Instrumen: Definisi, Jenis, dan Contoh dalam Pengumpulan Data beserta Sumber [PDF]
Pendahuluan
Dalam sebuah penelitian, salah satu aspek terpenting yang menentukan kualitas hasil adalah bagaimana data dikumpulkan. Data yang baik tidak mungkin hadir begitu saja tanpa perantara. Di sinilah instrumen penelitian berperan: sebagai alat yang membantu peneliti menangkap realitas di lapangan dan mengubahnya menjadi informasi yang dapat dianalisis secara sistematis.
Instrumen penelitian tidak hanya dipahami sebagai benda fisik seperti kertas angket atau lembar tes, tetapi juga mencakup pedoman wawancara, catatan observasi, hingga dokumentasi yang merekam bukti lapangan. Setiap instrumen memiliki karakteristik dan kegunaan masing-masing, tergantung pada pendekatan penelitian yang digunakan, baik kuantitatif maupun kualitatif.
Memahami definisi, jenis, dan contoh instrumen menjadi langkah awal yang penting bagi siapa pun yang ingin melakukan penelitian. Dengan pemahaman yang tepat, peneliti dapat memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan, merancangnya secara cermat, serta memastikan bahwa data yang dihasilkan valid, reliabel, dan mampu menjawab pertanyaan penelitian dengan baik.
Definisi Instrumen
1. Definisi Instrumen Secara Umum
Secara umum, istilah instrumen dalam konteks penelitian merujuk pada segala bentuk alat, sarana, atau perangkat yang digunakan untuk mengukur, mengumpulkan, dan merekam data dari fenomena yang diteliti. Instrumen dapat berbentuk fisik, seperti kuesioner cetak, lembar observasi, atau perangkat tes, maupun digital, seperti formulir daring, aplikasi survei, atau rekaman video. Fungsinya adalah membantu peneliti mengubah realitas yang bersifat abstrak menjadi data yang bisa dianalisis secara sistematis.
Misalnya, ketika peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan siswa terhadap pembelajaran daring, peneliti tidak mungkin hanya mengandalkan perasaan atau persepsi subjektif. Mereka membutuhkan instrumen berupa angket atau kuesioner dengan indikator terukur. Dari situ, data yang bersifat kualitatif (pendapat, sikap, persepsi) bisa dikonversi menjadi data kuantitatif yang dapat diolah secara statistik.
Dengan demikian, instrumen adalah jembatan antara teori dengan kenyataan lapangan. Tanpa instrumen, penelitian kehilangan pijakan untuk menarik kesimpulan.
2. Definisi Instrumen Menurut KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V), instrumen diartikan sebagai:
“alat atau sarana (untuk mengadakan sesuatu)”
“alat untuk mengumpulkan data penelitian.”
Definisi KBBI ini menegaskan dua aspek penting: pertama, bahwa instrumen adalah sarana atau media, dan kedua, bahwa fungsinya dalam penelitian adalah mengumpulkan data. Definisi ini sederhana, tetapi menekankan posisi instrumen sebagai elemen teknis yang vital. Dalam praktiknya, setiap penelitian baik pendidikan, sosial, ekonomi, maupun sains — selalu memerlukan instrumen yang sesuai dengan tujuan dan variabel penelitian.
3. Definisi Instrumen Menurut Para Ahli
Sejumlah ahli dalam jurnal Indonesia terbaru (2021–2025) telah membahas instrumen penelitian dari perspektif yang berbeda. Berikut penjelasannya:
Jailani dkk. (2023) dalam IHSAN: Jurnal Pendidikan Islam menjelaskan bahwa instrumen penelitian dalam penelitian kuantitatif mencakup angket, observasi terstruktur, eksperimen, sedangkan dalam penelitian kualitatif mencakup panduan wawancara, daftar periksa observasi, dan pedoman dokumentasi. Hal ini menunjukkan bahwa jenis instrumen sangat bergantung pada pendekatan penelitian. Pada penelitian kuantitatif, instrumen lebih bersifat standar, sistematis, dan terukur; sementara dalam penelitian kualitatif instrumen lebih fleksibel, terbuka, dan kontekstual.
