Terakhir diperbarui: 29 October 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 29 October 2025). Skala Likert: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/skala-likert-definisi-fungsi-dan-contoh-dalam-penelitian 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Skala Likert: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian - SumberAjar.com

Skala Likert: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian

Pendahuluan

Metode penelitian survei dalam berbagai disiplin ilmu,termasuk pendidikan, psikologi, pemasaran, dan ilmu sosial,sering kali menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Salah satu jenis skala yang populer adalah Skala Likert. Skala ini memungkinkan peneliti mengukur sikap, pendapat, atau persepsi responden terhadap suatu fenomena melalui pilihan bertingkat (misalnya “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Netral”, “Tidak Setuju”, “Sangat Tidak Setuju”). Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang definisi, fungsi, dan contoh penerapan skala Likert menjadi penting agar instrumen penelitian bisa dirancang dengan valid dan reliabel, serta hasilnya dapat dianalisis secara tepat.

Definisi Skala Likert

Definisi Skala Likert Secara Umum

Secara umum, skala Likert adalah skala yang digunakan dalam kuesioner untuk mengukur tingkat kesetujuan atau perasaan responden terhadap serangkaian pernyataan. Sebagai contoh, dalam survei kepuasan pelanggan, responden diberikan pernyataan seperti “Saya merasa pelayanan sangat memuaskan” dan diminta memilih tingkat persetujuan. Sumber menyebut bahwa “Skala Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat… responden diminta untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan mereka menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan.” [Lihat sumber Disini]
Lebih lanjut, dalam sebuah artikel literatur disebut bahwa skala Likert “merupakan skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.” [Lihat sumber Disini]
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara umum skala Likert berfungsi sebagai alat ukur sikap, pendapat, atau persepsi dengan pilihan jawaban bertingkat.

Definisi Skala Likert dalam KBBI

Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), definisi spesifik untuk “skala Likert” mungkin tidak secara eksplisit tersedia sebagai istilah terpisah; namun KBBI memuat makna skala sebagai “derajat, taraf, atau ukuran tertentu” dan Likert sebagai nama penemuannya. Jika dikombinasikan, maka skala Likert dapat dipahami sebagai ukuran bertingkat yang digunakan untuk mengukur sikap atau pendapat. (Catatan: karena KBBI tidak selalu mencantumkan definisi istilah teknis psikomometri secara terperinci, maka penggunaan sumber KBBI dapat dibantu dengan definisi populer dari literatur penelitian).
Artinya, dalam konteks penelitian Indonesia, peneliti sering mengutip bahwa skala Likert adalah “skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Contoh definisi oleh Sugiyono yang sering dikutip: skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi terhadap individu atau kelompok terkait dengan fenomena sosial. [Lihat sumber Disini]
Karena secara formal KBBI mungkin tidak merinci skala Likert, maka peneliti sering menggabungkan makna skala (taraf ukuran) dengan jenis skala khusus ini.

Definisi Skala Likert Menurut Para Ahli

Berikut sejumlah definisi dari para ahli yang dijadikan rujukan dalam penelitian:

  1. Sugiyono: Menyatakan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial yang menjadi objek penelitian. [Lihat sumber Disini]
  2. Bilson Simamora (2022): Menyebut bahwa skala Likert ditemukan oleh Rensis Likert pada tahun 1932 untuk mengukur sikap. Peneliti menyatakan bahwa banyak peneliti menyatakan setiap skala bertingkat sebagai skala Likert secara keliru. [Lihat sumber Disini]
  3. Woro Isti Rahayu & Mauliddhia Restu Shafina dalam artikel 2022: Menyatakan bahwa “Skala ini paling banyak digunakan dalam riset berupa survei … untuk pengukuran sikap, pendapat, dan persepsi seseorang maupun kelompok”. [Lihat sumber Disini]
  4. Viktor Handrianus Pranatawijaya dkk: Dalam artikel mereka, skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan peneliti. [Lihat sumber Disini]

Dari pemaparan ahli-ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa skala Likert adalah alat ukur bertingkat yang dirancang untuk memperoleh jawaban responden mengenai sikap, pendapat, atau persepsi mereka terhadap pernyataan/peristiwa yang diteliti.

