Terakhir diperbarui: 26 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 26 November 2025). Konsep Teoretis dan Operasional dalam Riset. SumberAjar. Retrieved 26 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/konsep-teoretis-dan-operasional-dalam-riset 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Konsep Teoretis dan Operasional dalam Riset - SumberAjar.com

Konsep Teoretis dan Operasional dalam Riset

Pendahuluan

Dalam setiap kajian penelitian ilmiah, kemampuan untuk membedakan antara kerangka teori yang mendasari penelitian dan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur secara konkret merupakan kunci bagi validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Dua konsep penting yang sering dibahas dalam metodologi penelitian adalah konsep teoretis (atau definisi teoritis) dan konsep operasional (atau definisi operasional). Konsep teoretis menunjukkan pengertian abstrak dari variabel atau fenomena yang diteliti, sedangkan konsep operasional mengubah pengertian abstrak tersebut menjadi ukuran, observasi atau indikator yang dapat diukur. Dengan memahami perbedaan dan hubungan antara keduanya, peneliti dapat menyusun kerangka penelitian yang lebih kokoh, memilih instrumen yang sesuai, serta menghasilkan interpretasi data yang tepat. Artikel ini bertujuan memaparkan secara mendalam pengertian keduanya, dalam konteks umum, berdasarkan KBBI, serta menurut para ahli, selanjutnya menguraikan bagaimana konsep teoretis dan operasional diterapkan dalam riset, tantangan dan tip implementasi, hingga implikasi bagi penelitian empiris. Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi peneliti pemula maupun lanjutan dalam menyusun variabel penelitian yang jelas dan terukur.


Definisi Konsep Teoretis dan Operasional

Definisi Konsep Teoretis dan Operasional Secara Umum

Secara umum, konsep teoretis adalah pengertian sebuah variabel, konsep, konstruk atau fenomena yang bersifat abstrak dan diambil dari kerangka teori atau literatur ilmiah. Konsep teoretis menekankan pada aspek makna, latar belakang filosofis, dan hubungan antar-konsep yang ada dalam kerangka penelitian. Sebaliknya, konsep operasional adalah penjabaran bagaimana variabel itu akan diukur atau diobservasi dalam penelitian, yang sebelumnya abstrak menjadi konkret, misalnya berupa indikator, instrumen, skala, atau prosedur pengukuran. Sebagai contoh sederhana, sebuah variabel seperti “kepuasan pelanggan” secara teoretis bisa didefinisikan sebagai perasaan konsumen terhadap hasil pembelian dan layanan, sedang secara operasional dapat didefinisikan sebagai skor rata-rata angket dengan skala Likert 1-5 terhadap pernyataan-pernyataan tertentu.

Definisi Konsep Teoretis dan Operasional dalam KBBI

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara eksplisit mungkin tidak menyediakan definisi istilah “konsep teoretis” atau “definisi operasional variabel”, karena ini adalah istilah khusus metodologi penelitian. Namun, kita dapat mendekatinya melalui definisi “teoritis” dan “operasional”. Menurut KBBI daring: “teoritis” diartikan sebagai “bersifat teori; dalam bentuk teori; bukan praktis” dan “operasional” diartikan sebagai “berkenaan dengan operasi atau pelaksanaan suatu kegiatan; dapat dilaksanakan/digunakan secara praktis” (KBBI daring). Dari definisi ini dapat diformulasikan bahwa konsep teoretis adalah pengertian yang bersifat teori (abstrak) sedangkan konsep operasional adalah pengertian yang bersifat pelaksanaan atau penggunaan dalam praktik penelitian.

Definisi Konsep Teoretis dan Operasional Menurut Para Ahli

  1. Menurut Kerlinger (1978) dikutip dalam penelitian Apriyanto (2020), “teori adalah sekumpulan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.” [Lihat sumber Disini - repository.unisi.ac.id]
  2. Menurut Surahman (2018) dalam Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, teori dalam penelitian dikatakan sebagai “seperangkat konsep/konstruk, definisi dan proposi yang berusaha menjelaskan hubungan sistematis suatu fenomena, dengan cara memerinci hubungan sebab-akibat yang terjadi.” [Lihat sumber Disini - e-journal.ivet.ac.id]
  3. Dalam konteks variabel penelitian, menurut Aji (2022) dalam buku Metodologi Penelitian, variabel penelitian secara teoritis adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.” [Lihat sumber Disini - repository.uinjkt.ac.id]
  4. Sedangkan definisi operasional menurut beberapa literatur: misalnya Ridha (2017) menjelaskan bahwa definisi operasional adalah “petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel” [Lihat sumber Disini - repository.umj.ac.id] serta Megasari (2022) menyatakan bahwa “definisi operasional variabel … adalah seperangkat lengkap petunjuk tentang apa yang harus diamati dalam mengukur atau menguji suatu variabel dalam penelitian.” [Lihat sumber Disini - binapatria.id]
  5. Jannah (2023) menyebut dalam Metodologi Penelitian Kuantitatif bahwa definisi operasional menjelaskan bagaimana variabel penelitian terkait dengan pengukuran, indikator penelitian, dan variabel penelitian. [Lihat sumber Disini - repository.unpas.ac.id]

