Terakhir diperbarui: 26 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 26 November 2025). Evolusi Teori Ilmiah: Tahapan dan Contoh. SumberAjar. Retrieved 26 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/evolusi-teori-ilmiah-tahapan-dan-contoh 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Evolusi Teori Ilmiah: Tahapan dan Contoh - SumberAjar.com

Evolusi Teori Ilmiah: Tahapan dan Contoh

Pendahuluan

Dalam dunia ilmu pengetahuan, teori ilmiah memiliki peranan yang sangat penting sebagai kerangka konseptual untuk memahami fenomena yang kompleks, mengorganisir fakta, dan memandu penelitian lebih lanjut. Namun, sebagaimana halnya pengetahuan ilmiah itu sendiri, teori-ilmu tidaklah statis,teori ilmiah mengalami perkembangan, revisi, bahkan terkadang penggantian, seiring dengan bertambahnya data empiris, penerapan metodologi baru, dan perubahan paradigma dalam komunitas ilmuwan. Oleh karena itu, memahami bagaimana suatu teori ilmiah berevolusi menjadi hal yang krusial untuk menyadari bahwa ilmu terus bergerak, bukan sekadar kumpulan dogma yang tetap. Artikel ini akan membahas pengertian “teori ilmiah”, lalu mengeksplorasi tahapan evolusi suatu teori ilmiah serta memberikan beberapa contoh konkret untuk memperkuat pemahaman.


Definisi Evolusi Teori Ilmiah

Definisi Evolusi Teori Ilmiah Secara Umum

Secara umum, istilah “teori ilmiah” merujuk pada suatu kerangka konseptual yang berisi sekumpulan konsep, proposisi, atau pernyataan yang saling berkaitan, bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena dalam ranah ilmiah. Sebagaimana dinyatakan dalam kajian bahwa teori merupakan sistem konsep yang mengindikasikan adanya hubungan antar konsep yang membantu memahami suatu fenomena. [Lihat sumber Disini - repository.uin-suska.ac.id]
Sementara kata “evolusi” di sini dipakai secara metaforis maupun literal: evolusi berarti perubahan atau perkembangan secara bertahap dan berkelanjutan. Dengan demikian, “evolusi teori ilmiah” dapat dipahami sebagai proses bertahap di mana teori ilmiah mengalami modifikasi, penyempurnaan, perluasan, bahkan terkadang penggantian oleh teori baru, sebagai respons terhadap bukti baru, alat metodologis baru, dan tantangan-teoritis.

Definisi Evolusi Teori Ilmiah dalam KBBI

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), “evolusi” didefinisikan sebagai “perkembangan secara bertahap dan terus-menerus”. Sementara “teori” dalam KBBI dapat dirujuk sebagai “pendapat atau kumpulan pendapat yang sifatnya sebagai keterangan mengenai sesuatu kejadian atau peristiwa” (lihat definisi “teori”). Dengan merangkai kedua makna ini, maka “evolusi teori ilmiah” secara leksikal di Indonesia dapat didefinisikan sebagai “perkembangan secara bertahap dan terus-menerus dari kumpulan pendapat ilmiah yang menjelaskan suatu fenomena”.
Namun harus diperhatikan bahwa definisi KBBI bersifat umum dan bukan spesifik untuk konteks sains atau filsafat ilmu, sehingga dalam praktik ilmiah, definisi tersebut harus dilengkapi dengan kerangka metodologis, kriteria pengujian, dan kontekstualisasi sejarah teori.