Fungsi Skala Likert

Penggunaan skala Likert dalam penelitian memiliki beberapa fungsi utama yang berkontribusi pada kualitas data dan proses penelitian secara keseluruhan. Berikut uraian fungsi-fungsinya:

  1. Mengukur Sikap, Pendapat, dan Persepsi
    Salah satu fungsi utama skala Likert adalah untuk mengukur secara kuantitatif tingkat sikap, pendapat, atau persepsi responden terhadap suatu fenomena. Misalnya dalam penelitian kepuasan pelanggan, peneliti menggunakan skala Likert untuk mengetahui sejauh mana pelanggan “setuju” atau “tidak setuju” dengan layanan yang diberikan. Dalam penelitian oleh Santika et al. (2023) ditemukan bahwa penerapan skala Likert dapat meningkatkan akurasi klasifikasi tingkat kepuasan pelanggan. [Lihat sumber Disini]
    Fungsi ini sangat penting karena sikap dan pendapat bersifat subjektif dan memerlukan instrumen yang memungkinkan responden menyatakan derajat persetujuan mereka, bukan hanya ya/tidak.
  2. Mempermudah Kuantifikasi Data pada Instrumen Kuesioner
    Dengan skala Likert, jawaban responden yang bersifat kualitatif (seperti “Saya setuju” atau “Saya tidak setuju”) dapat diubah menjadi skor numerik (misalnya 5 = sangat setuju, 1 = sangat tidak setuju). Contoh blog menjelaskan bahwa bentuk pertanyaan positif diberi skor 5,4,3,2,1; sedangkan pertanyaan negatif diberi urutan terbalik. [Lihat sumber Disini]
    Dengan kuantifikasi ini, peneliti dapat melakukan analisis statistik seperti perhitungan rata-rata, distribusi frekuensi, atau indeks kepuasan.
  3. Mendukung Validitas dan Reliabilitas Instrumen
    Skala Likert dapat dirancang agar beberapa butir pernyataan mengukur dimensi yang sama (misalnya sikap terhadap layanan) sehingga memungkinkan peneliti melakukan uji reliabilitas (misalnya Cronbach’s alpha) dan validitas isi ataupun konstruk. Hal ini terungkap dari literatur yang menyebut bahwa skala Likert sering digunakan sebagai skala psikometrik dalam riset. [Lihat sumber Disini]
    Dengan demikian, fungsi ini menjamin bahwa instrumen yang digunakan bukan hanya sekadar mengumpulkan data, tetapi juga menghasilkan data yang dapat dipercaya dan diinterpretasikan secara ilmiah.
  4. Memfasilitasi Perbandingan Antar Responden atau Kelompok
    Dengan jawaban yang terstandarisasi pada skala bertingkat, peneliti bisa membandingkan tingkat persetujuan atau sikap antar individu, kelompok, ataupun kondisi sebelum-sesudah. Misalnya, dalam evaluasi pelayanan institusi, skala Likert memungkinkan peneliti melihat berapa persen responden yang memilih “Sangat Setuju” dibandingkan “Tidak Setuju” terhadap layanan tertentu. Artikel “Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert” menyoroti pentingnya jumlah titik respon dalam skala untuk keandalan pengukuran. [Lihat sumber Disini]
  5. Menjadi Dasar Analisis Kuantitatif dalam Penelitian Survei
    Karena jawaban dikonversi ke skor numerik, skala Likert sering menjadi dasar analisis kuantitatif seperti rata-rata, indeks kepuasan, analisis faktor, ataupun regresi (tergantung sifat data). Namun perlu diingat bahwa ada perdebatan apakah data skala Likert bersifat ordinal atau interval. Sebagaimana dijelaskan dalam studi, beberapa peneliti menggolongkan skala Likert sebagai ordinal sementara yang lain menganggap total skor sebagai interval. [Lihat sumber Disini]
    Fungsi ini menjadikan skala Likert sebagai jembatan antara data kualitatif (sikap, pendapat) dengan analisis kuantitatif.
  6. Mendukung Pengambilan Keputusan Praktis
    Dalam aplikasi penelitian terapan (misalnya manajemen pelayanan, pendidikan, pemasaran), hasil skala Likert bisa digunakan sebagai patokan pengambilan tindakan. Misalnya penelitian di Universitas Lambung Mangkurat menunjukkan bahwa penerapan skala Likert meningkatkan akurasi model klasifikasi pelanggan dari 72% menjadi 83,67% dalam studi kepuasan pelanggan. [Lihat sumber Disini]
    Dengan demikian, fungsi ini sangat membantu pihak praktisi maupun peneliti melihat titik-lemah dan memperbaiki strategi berdasarkan hasil survei.
  7. Memungkinkan Penggunaan dalam Berbagai Konteks Penelitian
    Skala Likert tidak terbatas pada satu disiplin ilmu saja. Penelitian di berbagai bidang seperti pendidikan, pariwisata, teknologi informasi, manajemen menggunakan skala ini. Contohnya, artikel “Skala Likert untuk penelitian pariwisata” menunjukkan bahwa skala Likert banyak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian destinasi pariwisata. [Lihat sumber Disini]
    Ini menunjukkan fungsi fleksibilitas skala Likert dalam berbagai tema penelitian.

