Framework: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Kajian Ilmiah
Pendahuluan
Dalam kajian ilmiah, seorang peneliti membutuhkan landasan konseptual yang jelas agar penelitian tidak berjalan tanpa arah. Penelitian yang baik bukan hanya sekadar mengumpulkan data, melainkan juga harus memiliki kerangka yang mampu menghubungkan teori, konsep, dan metode secara runtut. Salah satu instrumen penting yang berfungsi untuk tujuan tersebut adalah framework atau kerangka kerja.
Framework dipahami sebagai panduan sistematis yang membantu peneliti dalam menyusun pemikiran, merumuskan pertanyaan penelitian, memilih metode yang tepat, hingga menganalisis data. Dengan adanya framework, penelitian menjadi lebih terarah karena setiap tahapan memiliki pijakan yang jelas dan konsisten. Framework juga berfungsi untuk mengurangi subjektivitas peneliti, sebab prosesnya berlandaskan pada struktur konseptual yang disepakati secara akademis.
Di era penelitian modern, framework semakin sering digunakan dalam berbagai bidang keilmuan. Dalam ilmu sosial dan humaniora, framework membantu peneliti memahami fenomena kompleks melalui kerangka teoritis dan konseptual. Dalam bidang pendidikan, framework berperan penting dalam menyusun desain pembelajaran maupun evaluasi kebijakan. Sementara di bidang kesehatan dan teknologi, framework menjadi acuan untuk mengintegrasikan data empiris dengan teori agar menghasilkan temuan yang dapat diterapkan dalam praktik nyata.
Penggunaan framework juga meningkatkan konsistensi, kredibilitas, dan replikasi penelitian. Tanpa kerangka kerja yang jelas, penelitian rentan menghasilkan temuan yang kabur, sulit diuji ulang, atau bahkan tidak relevan dengan tujuan awal. Oleh karena itu, framework tidak sekadar menjadi alat bantu metodologis, tetapi juga fondasi yang menentukan kualitas penelitian itu sendiri. (journals.telkomuniversity.ac.id)
Definisi Framework
Definisi Framework Secara Umum
Framework secara sederhana dapat diartikan sebagai kerangka atau struktur konseptual yang digunakan untuk memandu sebuah proses, baik dalam penelitian maupun pengembangan. Ia berfungsi sebagai pedoman yang membantu peneliti atau praktisi dalam mengidentifikasi, menganalisis, serta memecahkan masalah secara lebih terstruktur. Dalam penelitian ilmiah, framework sering digambarkan sebagai “peta jalan” yang menghubungkan teori, konsep, variabel, hingga data empiris sehingga penelitian dapat berlangsung dengan sistematis, logis, dan terarah.
Framework juga memiliki peran penting untuk mencegah penelitian berjalan secara acak atau tanpa dasar. Dengan adanya framework, setiap langkah penelitian memiliki landasan konseptual yang jelas. Hal ini sangat penting terutama dalam penelitian multidisiplin, di mana berbagai teori atau pendekatan metodologis dapat digunakan secara bersamaan. Dengan kerangka yang kokoh, penelitian dapat menghasilkan temuan yang konsisten, mudah dipahami, serta dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. (ejournal.unesa.ac.id)
Menurut Para Ahli
Menurut Naista (2017), framework adalah “suatu struktur konseptual dasar yang digunakan untuk memecahkan atau menangani masalah kompleks”. Definisi ini menegaskan bahwa framework bukan sekadar kumpulan ide atau konsep, tetapi lebih dari itu, framework adalah mekanisme yang menyederhanakan kerumitan sebuah penelitian agar bisa dipahami dan dianalisis secara lebih mudah. Dalam praktik ilmiah, framework dapat dianggap sebagai fondasi yang menyatukan berbagai elemen penelitian, mulai dari teori dasar, asumsi penelitian, hingga metode yang digunakan. (ejournal.unesa.ac.id)
Pratiwi (2022) membagi framework ke dalam dua jenis utama. Pertama adalah theoretical framework, yaitu kerangka yang menjelaskan hubungan antar variabel dalam penelitian, mengarahkan peneliti dalam merumuskan hipotesis, serta membantu memahami mengapa suatu fenomena terjadi. Kedua adalah conceptual framework, yaitu kerangka yang bersifat lebih abstrak karena berisi ide atau pemikiran peneliti tentang bagaimana suatu fenomena dapat dijelaskan. Conceptual framework biasanya lebih fleksibel, karena dapat dipengaruhi oleh pengalaman peneliti maupun hasil kajian pustaka. Kedua framework ini sama-sama penting, karena theoretical framework memberi landasan ilmiah yang kuat, sementara conceptual framework memberi arah yang praktis dan kontekstual. (journals.telkomuniversity.ac.id)
Dengan demikian, framework dapat dipahami sebagai alat konseptual yang membantu menyatukan teori, konsep, dan data sehingga penelitian tidak hanya sistematis, tetapi juga bermakna, konsisten, dan kredibel.