Definisi Evolusi Teori Ilmiah Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi atau penjelasan dari para ahli terkait teori ilmiah dan bagaimana teori tersebut berevolusi:

  • Menurut Wahyono dalam artikel “Makna dan Fungsi Teori dalam Proses Berpikir Ilmiah dan dalam Proses Penelitian” menjelaskan bahwa teori merupakan sekumpulan proposisi, konsep, asumsi yang saling berhubungan, dan dapat diuji secara empiris, serta berfungsi menjelaskan hubungan-antara aktivitas yang diamati. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
  • Menurut Kerlinger (dalam sumber kajian teori) bahwa teori adalah “seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.” [Lihat sumber Disini - repository.unisi.ac.id]
  • Menurut Efendi (2024) dalam artikel “Pemahaman Kebenaran Ilmiah: Definisi, Teori, …” menyatakan bahwa teori-teori yang mendasari memberikan kerangka penting dalam menjelaskan serta merumuskan proses pembangunan pengetahuan ilmiah. [Lihat sumber Disini - journal.unigha.ac.id]
  • Menurut artikel “Posisi teori dalam artikel penelitian” bahwa teori muncul dari pengamatan berulang dan pengujian, serta menggabungkan fakta, hukum, prediksi, dan hipotesis yang telah diuji dan diterima secara luas. [Lihat sumber Disini - ejournal.imperiuminstitute.org]

Dengan demikian, definisi “evolusi teori ilmiah” menurut para ahli bisa dikelaborasi sebagai: proses di mana suatu sistem teoritis (yang terdiri dari konsep, definisi, proposisi) yang awalnya diusulkan, kemudian diuji secara empiris, kemudian diperbaiki, diperluas, bahkan diganti, sehingga menghasilkan kerangka yang lebih akurat, komprehensif, dan relevan dengan data atau fenomena baru.


Tahapan Evolusi Teori Ilmiah

Dalam perjalanan ilmu pengetahuan, evolusi teori ilmiah dapat dilihat melalui beberapa tahapan khas. Berikut uraian tahapan beserta penjelasan masing-masing:

  1. Tahap Formulasi atau Perumusan Awal
    Pada tahap ini, seorang atau sekelompok ilmuwan mengajukan hipotesis atau model awal yang menjelaskan fenomena tertentu. Model ini biasanya masih bersifat terbatas, mengandung asumsi kuat, belum banyak diuji empiris, dan mungkin masih menggunakan data terbatas.
    Contoh historis: pada masa Aristoteles dan pemikir Yunani kuno, sebelum metode ilmiah modern, banyak teori alam yang bersifat spekulatif dan belum diuji secara sistematis. [Lihat sumber Disini - uir.ac.id]
    Tahap ini penting karena menjadi pijakan pertama untuk pengembangan teori selanjutnya.
  2. Tahap Pengujian Empiris dan Verifikasi
    Setelah teori awal diusulkan, muncul kebutuhan untuk mengujinya melalui pengamatan, eksperimen, data empiris, dan validasi metodologis. Pada tahap ini teori diuji terhadap kenyataan dan apabila ada ketidaksesuaian maka akan muncul kritik, revisi, atau bahkan penolakan.
    Sebagai ilustrasi: dalam evolusi teori makhluk hidup, teori Charles Darwin tentang seleksi alam dihadapkan pada bukti-fosil, genetika, dan analisis molekuler pada tahap pengujian empiris. [Lihat sumber Disini - e-journal.lp3kamandanu.com]
    Tahap ini menegaskan bahwa teori ilmiah harus dapat diuji dan bukan sekadar opini.
  3. Tahap Perluasan dan Penyempurnaan (Ekspansi Teoritis)
    Ketika teori awal terbukti cukup valid secara empiris, tahap berikutnya adalah memperluas cakupan teori, menyempurnakan asumsi, memasukkan variabel baru, atau mengintegrasikan hasil penelitian terbaru.
    Misalnya, teori evolusi makhluk hidup dahulu hanya berbasis morfologi dan seleksi alam; kemudian berkembang ke biologi molekuler, genetik populasi, dan pemodelan matematika. Sebuah artikel menyebut bahwa “teori evolusi Darwin sampai saat ini masih bisa digunakan dan terdapat kesesuaian dengan teori-teori yang ada lainnya” meskipun banyak kontroversi. [Lihat sumber Disini - e-journal.lp3kamandanu.com]
    Pada tahapan ini, teori menjadi lebih matang, lebih robust, dan mampu menjelaskan lebih banyak fenomena.
  4. Tahap Paradigma Baru atau Penggantian Teori
    Di beberapa kasus, teori yang telah mapan kemudian digantikan oleh teori yang lebih kuat atau berbeda paradigma, karena terdapat bukti empiris yang tidak bisa dijelaskan oleh teori lama, atau karena perubahan metodologi dan teknologi membuka perspektif baru.
    Contoh dalam sejarah sains: teori klasik Newton-Laplace dalam fisika digeser oleh teori relativitas Albert Einstein dan mekanika kuantum. Dalam konteks teori ilmiah secara umum, hal ini merupakan proses revolusi ilmiah sebagaimana dikemukakan dalam filsafat ilmu.
    Meskipun dalam kajian di Indonesia lebih banyak fokus pada evolusi konsep dalam biologi atau ilmu sosial, namun prinsip penggantian atau revisi besar tetap relevan. Contoh artikel “Evolusi Pengetahuan: Jejak Sejarah…” menunjukkan bahwa pendekatan ilmu telah bergerak dari ad-hoc ke pragmatis ke aksiomatik dan seterusnya. [Lihat sumber Disini - arxiv.org]
  5. Tahap Konsolidasi dan Normalisasi Ilmiah
    Setelah teori baru diterima secara luas dalam komunitas ilmuwan, tahap berikutnya adalah konsolidasi: teori jadi bagian dari “ilmu normal”, digunakan sebagai basis penelitian lanjutan, bagian dari kurikulum, menjadi kerangka untuk aplikasi praktis. Dalam tahap ini, teori menjadi mapan dan dianggap “klasik”.
    Namun, meskipun mapan, teori tetap terbuka untuk revisi bila muncul bukti baru atau aplikasi baru yang menuntut penyempurnaan.

