Digitalisasi Penelitian: Pengertian dan Contoh Aplikasinya
Pendahuluan
Dalam era digital yang semakin berkembang, proses penelitian tidak lagi terbatas pada metode konvensional seperti pengumpulan data manual, pengolahan dokumen kertas, ataupun publikasi cetak. Fenomena transformasi tersebut sering disebut sebagai “digitalisasi penelitian”. Melalui digitalisasi, aktivitas penelitian,mulai dari perencanaan, pengumpulan data, analisis, hingga publikasi dan penyimpanan,semakin memanfaatkan teknologi digital, sistem basis data, platform daring, dan media akses terbuka. Hal ini membawa perubahan signifikan dalam efisiensi, aksesibilitas, skala, dan kolaborasi antarpeneliti.
Di Indonesia, katakanlah di berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset, digitalisasi penelitian mulai dipacu seiring dengan kebijakan berbasis revolusi industri 4.0 dan pengembangan ekosistem riset yang lebih terbuka. Namun, respon terhadap digitalisasi penelitian menghadapi tantangan seperti literasi digital, infrastruktur TIK, etika dan keamanan data, serta perubahan budaya penelitian itu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk memahami secara komprehensif apa yang dimaksud dengan digitalisasi penelitian, bagaimana konsep tersebut dibahas dalam berbagai definisi dan perspektif, serta bagaimana aplikasi nyata implementasinya dalam praktik penelitian.
Artikel ini akan membahas:
- Definisi digitalisasi penelitian (secara umum, dalam kamus resmi, dan menurut para ahli)
- Konteks dan ruang lingkup digitalisasi penelitian
- Contoh-aplikasi digitalisasi dalam penelitian (dengan fokus di Indonesia dan global)
- Manfaat dan tantangan digitalisasi penelitian
- Kesimpulan
Dengan pemahaman yang mendalam, peneliti dan institusi riset dapat lebih strategis memanfaatkan digitalisasi untuk memperkuat kualitas dan dampak penelitian.
Definisi Digitalisasi Penelitian
Definisi Digitalisasi Penelitian Secara Umum
Secara umum, digitalisasi adalah proses pengubahan sesuatu dari format analog atau konvensional menjadi format digital,yakni dapat diproses, disimpan, atau diakses melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Misalnya, dokumen cetak diubah menjadi berkas elektronik, sistem manual diganti sistem berbasis basis data, atau layanan tatap muka digantikan aplikasi daring. Sebuah makalah menyebut bahwa “digitalisasi adalah proses mengubah informasi, data, atau proses yang sebelumnya berbentuk fisik atau analog menjadi format digital.” [Lihat sumber Disini - ejournal.indo-intellectual.id]
Jika konsep ini diterapkan ke ranah penelitian, maka digitalisasi penelitian dapat diartikan sebagai upaya untuk mengubah atau memodernisasi setiap tahap proses penelitian (misalnya desain penelitian, pengumpulan data, analisis, publikasi, penyimpanan data) ke dalam format digital atau berbasis teknologi digital. Dalam praktiknya, hal-ini mencakup penggunaan platform daring untuk survei, pemanfaatan database besar (big data) dan analitik, publikasi jurnal akses terbuka, pengarsipan digital, kolaborasi riset lintas lokasi lewat cloud, dan sebagainya.
Dengan demikian, definisi umum digitalisasi penelitian bisa dirumuskan sebagai: “proses adopsi teknologi digital dan sistem informasi untuk merekam, mengelola, menganalisis, menyimpan, dan menyebarluaskan hasil penelitian sehingga menggantikan atau melengkapi metode riset tradisional yang bersifat manual atau analog.”
Definisi Digitalisasi Penelitian dalam KBBI
Menurut kamus resmi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “digitalisasi” belum selalu langsung dikaitkan dengan penelitian, namun KBBI mengartikan digitalisasi sebagai “pengubahan sesuatu ke dalam bentuk digital” atau “penggunaan sistem digital dalam suatu proses/prosedur”. Misalnya, “digitalisasi dokumen”, “digitalisasi arsip”.