Contoh dalam Penelitian

Untuk memperjelas bagaimana skala Likert digunakan secara konkret dalam penelitian, berikut beberapa contoh dan penjelasannya:

  1. Contoh penggunaan dalam penelitian kepuasan pelanggan
    Penelitian oleh Santika, Saragih, Muliadi, Kartini, dan Ramadhani (2023) tentang “Penerapan Skala Likert pada Klasifikasi Tingkat Kepuasan Pelanggan Agen BRILink Menggunakan Random Forest” menunjukkan penggunaan skala Likert untuk mengukur sikap atau persepsi pelanggan terhadap layanan. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan skala Likert dapat meningkatkan akurasi model klasifikasi dari 72% menjadi 83,67%. [Lihat sumber Disini]
    Dalam penelitian ini, responden mengisi kuesioner dengan pilihan bertingkat (misalnya sangat setuju hingga sangat tidak setuju) yang kemudian diolah menjadi skor dan digunakan dalam algoritma klasifikasi.
  2. Contoh penggunaan dalam penelitian sistem berbasis web
    Dalam artikel “Sistem Evaluasi pada Aplikasi Akademik Menggunakan Metode Skala Likert dan Algoritma Naïve Bayes” (2024) ditemukan bahwa peneliti menggunakan skala Likert dengan empat tingkatan jawaban: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Hasil penelitian diolah untuk mengevaluasi tingkat kepuasan pengguna sistem akademik. [Lihat sumber Disini]
    Contoh ini menunjukkan bahwa skala Likert dapat disesuaikan (empat tingkat daripada lima) tergantung kebutuhan penelitian, namun prinsip pengukuran tetap sama: mengukur sikap/respon terhadap suatu instrumen.
  3. Contoh desain instrumen skala Likert dalam penelitian perkembangan instrumen
    Penelitian “Pengembangan Skala Likert untuk Mengukur Sikap terhadap Pelaksanaan Penilaian Autentik Siswa SMP di Kota Cirebon” (2022) menerapkan skala Likert sebagai instrumen untuk mengukur sikap siswa. Butir-butir pernyataan dirancang dan diuji validitas serta reliabilitasnya. [Lihat sumber Disini]
    Ini memperlihatkan bahwa skala Likert tidak hanya digunakan untuk pengukuran langsung tapi juga pengembangan instrumen penelitian.
  4. Contoh penelitian adaptasi karyawan tahun 2025
    Dalam artikel “Analisis Adaptasi Karyawan Dalam Meningkatkan Produktivitas … (2025)”, peneliti menggunakan metode kuantitatif non-statistik dengan instrumen skala Likert untuk mengukur persepsi karyawan terhadap adaptasi kerja. [Lihat sumber Disini]
    Skala Likert dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data persepsi responden yang kemudian dianalisis secara deskriptif.
  5. Contoh dalam studi literatur skala Likert pariwisata
    Artikel “Skala Likert untuk Penelitian Pariwisata; Beberapa Catatan untuk Menyusunnya dengan Baik” (2020) menyoroti bagaimana skala Likert digunakan dalam penelitian pariwisata dan aspek-aspek yang harus diperhatikan seperti jumlah butir, bentuk pertanyaan, dan interpretasi skor. [Lihat sumber Disini]
    Ini menunjukkan konteks penelitian selain pendidikan dan bisnis, yakni pariwisata, yang menggunakan skala Likert.