Sumber: [Lihat sumber Disini]Subhaktiyasa (2024) dalam Journal of Education Research menyatakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, instrumen adalah “alat atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data numerik yang dapat diolah secara statistik.” Definisi ini menekankan aspek numerik dan statistik, sehingga menempatkan instrumen sebagai sarana untuk mentransformasikan fenomena sosial atau pendidikan menjadi angka-angka yang bisa dianalisis.
Sumber: [Lihat sumber Disini]Purwanto (2022) dalam Jurnal EMBA Universitas Sam Ratulangi menyebut instrumen penelitian sebagai “alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian.” Definisi ini singkat, tetapi sangat fundamental: instrumen adalah alat, dan fungsi utamanya adalah mengumpulkan data. Tanpa instrumen, penelitian tidak akan memiliki data yang memadai.
Sumber: [Lihat sumber Disini]Artikel Metode Penelitian Kuantitatif: Konsep, Jenis, Tahapan (2025) dalam Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan (JIPP) Universitas Mataram menjelaskan bahwa instrumen dalam penelitian kuantitatif biasanya berupa angket, tes, atau kuesioner, yang digunakan untuk mengukur variabel tertentu. Penjelasan ini mempertegas bahwa instrumen kuantitatif harus memiliki indikator yang jelas, serta diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan.
Sumber: [Lihat sumber Disini]
4. Sintesis Definisi
Jika dibandingkan, seluruh definisi dari KBBI maupun para ahli memiliki benang merah yang sama:
Instrumen adalah alat atau perangkat.
Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data.
Instrumen bisa berupa kuantitatif (angket, tes, observasi terstruktur) atau kualitatif (wawancara, catatan lapangan, dokumentasi).
Instrumen harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas agar data yang dihasilkan akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan:
Instrumen penelitian adalah alat atau perangkat yang dipakai peneliti untuk mengukur dan mengumpulkan data tentang variabel penelitian, baik dalam pendekatan kuantitatif maupun kualitatif, secara sistematis, valid, dan reliabel.
Jenis-Jenis Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan dua perspektif utama:
Menurut pendekatannya — kuantitatif vs kualitatif
Menurut bentuk / jenisnya — angket, tes, observasi, dokumentasi, wawancara, dsb.
Di bawah ini penjelasan rinci untuk Instrumen Kuantitatif dan Instrumen Kualitatif, beserta contoh, kelebihan/kekurangan, dan implikasi pemilihan instrumen.
1. Instrumen Kuantitatif
Instrumen kuantitatif dirancang untuk mengumpulkan data yang bersifat numerik dan dapat dianalisis secara statistik. Karakteristik utamanya: terstruktur, memiliki skala pengukuran, cukup standar antar responden, dan memungkinkan analisis kuantitatif.
Menurut Wardhana et al. (2023) dalam artikel Instrumen Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, instrumen kuantitatif yang sering digunakan antara lain kuesioner, tes, observasi terstruktur. [Lihat sumber Disini]
Jurnal Metode Penelitian Kuantitatif: Konsep, Jenis, Tahapan (2025) juga menyebut bahwa instrumen kuantitatif meliputi kuesioner (angket), tes, observasi terstruktur, dokumentasi sebagai teknik komplementer. [Lihat sumber Disini]
Dalam studi pendalaman teknik instrumen, Permatasari dkk. (2025) menyebut jenis-jenis kuesioner (terstruktur, semi terstruktur, tak terstruktur, skala Likert, semantik, Gutman, interval, rasio) sebagai bagian dari instrumen kuantitatif. [Lihat sumber Disini]
Berikut penjelasan tiap jenis:
a) Kuesioner / Angket
Definisi & Karakteristik
Kuesioner (angket) adalah rangkaian pertanyaan tertulis yang disusun sedemikian rupa untuk diisi oleh responden.