Dengan memperluas konteks ke penelitian, digitalisasi penelitian berarti pengubahan proses penelitian yang sebelumnya bersifat manual/konvensional ke format digital sesuai dengan arti kamusnya. Dalam banyak literatur Indonesia, definisi tersebut diadopsi: misalnya sebuah artikel menyatakan bahwa digitalisasi dalam konteks pelayanan publik adalah “data dari bentuk fisik menjadi format digital yang dapat diproses menggunakan teknologi informasi.” [Lihat sumber Disini - journal.intelekmadani.org]
Karena itu, meskipun KBBI secara literal tidak menyediakan definisi yang spesifik “digitalisasi penelitian”, definisi generik yang diberikan cukup untuk menegaskan bahwa digitalisasi penelitian adalah aplikasi konsep digitalisasi ke ranah penelitian,yakni “upaya mengubah proses penelitian dari format tradisional ke format digital”.
Definisi Digitalisasi Penelitian Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi atau penjelasan dari para peneliti dan ahli yang relevan dengan digitalisasi secara umum dan dalam konteks penelitian:
- Menurut Lasa (2005) dalam tulisan Azhari (2022), digitalisasi adalah “proses pengelolaan dokumen tercetak/printed document menjadi dokumen elektronik”. [Lihat sumber Disini - repository.stei.ac.id]
- Menurut Gartner IT Glossary (dalam Putri & Hariyanti, 2022), digitalisasi ialah proses perubahan dari bentuk analog ke bentuk digital. [Lihat sumber Disini - jurnalfebi.iainkediri.ac.id]
- Menurut Hess dkk. (2016) dan Horváth & Szabó (2019), digitalisasi adalah bagian dari transformasi digital dimana proses, produk, dan model bisnis analog diganti atau diperkuat dengan teknologi digital, meningkatkan efisiensi dan menciptakan nilai baru. [Lihat sumber Disini - jurnalfebi.iainkediri.ac.id]
- Menurut R. B. Handoko dalam penelitian digitalisasi administrasi (2022), digitalisasi adalah “suatu proses pengolahan data yang menggunakan teknologi komputer atau elektronik untuk mengubah data analog”. [Lihat sumber Disini - ejournal.iain-bone.ac.id]
- Menurut S. P. Sari (2024) dalam konteks masyarakat pedesaan di Indonesia, digitalisasi adalah tren global di berbagai sektor industri, dimana teknologi digital tidak lagi bergantung tenaga manusia atau proses manual tetapi sistem otomatis melalui format komputerisasi. [Lihat sumber Disini - ejournal.uigm.ac.id]
Jika kita mengambil inti dari definisi-ahli di atas dan mengkhususkan ke konteks penelitian, maka definisi yang dapat diadopsi ialah:
Digitalisasi penelitian adalah proses integratif yang memanfaatkan teknologi digital dan sistem informasi untuk melakukan, mengelola, dan menyebarluaskan penelitian secara efisien dan efektif,termasuk pengumpulan, analisis, publikasi, dan penyimpanan data penelitian,yang sebelumnya dilakukan dalam format analog atau manual.
Definisi ini penting karena membantu memperjelas apa yang termasuk dalam ruang lingkup digitalisasi penelitian.
Ruang Lingkup dan Konteks Digitalisasi Penelitian
Transformasi Proses Penelitian
Digitalisasi penelitian bukan hanya sekadar mengubah dokumen menjadi elektronik, tetapi mencakup transformasi dari proses penelitian secara menyeluruh: mulai dari merancang studi, pengumpulan data, analisis data, publikasi, serta pengarsipan dan akses kembali (re-use) data riset. Misalnya, pengumpulan data tidak lagi terbatas pada kertas lembaran atau wawancara tatap muka saja, tetapi penelitian survei daring, sensoring, IoT, dan analitik data besar menjadi bagian dari metode digital.
Publikasi & Akses Terbuka
Sebuah aspek penting adalah bagaimana publikasi penelitian dilakukan secara digital,melalui jurnal daring, repositori, data akses terbuka (open data),sehingga memperluas jangkauan, mempercepat diseminasi, dan memfasilitasi kolaborasi internasional.
Data & Analitik
Digitalisasi memunculkan penggunaan cara-baru dalam pengelolaan data penelitian: basis data digital, big data, machine learning, visualisasi data digital, serta arsip digital yang dapat diakses kembali untuk re-analisis atau meta-analisis.
Kolaborasi & Platform Daring
Kolaborasi lintas disiplin dan lokasi semakin mudah berkat platform daring, cloud, repository, dan sistem manajemen proyek riset berbasis digital. Ini memperluas potensi jaringan riset dan membuat penelitian lebih terbuka dan inklusif.
