan eksperimen untuk mengevaluasi pengaruh suatu perlakuan (treatment) terhadap variabel terikat (outcome). Namun pada praktiknya, tidak semua penelitian dapat dijalankan dengan kondisi kontrol yang ideal,pengacakan subjek misalnya,sehingga muncul alternatif yaitu rancangan kuasi-eksperimen. Artikel ini akan menguraikan pengertian, karakteristik, persyaratan, kelebihan dan kekurangan dari kedua rancangan tersebut, serta memaparkan perbedaan utama antara rancangan eksperimen murni (true experimental) dan kuasi-eksperimen (quasi-experimental), didukung oleh referensi dari para ahli dan jurnal Indonesia terkini.

Pengertian Desain Eksperimen

Desain eksperimen atau penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan (variabel bebas) terhadap variabel terikat dalam kondisi yang terkendali. [Lihat sumber Disini - repository.uinjkt.ac.id]
Menurut Yulianti (dalam Metode Penelitian Eksperimen) disebutkan bahwa penelitian eksperimen merupakan metode yang “mencoba menetapkan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang diteliti”. [Lihat sumber Disini - repository.uinjkt.ac.id]
Dalam buku ajar metodologi penelitian disebutkan bahwa desain “true experimental” (eksperimen murni) adalah desain di mana peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya penelitian, termasuk memastikan pengacakan (randomization) subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. [Lihat sumber Disini - digilibadmin.unismuh.ac.id]

Para ahli memberikan definisi sebagai berikut:

  • Menurut Kerlinger, penelitian eksperimen adalah penelitian di mana peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel bebas, mengamati variabel terikat, dan mengontrol variabel luar. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  • Menurut Gay (1981) dan Wiersma (1991) yang dikutip dalam sumber populer, penelitian eksperimen adalah satu-satunya metode yang dapat menguji hipotesis kausal (sebab-akibat) secara benar. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Dengan demikian, rancangan eksperimen ideal memuat tiga elemen utama: manipulasi, kontrol, dan pengacakan (randomization). [Lihat sumber Disini - repository.uinjkt.ac.id]

Pengertian Desain Kuasi Eksperimen

Desain kuasi eksperimen atau quasi-experimental design adalah rancangan penelitian yang secara umum menyerupai eksperimen murni namun tidak memenuhi salah satu atau beberapa persyaratan ideal eksperimen,terutama pengacakan subjek secara penuh (random assignment). [Lihat sumber Disini - repositori.uin-alauddin.ac.id]
Menurut Abraham & Supriyati (2022) dalam artikel “Desain Kuasi Eksperimen dalam Pendidikan: Literatur Review”, desain kuasi eksperimen dijelaskan sebagai penelitian yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, dan unit eksperimen, namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan kelompok. [Lihat sumber Disini - ejournal.mandalanursa.org]
Karena dalam kondisi dunia nyata,terutama di bidang pendidikan dan sosial,sering kali sulit untuk melakukan randomisasi penuh, maka kuasi-eksperimen muncul sebagai solusi yang lebih fleksibel. [Lihat sumber Disini - ejournal.mandalanursa.org]

Karakteristik dan Syarat Masing-Masing

Desain Eksperimen (True Experimental) – karakteristik utama

  1. Subjek atau unit penelitian dibagi secara acak (random) ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. [Lihat sumber Disini - repository.upi.edu]
  2. Ada manipulasi atau perlakuan yang diberikan oleh peneliti terhadap kelompok eksperimen (variabel bebas). [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  3. Peneliti berusaha mengontrol variabel luar (extraneous variables) agar tidak mempengaruhi hasil (validitas internal tinggi). [Lihat sumber Disini - digilibadmin.unismuh.ac.id]
  4. Terdapat pengukuran atau observasi sebelum perlakuan (pretest) dan/atau setelah perlakuan (posttest), bergantung desainnya. [Lihat sumber Disini - repository.uinjkt.ac.id]
  5. Tujuan utamanya adalah untuk menguji hubungan sebab-akibat dengan keandalan yang relatif tinggi. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Desain Kuasi Eksperimen – karakteristik utama

  1. Ada kelompok perlakuan dan sering ada kelompok kontrol, namun subjek tidak selalu dibagi secara acak atau ada keterbatasan dalam pengacakan. [Lihat sumber Disini - ejournal.mandalanursa.org]
  2. Manipulasi perlakuan dilakukan, namun pengendalian terhadap variabel luar mungkin tidak seketat eksperimen murni. [Lihat sumber Disini - adisampublisher.org]
  3. Desain sering memakai kelompok intact (kelompok yang sudah ada) atau pengaturan lapangan yang tidak memungkinkan randomisasi. [Lihat sumber Disini - ejournal.mandalanursa.org]
  4. Validitas internal cenderung lebih rentan terhadap ancaman seperti selection bias atau variabel luar yang tidak dikendalikan penuh. [Lihat sumber Disini - ejournal.mandalanursa.org]
  5. Masih memungkinkan untuk menilai hubungan sebab-akibat, tetapi interpretasi kausalitas harus lebih berhati-hati. [Lihat sumber Disini - adisampublisher.org]