Bentuknya bisa terstruktur (pertanyaan dan pilihan jawaban sudah sangat jelas dan baku), semi-terstruktur (ada pertanyaan terbuka dan tertutup), atau tak terstruktur (pertanyaan terbuka).
Ada berbagai skala pengukuran: skala Likert (misalnya 1–5), skala semantik (misalnya antara “baik” dan “buruk”), skala Gutman, skala interval/rasio, dsb. [Lihat sumber Disini]
Kuesioner memungkinkan pengumpulan data dari banyak responden dengan efisiensi waktu dan biaya relatif rendah.
Kelebihan
Bisa menjangkau sampel besar.
Mudah diolah secara statistik.
Konsistensi antar responden lebih mudah dijaga (jika desain instrumen baik).
Dapat dianonimkan untuk memperoleh jawaban yang lebih jujur.
Kekurangan / Tantangan
Jika pertanyaan ambigu, responden bisa salah mengartikan.
Respon “kosong” atau “tidak menjawab” bisa tinggi.
Tidak cocok untuk menggali makna mendalam.
Butuh uji validitas dan reliabilitas (misalnya uji konsistensi internal, uji validitas isi, konstruk).
Contoh dalam penelitian nyata
Dalam Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian oleh Ardiansyah, Jailani dkk. (2023), disebut bahwa penelitian kuantitatif menggunakan angket atau kuesioner sebagai instrumen dasar untuk memperoleh jawaban responden terhadap variabel yang telah ditetapkan. [Lihat sumber Disini]
Dalam penelitian penggunaan media Big Book terhadap minat membaca siswa, peneliti menggunakan kuesioner (angket) sebagai salah satu instrumen untuk mengetahui sejauh mana siswa tertarik membaca. [Lihat sumber Disini]
b) Tes / Instrumen Tes
Definisi & Karakteristik
Tes adalah instrumen yang dirancang untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, keterampilan, atau kompetensi tertentu.
Biasanya terdiri atas soal-soal (pilihan ganda, uraian, isian, soal praktik) serta pedoman skor.
Tujuannya objektif: menghasilkan skor yang dapat dibandingkan antar individu atau kelompok.
Kelebihan
Memberikan ukuran yang jelas dan kuantitatif atas kemampuan atau hasil belajar.
Struktur penilaian yang baku (rubrik) membantu konsistensi penilaian.
Dapat digunakan untuk evaluasi prestasi, perbandingan antar kelompok, uji hipotesis.
Kekurangan / Tantangan
Butuh waktu untuk membuat soal yang valid dan reliabel.
Potensi kebocoran atau cheating jika tidak dikontrol.
Mungkin tidak mengukur aspek non-kognitif (misalnya sikap, persepsi) dengan baik.
Soal harus diuji terlebih dahulu (uji awal, uji coba).
Contoh dalam penelitian
Dalam buku instrumen penelitian, disebut bahwa instrumen penelitian kuantitatif umumnya mencakup lembar tes atau hasil tes sebagai bagian dari alat pengumpulan data. [Lihat sumber Disini]
Dalam artikel Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian, penelitian kuantitatif melibatkan instrumen pengukuran dalam eksperimen, yang bisa berupa tes terhadap respon partisipan eksperimen. [Lihat sumber Disini]
c) Observasi Terstruktur
Definisi & Karakteristik
Observasi terstruktur adalah pengamatan yang dilakukan menurut kategori atau variabel yang telah ditetapkan sebelumnya.
Peneliti menggunakan lembar observasi berupa daftar periksa (checklist) atau skala pengamatan untuk mencatat atau mengukur kejadian atau perilaku.
Observasi diterapkan secara sistematis, seringkali kuantitatif (misalnya menghitung frekuensi, intensitas).
Kelebihan
Data yang diperoleh lebih objektif karena observasi langsung.
Bisa digunakan di lapangan tanpa mengandalkan respon verbal responden.
Dapat menangkap aspek perilaku atau aktivitas yang mungkin sulit diungkap melalui angket.