Infrastruktur & Etika
Konteks digitalisasi penelitian juga tidak terlepas dari infrastruktur TIK, literasi digital peneliti dan institusi, serta aspek keamanan data, etika riset, privasi responden, dan kepatuhan terhadap regulasi digital.
Contoh Aplikasi Digitalisasi Penelitian
Contoh Aplikasi di Indonesia
- Studi digitalisasi literasi dan penerimaan digitalisasi dalam pelayanan kesehatan di Desa Dayeuhkolot, yang menggambarkan pelatihan berbasis praktik komputer dibanding ceramah untuk meningkatkan literasi digital‐data. [Lihat sumber Disini - ejournal.appihi.or.id]
- Penelitian “Digitalisasi Desa dalam Perspektif Governmentality” di Kalurahan Sambirejo, Kabupaten Sleman,menerapkan aplikasi digital desa, informasi daring, platform layanan digital sebagai bagian dari riset implementasi digitalisasi layanan publik. [Lihat sumber Disini - jurnal.apmd.ac.id]
- Penelitian analisis kebijakan digitalisasi dan teknologi dalam pendidikan di Indonesia yang menyebut digitalisasi sebagai proses perubahan format dan penggunaan teknologi digital untuk mengelola dan menyebarkan informasi pendidikan. [Lihat sumber Disini - ejournal.indo-intellectual.id]
- Penelitian “Digital Governance: Studi Kasus Digitalisasi Pelayanan Publik Terpadu di Kabupaten Serang” (2025) tetapi juga relevan karena contoh penelitian yang menggunakan digitalisasi sebagai variabel riset. [Lihat sumber Disini - sostech.greenvest.co.id]
Contoh Aplikasi Penelitian (Global atau Konteks Lebih Umum)
- Penggunaan platform survei daring dan aplikasi analitik statistik berbasis cloud untuk melakukan penelitian lapangan dengan responden tersebar geografis jauh.
- Pemanfaatan data besar (big data) dan machine learning untuk analisis tren dan pola dalam penelitian sosial atau kesehatan.
- Publikasi riset dalam jurnal akses terbuka dan penggunaan repository data penelitian digital yang memungkinkan re-use data oleh peneliti lain.
- Kolaborasi internasional menggunakan sistem manajemen riset digital, e-lab, e-workshop, dan konferensi daring.
Contoh Khusus: Digitalisasi Penelitian dalam Ilmu Sosial
Sebagai ilustrasi, sebuah penelitian kuantitatif dan aplikasi digitalisasi dalam riset sosial dan bisnis menyediakan contoh bagaimana metode penelitian kuantitatif memanfaatkan platform digital untuk pengumpulan data dan analisis (Budiyanto, 2025). [Lihat sumber Disini - repository.mediapenerbitindonesia.com]
Aplikasi Praktis: langkah-langkah yang bisa dilakukan peneliti
- Merancang instrumen riset berbasis daring (misalnya Google Forms, Qualtrics) agar data langsung terdigitalisasi.
- Menggunakan aplikasi manajemen referensi digital dan repository institusi untuk menyimpan data penelitian.
- Menggunakan analisis statistik atau perangkat lunak visualisasi yang berbasis cloud atau digital untuk memproses dan menyajikan data.
- Menerbitkan hasil riset melalui jurnal daring atau repositori open access agar hasil lebih cepat terdiseminasi dan dapat diakses global.
- Mengarsipkan dataset dan metadata riset ke dalam repositori institusi atau nasional yang mendukung re-use.
- Melakukan kolaborasi riset lintas lokasi dengan memanfaatkan platform video conference, project management digital, dan sharing file digital.
Keunggulan Aplikasi Digitalisasi Penelitian
- Efisiensi waktu dan biaya: pengumpulan data dapat dilakukan daring; analisis otomatis menggunakan perangkat lunak; publikasi digital tanpa cetak.
- Aksesibilitas yang lebih luas: data dan publikasi dapat diakses kapan-pun/di mana-pun melalui internet.
- Skalabilitas dan kolaborasi global: memungkinkan partisipasi responden dari lokasi jauh; riset bersama antarinstitusi dan negara.
- Keterbukaan dan re‐use: dataset digital dapat diakses dan digunakan ulang oleh peneliti lain, meningkatkan nilai penelitian.
- Penyimpanan dan pelestarian: arsip digital memungkinkan penyimpanan jangka panjang tanpa memerlukan ruang fisik besar.
