Terakhir diperbarui: 02 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 2 November 2025). Eksperimen Lapangan: Pengertian, Langkah, dan Contoh Penerapan. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/eksperimen-lapangan-pengertian-langkah-dan-contoh-penerapan 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Eksperimen Lapangan: Pengertian, Langkah, dan Contoh Penerapan - SumberAjar.com

Eksperimen Lapangan: Pengertian, Langkah, dan Contoh Penerapan

Pendahuluan

Penelitian ilmiah di bidang sosial, pendidikan maupun perilaku kian menuntut metode yang tidak hanya bersifat observasional atau deskriptif, melainkan juga yang mampu menguji hubungan sebab-akibat secara langsung. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk tujuan tersebut adalah metode eksperimen. Dalam konteks penelitian di lingkungan nyata , bukan hanya di laboratorium , muncul istilah eksperimen lapangan sebagai pendekatan yang menyediakan keseimbangan antara kontrol ilmiah dan kondisi alami. Metode ini memungkinkan peneliti melakukan perlakuan (treatment) terhadap variabel di setting yang lebih realistis, kemudian mengamati dampaknya terhadap variabel lain yang terkait. Dengan demikian, eksperimen lapangan menjadi alternatif yang menarik ketika ingin memperoleh validitas eksternal atau kondisi sosial yang lebih natural dibandingkan eksperimen laboratorium.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif pengertian eksperimen lapangan, langkah-langkah yang harus diikuti serta contoh penerapannya dalam penelitian. Dengan pemahaman yang mendalam, para peneliti maupun mahasiswa dapat merencanakan eksperimen lapangan dengan lebih matang dan sesuai kaidah ilmiah.

Definisi Eksperimen Lapangan

Definisi Eksperimen Lapangan Secara Umum

Eksperimen lapangan secara umum adalah suatu percobaan atau penelitian eksperimen yang dilakukan di lingkungan kehidupan sehari-hari atau di setting yang mendekati kondisi alami, bukan dalam kondisi laboratorium yang sangat terkontrol. Dalam jenis penelitian ini, peneliti tetap melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel bebas (treatment) dan mengamati pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat (outcome), namun dilakukan di lapangan, di tengah populasi atau lingkungan nyata. Sebagai contoh, seorang peneliti mungkin memberikan intervensi-pendekatan pembelajaran kepada siswa di sekolah (lingkungan nyata) dan kemudian mengukur perbedaan prestasi dibandingkan kelompok kontrol yang berada di sekolah lain. Artikel di “Ruang Jurnal” menyebut bahwa “Metode eksperimen lapangan merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan di lingkungan alami atau dunia nyata, bukan di laboratorium atau setting buatan.” [Lihat sumber Disini - ruangjurnal.com]
Karakteristik utama eksperimen lapangan mencakup (1) manipulasi variabel oleh peneliti, (2) pelaksanaan di kondisi alami atau semi-kontrol, (3) pengamatan terhadap outcome yang relevan. Kelebihan metode ini antara lain keunggulan dalam validitas eksternal karena kondisi lebih nyata, meskipun kontrol variabel luar (extraneous) cenderung lebih sulit. Sebagai contoh pernyataan: “Menurut Kerlinger … eksperimen lapangan berlangsung dalam situasi alami, wajar dan terkadang longgar.” [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]

Definisi Eksperimen Lapangan dalam KBBI

Untuk memahami secara bahasa sederhana, kita dapat menilik definisi “eksperimen” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring. Kata eksperimen didefinisikan sebagai “percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya)”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Dengan demikian, bila kita gabungkan istilah “lapangan”, maka eksperimen lapangan dapat diartikan sebagai “percobaan yang bersistem dan berencana yang dilakukan di lingkungan nyata (lapangan) untuk membuktikan suatu teori atau efek tertentu”. Perumusan ini membantu pembaca awam memahami bahwa eksperimen lapangan bukan hanya sekadar observasi, tetapi juga manipulasi terencana di setting nyata.

Definisi Eksperimen Lapangan Menurut Para Ahli

Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai eksperimen (yang juga bisa diaplikasikan untuk eksperimen lapangan) dalam penelitian sosial/pendidikan:

  1. Menurut Kerlinger (1986:315) eksperimen adalah “penelitian ilmiah dimana peneliti memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variabel bebas dan melakukan pengamatan terhadap variabel-variabel terikat untuk menemukan variasi yang muncul bersamaan dengan manipulasi terhadap variabel bebas tersebut.” [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
  2. Menurut Arboleda (1981:27) eksperimen adalah “penelitian yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain yang diukur.” [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
  3. Menurut Moh. Nazir (dalam Yulianti, 2024) eksperimen adalah “penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.” [Lihat sumber Disini - repository.upi.edu]
  4. Menurut Gay (1981) eksperimen adalah satu-satunya metode penelitian untuk menguji hipotesis hubungan kausal (sebab-akibat) secara benar. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Dari definisi-ahli itu dapat kita simpulkan bahwa eksperimen lapangan adalah bentuk eksperimen yang dilaksanakan di lapangan (lingkungan nyata) dengan manipulasi variabel dan kontrol terbatas dibandingkan laboratorium, namun tetap bertujuan menguji sebab-akibat.

