Formulasi: Pengertian, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian
Pendahuluan
Dalam dunia penelitian ilmiah, salah satu unsur penting yang sering muncul tetapi kadang kurang disadari adalah konsep formulasi , baik itu dalam merumuskan masalah, hipotesis, variabel, maupun rancangan penelitian secara keseluruhan. Kejelasan formulasi sangat berpengaruh terhadap kualitas, keakuratan, validitas, dan kebermanfaatan suatu penelitian. Artikel ini bertujuan membahas secara mendalam pengertian formulasi, fungsi-nya dalam konteks penelitian, serta memberikan beberapa contoh konkret penerapan formulasi dalam penelitian ilmiah. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang formulasi, peneliti dapat meningkatkan kemampuan merancang penelitian yang sistematis, operasional, dan lebih mudah dipahami oleh pembaca maupun evaluator.
Definisi Formulasi
Definisi Formulasi Secara Umum
Secara umum, kata “formulasi” dapat dipahami sebagai proses atau hasil penyusunan atau perumusan sesuatu dengan cara yang tepat dan terstruktur. Dalam penggunaan sehari-hari, formulasi mengandung pengertian bahwa suatu elemen (ide, rencana, pernyataan, resep) dirumuskan secara sistematis sehingga dapat dipahami, diuji, atau diterapkan. Dengan kata lain, formulasi adalah langkah awal yang penting dalam merancang sesuatu agar menjadi jelas, terarah, dan mempunyai kerangka yang dapat diikuti.
Definisi Formulasi dalam KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata formulasi adalah “perumusan”. Contoh dalam KBBI adalah: “larutan bahan kimia itu harus digunakan dengan formulasi dan cara pemakaian yang tepat”. [Lihat sumber Disini]
Dengan demikian, secara leksikal,yang tercatat dalam kamus resmi Bahasa Indonesia,formulasi berarti tindakan merumuskan atau menyusun sesuatu dalam bentuk yang tepat. Hal ini menegaskan bahwa formulasi bukan sekadar “menulis” tetapi “merumuskan” secara sistematis.
Definisi Formulasi Menurut Para Ahli
Berikut ini beberapa definisi formulasi menurut para ahli yang relevan dalam konteks penelitian ilmiah:
- Menurut Syuga Firda I.M., et al. (2025) dalam artikel “Formulasi Kebijakan Publik: Konsep dan Penelitian”, mereka menyatakan bahwa formulasi pada konteks kebijakan publik adalah “tahap awal yang sangat krusial … mencakup identifikasi masalah, perumusan alternatif solusi, serta penilaian terhadap berbagai pilihan kebijakan yang tersedia”. [Lihat sumber Disini]
Dari definisi ini dapat diambil bahwa formulasi mencakup upaya merumuskan berbagai komponen yang akan ditindaklanjuti dalam penelitian atau kebijakan. - Dalam tulisan mengenai “Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Krim” oleh Fitrianingsih S. (2022), disebutkan bahwa formulasi sediaan adalah “penyusunan komposisi bahan dan metode pembuatan yang tepat sehingga sediaan memenuhi persyaratan mutu”. [Lihat sumber Disini]
Meskipun konteksnya farmasi, namun makna formulasi di sini tetap: merumuskan variabel bahan dan metode secara sistematis. - Dalam artikel “Formulasi dan Evaluasi dalam Penggunaan Variasi Bahan Tambahan pada Lozenges” oleh A. Wahyuni (2023) disebut bahwa “analisis formulasi” adalah bagian dari penelitian yang menyusun komposisi dan evaluasi eksperimen secara sistematis. [Lihat sumber Disini]
Bahwa formulasi dalam penelitian mencakup langkah operasional untuk memastikan komposisi, metode, dan evaluasi. - Dalam tulisan “Formulasi Tablet Hisap dari Ekstrak Tanaman: Review Artikel” (2025) oleh Lailita Rani et al., disebutkan bahwa “formulasi tablet hisap sangat bergantung pada pemilihan bahan aktif… dan metode pembuatan …” yang menunjukkan bahwa formulasi dalam penelitian eksperimental adalah penyusunan variabel bahan dan proses secara operasional. [Lihat sumber Disini]
Dari keempat sumber di atas kita dapat menyimpulkan bahwa dalam penelitian, formulasi mengacu pada tahap atau proses merumuskan apa yang akan diteliti (variabel, bahan, hipotesis, metode) dan bagaimana penelitian itu akan dilaksanakan (komposisi, prosedur, alat, analisis).
