Terakhir diperbarui: 12 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 5 September 2025). Bias: Pengertian, Jenis, dan Dampaknya dalam Penelitian [PDF]. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/bias-pengertian-jenis-dan-dampaknya-dalam-penelitian-pdf 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Bias: Pengertian, Jenis, dan Dampaknya dalam Penelitian [PDF] - SumberAjar.com

Bias: Pengertian, Jenis, dan Dampaknya dalam Penelitian [PDF]

Pendahuluan

Dalam dunia penelitian ilmiah, baik kuantitatif maupun kualitatif, keandalan hasil sangat bergantung pada objektivitas, validitas, dan reliabilitas dari proses yang ditempuh. Salah satu ancaman utama terhadap kualitas penelitian adalah munculnya bias. Istilah “bias” ini sering digunakan untuk menggambarkan penyimpangan sistematis yang terjadi dalam penelitian,baik dalam desain, pengumpulan data, analisis, maupun pelaporan hasil. Ketika bias tidak dikendalikan atau disadari oleh peneliti, maka temuan penelitian dapat menjadi tidak valid, menyesatkan, atau sulit untuk digeneralisasi. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang apa itu bias, bagaimana jenis-jenisnya, serta apa dampaknya sangat penting bagi siapa pun yang terlibat dalam kegiatan penelitian. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mulai dari definisi bias secara umum, dalam kamus, dan menurut para ahli, kemudian menggali jenis-jenis bias utama dalam penelitian, serta menguraikan dampaknya bagi proses penelitian dan hasilnya.

Definisi Bias

Definisi Bias Secara Umum

Secara umum, bias dapat dipahami sebagai suatu kecenderungan atau arah berpihak yang menyebabkan penilaian, keputusan atau hasil menjadi menyimpang dari keadaan yang “seharusnya” atau “ideal”. Misalnya, penyimpangan ini bisa terjadi karena preferensi peneliti, kondisi pengumpulan data yang tidak netral, atau karena pemilihan sampel yang tidak representatif. Menurut satu sumber populer, bias adalah “kesalahan sistematis, di mana penelitian tertentu menyimpang dari temuan yang benar.” [Lihat sumber Disini - info.populix.co]

Dalam konteks penelitian, bias tidak hanya menyangkut kesalahan acak atau kebetulan,melainkan kesalahan yang memiliki pola atau arah tertentu yang menghasilkan distorsi terhadap estimasi, interpretasi, atau generalisasi. Misalnya, ketika sampel yang diteliti tidak benar-benar mewakili populasi, atau instrumen pengukuran lebih cenderung menghasilkan nilai tertentu. Maka penelitian bisa kehilangan objektivitasnya.

Definisi Bias dalam KBBI

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), bias memiliki dua pengertian yang relevan untuk konteks penelitian:

  1. Kecenderungan untuk mendukung atau menentang sesuatu hal, orang, atau kelompok dengan cara yang kurang adil. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  2. Galat sistematis dalam pengambilan sampel atau pengujian dengan memilih atau mendorong suatu hasil atau jawaban dibanding yang lain. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Pengertian kedua secara khusus sering digunakan dalam metodologi penelitian: yaitu menyebut bias sebagai galat sistematis yang muncul dari pemilihan sampel, alat ukur, atau prosedur penelitian yang tidak tepat atau tidak netral. Dengan memahami definisi dari KBBI, peneliti dapat lebih mudah mengenali bahwa bias bukan sekadar “kesalahan” saja, tetapi kesalahan yang memiliki karakter sistematis dan cenderung menghasilkan hasil yang tidak adil atau kurang valid.