Kekurangan / Tantangan
Peneliti harus berada di lokasi atau mensurvei aktivitas secara langsung — butuh waktu dan tenaga.
Observer bias bisa muncul (interpretasi peneliti).
Perilaku subjek bisa berubah karena sadar diawasi (efek Hawthorne).
Harus menentukan kategori perilaku dengan jelas agar konsisten antar observasi.
Bukti dari literatur
Ardiansyah, Jailani dkk. (2023) menyebut bahwa dalam penelitian kuantitatif, observasi terstruktur merupakan salah satu instrumen penelitian penting. [Lihat sumber Disini]
Dalam artikel perbandingan instrumen penelitian, disebut bahwa observasi terstruktur menjadi bagian dari instrumen dalam penelitian kuantitatif di samping kuesioner dan dokumentasi. [Lihat sumber Disini]
d) Data Sekunder / Dokumentasi Kuantitatif
Definisi & Karakteristik
Dokumentasi kuantitatif adalah menggunakan data yang sudah tersedia (arsip, statistik, catatan administrasi) sebagai “instrumen” atau sumber data.
Misalnya laporan tahunan perusahaan, data demografis, catatan keuangan, statistik pendidikan, dsb.
Kelebihan
Hemat waktu dan biaya karena data sudah tersedia.
Dapat digunakan untuk analisis longitudinal jika data historis ada.
Meminimalkan beban responden dan koleksi langsung.
Kekurangan / Tantangan
Data tidak dikumpulkan khusus untuk penelitian — bisa kurang relevan atau tidak ideal.
Validitas atau keandalan data sekunder sulit dikontrol (kesalahan pencatatan, bias administratif).
Bisa ada kekurangan informasi (variabel yang dibutuhkan tidak tersedia).
Dukungan literatur
Dalam artikel Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian, teknik dokumentasi disebut sebagai salah satu teknik pendukung dalam penelitian kuantitatif. [Lihat sumber Disini]
Di jurnal Metode Pengumpulan Data Kualitatif disebut dokumentasi sebagai sumber penting data sekunder seperti arsip, laporan, catatan harian, foto, dokumen tertulis. [Lihat sumber Disini]
Juga, artikel Perbandingan Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen menyebut dokumentasi sebagai bagian dari alat penelitian dalam penelitian kuantitatif. [Lihat sumber Disini]
2. Instrumen Kualitatif
Instrumen kualitatif ditujukan untuk menggali makna, persepsi, pengalaman, dan konteks sosial atau fenomena yang bersifat alamiah dan kompleks. Instrumen ini bersifat fleksibel, interaktif, dan adaptif terhadap situasi lapangan.
Menurut Ardiansyah, Jailani dkk. (2023), dalam penelitian kualitatif instrumen meliputi panduan wawancara, daftar periksa observasi, dan pedoman dokumentasi. [Lihat sumber Disini]
Dalam literatur metodologi kualitatif umum, teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi adalah instrumen inti dalam penelitian kualitatif. [Lihat sumber Disini]
Artikel Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian: Strategi, Tahapan, ... (2025) juga menyebut bahwa teknik pengumpulan data kualitatif meliputi observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. [Lihat sumber Disini]
Berikut penjelasan tiap jenis:
a) Panduan Wawancara
Definisi & Karakteristik
Panduan wawancara atau pedoman wawancara adalah daftar pertanyaan terbuka yang digunakan oleh peneliti untuk menggali perspektif, pengalaman, makna, dan persepsi informan.
Wawancara bisa bersifat semi-terstruktur (ada pertanyaan pokok tapi fleksibel) atau mendalam terbuka.
Peneliti bisa mengeksplorasi pertanyaan baru berdasarkan tanggapan informan.
Kelebihan
Sangat cocok untuk memahami pengalaman, makna, pandangan mendalam.
Dapat menggali isu yang tidak terduga atau kurang dijangkau instrumen standar.
Relatif fleksibel: pertanyaan bisa berkembang berdasarkan respon.
Kekurangan / Tantangan
Memerlukan keterampilan wawancara (menciptakan kepercayaan, mendengarkan, mengelola dinamika percakapan).
