Cohort Study: Pengertian, Jenis, dan Contoh dalam Penelitian Longitudinal
Pendahuluan
Penelitian dalam bidang kesehatan, sosial, dan banyak disiplin ilmu lainnya terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk memahami relasi sebab-akibat, perubahan dari waktu ke waktu, serta dinamika faktor risiko dan hasil penelitian. Salah satu desain penelitian yang cukup penting untuk memahami perubahan temporal dan hubungan sebab-akibat adalah yang dikenal sebagai “studi kohort” atau dalam istilah bahasa Inggris sering disebut Cohort Study. Desain ini banyak digunakan dalam epidemiologi, kesehatan masyarakat, dan penelitian sosial guna mengikuti sekelompok individu dari waktu ke waktu guna melihat bagaimana paparan atau faktor risiko tertentu memengaruhi kejadian hasil (outcome) di masa depan.
Di sisi lain, istilah “longitudinal” juga erat kaitannya dengan studi ini karena fokus utamanya adalah pengamatan yang berulang pada periode tertentu. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas secara sistematis pengertian studi kohort (secara umum, menurut KBBI, dan menurut para ahli), jenis-jenisnya, serta contoh penerapannya dalam penelitian longitudinal. Dengan demikian pembaca akan memperoleh gambaran menyeluruh mengenai studi kohort dan bagaimana memilih atau memahami desain tersebut dalam penelitian.
Definisi Cohort Study
Definisi Cohort Study Secara Umum
Studi kohort adalah sebuah rancangan penelitian observasional yang memeriksa hubungan antara paparan (exposure) atau faktor risiko dengan hasil (outcome) dalam satu atau lebih kelompok yang dipilih berdasarkan status paparan, kemudian diikuti selama periode waktu tertentu untuk melihat terjadinya outcome. Sebagai contoh, kelompok orang yang merokok dibandingkan dengan kelompok yang tidak merokok diikuti selama beberapa tahun untuk melihat siapa yang akhirnya mengalami penyakit jantung atau kanker paru-paru. Artikel “Manfaat Penelitian Kohort pada Bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif” menjelaskan bahwa “Studi kohort adalah jenis studi observasional di mana kohort, atau sekelompok individu yang berbagi beberapa karakteristik, diikuti dari waktu ke waktu, dan hasil diukur pada satu atau lebih titik waktu.” [Lihat sumber Disini - macc.perdatin.org]
Desain ini berbeda dengan desain potong-lintang (cross-sectional) yang hanya mengukur variabel pada satu titik waktu sehingga kurang bisa menangkap dinamika perubahan atau relasi sebab-akibat yang bersifat temporal. Sebab dalam studi kohort, subjek diikuti (follow-up) ke depan atau melalui data historis ke depan sehingga dapat dilihat urutan waktu antara paparan dan hasil. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
Dengan demikian, secara umum bisa kita definisikan: Studi kohort adalah sebuah metode penelitian longitudinal yang mengikuti sekelompok individu dengan karakteristik tertentu dari waktu t0t_0t0β ke waktu t1,t2,…t_1, t_2, …t1β,t2β,… untuk mengevaluasi hubungan antara paparan faktor risiko dan kejadian outcome.
Definisi Cohort Study dalam KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata “kohor” adalah:
“ko·hor 1 pengikut; 2 kelompok; -- kelahiran Dem banyaknya kelahiran hidup yang terjadi dalam periode atau waktu tertentu; -- perkawinan Dem perkawinan yang dilakukan pada waktu yang bersamaan, biasanya pada tahun yang sama.” [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Walaupun demikian, KBBI tidak secara spesifik mendefinisikan “studi kohort” sebagai desain penelitian,kata “kohor” hanya didefinisikan sebagai kelompok atau kelahiran dalam periode tertentu. Namun definisi ini cukup relevan sebagai dasar bahwa “kohor” atau “kohort” yang dimaksud dalam penelitian adalah kelompok orang yang memiliki karakteristik atau pengalaman yang sama dalam periode tertentu. Hal ini sesuai dengan pemahaman umum dalam metodologi penelitian.
