Terakhir diperbarui: 06 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 6 November 2025). Kerangka Berpikir: Definisi, Fungsi, dan Cara Penyusunannya. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/kerangka-berpikir-definisi-fungsi-dan-cara-penyusunannya 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Kerangka Berpikir: Definisi, Fungsi, dan Cara Penyusunannya - SumberAjar.com

Kerangka Berpikir: Definisi, Fungsi, dan Cara Penyusunannya

Pendahuluan

Dalam setiap karya ilmiah maupun penelitian, penyusunan pemikiran yang sistematis menjadi sangat krusial. Salah satu elemen penting dalam hal tersebut adalah kerangka berpikir. Kerangka berpikir membantu peneliti atau penulis menyusun alur logika yang menghubungkan teori, konsep, dan fakta empiris sehingga menghasilkan uraian yang koheren dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan kerangka berpikir yang jelas, proses mulai dari identifikasi masalah hingga penarikan kesimpulan menjadi lebih terstruktur dan terarah. Penelitian pendidikan misalnya menegaskan bahwa kerangka berpikir memiliki posisi strategis sebagai jembatan antara teori dan praktik, konsep dan realitas, serta antara permasalahan dan tujuan penelitian. [Lihat sumber Disini - ejournal.yayasanpendidikandzurriyatulquran.id]
Tulisan ini akan membahas secara mendalam,

(1) definisi kerangka berpikir secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli;

(2) fungsi kerangka berpikir;

(3) cara penyusunan kerangka berpikir.

Semoga menjadi panduan yang bermanfaat baik bagi mahasiswa, peneliti, maupun penulis ilmiah.

Definisi Kerangka Berpikir

Definisi Kerangka Berpikir Secara Umum

Secara umum, kerangka berpikir dapat diartikan sebagai rangkaian pemikiran yang tersusun secara sistematis untuk menjelaskan bagaimana suatu fenomena atau permasalahan dikaji melalui hubungan antar variabel atau konsep. Misalnya, sebuah artikel menyatakan bahwa “kerangka berpikir adalah dasar pemikiran yang memuat perpaduan antara teori dengan fakta, observasi dan kajian kepustakaan, yang akan dijadikan dasar dalam penelitian.” [Lihat sumber Disini - jurnal.diklinko.id]
Dengan demikian, secara umum kerangka berpikir merupakan alur logika yang menghubungkan asumsi, variabel, teori, dan fakta empiris agar penelitian atau tulisan dapat berjalan dengan arah yang jelas.

Definisi Kerangka Berpikir di dalam KBBI

Meski istilah “kerangka berpikir” tidak secara eksplisit terdapat sebagai entri tunggal dalam KBBI daring, kita bisa memaknai kedua kata komponennya: “kerangka” dan “berpikir”. “Kerangka” berarti struktur atau rangka yang menopang sesuatu; “berpikir” berarti kegiatan menggunakan akal atau pemikiran. Berdasarkan arti komponen tersebut, dapat dimaknai bahwa kerangka berpikir adalah struktur pemikiran yang digunakan untuk menata ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu kajian.
Salah satu sumber literasi online mengaitkan: “Kerangka adalah sesuatu yang menyusun atau menopang yang lain, sehingga sesuatu yang lain dapat berdiri, dan berpikir merupakan gerak akal dari satu titik ke titik yang lain.” [Lihat sumber Disini - bem.poliupg.ac.id]
Walaupun bukan definisi resmi KBBI khusus untuk “kerangka berpikir”, makna ini cukup digunakan dalam konteks ilmiah.

Definisi Kerangka Berpikir Menurut Para Ahli

Beberapa ahli telah memberikan definisi yang berbeda-beda namun saling melengkapi mengenai kerangka berpikir. Berikut beberapa definisi yang bisa kita rangkum:

  1. Menurut Sugiyono: kerangka berpikir adalah “suatu model konseptual yang digunakan sebagai landasan teori yang terkait dengan faktor-faktor dalam penelitian”. [Lihat sumber Disini - sampoernauniversity.ac.id]
  2. Menurut Sapto Haryoko: kerangka berpikir adalah sebuah penelitian yang menggunakan dua variabel atau lebih dalam praktiknya; sehingga kerangka berpikir berisi variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian. [Lihat sumber Disini - sampoernauniversity.ac.id]
  3. Menurut Polancik (2009): kerangka berpikir diartikan sebagai diagram yang berperan sebagai alur logika sistematis dari tema yang akan ditulis dalam penelitian. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  4. Menurut Suriasoemantri: kerangka berpikir adalah penjelasan untuk memaparkan dan menyusun semua gejala yang ada dalam suatu penelitian agar bisa diselesaikan sesuai kriteria yang telah dibuat. [Lihat sumber Disini - gramedia.com]
  5. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Ibn Sina (dalam kajian historis yang dikutip dalam artikel), kerangka berpikir harus dimulai dengan premis yang benar dan berakhir dengan kesimpulan yang logis serta koheren. [Lihat sumber Disini - ejournal.staimnglawak.ac.id]

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerangka berpikir memiliki tiga elemen utama: teori/konsep, hubungan antar variabel/konsep, dan alur logika atau model yang menggambarkan bagaimana variabel-itu saling terkait.