Definisi Bias Menurut Para Ahli

Berikut definisi bias menurut beberapa ahli agar pemahaman menjadi lebih kaya:

  1. Menurut Shefrin (2007) sebagaimana dikutip dalam literatur Indonesia: bias adalah kecenderungan kesalahan prediksi. [Lihat sumber Disini - repository.petra.ac.id]
  2. Menurut Pompian (2011) dalam konteks behavioral finance: jenis-bias dikategorikan menjadi dua, yakni cognitive bias dan emotional bias. Emotional bias muncul karena emosi yang dominan dalam pengambilan keputusan, sedangkan cognitive bias adalah penyimpangan rasionalitas dalam penilaian yang menyebabkan interpretasi tidak logis. [Lihat sumber Disini - journal.maranatha.edu]
  3. Menurut sumber metodologi penelitian: bias penelitian adalah kesalahan sistematis yang menyebabkan distorsi dalam penaksiran parameter populasi. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
  4. Menurut artikel Populix (yang mengutip laman The Association for Qualitative Research): bias terjadi melalui kesalahan dalam cara wawancara atau pengambilan sampel. [Lihat sumber Disini - info.populix.co]

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam konteks penelitian ilmiah, bias adalah fenomena yang menyangkut kecenderungan sistematis yang dapat mengubah hasil penelitian dari yang “seharusnya” ke arah yang ‘terpengaruh’ oleh faktor lain (sampel, alat ukur, preferensi peneliti, prosedur, dsb).

Jenis-Jenis Bias dalam Penelitian

Dalam praktik penelitian, terdapat banyak jenis bias yang dapat muncul. Berikut beberapa jenis utama yang sering dibahas dalam literatur metodologi dan penelitian di Indonesia, lengkap dengan penjelasan dan contoh.

Bias Seleksi

Bias seleksi (selection bias) terjadi ketika proses pemilihan sampel atau partisipan penelitian menghasilkan sampel yang tidak representatif dari populasi yang dituju atau ketika ada kelalaian sistematis dalam memilih individu/objek penelitian. Misalnya, hanya memilih responden yang mudah dijangkau atau sukarela, sementara kelompok yang sulit dijangkau diabaikan. Sumber menyebut bahwa sampel penelitian yang kurang tepat akan berdampak pada kualitas dan kredibilitas data yang diperoleh. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Contoh: Penelitian tentang preferensi makanan hanya mengambil responden dari satu sekolah menengah di kota besar,padahal populasi sebenarnya mencakup seluruh kota, termasuk luar sekolah dan di pedesaan. Maka hasil penelitian bisa menjadi bias seleksi.

Bias Informasi

Bias informasi (information bias) terjadi ketika ada kesalahan atau distorsi dalam proses pengukuran atau pengumpulan data,misalnya alat ukur tidak valid atau reliabel, responden salah ingat (recall bias), wawancara terpengaruh oleh ekspektasi pengamat (observer bias), atau responden memberi jawaban yang “diinginkan” (social desirability bias). [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Contoh: Sebuah kuesioner yang menanyakan perilaku kesehatan mengandalkan ingatan responden tentang aktivitas fisik selama satu tahun terakhir,karena ingatan yang kacau, maka terjadi bias recall.

Bias Konfirmasi

Bias konfirmasi (confirmation bias) adalah kecenderungan peneliti (atau responden) untuk mencari, menafsirkan, atau mengingat informasi yang mendukung hipotesis atau keyakinan awalnya, serta mengabaikan atau meremehkan bukti yang bertentangan. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Contoh: Seorang peneliti yang yakin bahwa metode A lebih efektif daripada B dalam pendidikan, kemudian hanya memilih data atau responden yang mendukung metode A, atau menafsirkan hasil yang mendukung metode A sebagai “sukses” dan yang tidak mendukung sebagai anomali.