Definisi Cohort Study Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi dari para ahli atau sumber ilmiah yang dapat dipertimbangkan:
1. Menurut artikel “Manfaat Penelitian Kohort pada Bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif” (Haloho et al., 2023) :
“Penelitian kohort merupakan rancangan studi yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan proporsi kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan kejadian penyakit. Selanjutnya mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat berapa banyak subjek dalam masing-masing kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah kesehatan.” [Lihat sumber Disini - macc.perdatin.org]
2. Menurut “Mengupas Tuntas Cohort dalam Penelitian” (Penerbit Deepublish, 2022) :
“Cohort … merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis atau mengevaluasi adanya suatu perubahan perilaku dari sekelompok orang dengan fitur demografis umum di dalam suatu periode atau kurun waktu tertentu. … Desain penelitian Cohort ini juga dapat diartikan sebagai studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dan juga efek mengenai penyakit atau masalah kesehatan.” [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
3. Berdasarkan buku atau modul metodologi:
“Studi kohort adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status paparan kemudian diikuti (di-follow up) hingga periode tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit.” [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
4. Berdasarkan e-book “Metodologi Penelitian Kesehatan” (2021) di Universitas UIN Alauddin:
“Contoh penelitian kohort: penelitian mencari kaitan risiko merokok terhadap kejadian penyakit kanker paru…” (menunjukkan bahwa pendekatan kohort sering digunakan untuk mengevaluasi paparan terhadap outcome dari waktu ke waktu). [Lihat sumber Disini - repositori.uin-alauddin.ac.id]
Berdasarkan definisi-definisi di atas, kita dapat merangkum bahwa:
- Studi kohort bersifat observasional, bukan eksperimental (peneliti tidak mengalokasikan paparan secara acak).
- Subjek penelitian dipilih berdasarkan status paparan (terpapar vs tidak terpapar) atau kelompok yang memiliki karakteristik tertentu.
- Subjek kemudian diikuti dari waktu ke waktu untuk melihat munculnya outcome.
- Tujuannya untuk menghitung insiden (kejadian baru) outcome, mengukur risiko relatif, dan melihat hubungan temporal antara paparan dan hasil.
- Walau bukan eksperimen murni, studi kohort memiliki kekuatan dalam menyediakan bukti yang lebih kuat untuk inferensi sebab-akibat dibanding studi potong-lintang (cross-sectional).
Dengan demikian, istilah “cohort study” atau “studi kohort” dalam penelitian longitudinal dapat dipahami jelas dari ketiga sudut pandang: umum, KBBI, dan para ahli.
Jenis-jenis Studi Cohort
Dalam penelitian longitudinal yang menggunakan desain kohort, terdapat beberapa jenis utama yang sering digunakan. Berikut penjelasan masing-masing jenis beserta karakteristiknya:
- Studi Kohort Prospektif (Prospective Cohort Study)
Dalam desain ini, peneliti mulai dengan memilih kelompok yang belum mengalami outcome yang akan diukur, kemudian mengukur paparan (exposure) di awal penelitian, dan selanjutnya mengikuti kelompok tersebut ke depan selama periode waktu tertentu untuk melihat apakah outcome muncul atau tidak. Sebagai contoh: Sejumlah perokok dan non-perokok diikuti selama 10 tahun untuk melihat siapa yang kemudian terkena penyakit jantung.
Ciri khasnya adalah pengukuran awal dilakukan sebelum outcome muncul, dan pengamatan berlangsung ke depan. Dalam Wikipedia misalnya disebut bahwa “A prospective cohort study is a longitudinal cohort study that follows over time a group of similar individuals … to determine how these factors affect rates of a certain outcome.” [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
Kelebihan dari jenis ini adalah kontrol temporal yang lebih jelas (paparan terjadi sebelum outcome), sehingga inferensi kausal lebih kuat dibanding banyak desain observasional lainnya. Namun, kekurangannya meliputi biaya yang tinggi, waktu pengamatan yang lama, dan risiko kehilangan (drop-out) partisipan selama follow-up. - Studi Kohort Retrospektif (Retrospective Cohort Study)
Pada desain ini, semua kejadian paparan dan beberapa outcome mungkin sudah terjadi ketika penelitian dimulai. Peneliti menggunakan data historis atau rekam medis untuk menentukan kelompok berdasarkan paparan di masa lalu, kemudian mengikuti (secara retrospektif) ke outcome yang sudah terjadi. Contohnya: Menggunakan rekam medis pekerja yang terpapar bahan kimia dekade sebelumnya, lalu melihat apakah mereka mengalami kanker paru dibanding yang tidak terpapar. Wikipedia menyebut bahwa “A retrospective cohort study … is a longitudinal cohort study used in medical and psychological research.” [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