Dengan demikian, dapat digarisbawahi bahwa konsep teoretis berfokus pada pengertian abstrak dari variabel atau fenomena, sedangkan konsep operasional menekankan bagaimana pengertian tersebut diterjemahkan ke dalam prosedur yang bisa diukur atau diamati dalam suatu penelitian empiris.


Implementasi Konsep Teoretis dalam Riset

Konsep teoretis merupakan fondasi pemikiran dalam penelitian: ia membantu peneliti memahami “apa” yang akan diteliti dan “mengapa” penting untuk diteliti. Beberapa poin penting penerapan konsep teoretis dalam riset adalah sebagai berikut:

  1. Pemilihan teori atau kerangka teori
    Peneliti harus memilih teori yang relevan dengan masalah penelitian, yang menyediakan konsep-utama (konstruk) yang dapat diteliti. Sebagai contoh: dalam penelitian tentang kepuasan pelanggan dapat menggunakan teori layanan (service quality) dari Parasuraman et al., atau teori perilaku konsumen dari Kotler & Keller.
  2. Operasionalisasi konstruk secara konseptual
    Setelah memilih teori, peneliti mengembangkan definisi teoretis variabel-variabel penelitian sesuai dengan teori tersebut. Misalnya, “kepuasan pelanggan” sebagai ‘perasaan senang atau kecewa seseorang setelah membandingkan hasil pembelian dengan harapan’,ini adalah definisi teoretis.
  3. Hubungan antar konsep
    Konsep teoretis juga mencakup proposisi atau hipotesis yang menyatakan hubungan antar­variabel. Contoh: kualitas pelayanan → kepuasan pelanggan → loyalitas. Dengan kerangka teori ini peneliti dapat merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian.
  4. Analisis literatur dan kajian teori
    Peneliti melakukan kajian pustaka untuk meninjau teori-terkait, hasil penelitian sebelumnya, gap penelitian, serta menguatkan relevansi konsep teoretis yang dipilih. Dengan demikian, kerangka teori menjadi landasan kuat bagi penelitian.
  5. Penjabaran dalam laporan penelitian
    Dalam laporan penelitian, bagian “Kajian Tinjauan Teori” harus menjelaskan konsep teoretis secara rinci: definisi, asal teori, hubungan antarvariabel, dan bagaimana teori tersebut relevan dengan penelitian. Fungsi teori juga disampaikan: menjelaskan, meramalkan, mengendalikan fenomena. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]

Dengan kata lain, tanpa fondasi teoretis yang jelas, variabel penelitian bisa menjadi samar dan penelitian kehilangan arah. Pemilihan dan penjabaran konsep teoretis yang tepat memastikan aspek keilmiahan penelitian, memudahkan pembacaan hasil, dan meningkatkan kredibilitas.


Implementasi Konsep Operasional dalam Riset

Konsep operasional adalah jembatan antara definisi teoretis dan data empiris. Ia memungkinkan variabel abstrak menjadi terukur dan diuji. Penerapan konsep operasional meliputi berbagai tahapan berikut:

  1. Menentukan indikator variabel
    Misalnya variabel ‘kualitas pelayanan’ dapat dioperasionalisasikan melalui indikator-indiktor seperti: kebersihan fasilitas, kecepatan pelayanan, keramahan petugas, ketepatan informasi. Indikator ini diambil dari literatur atau dikembangkan sendiri.
  2. Menentukan instrumen pengukuran
    Setelah indikator ditetapkan, peneliti memilih atau menyusun instrumen, seperti kuesioner dengan skala Likert, observasi, pengukuran kuantitatif, dll. Dalam penelitian yang dikutip Jurnal Manajemen Diversifikasi 2021, definisi operasional variabel dijabarkan lengkap: variabel ‘Harga’ – definisi konseptual dan operasional, indikator-indikator, skala Likert. [Lihat sumber Disini - scholar.ummetro.ac.id]
  3. Menentukan skala pengukuran
    Peneliti menentukan jenis skala (nominal, ordinal, interval, ratio) sesuai karakteristik variabel. Sebagai contoh, variabel kepuasan bisa diukur dengan skala Likert 1-5 (ordinal/interval). Pengukuran jelas dan konsisten meningkatkan keandalan instrumen.
  4. Menyusun petunjuk pengukuran atau protokol
    Petunjuk pengukuran harus jelas: bagaimana cara memberikan skor, bagaimana menangani nilai nol, bagaimana mengolah data. Contoh: “Skor rata-rata > 4 menunjukkan tingkat kepuasan tinggi”. Dalam definisi operasional yang dikutip, disebutkan bahwa definisi operasional adalah “suatu definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses…” [Lihat sumber Disini - e-jurnal.staisumatera-medan.ac.id]
  5. Validasi dan reliabilitas instrumen
    Validasi (misalnya validitas isi, konstruk) dan reliabilitas (misalnya Cronbach’s Alpha) harus dilakukan agar pengukuran dapat dipercaya. Peneliti perlu melaporkan hasil uji tersebut untuk menunjukkan bahwa operasionalisasi variabel berjalan baik. Sebagai contoh dalam penelitian Jurnal Saintek Maritim 2023, definisi operasional variabel dihubungkan dengan indikator-indikator dan skala Likert, serta data dianalisis dengan SPSS dan uji validitas-reliabilitas. [Lihat sumber Disini - jurnal.unimar-amni.ac.id]
  6. Pelaporan dalam penelitian
    Dalam laporan penelitian, bagian metodologi harus memuat definisi operasional variabel: setiap variabel dicantumkan definisi operasional dan indikator-indikatornya. Contohnya: “Kepuasan Konsumen adalah rangkuman kondisi psikologis … yang diukur melalui indikator A, B, C” [Lihat sumber Disini - jurnal.unimar-amni.ac.id]

Dengan demikian, operasionalisasi yang baik menjamin bahwa penelitian dapat menghasilkan data yang sesuai dengan kerangka teori dan memungkinkan replikasi atau verifikasi oleh peneliti lain.


Perbandingan dan Interaksi Antara Konsep Teoretis dan Operasional

Untuk memahami secara utuh, penting dilihat bagaimana konsep teoretis dan operasional saling berkaitan dan berbeda:

  • Perbedaan utama
    • Konsep teoretis bersifat abstrak, general, dan berasal dari literatur/teori.
    • Konsep operasional bersifat konkret, spesifik, dan menetapkan bagaimana pengukuran dilakukan.
    • Konsep teoretis memberikan makna dan arah; operasional menyediakan alat ukur dan prosedur.
  • Hubungan/interaksi
    • Operasionalisasi dimulai dari definisi teoretis: tanpa definisi teoretis yang jelas, operasionalisasi bisa kehilangan relevansi.
    • Operasionalisasi harus mencerminkan esensi definisi teoretis: misalnya definisi teoretis ‘kepuasan pelanggan’ harus dijabarkan ke indikator-indikator yang relevan dan konsisten dengan teori.
    • Hasil pengukuran (melalui operasional) kemudian dianalisis dan dikaitkan kembali ke kerangka teori untuk menjelaskan atau menguji proposisi atau hipotesis.
    • Konsep operasional yang baik memungkinkan peneliti menjawab “bagaimana” dan “seberapa” variabel diukur, sementara teori menjawab “apa” dan “mengapa”.
  • Tantangan umum
    • Ketidakcocokan antara definisi teoretis dan indikator operasional: indikator yang tidak mencerminkan konsep teoretis secara tepat dapat mengakibatkan validitas rendah.
    • Instrumen yang kurang jelas atau tidak diuji validitas-reliabilitasnya.
    • Variabel yang terlalu abstrak atau sulit dioperasionalisasikan: misalnya “kepemimpinan transformasional” atau “kecerdasan emosional” yang memerlukan rangkaian indikator kompleks.
    • Peneliti yang terpaku hanya pada operasionalisasi tanpa “menjelaskan” konsep teoretis yang mendasari: ini dapat membuat penelitian kehilangan landasan teoretis dan gagal menjawab “mengapa”.
  • Tip bagi peneliti
    • Mulailah dengan kajian teoritis yang komprehensif untuk memastikan definisi teoretis variabel jelas.
    • Buatlah definisi operasional yang spesifik, dengan indikator, skala, dan prosedur yang dapat digunakan secara konsisten.
    • Uji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum melakukan analisis utama.
    • Jangan lupa menghubungkan hasil pengukuran kembali ke kerangka teori dalam pembahasan penelitian: apakah hasil sesuai dengan teori? Jika tidak, mengapa?
    • Dokumentasikan definisi teoretis dan operasional dalam laporan penelitian agar transparan dan dapat direplikasi.