Contoh Evolusi Teori Ilmiah

Berikut beberapa contoh konkret bagaimana suatu teori ilmiah berevolusi melalui tahapan-yang telah dijelaskan:

Contoh 1: Evolusi Teori Evolusi Makhluk Hidup

Teori evolusi makhluk hidup merupakan salah satu contoh klasik. Pada masa kuno, banyak pemikir berpendapat bahwa spesies tidak berubah (teori fixisme) seperti yang ditandai oleh pemikiran Aris­toteles dan pemikir classic yang beranggapan bahwa organisme diciptakan tetap. [Lihat sumber Disini - uir.ac.id]
Kemudian, pada pertengahan abad ke-19, Charles Darwin (bersama Alfred Russel Wallace) mengemukakan teori seleksi alam yang menjelaskan perubahan spesies secara bertahap. Buku Darwin “On the Origin of Species” menjadi milestone. [Lihat sumber Disini - repository.ut.ac.id]
Selanjutnya, teori evolusi mengalami perluasan dengan penemuan genetika (Mendel), biologi molekuler, genetika populasi, dan paleontologi. Artikel “Analisis Teori Darwin Ditinjau dari Konsep Waktu” menyebut bahwa teori tersebut hingga saat ini masih bisa digunakan dan terdapat kesesuaian dengan teori-teori lainnya. [Lihat sumber Disini - e-journal.lp3kamandanu.com]
Dengan demikian, kita dapat melihat tahapan: formulasi awal → pengujian empiris → perluasan → integrasi dengan ilmu lain → konsolidasi sebagai kerangka utama dalam biologi modern.

Contoh 2: Evolusi Teori Ilmiah secara Umum dalam Pengetahuan Ilmiah

Dalam artikel “Evolusi Pengetahuan: Jejak Sejarah, …” disebut bahwa dalam perkembangan ilmu pengetahuan manusia, terdapat lima pendekatan utama: ad hoc formulations, religious approach, pragmatic approach, axiomatic approach, dan logic-based approach. [Lihat sumber Disini - arxiv.org]
Sebagai ilustrasi: Pada masa awal, manusia menggunakan pendekatan ad hoc – membuat penjelasan berdasarkan pengalaman langsung dan mitos. Kemudian beralih ke pendekatan religius (penjelasan alam melalui agama); kemudian ke pragmatis dimana eksperimen dan utilitas penting; lalu masuk ke pendekatan aksiomatik (seperti matematika dan fisika klasik); dan selanjutnya berkembang ke pendekatan berdasarkan simulasi dan logika modern. Proses ini menunjukkan bahwa teori-ilmiah tidak hanya berevolusi secara internal, tetapi juga konteks metodologis dan kerangka pikir ilmuwan-nya ikut berkembang.
Dengan demikian, evolusi teori ilmiah bukan hanya mengenai satu teori spesifik, tetapi struktur pengetahuan sains secara keseluruhan juga mengalami evolusi.