Langkah-Langkah Eksperimen Lapangan

Berikut langkah sistematis dalam melaksanakan eksperimen lapangan, yang jika diikuti secara seksama akan meningkatkan keandalan dan validitas penelitian:

  1. Merumuskan masalah dan menyusun hipotesis kausal
    Peneliti pertama-tama mengidentifikasi fenomena yang ingin diuji, kemudian merumuskan hipotesis yang menyatakan bahwa suatu variabel bebas (perlakuan) akan mempengaruhi variabel terikat (hasil). Contoh: “Pemberian pendekatan pembelajaran kontekstual di lapangan akan meningkatkan motivasi belajar siswa.”
  2. Menentukan desain eksperimen dan pemilihan setting lapangan
    Peneliti memilih desain eksperimen yang sesuai,misalnya true experimental, quasi-experimental, atau factorial design, serta memilih lokasi lapangan (sekolah, komunitas, organisasi) yang realistis dan memungkinkan intervensi. Desain perancangan harus mempertimbangkan kontrol terhadap variabel pengganggu. [Lihat sumber Disini - jurnal.ugm.ac.id]
  3. Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
    Peneliti membagi partisipan ke dalam kelompok perlakuan (yang menerima treatment) dan kelompok kontrol (yang tidak atau menerima perlakuan standar) agar bisa dibandingkan hasilnya. Dalam eksperimen lapangan mungkin randomisasi sulit dilakukan, sehingga sering digunakan desain kuasi-eksperimental. [Lihat sumber Disini - jurnal.ugm.ac.id]
  4. Memberikan perlakuan (treatment)
    Perlakuan yang telah dirancang diterapkan kepada kelompok eksperimen di setting lapangan. Perlakuan ini dapat berupa metode pembelajaran baru, intervensi komunitas, promosi perilaku, dll. Penting bahwa perlakuan diberikan dengan sistematik dan dokumentasi yang baik.
  5. Melakukan pengukuran atau observasi variabel terikat
    Setelah perlakuan diberikan, peneliti mengukur variabel hasil (output) yang telah ditentukan. Pengukuran dapat dilakukan dengan tes, angket, observasi, atau instrumen lainnya sesuai karakteristik penelitian.
  6. Kontrol terhadap variabel luar (extraneous) dan validasi data
    Karena setting lapangan cenderung memiliki banyak gangguan (faktor lingkungan, sosial, psikologis), peneliti harus mengidentifikasi dan sebisa mungkin mengendalikan variabel luar yang dapat memengaruhi hasil. Validitas internal dan eksternal perlu diperhatikan. Sebagai gambaran, desain eksperimen lapangan memiliki tantangan kontrol dibanding laboratorium. [Lihat sumber Disini - eprints.uny.ac.id]
  7. Analisis data dan interpretasi hasil
    Data yang terkumpul dianalisis untuk melihat apakah hipotesis terbukti. Biasanya menggunakan uji statistik yang sesuai (ANOVA, t-test, regresi) atau analisis kuantitatif lainnya. Peneliti harus menginterpretasikan hasil dalam kaitannya dengan kondisi lapangan dan batasan-penelitian.
  8. Pelaporan dan refleksi/implikasi
    Peneliti menyusun laporan penelitian yang mencakup latar belakang, metode, hasil, pembahasan, serta implikasi praktis dan teoretis. Karena eksperimen lapangan dilakukan di setting nyata, penting juga mencantumkan refleksi terhadap keterbatasan dan rekomendasi ke depan.

Langkah-langkah tersebut mencerminkan rangkaian sistematis yang bila dilaksanakan dengan baik akan menghasilkan penelitian eksperimen lapangan yang kredibel dan bermanfaat.

Contoh Penerapan Eksperimen Lapangan

Berikut beberapa contoh penerapan eksperimen lapangan dalam penelitian pendidikan atau sosial di Indonesia yang dapat dijadikan model:

Contoh 1: Penelitian di bidang pendidikan
Sebagai misal, dalam jurnal “Efektivitas Metode Eksperimen Terhadap Kemampuan …” (2025) ditemukan bahwa metode eksperimen memungkinkan siswa melakukan percobaan yang langsung berkaitan dengan materi pembelajaran dan hasilnya lebih baik dibanding metode konvensional. [Lihat sumber Disini - journal.putragaluh.ac.id]
Dalam penelitian tersebut, setting dilakukan di kelas sekolah (lingkungan nyata), perlakuan diberikan dan hasil belajar diukur. Ini merupakan bentuk eksperimen lapangan.