Bias Pengamat (Observer/Pengukuran)

Bias pengamat terjadi ketika sikap, ekspektasi, atau pengetahuan sebelumnya dari pengamat/peneliti mempengaruhi pengamatan, pengukuran, atau interpretasi data. Contoh klasik: dalam studi observasi perilaku, pengamat yang berharap “anak laki-laki lebih aktif” mungkin lebih cepat mencatat aktivitas anak laki-laki dibanding anak perempuan. Sumber menyebut bias pengamat sebagai salah satu jenis yang umum. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Bias Publikasi

Bias publikasi (publication bias) adalah kecenderungan bahwa penelitian dengan hasil “positif” (misalnya signifikan secara statistik) lebih sering diterbitkan atau dipublikasikan dibanding penelitian dengan hasil “negatif” atau tidak signifikan. Akibatnya, citra ilmiah terhadap topik tertentu bisa menjadi miring karena data negatif yang penting tidak terlihat publik. [Lihat sumber Disini - risetku.com]

Bias Budaya

Bias budaya (cultural bias) muncul ketika peneliti mengabaikan atau memaksakan norma, nilai, atau perspektif budaya tertentu dalam desain, pengumpulan data, atau interpretasi sehingga hasil penelitian menjadi kurang relevan atau berlaku secara universal. Sumber menyebut bahwa peneliti bisa secara tidak sengaja memaksakan perspektif budaya mereka ke dalam penelitian. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Bias Ingatan

Bias ingatan (recall bias) terjadi ketika partisipan mengingat pengalaman atau peristiwa masa lalu secara tidak tepat, dipengaruhi oleh persepsi, emosi, atau ekspektasi saat ini. Dalam penelitian kesehatan atau survei retrospektif, bias ini sering muncul. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Bias Desain

Bias desain (design bias) adalah bentuk distorsi yang berasal dari perancangan metodologi penelitian yang kurang memenuhi kondisi ideal,misalnya kontrol yang lemah, tidak ada randomisasi, instrumen ukur yang kurang cocok, atau prosedur yang memungkinkan distorsi. Sumber menyebut desain penelitian yang kurang sesuai sebagai penyebab bias. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]

Bias Metode Umum (Common Method Bias)

Dalam penelitian kuantitatif survei, ada fenomena yang disebut common method bias,yaitu ketika variabel independen dan dependen dikumpulkan dari sumber yang sama, pada waktu yang sama, dengan instrumen yang sama sehingga varians yang diamati lebih dipengaruhi oleh metode pengumpulan data daripada konstruk yang sesungguhnya. [Lihat sumber Disini - accounting.binus.ac.id]

Dampak Bias dalam Penelitian

Bias dalam penelitian membawa konsekuensi yang cukup signifikan. Berikut uraian dampak-utama yang perlu diketahui:

Mengurangi Validitas dan Reliabilitas

Ketika bias hadir, hasil penelitian bisa tidak valid (tidak mengukur apa yang seharusnya diukur) atau tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Reliabilitas juga bisa terganggu,hasil mungkin tidak konsisten jika metode diulang. Sebagai contoh, dalam artikel tentang common method bias disebut bahwa jika tidak dikendalikan, hubungan antar variabel bisa “terlalu tinggi atau terlalu rendah” karena metode pengumpulan yang sama digunakan. [Lihat sumber Disini - accounting.binus.ac.id]

Menyebabkan Interpretasi yang Salah

Bias bisa menyebabkan peneliti atau pembaca salah memahami hubungan antar variabel atau temuan penelitian. Misalnya, jika bias konfirmasi terjadi, peneliti mungkin menafsirkan data yang mendukung keyakinannya sebagai signifikan, sementara data yang kontradiktif diabaikan. Akibatnya, rekomendasi atau kesimpulan penelitian bisa menyesatkan.

Menurunkan Kredibilitas Penelitian

Penelitian yang terbukti banyak mengandung bias akan dipandang memiliki kredibilitas rendah. Dalam publikasi ilmiah dan aplikasinya (misalnya kebijakan publik, pendidikan, kesehatan), hasil yang tidak akurat bisa menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, bias publikasi membuat literatur ilmiah menjadi terdistorsi karena studi-negatif tidak terpublikasi,menyebabkan citra bahwa “efek tertentu selalu ada” padahal belum tentu. [Lihat sumber Disini - risetku.com]

Membatasi Generalisasi Temuan

Karena bias seleksi atau desain, hasil penelitian mungkin hanya berlaku untuk sampel atau konteks terbatas, dan tidak bisa digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar atau berbeda konteks. Hal ini menghambat pemanfaatan hasil penelitian dalam kebijakan atau praktik umum.

