Terakhir diperbarui: 27 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 27 November 2025). Metode Eksperimen Lapangan: Tahapan dan Keunggulannya. SumberAjar. Retrieved 27 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/metode-eksperimen-lapangan-tahapan-dan-keunggulannya 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Metode Eksperimen Lapangan: Tahapan dan Keunggulannya - SumberAjar.com

Metode Eksperimen Lapangan: Tahapan dan Keunggulannya

Pendahuluan

Penelitian ilmiah senantiasa memerlukan metode yang tepat agar temuan yang diperoleh dapat diandalkan, valid, dan relevan terhadap kondisi nyata. Di antara berbagai metode penelitian, metode eksperimen sering dianggap sebagai pendekatan kuat dalam menguji hubungan sebab–akibat (kausalitas) antar variabel. Namun, tidak semua eksperimen dilakukan di laboratorium, terdapat versi yang diterapkan di lingkungan nyata, yaitu eksperimen lapangan. Eksperimen lapangan memungkinkan peneliti untuk menerapkan perlakuan (treatment) dalam situasi kehidupan sehari-hari, sekaligus menjaga relevansi hasil penelitian terhadap konteks dunia nyata. Dalam artikel ini, akan dibahas definisi metode eksperimen lapangan, tahapan pelaksanaannya, serta keunggulan dan keterbatasannya, berdasarkan literatur dan penelitian terkini.


Definisi Metode Eksperimen Lapangan

Definisi secara umum

Metode eksperimen adalah jenis penelitian yang dirancang untuk menguji hubungan sebab–akibat antara dua variabel atau lebih dengan memberi perlakuan tertentu (variabel bebas) dan kemudian mengamati dampaknya terhadap variabel tergantung. Dalam konteks penelitian kuantitatif, eksperimen memberikan kontrol terhadap variabel dan memungkinkan analisis statistika yang valid. [Lihat sumber Disini - digilib.uin-suka.ac.id]

Sementara itu, eksperimen lapangan (field experiment) merujuk pada pelaksanaan eksperimen tersebut di lingkungan nyata, bukan di ruang laboratorium, meskipun penelitian tetap memanipulasi variabel bebas. [Lihat sumber Disini - repository.stimbudibakti.ac.id]

Dengan demikian, eksperimen lapangan adalah gabungan antara kontrol eksperimen dan konteks kehidupan nyata: peneliti menetapkan perlakuan, tetapi pelaksanaannya dilakukan dalam setting alamiah atau naturalistik, sehingga hasilnya lebih representatif terhadap kondisi sebenarnya.

Definisi dalam KBBI

Untuk definisi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), sebenarnya tidak ada entri yang spesifik untuk “eksperimen lapangan” sebagai istilah teknis. Namun, kata “eksperimen” dalam KBBI merujuk pada percobaan untuk membuktikan sesuatu, mencoba hal baru, atau menguji hipotesis melalui percobaan. Istilah “lapangan” dalam konteks penelitian menunjukkan bahwa percobaan dilakukan di tempat nyata, bukan di laboratorium. Oleh karena itu, dalam arti luas “eksperimen lapangan” dapat diartikan sebagai “percobaan yang dilakukan di lingkungan nyata untuk menguji suatu hipotesis atau pengaruh variabel tertentu secara empiris”.