Fungsi Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir tidak hanya sekadar formalitas dalam penelitian, namun memiliki sejumlah fungsi penting yang menjamin kualitas, arah, dan relevansi penelitian atau tulisan. Berikut beberapa fungsi utama:

  1. Sebagai panduan penelitian atau kajian
    Kerangka berpikir membantu peneliti atau penulis untuk melihat arah alur pemikiran mulai dari identifikasi masalah menuju kesimpulan. Sebagai “peta konseptual”, kerangka berpikir memudahkan peneliti merancang langkah-langkah metodologis yang logis dan terstruktur. [Lihat sumber Disini - ejournal.staimnglawak.ac.id]
  2. Menjelaskan hubungan antar variabel atau konsep
    Fungsi penting lainnya adalah menjelaskan dengan jelas bagaimana variabel-atau konsep-tertentu saling berhubungan (hubungan sebab-akibat, interaksi, atau pengaruh). Sebuah artikel menyebut bahwa kerangka berpikir menjelaskan “hubungan dan keterkaitan antar variabel” sehingga memudahkan dalam perumusan hipotesis. [Lihat sumber Disini - jurnal.diklinko.id]
  3. Meningkatkan sistematisasi dan logika penelitian
    Kerangka berpikir mendorong peneliti untuk berpikir secara sistematis, meminimalkan kekacauan logika, dan memastikan bahwa teori, fakta, dan metode saling mendukung. Sebuah kajian menyatakan bahwa tanpa kerangka berpikir yang baik, penelitian dapat kehilangan arah, fokus, atau koherensi ilmiah. [Lihat sumber Disini - ejournal.yayasanpendidikandzurriyatulquran.id]
  4. Membantu dalam interpretasi dan analisis data
    Karena kerangka berpikir sudah menghubungkan variabel dan teori, saat pengumpulan dan analisis data, peneliti dapat melihat apakah data mendukung model yang telah disusun atau tidak. Dengan demikian, kerangka berpikir dapat memperkuat validitas dan kredibilitas penelitian. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
  5. Menjadi dasar penyusunan hipotesis atau model konseptual
    Dalam penelitian kuantitatif, kerangka berpikir menjadi dasar untuk merumuskan hipotesis. Sebuah artikel menyebut: “Kerangka berpikir adalah narasi … sebagai bahan untuk membuat rumusan hipotesis.” [Lihat sumber Disini - jurnal.diklinko.id]
  6. Meningkatkan transparansi untuk pembaca atau reviewer
    Dengan kerangka berpikir yang jelas, pembaca atau reviewer dapat mengikuti alur berpikir peneliti dari awal hingga akhir, menilai konsistensi teori, metodologi, dan temuan secara lebih mudah.

Secara ringkas, bisa dikatakan bahwa fungsi utama kerangka berpikir adalah mengarahkan, menjelaskan, dan memperkuat proses penelitian atau tulisan ilmiah.

Cara Penyusunan Kerangka Berpikir

Penyusunan kerangka berpikir harus dilakukan secara sistematis agar hasilnya valid dan bermakna. Berikut langkah-langkah yang umum direkomendasikan dalam literatur ilmiah:

  1. Identifikasi Masalah Penelitian
    Tahap pertama adalah merumuskan masalah penelitian secara jelas dan spesifik. Masalah ini menjadi titik awal untuk membangun alur pemikiran. Dalam kajian disebut bahwa penelitian akan kehilangan arah jika kerangka berpikir tidak dibentuk dari identifikasi masalah yang jelas. [Lihat sumber Disini - ejournal.staimnglawak.ac.id]
  2. Kajian Teori dan Tinjauan Literatur
    Setelah masalah ditetapkan, kumpulkan teori-terkait, hasil penelitian terdahulu, dan konsep yang relevan. Literatur ini akan menjadi dasar bagi kerangka berpikir. Sebuah kajian menyebut bahwa kerangka berpikir muncul dari sintesis antara teori dan fakta observasi. [Lihat sumber Disini - jurnal.diklinko.id]
  3. Identifikasi Konsep dan Variabel Utama
    Dari literatur, tentukan konsep atau variabel utama yang akan dikaji dan bagaimana konsep itu diukur atau diamati. Misalnya, variabel bebas, variabel terikat, mediator, atau moderasi. [Lihat sumber Disini - jurnal.diklinko.id]
  4. Menentukan Hubungan Antar Variabel / Konsep
    Tentukan bagaimana variabel-tersebut saling berhubungan—apakah ada pengaruh langsung, mediasi, moderasi, atau interaksi. Hubungan ini akan menjadi alur kerangka berpikir. Sebuah artikel menjelaskan bahwa kerangka berpikir dapat digambarkan seperti bagan yang menunjukkan alur pikir dan hubungan antar variabel. [Lihat sumber Disini - jurnal.diklinko.id]
  5. Menyusun Model atau Diagram Konseptual (Opsional tapi Disarankan)
    Untuk memperjelas alur, sering kali kerangka berpikir dituangkan dalam bentuk diagram atau bagan. Diagram ini memudahkan pemahaman visual atas hubungan antar variabel. [Lihat sumber Disini - ejournal.staimnglawak.ac.id]
  6. Menuliskan Narasi Kerangka Berpikir
    Sambil atau setelah diagram, tuliskan uraian naratif yang menjelaskan langkah-langkah pikir peneliti: mulai dari variabel, hubungan, logika teoritis, hingga hipotesis atau arah penelitian. Narasi ini menjamin kerangka berpikir tidak hanya berupa gambar tapi juga argumentasi ilmiah. [Lihat sumber Disini - jurnal.diklinko.id]
  7. Memastikan Logika dan Koherensi
    Periksa apakah alur logika antar variabel koheren, apakah teori yang digunakan relevan dan mutakhir, serta apakah hubungan yang diusulkan mempunyai dasar empiris. Sebuah kajian menekankan bahwa kerangka berpikir baik harus didukung teori mutakhir agar bisa diterima ilmuwan lain. [Lihat sumber Disini - jurnal.diklinko.id]
  8. Revisi dan Evaluasi
    Setelah disusun, kerangka berpikir perlu dievaluasi: jelas tidak variabelnya, kuat tidak argumentasi teorinya, bisa tidak bagannya dipahami pembaca, dan apakah alur logikanya mengarah ke tujuan penelitian. Kadang peneliti menemukan harus mengubah variabel atau hubungan agar lebih relevan. [Lihat sumber Disini - ejournal.staimnglawak.ac.id]
  9. Integrasi dengan Metodologi Penelitian
    Akhirnya, kerangka berpikir harus disesuaikan dengan desain metodologi penelitian: apakah kualitatif atau kuantitatif, bagaimana pengukuran variabel, bagaimana data akan dikumpulkan, dan bagaimana analisis akan dijalankan. Tanpa integrasi ini, kerangka berpikir bisa menjadi sekadar dekorasi formal. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, penyusunan kerangka berpikir tidak hanya menjadi formalitas tetapi benar-benar menjadi “kerangka” yang menopang seluruh kerja penelitian atau kajian.

Kesimpulan

Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa kerangka berpikir merupakan elemen esensial dalam penelitian atau tulisan ilmiah karena:

  • Kerangka berpikir adalah struktur pemikiran yang menghubungkan teori, konsep, dan fakta secara logis dan sistematis.
  • Fungsi utama kerangka berpikir adalah mengarahkan, menjelaskan hubungan antar variabel, menjamin sistematisasi, dan memperkuat analisis penelitian.
  • Penyusunan kerangka berpikir harus dilakukan melalui langkah-langkah yang jelas: mulai dari identifikasi masalah, kajian literatur, identifikasi variabel, hubungan antar variabel, pembuatan model/diagram, narasi kerangka, evaluasi logika, hingga integrasi dengan metodologi.
  • Tanpa kerangka berpikir yang baik, penelitian dapat kehilangan arah, logika bisa acak, dan hasilnya kurang kredibel. Oleh karena itu bagi penulis ilmiah ataupun peneliti, penyusunan kerangka berpikir bukan sekadar formalitas, melainkan kebutuhan mendasar agar kajian dapat berjalan dengan baik dan memberikan kontribusi akademik yang bermakna.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Kerangka berpikir adalah struktur atau alur logika yang menghubungkan teori, konsep, dan fakta empiris untuk menjelaskan hubungan antar variabel dalam suatu penelitian. Kerangka ini membantu peneliti menyusun ide secara sistematis dan terarah.

Fungsi utama kerangka berpikir adalah sebagai panduan penelitian, menjelaskan hubungan antar variabel, memastikan alur berpikir logis, memperkuat validitas penelitian, serta menjadi dasar dalam perumusan hipotesis.

Langkah-langkah penyusunan kerangka berpikir meliputi: identifikasi masalah penelitian, kajian teori, menentukan variabel utama, menjelaskan hubungan antar variabel, membuat diagram konseptual, menulis narasi kerangka berpikir, serta mengevaluasi koherensi dan logika antar konsep.

Kerangka berpikir deduktif berangkat dari teori umum menuju fakta khusus, sedangkan kerangka berpikir induktif dimulai dari pengamatan atau fakta khusus untuk membentuk teori umum. Keduanya digunakan sesuai pendekatan penelitian yang diterapkan.

Kerangka berpikir penting karena menjadi fondasi logis dalam penelitian, memastikan setiap bagian penelitian saling berkaitan, mempermudah penarikan kesimpulan, dan membantu pembaca memahami arah pemikiran peneliti secara sistematis.