Menghambat Kemajuan Ilmu Pengetahuan

Jika banyak penelitian yang bias, maka akumulasi pengetahuan akan terganggu. Misalnya, penelitian meta-analisis bisa menjadi tidak akurat karena banyak hasil negatif atau non-signifikan yang tidak dipublikasikan (akibat bias publikasi). Akibatnya, kesimpulan meta bisa meleset. [Lihat sumber Disini - arxiv.org]

Mengubah Pengambilan Keputusan Praktis

Ketika penelitian yang diaplikasikan ke dunia nyata mengandung bias, maka kebijakan, program, atau intervensi yang berdasarkan penelitian tersebut bisa gagal atau bahkan merugikan. Sebagai contoh dalam penelitian Indonesia: satu studi menunjukkan bahwa berbagai bias kognitif memengaruhi keputusan bisnis atau keuangan,yang berarti risiko praktik profesional juga meningkat. [Lihat sumber Disini - humaniorasains.id]

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bias merupakan fenomena penting dan tak terhindarkan dalam proses penelitian ilmiah. Meski demikian, peneliti memiliki tanggung-jawab untuk mengenali, mengurangi, dan melaporkan potensi bias agar kualitas penelitian dapat dijaga. Definisi bias secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli menegaskan bahwa bias bukan sekadar kesalahan kebetulan, melainkan kesalahan sistematis yang mengarah pada hasil yang terdistorsi.

Berbagai jenis bias,seperti seleksi, informasi, konfirmasi, pengamat, publikasi, desain, ingatan, dan common method bias,menunjukkan betapa beragam titik lemah dalam metodologi penelitian bisa muncul. Dampaknya pun luas: mulai dari menurunnya validitas dan reliabilitas, salah tafsir hasil, hingga implikasi praktis yang merugikan bila temuan digunakan dalam kebijakan atau praktik.

Dengan memahami dan mengendalikan bias, peneliti akan meningkatkan integritas penelitian, memungkinkan temuan yang lebih akurat dan aplikatif, serta mendukung akumulasi ilmu yang lebih sehat. Maka, menjadi penting bagi peneliti untuk selalu merefleksikan aspek-bias dalam setiap tahap penelitian: desain, pengambilan sampel, pengumpulan data, analisis, hingga publikasi.

 

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Bias dalam penelitian adalah penyimpangan sistematis yang menyebabkan hasil penelitian menjadi tidak objektif atau menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. Bias dapat muncul dalam tahap desain, pengumpulan data, analisis, maupun interpretasi hasil penelitian.

Beberapa jenis bias yang umum dalam penelitian meliputi bias seleksi, bias informasi, bias konfirmasi, bias pengamat, bias publikasi, bias budaya, bias desain, dan common method bias. Setiap jenis memiliki penyebab dan dampak yang berbeda terhadap validitas hasil penelitian.

Bias penting untuk dihindari karena dapat menurunkan validitas dan reliabilitas hasil penelitian, menyebabkan interpretasi yang salah, serta menurunkan kredibilitas ilmiah. Penelitian yang bebas dari bias menghasilkan temuan yang lebih akurat, objektif, dan dapat dipercaya.

Bias dapat dikurangi dengan menggunakan metode sampling yang tepat, alat ukur yang valid dan reliabel, menerapkan blind study bila memungkinkan, serta melakukan refleksi kritis terhadap potensi subjektivitas peneliti sejak tahap perencanaan hingga pelaporan hasil.

Bias dapat menyebabkan hasil penelitian tidak mencerminkan kondisi sebenarnya, menurunkan validitas eksternal dan internal, serta menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan. Akibatnya, kebijakan atau praktik yang didasarkan pada penelitian tersebut dapat menjadi tidak efektif.