Persyaratan pelaksanaan

  • Untuk eksperimen murni: diperlukan fasilitas kontrol terhadap kondisi eksperimen, keseragaman subjek atau pengacakan, instrumen pengukuran yang valid, dan kondisi perlakuan yang dikontrol. [Lihat sumber Disini - repository.upi.edu]
  • Untuk kuasi-eksperimen: meskipun kondisi ideal tidak sepenuhnya terpenuhi, peneliti harus melakukan upaya mitigasi terhadap ancaman validitas dengan menggunakan desain seperti kelompok kontrol nonequivalent, pengukuran berulang (time-series), ataupun analisis statistik yang memperhitungkan variabel pengganggu. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]

Kelebihan dan Kekurangan

Eksperimen murni – kelebihan

Eksperimen murni – kekurangan

  • Sering sulit dilaksanakan di konteks sosial/pendidikan karena keterbatasan etika, logistik, atau sumber daya (misalnya sulit melakukan randomisasi atau kontrol penuh). [Lihat sumber Disini - jurnal.peneliti.net]
  • Kondisi eksperimen mungkin kurang mencerminkan kondisi alami (eksternalitas mungkin rendah) sehingga generalisasi ke dunia nyata bisa terbatas.

Kuasi Eksperimen – kelebihan

  • Lebih fleksibel dan realistis di lapangan, terutama dalam penelitian pendidikan, kesehatan masyarakat, atau kebijakan ketika randomisasi sulit dilakukan. [Lihat sumber Disini - adisampublisher.org]
  • Dapat tetap memberikan informasi penting tentang efektivitas perlakuan dalam konteks dunia nyata.

Kuasi Eksperimen – kekurangan

  • Validitas internal lebih rentan terhadap ancaman seperti selection bias, maturasi, history, instrumentasi, dan lainnya. [Lihat sumber Disini - ejournal.mandalanursa.org]
  • Hubungan sebab-akibat harus diinterpretasikan dengan lebih hati-hati karena keterbatasan kontrol.

Perbandingan Utama (Perbedaan Eksperimen vs Kuasi Eksperimen)

Berikut ringkasan perbedaan penting antara kedua rancangan tersebut:

  1. Randomisasi subjek: Eksperimen murni → subjek dibagi secara acak ke kelompok; Kuasi → tidak selalu atau tidak sepenuhnya acak.
  2. Kontrol variabel luar (extraneous variables): Eksperimen → kontrol ketat; Kuasi → kontrol lebih terbatas.
  3. Validitas internal: Eksperimen → lebih tinggi; Kuasi → lebih rentan terhadap ancaman validitas.
  4. Kondisi lapangan: Eksperimen → kondisi lebih terkendali (sering artificial); Kuasi → kondisi lebih natural atau realistis.
  5. Generalisasi / aplikasi dalam dunia nyata: Kuasi mungkin lebih mudah di-implementasi dalam setting nyata, tapi interpretasi sebab-akibatnya kurang kuat dibanding eksperimen murni.
  6. Kemungkinan desain diterapkan: Eksperimen murni mungkin sulit dalam bidang pendidikan/ sosial karena etika/logistik; Kuasi lebih praktis dalam banyak konteks.

Sebagai contoh dari literatur Indonesia:

  • Abraham & Supriyati (2022) menyatakan bahwa rancangan kuasi eksperimen lahir karena adanya faktor sulitnya mengontrol variabel lain dalam penelitian sosial, sehingga kaidah eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
  • Sedangkan buku ajar metodologi penelitian menyebut bahwa desain true experimental memungkinkan peneliti mengontrol semua variabel luar yang memengaruhi jalannya eksperimen. [Lihat sumber Disini - digilibadmin.unismuh.ac.id]

Jenis-Jenis Rancangan

Eksperimen murni – beberapa contoh desain

Kuasi Eksperimen – beberapa contoh desain

Kapan Sebaiknya Menggunakan Masing-Masing?

Pemilihan antara desain eksperimen murni dan kuasi­-eksperimen sebaiknya mempertimbangkan kondisi lapangan, kemampuan kontrol variabel, serta etika dan logistik penelitian. Berikut beberapa panduan:

  • Jika peneliti memiliki kemampuan untuk melakukan pengacakan, kontrol kondisi, dan mengisolasi variabel luar, maka eksperimen murni adalah pilihan terbaik untuk memperoleh bukti kausal yang kuat.
  • Jika kondisi penelitian di lapangan tidak memungkinkan pengacakan atau kontrol penuh (contoh: kelas sekolah sudah terbentuk, kebijakan sekolah, intervensi kebijakan, komunitas), maka kuasi­-eksperimen menjadi alternatif yang realistis.
  • Namun, jika memilih kuasi-eksperimen, penting untuk menerapkan strategi mitigasi terhadap ancaman validitas (misalnya analisis kovarian, matching, pengukuran awal, desain pengukuran berulang) agar hasil penelitian tetap dapat dipercaya dan berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. [Lihat sumber Disini - adisampublisher.org]