Tantangan Aplikasi Digitalisasi Penelitian
- Kesenjangan infrastruktur: Tidak semua institusi atau responden memiliki akses internet cepat atau perangkat yang memadai.
- Literasi digital: Peneliti dan responden harus memiliki kompetensi digital untuk menggunakan platform dan teknologi riset.
- Keamanan dan etika data: Data digital rentan terhadap kebocoran, manipulasi, atau misuse; perlunya kebijakan privasi yang kuat.
- Kultur penelitian tradisional: Beberapa peneliti masih terbiasa metode konvensional dan enggan berpindah ke model digital.
- Standar dan interoperabilitas: Data digital harus mudah diakses dan di-integrasikan dengan sistem lain (metadata, format file, repository).
- Regulasi dan hak cipta: Publikasi digital dan sharing data memerlukan pemahaman terhadap lisensi, hak akses, dan etika riset.
Manfaat dan Tantangan Khusus Digitalisasi Penelitian
Manfaat Strategis
- Akselerasi dalam penelitian: Dengan digitalisasi, siklus penelitian menjadi lebih cepat,mulai dari desain, pengumpulan data, hingga diseminasi publikasi.
- Peningkatan kualitas data: Teknologi digital memungkinkan pengumpulan data real-time, data besar (big data), dan analisis yang lebih mendalam melalui algoritma digital.
- Kolaborasi lintas disiplin dan lintas wilayah: Peneliti dapat bekerja bersama secara daring, berbagi data, dan memanfaatkan jaringan global.
- Peningkatan dampak sosial dan ilmiah: Dengan publikasi digital dan open access, penelitian dapat diakses lebih banyak pihak dan memberikan manfaat lebih luas.
- Pengelolaan data jangka panjang: Arsip digital dan repository riset memungkinkan data penelitian disimpan dan digunakan kembali untuk studi lanjut (meta-analisis, replikasi).
Tantangan Pelaksanaan
- Infrastruktur TIK dan konektivitas: Banyak institusi di daerah atau negara berkembang belum memiliki jaringan internet, server, atau perangkat lunak yang memadai.
- Sumber daya manusia (SDM): Peneliti, asisten riset, dan institusi riset harus memiliki literasi digital dan keterampilan yang sesuai.
- Standar data, interoperabilitas, dan metadata: Untuk agar dataset digital dapat diakses dan digunakan ulang, diperlukan standar metadata, format terbuka, dan sistem repository yang terintegrasi.
- Privasi, keamanan data, dan etika: Data responden dan penelitian harus dilindungi; risiko terkait cyber-security harus dikelola.
- Kultur dan mindset: Perubahan dari metode analog ke digital memerlukan adaptasi budaya riset,peneliti, institusi, dan stakeholder harus mendukung.
- Biaya dan investasi awal: Meskipun jangka panjang bisa hemat, digitalisasi penelitian memerlukan investasi awal dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan.
Kesimpulan
Digitalisasi penelitian merupakan evolusi penting dalam praktik riset modern: dengan memanfaatkan teknologi digital, proses penelitian bisa menjadi lebih efisien, lebih terbuka, lebih cepat, dan lebih kolaboratif. Definisi digitalisasi penelitian mencakup perubahan dari format analog/manual ke format digital dalam seluruh rantai riset,mulai dari desain hingga publikasi dan penyimpanan. Pernyataan para ahli menguatkan bahwa digitalisasi memang melibatkan transformasi proses dengan dukungan teknologi dan sistem informasi.
Di Indonesia, sudah terdapat banyak contoh praktis digitalisasi penelitian,misalnya dalam layanan kesehatan desa, digitalisasi layanan publik, dan perubahan metode penelitian daring. Manfaatnya sangat banyak, namun tantangan juga nyata, terutama terkait infrastruktur, literasi digital, dan aspek etika-data.
Bagi peneliti, institusi pendidikan, dan lembaga riset, mengelola transisi ke digitalisasi penelitian dengan strategi yang matang adalah kunci. Hal ini mencakup pemilihan teknologi yang tepat, peningkatan kompetensi digital, penggunaan repository dan open access, serta tata kelola data yang baik. Dengan demikian, penelitian bukan hanya akan lebih relevan dalam konteks era digital, namun juga lebih berdampak dan berkelanjutan dalam cakupan nasional maupun global.