Contoh 2: Penelitian di pembelajaran IPA dengan model STS
Jurnal oleh Ahmad Makmur Santoso et al. (2013) berjudul “Penerapan Model Science Technology Society Melalui Eksperimen Lapangan dan Eksperimen Laboratorium …” meneliti siswa SMA Negeri 1 Petanahan. Kelas eksperimen lapangan diberi pembelajaran langsung di lingkungan nyata (limbah dan upaya mengatasinya) dan dibandingkan dengan kelas eksperimen laboratorium. Hasil menunjukkan bahwa kelas eksperimen lapangan memiliki prestasi kognitif, afektif dan psikomotorik yang lebih baik. [Lihat sumber Disini - jurnal.uns.ac.id]
Contoh ini memperlihatkan bahwa eksperimen lapangan dapat diterapkan dalam pengajaran tema lingkungan nyata dan memberikan hasil yang lebih unggul dibanding pengajaran di laboratorium.

Contoh 3: Penelitian metode pengembangan keterampilan proses sains anak usia 5-6 tahun
Dalam penelitian oleh ML Sari (2021) “Implementasi Metode Eksperimen untuk Mengembangkan …” di institusi pendidikan anak usia dini, eksperimen lapangan dilakukan untuk mengembangkan keterampilan proses sains anak. [Lihat sumber Disini - jurnal.untirta.ac.id]
Contoh ini memperlihatkan bahwa eksperimen lapangan juga bisa diterapkan dalam setting pendidikan non-siswa sekolah reguler, yakni PAUD atau kelompok usia dini, dan menitikberatkan pada implementasi nyata di lapangan.

Dari beberapa contoh di atas, dapat dilihat bahwa eksperimen lapangan memberikan kesempatan untuk melakukan intervensi di setting nyata (kelas, komunitas, lapangan) dan mengukur dampaknya secara empiris , membuat hasil penelitian lebih aplikatif dan mudah ditransfer ke praktik nyata.

Kesimpulan

Eksperimen lapangan adalah metode penelitian eksperimen yang dilaksanakan di lingkungan nyata atau semi-natural dengan manipulasi variabel oleh peneliti dan pengukuran hasilnya, sehingga menggabungkan kekuatan kontrol eksperimen dengan kondisi aplikasi nyata. Pengertian ini dapat dilihat secara umum, berdasarkan KBBI, dan melalui para ahli yang menekankan manipulasi, kontrol, dan pengamatan variabel.
Langkah-langkah penting meliputi perumusan hipotesis, desain penelitian, pemilihan setting, pemberian perlakuan, pengukuran variabel terikat, kontrol variabel luar, analisis data, serta pelaporan hasil.
Penerapan eksperimen lapangan dalam penelitian pendidikan dan sosial di Indonesia menunjukkan bahwa metode ini mampu menghasilkan temuan yang tidak hanya valid secara statistik, tetapi juga relevan secara praktis.
Dengan demikian, bagi peneliti maupun mahasiswa yang akan melakukan penelitian eksperimen dengan setting nyata, eksperimen lapangan merupakan pilihan yang layak dijalankan , asalkan rancangan dan pelaksanaannya dilakukan dengan teliti dan sistematis.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Eksperimen lapangan adalah metode penelitian yang dilakukan di lingkungan nyata atau alami dengan cara memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap variabel bebas untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel terikat. Penelitian ini bertujuan menguji hubungan sebab-akibat secara langsung dalam situasi yang realistis.

Eksperimen lapangan dilakukan di lingkungan nyata dengan kontrol variabel luar yang terbatas, sedangkan eksperimen laboratorium dilakukan di tempat yang terkontrol penuh. Eksperimen lapangan memiliki validitas eksternal lebih tinggi karena mendekati kondisi sebenarnya, sementara eksperimen laboratorium memiliki validitas internal yang lebih kuat.

Langkah-langkah eksperimen lapangan meliputi: 1) merumuskan masalah dan hipotesis, 2) menentukan desain penelitian, 3) memilih lokasi lapangan, 4) membagi kelompok eksperimen dan kontrol, 5) memberikan perlakuan, 6) melakukan observasi dan pengukuran, 7) menganalisis data, dan 8) menyusun laporan hasil penelitian.

Contoh penerapan eksperimen lapangan misalnya penelitian pendidikan yang menguji efektivitas metode pembelajaran baru di sekolah, penelitian sosial yang menilai dampak program intervensi masyarakat, atau penelitian IPA yang dilakukan di luar laboratorium untuk mengamati fenomena alam secara langsung.

Eksperimen lapangan penting karena memberikan hasil penelitian yang lebih relevan dan dapat diterapkan langsung dalam kehidupan nyata. Dengan melakukan penelitian di lapangan, peneliti dapat mengamati efek perlakuan dalam konteks sosial, pendidikan, atau lingkungan yang sebenarnya sehingga meningkatkan validitas eksternal penelitian.