Contoh 3: Evolusi Teori dalam Ilmu Sosial dan Pendidikan

Meskipun banyak contoh berasal dari ilmu alam, dalam ilmu sosial dan pendidikan pun teori ilmiah mengalami evolusi. Misalnya dalam artikel “Makna dan Fungsi Teori dalam Proses Berpikir Ilmiah dan Penelitian” dijelaskan bahwa teori sosial awal banyak bersifat spekulatif; kemudian berkembang menjadi teori yang lebih sistematis, teruji empiris, dan akhirnya menjadi kerangka yang digunakan secara luas dalam penelitian sosial. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
Contoh lainnya: penelitian mengenai bagaimana teori terbentuk, diuji, kemudian digunakan untuk prediksi dan interpretasi dalam penelitian sosial. Tahapan tersebut sangat mirip dengan evolusi teori dalam ilmu alam.
Dengan demikian, evolusi teori ilmiah berlaku lintas disiplin ilmu, bukan hanya sains alam.


Kesimpulan

Evolusi teori ilmiah adalah proses yang tak terhindarkan dalam perkembangan pengetahuan manusia. Dari tahap perumusan awal hingga pengujian dan revisi, serta dari perluasan hingga penggantian paradigma, teori-ilmiah bergerak dan berkembang seiring bertambahnya data, teknologi, dan refleksi ilmuwan. Definisi teoritis, baik menurut KBBI maupun menurut para ahli, menegaskan bahwa teori adalah kumpulan konsep dan proposisi yang saling terkait untuk menjelaskan fenomena, dan evolusi menandakan bahwa proses tersebut berlangsung secara bertahap.

Pemahaman akan tahapan evolusi teori ilmiah penting bagi peneliti, akademisi, dan pelajar: karena menyadarkan bahwa teori bukanlah sebuah dogma kaku, melainkan alat berpikir yang dinamis dan terbuka untuk kritik serta perkembangan. Contoh-contoh dari biologi, pengetahuan ilmiah secara umum, dan ilmu sosial menunjukkan bahwa kerangka teoritis terus diperbaharui,dan sebagai pembelajar atau peneliti kita harus terbuka terhadap perubahan tersebut.

Pada akhirnya, kesadaran bahwa teori ilmiah berevolusi membantu kita untuk bersikap lebih kritis dan reflektif terhadap teori-yang ada, serta siap mensubstitusinya dengan teori yang lebih baik jika bukti baru mendukung. Dengan demikian sains tetap hidup, progresif, dan relevan bagi tantangan zaman.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Evolusi teori ilmiah adalah proses perubahan dan perkembangan suatu teori ilmiah dari tahap perumusan awal hingga penyempurnaan atau pergantian, berdasarkan bukti empiris dan kemajuan metodologi ilmiah.

Tahapan evolusi teori ilmiah umumnya meliputi: perumusan awal, pengujian empiris, penyempurnaan atau perluasan teori, pergantian paradigma ketika teori tidak lagi memadai, serta konsolidasi teori baru.

Teori ilmiah dapat berubah karena munculnya bukti baru, kemajuan teknologi penelitian, temuan empiris yang tidak sesuai dengan teori lama, atau perubahan dalam pendekatan metodologis di kalangan ilmuwan.

Contoh evolusi teori ilmiah antara lain perkembangan teori evolusi makhluk hidup dari pemikiran fixisme ke seleksi alam, serta pergeseran dari fisika klasik Newton menuju teori relativitas dan mekanika kuantum.

โฌ‡
Home
Kamus
Cite Halaman Ini