Definisi menurut para ahli

  1. Menurut Setyanto AE, dalam tulisannya “Memperkenalkan Kembali Metode Eksperimen”, eksperimen lapangan adalah kajian penelitian dalam situasi nyata di mana peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel bebas. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
  2. Riska Yulianti dan kolega, dalam buku “Metode Penelitian Eksperimen: Konsep, Implementasi, dan Studi Kasus”, menjelaskan bahwa eksperimen adalah jenis penelitian yang paling akurat dalam menentukan hubungan sebab–akibat, karena peneliti dapat mengontrol variabel bebas sebelum dan selama penelitian. [Lihat sumber Disini - repository.uinjkt.ac.id]
  3. M. Waruwu (2025), dalam kajian tentang metodologi kuantitatif, menyebut bahwa desain eksperimen lapangan dilakukan di lingkungan alami, bukan laboratorium, meskipun variabel bebas tetap dimanipulasi. [Lihat sumber Disini - repository.stimbudibakti.ac.id]
  4. M. Albina (2025), dalam artikel “Model Penelitian Eksperimental dalam Pendidikan”, mendeskripsikan eksperimen sebagai metode dengan karakteristik kontrol variabel, manipulasi perlakuan, dan observasi hasil, sehingga memungkinkan peneliti menguji hipotesis dengan sistematis. [Lihat sumber Disini - jurnal.mediaakademik.com]
  5. MS Rahayu (2024), dalam artikel “Experimental Research dalam Penelitian Pendidikan”, mengemukakan bahwa penelitian eksperimen memungkinkan peneliti menyusun desain penelitian untuk mengontrol variabel dan memperoleh data yang valid ketika data empiris belum tersedia. [Lihat sumber Disini - jurnal.peneliti.net]

Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen lapangan adalah metode penelitian kuantitatif yang dilakukan di “dunia nyata” dengan manipulasi variabel oleh peneliti, bertujuan menguji kausalitas antar variabel, tetap mempertahankan kontrol terhadap perlakuan, sekaligus menjaga relevansi eksternal hasil penelitian.


Tahapan Pelaksanaan Metode Eksperimen Lapangan

Dalam penerapan eksperimen lapangan, secara umum terdapat beberapa tahapan penting yang harus dilewati agar penelitian valid dan reliabel. Berdasarkan literatur metodologi serta praktik penelitian di bidang pendidikan dan ilmu sosial, berikut tahapan-tahapan tersebut:

Perencanaan dan perumusan hipotesis

Peneliti memulai dengan merumuskan masalah penelitian dan hipotesis, yaitu dugaan hubungan sebab–akibat antara variabel independen (perlakuan) dan variabel dependen (hasil). Desain eksperimen harus jelas sejak awal, termasuk kelompok kontrol, kelompok perlakuan, teknik randomisasi (jika memungkinkan), dan variabel pengganggu (confounding variables) yang perlu dikendalikan. [Lihat sumber Disini - repository.upi.edu]

Penentuan desain eksperimen & pemilihan sampel

Desain eksperimen lapangan bisa berbentuk “true experimental” dengan randomisasi penuh dan kelompok kontrol/pretest-posttest, atau desain quasi-eksperimental jika randomisasi tidak memungkinkan. [Lihat sumber Disini - jurnal.mediaakademik.com]
Sampel dipilih dari populasi yang relevan, idealnya dengan teknik acak agar distribusi perlakuan dan kontrol seimbang, membantu meminimalkan bias. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]

Persiapan perlakuan (treatment) dan pelaksanaan di lapangan

Peneliti menyiapkan perlakuan yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen, serta ‘perlakuan biasa’ atau kondisi kontrol untuk kelompok kontrol. Perlakuan ini kemudian dilakukan dalam setting nyata, misalnya kelas sekolah, komunitas, masyarakat, sesuai dengan konteks penelitian. Pelaksanaan ini harus sesuai desain agar hasil tetap valid.

Pengumpulan data (observasi, tes, pengukuran hasil)

Setelah perlakuan, peneliti mengumpulkan data dari kelompok eksperimen dan kontrol. Teknik bisa berupa tes (pretest dan posttest), observasi langsung, survei, angket, atau kombinasi teknik, tergantung jenis data yang dibutuhkan. [Lihat sumber Disini - e-journal.staima-alhikam.ac.id]
Pemilihan teknik pengumpulan data yang tepat penting agar data representatif dan dapat diolah untuk uji hipotesis. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]

Analisis data & interpretasi hasil

Setelah data dikumpulkan, peneliti melakukan analisis statistik (misalnya uji perbedaan, uji t, ANOVA, dsb.) untuk menentukan apakah perlakuan memberikan efek yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika desain memungkinkan, analisis juga mempertimbangkan variabel pengganggu. Hasil analisis diinterpretasikan dalam konteks dunia nyata. Banyak penelitian pendidikan menunjukkan bahwa metode eksperimen (termasuk lapangan) efektif meningkatkan hasil belajar, pemahaman, dan keterampilan siswa. [Lihat sumber Disini - jurnal.itscience.org]

Pelaporan & refleksi/pembuatan kesimpulan

Peneliti menyusun laporan lengkap yang mencakup latar belakang, metode, hasil, pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Refleksi penting terutama terkait validitas internal dan eksternal: apakah hasil dapat digeneralisasi ke populasi lebih luas, atau hanya berlaku di setting spesifik.