Contoh sederhana instrumen kuesioner skala Likert:

Pernyataan: “Saya merasa layanan makanan cepat saji di restoran ini memuaskan.”
Responden memilih:

  1. Sangat Tidak Setuju
  2. Tidak Setuju
  3. Netral
  4. Setuju
  5. Sangat Setuju
    Setelah pengumpulan data, skor dikodekan (misalnya 1 - STS, …, 5 - SS), kemudian dianalisis seperti rata-rata skor, distribusi frekuensi, atau indeks kepuasan.

Catatan penting dalam contoh Skala Likert:

  • Pastikan butir pernyataan dirumuskan dengan jelas dan tidak ambigu.
  • Pilihan jawaban sebaiknya simetris (misalnya dua pilihan positif, satu netral, dua negatif) agar responden dapat memilih secara jujur.
  • Jika terdapat pernyataan negatif, perlu dilakukan pembalikan skor (reverse scoring) agar semua item memiliki arah pengukuran yang sama.
  • Analisis perlu mempertimbangkan apakah data dianggap ordinal atau interval,karena interpretasi dan teknik analisis berbeda jika dianggap interval atau hanya ordinal. Studi Simamora (2022) mengingatkan bahwa kesalahan dalam penggolongan skala dapat mengakibatkan teknik analisis yang salah. [Lihat sumber Disini]

Kesimpulan

Skala Likert merupakan salah satu instrumen yang sangat penting dalam penelitian survei, karena memungkinkan peneliti mengukur secara kuantitatif sikap, pendapat, dan persepsi responden terhadap berbagai fenomena sosial ataupun organisasi. Definisinya mencakup pengukuran bertingkat dan sering dikaitkan dengan nama penemunya, Rensis Likert. Fungsi-fungsi utama skala ini termasuk mengukur sikap, mempermudah kuantifikasi data, mendukung validitas-reliabilitas instrumen, memfasilitasi perbandingan antar responden, menjadi dasar analisis kuantitatif, mendukung pengambilan keputusan praktis, dan fleksibel digunakan di berbagai konteks penelitian. Contoh-contoh penggunaan skala Likert dalam penelitian Indonesia dan internasional telah memperlihatkan bagaimana skala ini dapat dirancang dan diinterpretasikan dengan baik. Bagi peneliti, memahami dengan baik desain butir, skoring, analisis, serta batasan dari skala Likert sangatlah penting agar hasil penelitian dapat valid, reliabel, dan dapat dijadikan dasar keputusan maupun rekomendasi praktik.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Skala Likert adalah metode pengukuran yang digunakan dalam penelitian untuk menilai sikap, pendapat, atau persepsi seseorang terhadap suatu pernyataan. Biasanya terdiri dari pilihan bertingkat seperti sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Fungsi utama Skala Likert adalah mengukur sikap, persepsi, dan pendapat responden secara kuantitatif. Selain itu, skala ini mempermudah analisis statistik, menguji validitas dan reliabilitas instrumen, serta membantu perbandingan antar kelompok dalam penelitian survei.

Skala Likert ditemukan oleh Rensis Likert pada tahun 1932. Ia mengembangkan metode ini untuk mengukur sikap dan opini individu secara sistematis dalam penelitian sosial dan psikologi.

Contoh penerapan Skala Likert misalnya dalam penelitian kepuasan pelanggan, responden diminta menilai pernyataan seperti 'Pelayanan yang diberikan memuaskan' dengan pilihan sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Hasilnya dikonversi ke skor numerik untuk analisis statistik.

Kelebihan Skala Likert antara lain mudah digunakan, dapat mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif, menghasilkan data yang mudah dianalisis, dan memberikan gambaran yang akurat mengenai sikap atau persepsi responden.

Jumlah poin yang umum digunakan dalam Skala Likert adalah 5 poin, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Namun beberapa penelitian juga menggunakan 4 atau 7 poin tergantung kebutuhan analisis.