Waktu dan sumber daya tinggi.
Analisis data kualitatif (transkripsi, coding) butuh effort besar.
Risiko bias peneliti (pertanyaan pengaruh, interpretasi).
Contoh & dukungan literatur
Artikel Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif: Wawancara menjelaskan bahwa wawancara merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai instrumen pengumpulan data. [Lihat sumber Disini]
Dalam makalah Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian, disebut wawancara sebagai salah satu instrumen dalam penelitian kualitatif. [Lihat sumber Disini]
b) Pedoman Observasi / Daftar Periksa Observasi
Definisi & Karakteristik
Dalam penelitian kualitatif, observasi bisa dilakukan secara partisipatif (peneliti ikut serta) atau non-partisipatif.
Pedoman observasi atau daftar periksa digunakan untuk memandu pencatatan aspek-aspek penting yang ingin diamati (interaksi, perilaku, situasi sosial).
Catatan lapangan (field notes) menjadi bagian dari instrumen observasi kualitatif.
Kelebihan
Memungkinkan pengamatan langsung terhadap konteks sosial nyata.
Dapat mencatat hal-hal yang informan tidak sadar atau tidak bisa diungkapkan lewat wawancara.
Memperkaya data dengan konteks lingkungan penelitian (ruang, interaksi, non-verbal).
Kekurangan / Tantangan
Memerlukan kehadiran fisik di lapangan dan adaptasi dengan lingkungan sosial.
Risiko pengaruh kehadiran peneliti (subjek bisa berubah perilaku).
Catatan lapangan harus rapi dan sistematis agar tidak bias.
Interpretasi peneliti bisa mengarahkan pencatatan.
Dukungan literatur
Dalam Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian, observasi disebut sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif. [Lihat sumber Disini]
Literatur metodologi kualitatif menyebut observasi & catatan lapangan sebagai instrumen di samping wawancara. [Lihat sumber Disini]
Artikel Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian menyebut observasi sebagai teknik penting dalam penelitian kualitatif. [Lihat sumber Disini]
c) Dokumentasi / Arsip / Dokumen
Definisi & Karakteristik
Dokumentasi dalam penelitian kualitatif mencakup dokumen tertulis, foto, memo, arsip, surat, catatan pribadi, rekaman audio/video, dan dokumen lain yang relevan.
Fungsi dokumentasi adalah melengkapi data dari wawancara dan observasi, membantu triangulasi data (memastikan sumber data ganda) dan menyediakan konteks historis.
Kelebihan
Data tambahan yang objektif (dokumen resmi) bisa menguatkan temuan.
Memungkinkan menelusuri aspek sejarah atau evolusi fenomena (data retrospektif).
Efisien dalam hal sumber daya, karena dokumen sudah tersedia.
Kekurangan / Tantangan
Dokumen mungkin tidak lengkap atau tidak relevan dengan konteks penelitian.
Butuh verifikasi keaslian dokumen dan interpretasi kontekstual.
Dokumen bisa memiliki bias administratif atau kepentingan (tidak netral).
Dukungan literatur
Dalam Metode Pengumpulan Data Kualitatif, dokumentasi disebut sebagai metode pengumpulan data seperti arsip, laporan, catatan harian, foto, dokumen tertulis. [Lihat sumber Disini]
Artikel Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian menyebut dokumentasi sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif. [Lihat sumber Disini]
Dalam artikel Al-Amin: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial Humaniora (2025), metode dokumentasi digunakan untuk melengkapi wawancara dan observasi. [Lihat sumber Disini]
3. Perbandingan dan Pertimbangan dalam Memilih Instrumen
Berikut poin penting yang harus diperhatikan ketika memilih salah satu atau kombinasi instrumen:
Aspek | Instrumen Kuantitatif | Instrumen Kualitatif |
|---|---|---|
Tujuan | Mengukur variabel, menguji hipotesis, generalisasi | Memahami makna, mendeskripsikan fenomena, eksplorasi |
Struktur | Sangat terstruktur, baku | Lebih fleksibel, adaptif |
Data yang dihasilkan | Numerik (angka, skor) | Naratif, deskriptif |
Analisis | Statistik (uji, regresi, korelasi) | Koding, tema, interpretasi |
Waktu & Sumber Daya | Bisa efisien untuk sampel besar | Lebih memakan waktu per kasus |
Risiko bias | Bias respon, kesalahan pengukuran | Bias peneliti, interpretasi subjektif |
Kombinasi / Triangulasi | Bila diperlukan, dapat dikombinasikan | Kombinasi dengan kuantitatif memperkaya data |
Beberapa penelitian menggunakan mixed methods — menggabungkan instrumen kuantitatif dan kualitatif — untuk memanfaatkan kelebihan masing-masing.