Keunggulan (Kelebihan) Metode Eksperimen Lapangan

Menggunakan eksperimen lapangan sebagai metode penelitian menawarkan sejumlah kelebihan dibandingkan dengan eksperimen laboratorium maupun metode observasional biasa. Berikut beberapa keunggulannya:

Relevansi tinggi dengan kondisi nyata (eksternal validitas kuat)

Karena eksperimen dilakukan di lingkungan alamiah, seperti sekolah, komunitas, atau masyarakat, hasil penelitian lebih representatif terhadap kondisi nyata. Ini membuat temuan lebih mudah diaplikasikan dalam praktik nyata dibanding hasil dari eksperimen laboratorium yang “terlalu ideal”.

Kemampuan menguji kausalitas dengan kontrol variabel

Seperti dalam eksperimen pada umumnya, peneliti dapat memanipulasi variabel independen dan mengendalikan variabel lainnya, sehingga memungkinkan uji sebab–akibat (kausal) yang valid. Ini lebih superior dibanding metode observasi atau studi deskriptif yang hanya mendeskripsikan hubungan, tanpa menjamin kausalitas. [Lihat sumber Disini - j-innovative.org]

Fleksibilitas kontekstual

Eksperimen lapangan dapat disesuaikan dengan berbagai setting (sekolah, komunitas, lingkungan sosial, alam) tergantung tujuan penelitian. Hal ini membuatnya cocok untuk penelitian di bidang pendidikan, psikologi sosial, kebijakan publik, lingkungan, dan lain-lain.

Kemungkinan memperoleh data yang autentik dan alami

Karena settingnya alami, partisipan mungkin berperilaku seperti biasanya (tidak terlalu “mengerti” bahwa sedang diteliti seperti di laboratorium), sehingga mengurangi bias akibat “efek laboratorium” atau “Hawthorne effect”. [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]

Efektivitas dalam implementasi intervensi nyata

Dalam konteks pendidikan misalnya, penggunaan metode eksperimen lapangan memungkinkan pengujian metode pembelajaran, model intervensi, atau strategi kurikulum langsung di kelas nyata, sehingga hasilnya benar-benar berbasis praktik. Banyak penelitian di pendidikan menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman dan hasil belajar siswa setelah intervensi menggunakan eksperimen. [Lihat sumber Disini - jurnal.itscience.org]


Tantangan dan Pertimbangan dalam Eksperimen Lapangan

Meskipun banyak keunggulan, eksperimen lapangan juga memiliki keterbatasan dan tantangan yang harus dihadapi peneliti agar hasil tetap valid. Beberapa di antaranya:

  • Kontrol variabel pengganggu lebih sulit, karena setting alami, banyak faktor eksternal (tidak terkontrol) bisa mempengaruhi hasil, sehingga mengurangi kontrol internal dibanding eksperimen laboratorium. [Lihat sumber Disini - repository.stimbudibakti.ac.id]
  • Kesulitan dalam randomisasi dan kontrol penuh, dalam banyak kasus, randomisasi penuh sulit dilakukan karena keterbatasan etis, praktis, atau logistik; hal ini bisa mempengaruhi validitas desain eksperimen.
  • Generalizability terbatas jika sampel atau setting terlalu spesifik, meskipun eksternal validitas relatif kuat, hasil dari satu komunitas atau setting bisa jadi tidak mudah digeneralisasikan ke tempat lain tanpa pertimbangan kontekstual.
  • Ketergantungan pada kerjasama pihak eksternal dan kondisi lapangan, misalnya sekolah, komunitas, atau lingkungan masyarakat yang bisa berubah kapan saja, mempengaruhi kelancaran pelaksanaan eksperimen.
  • Pengumpulan data bisa kompleks, membutuhkan perencanaan matang untuk observasi, tes, atau pengukuran di lapangan; serta perlu memperhatikan aspek etika, persetujuan, dan pengaturan variabel.