Fungsi Framework
Framework memiliki sejumlah fungsi penting dalam penelitian ilmiah. Tanpa framework, penelitian berisiko kehilangan arah karena tidak memiliki panduan konseptual yang jelas. Berikut fungsi-fungsi utamanya:
1. Menyediakan Struktur yang Sistematis
Framework bertugas memberi kerangka berpikir yang runtut sejak awal penelitian. Dengan adanya kerangka ini, peneliti tidak berjalan secara acak, melainkan mengikuti alur logis yang dimulai dari perumusan masalah, telaah pustaka, perumusan hipotesis, hingga analisis data. Struktur yang sistematis ini juga membantu peneliti menghindari pengulangan atau penyimpangan langkah yang tidak relevan. Dalam praktiknya, framework berperan layaknya “peta jalan” yang memastikan peneliti tetap fokus pada tujuan penelitian, sehingga hasil yang diperoleh lebih konsisten dan kredibel.
2. Menjelaskan Hubungan Antar Variabel
Salah satu fungsi utama dari theoretical framework adalah memetakan hubungan antar variabel penelitian. Framework membantu peneliti melihat keterkaitan antara variabel bebas, variabel terikat, maupun variabel kontrol. Dengan peta konsep ini, hipotesis yang diajukan menjadi lebih kuat dan terarah. Misalnya, dalam penelitian sosial, framework dapat menunjukkan bagaimana faktor ekonomi memengaruhi tingkat pendidikan atau bagaimana variabel motivasi berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Tanpa framework, hubungan antar variabel hanya akan terlihat acak dan sulit diuji secara ilmiah. (journals.telkomuniversity.ac.id)
3. Menyederhanakan Pemikiran Abstrak
Banyak fenomena penelitian bersifat kompleks dan abstrak. Framework berfungsi untuk menyederhanakan kerumitan tersebut menjadi konsep yang lebih mudah dipahami. Melalui conceptual framework, peneliti dapat menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk bagan, model, atau uraian sistematis. Hal ini tidak hanya membantu peneliti sendiri memahami alur pemikirannya, tetapi juga memudahkan pembaca atau pihak lain dalam menginterpretasikan hasil penelitian. Dengan demikian, framework menjadikan penelitian lebih komunikatif dan inklusif, serta menghindarkan peneliti dari kerumitan teori yang terlalu teknis.
4. Menjamin Konsistensi Analisis
Framework membantu menjaga konsistensi dalam seluruh tahapan penelitian. Ketika kerangka sudah ditetapkan sejak awal, peneliti akan lebih disiplin dalam mengumpulkan data, menganalisis, dan menarik kesimpulan sesuai jalur konseptual yang telah dirancang. Konsistensi ini sangat penting karena penelitian yang tidak konsisten akan sulit dipertanggungjawabkan secara akademis. Framework juga membantu peneliti untuk tetap setia pada ruang lingkup penelitian, sehingga hasil yang dihasilkan tidak melebar ke arah yang tidak relevan. Dengan kerangka yang jelas, kualitas penelitian meningkat dan hasilnya bisa diuji ulang oleh peneliti lain.
5. Memperkuat Kredibilitas Penelitian
Selain keempat fungsi di atas, framework juga meningkatkan kepercayaan pembaca, dosen pembimbing, maupun reviewer jurnal terhadap penelitian yang dilakukan. Framework menunjukkan bahwa penelitian tidak hanya mengandalkan intuisi peneliti, tetapi berlandaskan teori dan konsep yang telah teruji. Dengan begitu, hasil penelitian dianggap lebih sahih, layak dipublikasikan, dan dapat digunakan sebagai rujukan oleh peneliti lain.