4. Contoh Aplikasi Instrumen dalam Penelitian
Berikut contoh nyata bagaimana instrumen kuantitatif dan kualitatif digunakan kreatif dalam studi:
Penelitian pendidikan: Guru menggunakan angket (kuantitatif) untuk mengukur kepuasan siswa terhadap pembelajaran daring, kemudian mendalami temuan lewat wawancara (kualitatif) dengan siswa dan guru.
Studi organisasi: Data keuangan (arsip) digunakan sebagai dokumentasi kuantitatif, sementara wawancara mendalam dengan manajer dan observasi aktivitas kantor memberikan data kualitatif.
Penelitian kesehatan: Tes laboratorium sebagai instrumen kuantitatif, dan wawancara pasien tentang pengalaman pengobatan sebagai instrumen kualitatif.
Contoh Instrumen dalam Pengumpulan Data
Instrumen penelitian hadir dalam beragam bentuk, dan penggunaannya sangat bergantung pada pendekatan serta tujuan penelitian. Berikut uraian rinci tentang beberapa instrumen yang paling sering digunakan, beserta contoh umum dan contoh nyata dari penelitian di Indonesia.
1. Kuesioner / Angket
Contoh umum:
Kuesioner adalah instrumen tertulis yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan, biasanya disertai pilihan jawaban. Misalnya, peneliti e-commerce ingin mengukur kepuasan pelanggan toko daring. Mereka bisa menggunakan skala Likert 1–5 dengan indikator kecepatan pengiriman, kualitas barang, keramahan layanan, hingga kemudahan aplikasi. Data hasil kuesioner dapat diolah secara statistik untuk mengetahui faktor dominan yang memengaruhi kepuasan konsumen.
Mengapa kuesioner penting?
Bisa menjangkau responden dalam jumlah besar.
Hemat waktu dan biaya jika dibandingkan wawancara mendalam.
Memberikan data kuantitatif yang mudah diolah menggunakan SPSS, SmartPLS, atau software statistik lainnya.
Contoh:
Dalam penelitian oleh Rahmawati & Kusuma (2022), peneliti menggunakan angket skala Likert untuk menilai kepuasan pengguna aplikasi belanja daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kecepatan layanan dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Sumber: Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Universitas Negeri Malang. Link PDF
2. Tes / Instrumen Tes
Contoh umum:
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, atau keterampilan tertentu. Misalnya, peneliti pendidikan ingin mengetahui kemampuan aljabar siswa SMA kelas X. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan uraian disusun sesuai indikator kurikulum, sehingga hasilnya dapat mencerminkan tingkat penguasaan konsep siswa.
Kelebihan tes:
Memberikan skor kuantitatif yang objektif.
Bisa membandingkan antarindividu atau kelompok.
Cocok untuk penelitian pendidikan yang fokus pada hasil belajar.
Contoh:
Pada penelitian di Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (2022), instrumen yang digunakan adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda. Tes ini dibuat berdasarkan indikator pembelajaran untuk mengevaluasi pencapaian siswa sekolah dasar. Hasil penelitian menegaskan pentingnya tes yang valid dan reliabel untuk mengukur hasil belajar siswa.