Implikasi dalam Praktik Riset dan Penelitian

Penerapan yang tepat dari konsep teoretis dan operasional memiliki beberapa implikasi penting:

  • Kualitas penelitian meningkat
    Dengan definisi teoretis yang tepat dan operasionalisasi yang jelas, penelitian menjadi lebih valid, instrumennya dapat dipercaya, dan hasil analisis lebih kuat. Hal ini berdampak pada kredibilitas laporan penelitian serta kemampuan untuk direplikasi atau digunapakai oleh penelitian selanjutnya.
  • Memudahkan replikasi dan generalisasi
    Jika definisi operasional dijabarkan secara jelas dengan indikator dan prosedur, peneliti lain dapat mereplikasi penelitian di konteks lain atau melakukan meta-analisis. Ini memperkuat kontribusi penelitian ke bidang keilmuan.
  • Memfasilitasi hubungan antara teori dan empiris
    Tanpa operasionalisasi yang tepat, teori akan tetap abstrak dan tidak dapat diuji. Sebaliknya, operasionalisasi tanpa teori rentan menjadi “hanya pengukuran” tanpa makna. Keduanya saling melengkapi: teori menyediakan kerangka, operasionalisasi menyediakan metode.
  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penelitian
    Laporan penelitian yang menyajikan definisi teoretis dan operasional secara jelas memudahkan pembaca, reviewer, atau auditor metodologi untuk memahami langkah penelitian, dan menilai kualitasnya.
  • Menjadi landasan pengembangan instrumen dan metode penelitian
    Penelitian selanjutnya dapat menggunakan definisi operasional yang telah terbukti atau memodifikasi berdasarkan konteks baru, sehingga memperkaya literatur dan memperkuat instrumen penelitian dalam bidang tersebut.

Kesimpulan

Konsep teoretis dan operasional merupakan dua pilar penting dalam metodologi penelitian. Konsep teoretis membentuk fondasi pemikiran,menjelaskan arti dan hubungan antar variabel,sementara konsep operasional menjembatani antara ide abstrak dan data empiris melalui indikator dan prosedur pengukuran yang jelas. Keduanya harus dirancang secara konsisten dan saling mendukung agar penelitian menghasilkan data yang valid, analisis yang terpercaya, dan kesimpulan yang bermakna. Peneliti yang mampu merumuskan definisi teoretis yang tepat dan menerjemahkannya menjadi definisi operasional yang jelas akan memiliki keunggulan dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas dan berguna bagi ilmu maupun praktik. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi setiap peneliti untuk secara sistematis menguraikan kedua jenis definisi tersebut dalam laporan penelitian, mulai dari kajian teori, operasionalisasi variabel, hingga pelaporan hasil dan pembahasan yang mengaitkan kembali ke kerangka teori.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Konsep teoretis adalah definisi abstrak suatu variabel yang bersumber dari teori atau literatur ilmiah. Konsep ini menjelaskan makna, hubungan, dan konteks variabel dalam kerangka penelitian.

Konsep operasional adalah penjabaran dari konsep teoretis ke dalam bentuk indikator, prosedur, dan cara pengukuran yang dapat diamati atau diuji secara empiris.

Konsep teoretis menjelaskan arti variabel secara abstrak berdasarkan teori, sedangkan konsep operasional menerjemahkan variabel tersebut menjadi indikator yang dapat diukur. Teoretis bersifat konseptual, operasional bersifat praktis dan terukur.

Keduanya penting untuk memastikan penelitian memiliki landasan teori yang kuat dan menghasilkan data yang valid. Konsep teoretis memberi arah penelitian, sedangkan konsep operasional memastikan variabel dapat dianalisis secara empiris.

Definisi operasional dibuat dengan menentukan indikator variabel, memilih instrumen pengukuran, menetapkan skala pengukuran, serta menyusun prosedur penilaian agar variabel dapat diukur secara konsisten.

⬇
Home
Kamus
Cite Halaman Ini