Asumsi Penelitian: Definisi, Fungsi, dan Contoh Ilmiah
Pendahuluan
Dalam dunia penelitian, khususnya penelitian ilmiah di bidang sosial, pendidikan, dan ilmu kemanusiaan lainnya, unsur-unsur dasar seperti masalah penelitian, tujuan, variabel, kerangka pikir, serta hipotesis sudah sering dibahas. Namun satu komponen yang sering terlupakan oleh banyak peneliti pemula adalah asumsi penelitian. Asumsi penelitian ini penting karena menjadi landasan pemikiran awal yang mendasari bagaimana suatu penelitian dirancang dan dilaksanakan.
Asumsi-ini mempengaruhi cara peneliti melihat fenomena, memilih metode penelitian, menginterpretasi data serta menarik kesimpulan. Tanpa asumsi yang jelas, penelitian bisa kehilangan arah atau landasan epistemologis yang kuat. Oleh karena itu, pada artikel ini akan dibahas secara komprehensif: definisi asumsi penelitian (secara umum, menurut KBBI, dan menurut para ahli), fungsi dari asumsi dalam penelitian, serta contoh-ilmiah bagaimana asumsi dibangun dalam penelitian nyata. Kami berharap artikel ini membantu kamu memahami dan merumuskan asumsi dengan tepat dalam proposal maupun laporan penelitian.
Definisi Asumsi Penelitian
Definisi Asumsi Penelitian Secara Umum
Secara umum, asumsi penelitian dapat diartikan sebagai anggapan dasar atau premis yang diyakini oleh peneliti sebagai benar atau layak diterima, meskipun belum dibuktikan secara empiris pada tahap awal penelitian. Misalnya, peneliti bisa berasumsi bahwa “responden akan mengisi angket dengan jujur” atau “guru akan melaksanakan intervensi sesuai dengan protokol”. Asumsi semacam ini menjadi titik tolak bagi peneliti dalam merancang masalah penelitian, menentukan subjek, memilih metode, dan menetapkan kerangka analisis. Sebagai contoh, sebuah kajian kualitatif menyebut bahwa: “Asumsi merupakan anggapan dasar yang diyakini kebenarannya dan menjadi titik tolak dalam merumuskan masalah, menentukan subjek penelitian, serta memilih metode yang tepat.” [Lihat sumber Disini - jptam.org]
Dengan kata lain, asumsi merupakan landasan pemikiran yang membantu peneliti menjaga keterarahan dan konsistensi dalam proses penelitian.
Definisi Asumsi Penelitian Dalam KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kata asumsi diartikan sebagai “dugaan yang diterima sebagai dasar” atau “landasan berpikir karena dianggap benar”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Dalam konteks penelitian, maka asumsi bisa dipahami sebagai dugaan atau landasan berpikir yang peneliti terima sebagai benar ketika merancang penelitian,meskipun belum ada bukti lengkap pada tahap awal penelitian. Dengan demikian, formulasi asumsi dalam penelitian membantu memperjelas kerangka berpikir peneliti dan transaksi logika antara variabel, fenomena, dan konteks penelitian.
Definisi Asumsi Penelitian Menurut Para Ahli
Berikut ini beberapa definisi dari para ahli terkait asumsi penelitian:
- Menurut tim penulis dalam artikel “Pengembangan Asumsi dalam Penelitian Kualitatif”, “Asumsi merupakan anggapan dasar yang diyakini kebenarannya dan menjadi titik tolak dalam merumuskan masalah, menentukan subjek penelitian, serta memilih metode yang tepat.” [Lihat sumber Disini - jptam.org]
- Dalam kajian “Asumsi Dasar pada Ilmu Pengetahuan yang menjadi Basis Penelitian Pendidikan Islam”, dijelaskan bahwa “Asumsi berperan sebagai dugaan atau andaian terhadap objek empiris untuk memperoleh pengetahuan, yang diperlukan sebagai arah atau landasan bagi kegiatan penelitian sebelum sesuatu yang diteliti tersebut terbukti kebenarannya.” [Lihat sumber Disini - jiip.stkipyapisdompu.ac.id]
- Menurut makalah “Asumsi Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian” (2021), “Asumsi menurut Surakhmad (dalam Maryam, 2017 : 21) merupakan anggapan dasar. Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.” [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
- Menurut dokumen “Perbedaan antara penelitian Kualitatif (Naturalistik) dan Penelitian Ilmiah (Kuantitatif)” (2022), “Asumsi penelitian ialah semua pernyataan yang dapat diuji kebenarannya dengan melakukan percobaan dalam penelitian. Dalam penelitian umumnya menggunakan asumsi dasar karena faktor-faktor di kehidupan nyata sangat kompleks.” [Lihat sumber Disini - journal.universitaspahlawan.ac.id]
Dari pengertian-ahli tersebut dapat digarisbawahi bahwa asumsi penelitian:
- merupakan anggapan atau premis awal yang diyakini (meskipun belum dibuktikan),
- berfungsi sebagai landasan bagi penyusunan penelitian (mulai dari rumusan masalah, variabel, metode),
- bersifat operasional dalam arti harus relevan dengan konteks penelitian, dan
- meskipun belum terbukti, diharapkan dapat diuji atau dijadikan bagian dari kerangka penelitian secara logis.