Fungsi Formulasi dalam Penelitian
Dalam konteks penelitian, formulasi memiliki beberapa fungsi penting yang mendasari keberhasilan penelitian tersebut. Berikut uraian fungsi-fungsinya:
- Menentukan arah penelitian
Formulasi membantu peneliti menentukan fokus dan batasan penelitian dengan jelas. Misalnya, ketika variabel, populasi, metode, atau hipotesis telah diformulasikan dengan baik maka peneliti tidak mudah melebar ke arah yang tidak relevan. Formulasi menjadi kompas agar penelitian tetap pada jalurnya. - Memastikan kejelasan operasional variabel atau bahan
Formulasi memaksa peneliti merumuskan secara operasional variabel atau komponen penelitian: bagaimana pengukuran dilakukan, bagaimana bahan/objek penelitian disusun, bagaimana prosedur eksperimen atau survei dijalankan. Dengan formulasi yang jelas, interpretasi dan replikasi penelitian menjadi lebih mudah. - Meningkatkan validitas dan reliabilitas penelitian
Ketika formulasi disusun dengan sistematis, ada transparansi dalam bagaimana penelitian dilakukan (komposisi, metode, instrumen, analisis). Hal ini memungkinkan pembaca atau penguji memahami dan menilai kualitas penelitian. Dengan demikian, kemampuan penelitian untuk menghasilkan temuan yang valid dan reliabel meningkat. - Memfasilitasi analisis dan interpretasi hasil
Formulasi yang baik mencakup rumusan masalah dan hipotesis yang jelas, variabel yang terdefinisi, metode yang terinci. Hal ini memudahkan peneliti untuk melakukan analisis data dan menginterpretasi hasil karena kerangka penelitian sudah siap sejak awal. - Memudahkan penyusunan dokumentasi dan laporan penelitian
Dokumen penelitian seperti bab metode, instrumen, hasil, pembahasan menjadi lebih terstruktur jika formulasi sudah matang. Ini penting untuk penyusunan artikel jurnal, skripsi, disertasi, maupun laporan penelitian lainnya. - Menjadi dasar untuk replikasi dan pengembangan penelitian lanjut
Formulasi yang baik memungkinkan penelitian lain mereplikasi atau mengembangkan penelitian tersebut. Karena komponen penelitian,variabel, metode, prosedur,sudah terang benderang. Dengan demikian, formulasi berfungsi juga sebagai warisan metodologis.
Contoh Formulasi dalam Penelitian
Untuk memperjelas bagaimana formulasi diterapkan dalam penelitian, berikut beberapa contoh aplikasi nyata dari jurnal‐ilmiah Indonesia:
- Contoh penelitian sediaan krim: Dalam penelitian oleh Fitrianingsih (2022) “Formulasi Krim dari Bahan Alam pada Aktivitas Antiaging” disebut bahwa: “Tujuan penelitian ini … mengetahui formulasi krim antiaging yang berasal dari bahan alam …” [Lihat sumber Disini]
Di sini formulasi mencakup: pemilihan bahan alam, komposisi krim, metode pembuatan, dan evaluasi aktivitas antiaging. Formulasi bahan + metode = komponen penelitian. - Contoh formulasi farmasi/lozenges: Dalam artikel oleh Wahyuni (2023) disebut “analisis formulasi dan evaluasi dalam penggunaan variasi bahan tambahan pada lozenges” [Lihat sumber Disini]
Peneliti merumuskan berbagai formula lozenges (bahan aktif, pengisi, pemanis) kemudian mengevaluasi. Formulasi = penyusunan komposisi eksperimen. - Contoh formulasi kebijakan publik: Dalam artikel oleh Syuga Firda et al. (2025) “Formulasi Kebijakan Publik: Konsep dan Penelitian” dituliskan bahwa “formulasi … mencakup identifikasi masalah, perumusan alternatif solusi, serta penilaian terhadap berbagai pilihan kebijakan” [Lihat sumber Disini]
Walaupun bukan penelitian eksperimental, tetapi dalam penelitian kebijakan, formulasi mencakup perumusan langkah-kebijakan. Jadi formulasi juga berlaku di penelitian sosial/politik. - Contoh formulasi tablet hisap: Dalam penelitian oleh Lailita Rani et al. (2025) “Formulasi dan Evaluasi Tablet Hisap dari Ekstrak Tanaman” disebut bahwa “formulasi tablet hisap sangat bergantung pada pemilihan bahan aktif, bahan tambahan …” [Lihat sumber Disini]
Kembali, formulasi mencakup pemilihan bahan, metode pembuatan, serta evaluasi.
Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa istilah formulasi dalam penelitian bukan terbatas pada penelitian farmasi saja, melainkan berlaku dalam berbagai bidang penelitian yang membutuhkan perumusan komponen penelitian secara sistematis.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
- Formulasi dalam penelitian adalah proses merumuskan dengan tepat dan sistematis variabel, bahan, metode, prosedur, atau komponen lainnya yang akan diteliti.
- Definisi leksikal (menurut KBBI) menyebutkan bahwa formulasi adalah “perumusan”. Namun dalam konteks penelitian maka maknanya diperluas menjadi “penyusunan sistematis” elemen penelitian agar operasional, terarah, dan dapat dievaluasi.
- Fungsi formulasi sangat krusial: menentukan arah penelitian, memperjelas operasional penelitian, meningkatkan validitas dan reliabilitas, memudahkan analisis, serta mendukung replikasi dan pengembangan penelitian selanjutnya.
- Contoh-contoh penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa formulasi diterapkan dalam berbagai bidang ilmu: farmasi, kebijakan publik, studi sosial, dan eksperimental lainnya.
- Oleh karena itu, peneliti perlu memprioritaskan tahapan formulasi sebagai bagian integral dari desain penelitian,bukan sekadar menulis rumusan masalah tanpa pengembangan operasional, tetapi merumuskan dengan sistematis komponen-komponen penelitian.
Dengan demikian, memahami dan menerapkan konsep formulasi secara baik akan meningkatkan kualitas penelitian anda,mulai dari tahap desain hingga pelaporan