Kelebihan: lebih cepat dan murah dibanding prospektif karena banyak data sudah tersedia. Kekurangan: kualitas data historis mungkin kurang baik, potensi bias yang lebih besar, dan kontrol terhadap variabel pengganggu mungkin terbatas. - Studi Kohort “Nested” atau Kohort Bersarang (Nested Cohort Study) / Kohort Bermodifikasi
Meskipun tidak selalu disebut sebagai jenis utama, dalam praktik sering ditemukan varian seperti kohort bersarang (nested cohort) atau kohort yang diikuti dalam kerangka populasi besar. Misalnya studi yang memanfaatkan kohort besar yang diikuti selama bertahun-tahun dan kemudian dari dalamnya dipilih subkelompok untuk analisis spesifik. Salah satu jurnal Indonesia menggunakan “nested-case control menggunakan data kohort”. [Lihat sumber Disini - journals.stikim.ac.id]
Catatan tambahan: Beberapa literatur menyebut bahwa studi kohort adalah bagian dari penelitian longitudinal yang lebih luas bersama desain panel (panel study) atau time-series. Sebagai contoh, artikel “Penelitian Longitudinal: Jenis, Kelebihan, Kekurangan…” menjelaskan bahwa “jenis penelitian longitudinal kedua adalah studi kohort atau study cohort …” [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
Secara ringkas, jenis-jenis studi kohort dapat diurutkan sebagai berikut:
- Kohort prospektif
- Kohort retrospektif
- Variasi atau modifikasi (nested, cohort bermultikelompok, dll)
Contoh studi kohort dalam Penelitian Longitudinal
Agar semakin jelas bagaimana desain studi kohort digunakan dalam praktik penelitian, berikut beberapa contoh aktual di Indonesia dan internasional:
- Contoh studi dalam jurnal Indonesia: Artikel “Manfaat Penelitian Kohort pada Bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif” oleh Haloho et al. (2023) memberikan contoh bahwa studi kohort dapat digunakan dalam bidang anestesiologi dan terapi intensif untuk melihat hubungan antara paparan dan outcome klinis. [Lihat sumber Disini - macc.perdatin.org]
- Contoh lainnya, artikel “Metode Penelitian Longitudinal: Arti, Jenis, dan Contoh” dari Sampoerna University (2024) menyebut bahwa studi kohort dilakukan dengan variabel dari satu kelompok dengan kesamaan budaya, latar belakang, atau pengalaman, diikuti dari waktu ke waktu. [Lihat sumber Disini - sampoernauniversity.ac.id]
- Sebagai ilustrasi: Misalnya penelitian jangka panjang yang mengikut sekelompok anak yang lahir pada tahun tertentu (kohort kelahiran), kemudian diikuti hingga remaja atau dewasa untuk melihat perkembangan pendidikan, kesehatan, atau perilaku (ini adalah model klasik kohort). Wikipedia menjelaskan bahwa “Cohort study … samples a cohort (a group of people who share a defining characteristic, typically those who experienced a common event…) … a type of panel study …” [Lihat sumber Disini - en.wikipedia.org]
- Contoh spesifik di Indonesia: Penelitian “Model Prediksi Kasus DBD Berdasarkan Perubahan Iklim: Cohort Study dengan Data NASA di Kabupaten Bantul” oleh Rahayuningtyas dkk (2025) menunjukkan penggunaan data kohort untuk memprediksi kejadian penyakit DBD berdasarkan paparan perubahan iklim. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
Dengan kata lain, desain studi kohort sangat berguna dalam penelitian longitudinal karena memungkinkan pengukuran perubahan dalam populasi yang sama dari waktu ke waktu, mengidentifikasi faktor risiko dan outcome, serta menghitung insiden maupun risiko relatif.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, studi kohort atau cohort study merupakan desain penelitian yang sangat berguna untuk memahami dinamika waktu antara paparan dan hasil (outcome) dalam populasi yang sama. Dari definisi secara umum, definisi KBBI, hingga definisi menurut para ahli, kita melihat bahwa inti dari studi kohort adalah pengamatan kelompok yang memiliki karakteristik tertentu dan diikuti sepanjang waktu. Terdapat beberapa jenis utama,prospektif, retrospektif, dan variasinya,yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam penelitian longitudinal, penggunaan studi kohort memungkinkan peneliti menghitung insiden, mengukur risiko, dan mendekati inferensi sebab-akibat, meskipun tetap memiliki keterbatasan seperti biaya, waktu, dan potensi bias. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang desain ini, jenis-nya, serta contoh penerapannya sangat penting bagi peneliti yang ingin menjalankan penelitian jangka panjang dengan kuat metodologinya.