Sumber: Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Universitas Pasundan. [Lihat sumber Disini]
3. Observasi
Contoh umum:
Observasi adalah instrumen yang digunakan untuk mengamati fenomena secara langsung. Seorang peneliti pendidikan, misalnya, dapat menyusun lembar observasi guru mengajar. Indikator observasi meliputi interaksi guru–siswa, penggunaan media pembelajaran, hingga keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok.
Kelebihan observasi:
Memberikan data faktual dari lapangan.
Cocok untuk menilai perilaku dan interaksi sosial.
Mengurangi ketergantungan pada jawaban verbal responden.
Contoh:
Dalam penelitian di Jurnal Akuntansi dan Pajak (2023), peneliti menggunakan lembar observasi untuk mencatat praktik pengelolaan keuangan pada UMKM. Observasi ini dilengkapi wawancara dan dokumentasi sehingga data lebih komprehensif. Hasilnya menunjukkan bahwa UMKM masih menghadapi kendala dalam pencatatan keuangan sederhana.
Sumber: Jurnal Akuntansi dan Pajak, STIE AAS Surakarta. [Lihat sumber Disini]
4. Wawancara
Contoh umum:
Wawancara adalah instrumen penelitian yang berbentuk percakapan mendalam antara peneliti dengan responden. Misalnya, peneliti pendidikan menggunakan pedoman wawancara mendalam dengan manajer sekolah untuk menggali kebijakan pendidikan, strategi manajemen kelas, atau tantangan pembelajaran daring.
Kelebihan wawancara:
• Menggali informasi lebih dalam dan detail.
• Bisa mengungkap data yang tidak muncul dalam kuesioner.
• Fleksibel: peneliti bisa menyesuaikan pertanyaan dengan kondisi lapangan.
Contoh jurnal:
Penelitian di Kabupaten Ciamis menggunakan wawancara semi-terstruktur dengan guru sekolah dasar untuk menggali persepsi mereka terhadap penggunaan media pembelajaran teks eksplanasi. Hasil wawancara menunjukkan wawasan mendalam mengenai tantangan guru dalam mengelola pembelajaran dan menyesuaikan metode dengan kebutuhan siswa.
Sumber: [Lihat sumber Disini]
5. Dokumentasi
Contoh umum:
Dokumentasi berupa arsip laporan keuangan sekolah, notulen rapat OSIS, dan foto kegiatan digunakan sebagai instrumen penelitian. Dokumentasi ini membantu memverifikasi data dari wawancara atau observasi, sekaligus memperkaya data dengan catatan historis.
Kelebihan dokumentasi:
Data biasanya sudah tersedia.
Mendukung triangulasi dengan metode lain.
Bisa memberikan bukti fisik yang lebih objektif.
Contoh jurnal:
Pada penelitian di Jurnal Akuntansi dan Pajak (2023), dokumentasi berupa laporan keuangan UMKM digunakan sebagai instrumen tambahan. Dengan memeriksa arsip, peneliti bisa menilai kesesuaian data laporan dengan hasil wawancara dan observasi.
Sumber: Jurnal Akuntansi dan Pajak, STIE AAS Surakarta. [Lihat sumber Disini]
Kesimpulan
Instrumen penelitian merupakan kunci penting dalam memperoleh data yang akurat. Tanpa instrumen, peneliti akan kesulitan menangkap fenomena yang terjadi di lapangan dan menerjemahkannya menjadi informasi yang bisa dianalisis. Baik dalam bentuk kuesioner, tes, observasi, wawancara, maupun dokumentasi, instrumen berfungsi sebagai jembatan antara teori dan praktik penelitian.
Pemilihan instrumen harus disesuaikan dengan tujuan serta pendekatan penelitian. Instrumen kuantitatif memberi data numerik yang terukur, sementara instrumen kualitatif membuka ruang untuk memahami makna dan pengalaman lebih mendalam. Dengan instrumen yang tepat, penelitian mampu menghasilkan temuan yang valid, reliabel, dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun pemecahan masalah nyata di masyarakat.