Contoh Penerapan Eksperimen Lapangan dalam Pendidikan

Beberapa penelitian pendidikan baru-baru ini menggunakan metode eksperimen (termasuk eksperimen lapangan) untuk menguji efektivitas metode pembelajaran atau intervensi, berikut contohnya:

  • Pengaruh Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Tumbuhan Hijau, penelitian ini menggunakan desain one-group pretest-posttest pada siswa kelas V, dan hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dari rata-rata 51,33 sebelum intervensi menjadi 71,33 setelah metode eksperimen diterapkan. [Lihat sumber Disini - jurnal.itscience.org]
  • Efektivitas Metode Eksperimen Terhadap Kemampuan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar Pada Materi IPA (2025), menunjukkan bahwa eksperimen sebagai metode pembelajaran memberikan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi IPA. [Lihat sumber Disini - journal.putragaluh.ac.id]

Penelitian-penelitian tersebut memperlihatkan bahwa metode eksperimen, utamanya bila diadaptasi ke konteks kelas atau lingkungan nyata, bukan hanya teori semata, tetapi efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa.


Kesimpulan

Metode eksperimen lapangan merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan kekuatan eksperimen (kemampuan uji kausalitas dan kontrol variabel) dengan relevansi dunia nyata. Definisinya menekankan manipulasi variabel dalam setting alami, sehingga hasil penelitian sangat berguna bagi aplikasi praktis di masyarakat, pendidikan, kebijakan, dan bidang sosial lainnya. Tahapan penerapan metode ini meliputi perencanaan dan hipotesis, desain eksperimen, pelaksanaan perlakuan di lapangan, pengumpulan dan analisis data, serta pelaporan hasil. Keunggulan utama eksperimen lapangan adalah eksternal validitas tinggi, fleksibilitas konteks, dan kemampuan menghasilkan temuan yang aplikatif. Namun, keterbatasan seperti kontrol variabel pengganggu, kesulitan randomisasi, serta kompleksitas pelaksanaan di lapangan perlu diperhatikan. Dengan perencanaan matang dan pelaksanaan yang baik, eksperimen lapangan tetap menjadi metode andalan untuk penelitian yang realistis dan bermakna.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Metode eksperimen lapangan adalah pendekatan penelitian yang menerapkan perlakuan atau treatment pada partisipan di lingkungan nyata untuk menguji hubungan sebab–akibat antar variabel. Berbeda dengan eksperimen laboratorium, metode ini dilakukan dalam setting naturalistik sehingga hasil penelitian lebih relevan dengan kondisi sebenarnya.

Tahapan eksperimen lapangan meliputi: perumusan masalah dan hipotesis, penentuan desain penelitian, pemilihan sampel, persiapan perlakuan, pelaksanaan eksperimen di lapangan, pengumpulan data, analisis hasil, serta pelaporan dan evaluasi penelitian.

Metode eksperimen lapangan memiliki beberapa keunggulan seperti relevansi tinggi terhadap kondisi nyata, kemampuan menghasilkan data autentik, fleksibilitas penerapan pada berbagai konteks, dan tetap memungkinkan pengujian hubungan sebab–akibat dengan tingkat validitas eksternal yang baik.

Contoh eksperimen lapangan dapat ditemukan pada penelitian pendidikan, misalnya pemberian metode pembelajaran tertentu langsung di kelas nyata untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa melalui pretest dan posttest.

Eksperimen lapangan dilakukan di lingkungan alamiah seperti kelas, komunitas, atau masyarakat, sementara eksperimen laboratorium dilakukan di ruang terkontrol. Eksperimen lapangan memiliki validitas eksternal lebih tinggi, tetapi kontrol variabel lebih sulit dibanding eksperimen laboratorium.

Home
Kamus
Cite Halaman Ini