Contoh dalam Kajian Ilmiah
1. Framework Teoritis dan Konseptual dalam Ilmu Sosial
Salah satu contoh nyata penerapan framework dapat dilihat pada penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Idealog (2022). Penelitian ini menekankan perbedaan antara theoretical framework dan conceptual framework dalam kajian ilmu sosial. Theoretical framework digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel berdasarkan teori yang sudah ada, sehingga penelitian lebih kokoh secara akademis. Sementara itu, conceptual framework berperan menyusun abstraksi pemikiran peneliti agar penelitian lebih terarah dan mudah dipahami. Perbedaan ini menjadi penting karena sering kali penelitian sosial tidak hanya berangkat dari teori, tetapi juga dari konteks dan pengalaman peneliti. Dengan adanya framework, penelitian ilmu sosial tidak hanya mengandalkan intuisi, melainkan memiliki dasar ilmiah yang sistematis dan teruji. (journals.telkomuniversity.ac.id)
2. Implementasi Framework COBIT 2019 dalam Audit Sistem Informasi
Contoh lain datang dari penelitian Nugroho dkk. (2024) yang dipublikasikan di Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Bisnis. Penelitian ini menggunakan framework COBIT 2019 untuk mengevaluasi tata kelola teknologi informasi (TI) di sebuah organisasi. Framework COBIT dipilih karena menyediakan standar internasional dalam audit dan manajemen TI, sehingga mampu memetakan domain tata kelola dengan jelas, seperti perencanaan, implementasi, pengawasan, hingga evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan framework COBIT, organisasi dapat mengetahui tingkat kapabilitas tata kelolanya sekaligus memperoleh rekomendasi perbaikan yang lebih terarah. Hal ini menegaskan fungsi framework bukan hanya teori, tetapi juga alat praktis yang membantu organisasi meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola TI. (jurnal.unidha.ac.id)
3. Enterprise Architecture dengan Framework TOGAF
Framework juga digunakan dalam penelitian arsitektur sistem, salah satunya melalui TOGAF (The Open Group Architecture Framework). Beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa TOGAF efektif dipakai sebagai panduan dalam merancang sistem informasi berskala besar, termasuk sistem pengelolaan jurnal ilmiah atau sistem administrasi organisasi. Framework TOGAF dianggap penting karena menyediakan standar internasional yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan lokal di Indonesia. Dengan kerangka ini, perancangan sistem tidak hanya lebih terstruktur, tetapi juga lebih mudah dievaluasi dan dikembangkan di masa depan. Penggunaan framework TOGAF membuktikan bahwa kerangka kerja dapat menjadi jembatan antara teori dan praktik, serta membantu organisasi dalam mengantisipasi perubahan kebutuhan teknologi.
Penutup
Framework dalam penelitian bukanlah sekadar istilah metodologis, melainkan sebuah fondasi konseptual yang menentukan arah, kualitas, dan validitas sebuah kajian ilmiah. Baik dalam penelitian sosial, pendidikan, maupun teknologi, framework selalu hadir sebagai pedoman yang membuat penelitian lebih terarah, sistematis, dan konsisten. Tanpa framework, penelitian berisiko berjalan secara acak, kehilangan fokus, bahkan menghasilkan kesimpulan yang sulit dipertanggungjawabkan.
Definisi umum maupun pandangan para ahli menunjukkan bahwa framework adalah struktur konseptual yang mampu menyederhanakan kerumitan penelitian. Melalui framework, peneliti dapat memetakan masalah, menghubungkan teori dengan data, sekaligus membangun hipotesis yang lebih kuat. Fungsinya yang meliputi penyediaan struktur sistematis, penjelasan hubungan antar variabel, penyederhanaan konsep abstrak, serta menjaga konsistensi analisis, menjadikan framework sebagai komponen vital dalam setiap riset, baik akademik maupun terapan.
Contoh-contoh penelitian di Indonesia beberapa tahun terakhir juga menegaskan hal ini. Dalam bidang sosial, penggunaan theoretical framework dan conceptual framework membantu peneliti membedakan antara landasan teori dan abstraksi ide. Di bidang teknologi, framework seperti COBIT 2019 dan TOGAF telah terbukti mampu meningkatkan tata kelola sistem informasi dan merancang arsitektur TI yang berstandar internasional namun tetap relevan dengan konteks lokal. Hal ini memperlihatkan bahwa framework bukan hanya bersifat teoretis, tetapi juga praktis dan aplikatif.
Lebih jauh lagi, framework berperan sebagai jembatan antara teori dan praktik. Ia menghubungkan pemikiran konseptual dengan realitas lapangan, sehingga penelitian tidak hanya berhenti pada level wacana, tetapi juga memberi kontribusi nyata dalam pemecahan masalah. Pemahaman mendalam tentang framework akan membantu peneliti menghasilkan karya ilmiah yang lebih kredibel, dapat direplikasi, dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Oleh karena itu, setiap peneliti sebaiknya tidak hanya memahami definisi framework, tetapi juga mampu merancang dan mengaplikasikannya secara tepat sesuai bidang kajiannya. Dengan begitu, framework akan benar-benar menjadi fondasi kokoh yang menopang penelitian, memperkuat keabsahan data, serta memastikan hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada akhirnya, framework yang digunakan dengan baik akan membawa penelitian menuju tujuan yang lebih besar: mengembangkan ilmu pengetahuan, menjawab tantangan zaman, dan menghadirkan solusi yang bermanfaat bagi kehidupan nyata.