Implikasi Praktis dalam Penelitian Pendidikan atau Sosial

Dalam penelitian pendidikan misalnya, sering ditemukan bahwa kelas telah ditetapkan oleh sekolah sehingga peneliti tidak bisa mengacak siswa ke kelompok. Dalam situasi tersebut, menggunakan kuasi-eksperimen adalah pilihan yang realistis. Contoh: Penelitian dengan desain nonequivalent pretest-posttest control group pada kelas IV SD yang menggunakan model Game-Based Learning dibantu Wordwall menunjukkan pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. [Lihat sumber Disini - journal.unpas.ac.id]
Sementara, jika peneliti mampu memilih siswa secara acak dan menciptakan kelompok eksperimen dan kontrol yang seimbang dari awal, maka eksperimen murni akan memberikan kekuatan inferens kausal yang lebih kuat. Namun, dalam praktik pendidikan seringkali sulit melakukan kondisi kontrol penuh (misalnya faktor etika, sekolah, guru, lingkungan). Seperti disebutkan bahwa “penelitian di bidang pendidikan … berbeda dengan penelitian sains … maka pelaksanaan true experimental design sangat sulit dilaksanakan.” [Lihat sumber Disini - jurnal.peneliti.net]
Oleh karena itu, dalam laporan penelitian penting untuk menyebutkan jenis desain yang digunakan (eksperimen atau kuasi), menyebutkan batasan-batasan rancangan yang digunakan, serta menjelaskan bagaimana peneliti mengontrol atau mengurangi kemungkinan bias. Hal ini akan membantu pembaca menilai seberapa kuat kesimpulan kausal yang dapat diambil.

Kesimpulan

  1. Desain eksperimen murni (true experimental) dan desain kuasi-eksperimen (quasi-experimental) sama-sama bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suatu perlakuan terhadap outcome, namun berbeda dalam aspek kontrol, pengacakan, dan validitas internal.
  2. Eksperimen murni memiliki pengacakan subjek, kontrol variabel luar, dan kondisi yang terkendali sehingga validitas internal lebih tinggi; namun sering sulit diimplementasikan di konteks sosial/pendidikan.
  3. Kuasi-eksperimen lebih fleksibel dan realistis dalam konteks dunia nyata, namun harus diakui bahwa kontrol variabel luar lebih terbatas dan ancaman terhadap validitas harus diwaspadai.
  4. Pemilihan rancangan harus didasarkan pada kondisi penelitian: apakah memungkinkan pengacakan dan kontrol penuh atau tidak, serta bagaimana peneliti mengantisipasi ancaman validitas.
  5. Untuk meningkatkan kualitas penelitian kuasi-eksperimen, peneliti perlu menerapkan strategi tambahan seperti pretest, kelompok kontrol nonequivalent, desain berulang, analisis statistik yang tepat, dan menjelaskan secara transparan batasan desain.

Semoga artikel ini membantu pembaca memahami secara komprehensif perbedaan antara desain eksperimen dan kuasi­-eksperimen, serta membantu memilih dan melaporkan rancangan penelitian dengan tepat dalam konteks pendidikan dan ilmu sosial.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Desain eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap variabel terikat dalam kondisi yang terkendali. Peneliti melakukan manipulasi variabel bebas, mengontrol variabel luar, dan menggunakan pengacakan subjek untuk memastikan validitas hasil.

Desain kuasi eksperimen adalah rancangan penelitian yang menyerupai eksperimen murni tetapi tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan ideal, terutama dalam hal pengacakan subjek. Desain ini digunakan ketika kondisi lapangan tidak memungkinkan kontrol penuh namun tetap ingin menguji hubungan sebab-akibat.

Perbedaan utama terletak pada kontrol dan pengacakan. Desain eksperimen memiliki pengacakan subjek dan kontrol penuh terhadap variabel luar, sehingga validitas internal lebih tinggi. Sementara kuasi eksperimen tidak selalu menggunakan pengacakan, kontrol lebih terbatas, dan validitas internal cenderung lebih rendah.

Desain eksperimen murni sebaiknya digunakan ketika peneliti dapat melakukan pengacakan subjek, mengontrol kondisi penelitian, serta mengisolasi variabel luar. Desain ini ideal untuk penelitian di laboratorium atau konteks yang dapat dikontrol penuh.

Desain kuasi eksperimen digunakan ketika pengacakan tidak memungkinkan, seperti dalam penelitian pendidikan atau sosial di mana kelompok sudah terbentuk sebelumnya. Meskipun kontrol terbatas, desain ini tetap dapat digunakan untuk menguji efektivitas perlakuan secara realistis di lapangan.

Contohnya adalah penelitian yang menggunakan desain nonequivalent control group untuk menguji pengaruh model pembelajaran berbasis permainan terhadap motivasi belajar siswa, di mana peneliti menggunakan kelas yang sudah ada tanpa pengacakan.