Fungsi Asumsi Penelitian
Setelah memahami definisi, penting untuk mengetahui mengapa asumsi penelitian memiliki fungsi yang kritikal dalam proses penelitian. Berikut uraian fungsi-fungsi utama beserta penjelasan mendalam.
- Memberikan landasan pemikiran bagi penelitian. Asumsi membantu peneliti untuk menetapkan kerangka berpikir dan orientasi penelitian, sehingga penelitian tidak berjalan tanpa arah. Sebagai contoh, penelitian pendidikan menunjukkan bahwa asumsi-dasar menjadi titik tolak dalam merumuskan masalah dan memilih subjek penelitian. [Lihat sumber Disini - jptam.org]
- Memperjelas batasan dan ruang lingkup penelitian. Dengan membuat asumsi, peneliti secara eksplisit atau implisit menentukan apa yang dianggap benar atau diabaikan dalam penelitian, sehingga fenomena yang diteliti menjadi lebih terkendali. Dokumen “Bagaimana Membuat Asumsi Dalam Pembahasan Penelitian” menyebut bahwa: “Asumsi berfungsi untuk memperkuat permasalahan dan membantu peneliti dalam memperjelas, menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan data, instrumen pengumpulan data.” [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
- Membantu memilih metode dan instrumen penelitian yang sesuai. Karena asumsi mencerminkan pandangan peneliti terhadap objek dan realitas penelitian, maka asumsi tersebut akan menentukan pemilihan metode (kuantitatif atau kualitatif), teknik pengumpulan data, dan cara analisis yang relevan. Sebagai contoh, paradigma penelitian kuantitatif diasumsikan realitas bersifat tunggal, objektif, dan dapat diukur. [Lihat sumber Disini - j-innovative.org]
- Memfasilitasi interpretasi hasil penelitian. Karena asumsi meletakkan kerangka awal bagaimana fenomena dipandang, maka ketika hasil penelitian diperoleh, asumsi tersebut menjadi “kacamata” untuk melihat dan menafsirkan hasil. Tanpa asumsi yang jelas, interpretasi bisa menjadi multitafsir atau tidak konsisten.
- Meningkatkan keterjelasan dan akuntabilitas ilmiah. Peneliti yang menyatakan asumsi secara eksplisit menunjukkan kesadaran metodologis dan epistemologis, sehingga penelitian menjadi lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Hal ini penting dalam publikasi maupun peer-review.
- Mengurangi ketidakpastian penelitian. Karena realitas sosial sangat kompleks dan variabel banyak, dengan adanya asumsi peneliti bisa mengelola kompleksitas tersebut dengan menyatakan kondisi yang diyakini (misalnya “asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan/ceteris paribus”). Ini menjadikan penelitian lebih fokus dan manageable. Sebagai sumber populer disebut bahwa asumsi dalam ekonomi menggunakan ceteris paribus untuk menyederhanakan pengamatan. [Lihat sumber Disini - detik.com]
Dengan demikian, fungsiโasumsi dalam penelitian bukanlah bagian formal semata, tetapi sangat strategis bagi kualitas penelitian: memastikan bahwa penelitian dirancang dengan kerangka pemikiran yang konsisten, direfleksikan dalam metode, dan interpretasi hasilnya pun logis.
Contoh Ilmiah Asumsi Penelitian
Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa contoh konkret asumsi dalam penelitian yang bisa dijadikan acuan atau inspirasi.
Contoh 1: Penelitian kualitatif tentang pengembangan asumsi dalam penelitian kualitatif. Artikel “Pengembangan Asumsi dalam Penelitian Kualitatif” menyebut bahwa asumsi penelitian mencakup kategori seperti ontologis, epistemologis, aksiologis, retoris, dan metodologis. [Lihat sumber Disini - jptam.org]
Contoh: Asumsi ontologis bahwa “realitas sosial dibangun oleh individu dan kelompok” maka dipilih metode kualitatif; asumsi epistemologis bahwa “peneliti dan subjek berinteraksi secara langsung” maka wawancara dipilih; dan sebagainya.
Contoh 2: Penelitian kuantitatif mengenai paradigma dan metode penelitian kuantitatif (2023) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif “diasumsikan bahwa realitas yang menjadi sasaran penelitian berdimensi tunggal, fragmental dan cenderung bersifat tetap”. [Lihat sumber Disini - j-innovative.org]
Contoh: Ketika merancang pengukuran sikap siswa terhadap pembelajaran daring, peneliti bisa berasumsi bahwa “sikap siswa dapat diukur melalui skala likert yang ditetapkan”; atau “hubungan antara variabel independent dan dependent bersifat linier dan stabil”.
Contoh 3: Penelitian dalam pendidikan Islam “Asumsi Dasar pada Ilmu Pengetahuan … (2022)” mencantumkan bahwa “Asumsi berperan sebagai dugaan atau andaian terhadap objek empiris untuk memperoleh pengetahuan, yang diperlukan sebagai arah atau landasan bagi kegiatan penelitian sebelum sesuatu yang diteliti tersebut terbukti kebenarannya.” [Lihat sumber Disini - download.garuda.kemdikbud.go.id]
Contoh: Sebuah penelitian tentang efektivitas model pembelajaran berbasis teknologi di madrasah mengasumsikan bahwa “guru memiliki kompetensi dasar teknologi” dan “siswa memiliki akses internet yang memadai”. Pernyataan tersebut menjadi asumsi penelitian dan perlu dijelaskan dalam bab metodologi.
Contoh 4: Penelitian metode kuantitatif juga sering mencantumkan asumsi statistik klasik, misalnya dalam analisis regresi asumsi bahwa “data residual berdistribusi normal, varians konstan (homoskedastisitas), dan tidak terjadi multikolinearitas”. [Lihat sumber Disini - azwar.staff.ugm.ac.id]
Contoh: Dalam skripsi psikologi yang menggunakan uji t atau ANOVA, peneliti menyatakan asumsi bahwa “varians antar kelompok adalah sama” dan “sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal”.
Dengan melihat contoh-contoh tersebut, peneliti dapat memetakan bagaimana merumuskan asumsi penelitian secara eksplisit, misalnya dalam bab “Kerangka Pemikiran dan Asumsi Penelitian” atau “Landasan Pemikiran”.
Kesimpulan
Sebagai penutup, dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
- Asumsi penelitian adalah komponen penting dalam penyusunan penelitian ilmiah; ia merupakan anggapan dasar dan landasan berpikir yang diyakini oleh peneliti, meskipun belum dibuktikan sepenuhnya pada tahap awal penelitian.
- Definisi asumsi bisa dilihat dari tiga perspektif: secara umum (anggapan dasar), menurut KBBI (dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir karena dianggap benar) dan menurut para ahli (penjelasan yang lebih operasional dalam konteks penelitian).
- Fungsi asumsi dalam penelitian sangat strategis: dari memberikan landasan pemikiran, memperjelas ruang lingkup dan batasan penelitian, membantu pemilihan metode, memfasilitasi interpretasi hasil, hingga meningkatkan akuntabilitas ilmiah.
- Contohโilmiah menunjukkan bahwa asumsi bisa berasal dari ontologi, epistemologi, metodologi, hingga aspek teknis/statistik penelitian; peneliti perlu merumuskan asumsi secara jelas dan menyatakannya dalam proposal maupun laporan penelitian.
- Peneliti disarankan agar tidak mengabaikan bagian asumsi dalam penelitian: meskipun sering dianggap “bagian kecil”, namun kalau diabaikan bisa melemahkan kerangka penelitian dan kejelasan metodologinya.
