Identifikasi Masalah: Pengertian, Langkah, dan Contoh
Pendahuluan
Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang sangat krusial dalam berbagai jenis kegiatan ilmiah , mulai dari penelitian, pengembangan program, hingga evaluasi kebijakan. Tanpa identifikasi yang tepat, kegiatan selanjutnya bisa kehilangan arah, menjadi tidak fokus, atau bahkan gagal mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam konteks penelitian misalnya, proses identifikasi masalah membantu peneliti menyadari apa yang sebenarnya perlu dipecahkan, mengapa hal tersebut penting, serta bagaimana batasan dan ruang lingkupnya. Sehingga, artikel ini hadir untuk membahas secara komprehensif mengenai pengertian identifikasi masalah, termasuk definisinya secara umum, menurut KBBI, dan menurut para ahli; kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah melakukan identifikasi masalah dan contoh aplikatifnya. Harapannya, pembaca akan memperoleh gambaran yang jelas, metodologis, dan aplikatif untuk melakukan identifikasi masalah secara sistematis.
Definisi Identifikasi Masalah
Definisi Identifikasi Masalah Secara Umum
Secara umum, identifikasi masalah dapat dipahami sebagai proses awal pengenalan suatu keadaan yang tidak diinginkan atau suatu kondisi yang jauh dari harapan, kemudian diuraikan secara sistematis agar dapat ditangani atau diteliti lebih lanjut. Misalnya, disebut sebagai “proses menemukan, memahami, dan merumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti atau diselesaikan dalam suatu studi” .(“Identifikasi masalah adalah proses menemukan, memahami, dan merumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti atau diselesaikan.”) [Lihat sumber Disini - tsurvey.id]
Lebih jauh, identifikasi masalah dapat diartikan sebagai “inventarisasi masalah” atau “upaya untuk menjelaskan masalah dan membuat penjelasan menjadi dapat diukur (measurable)” dalam konteks penelitian. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
Dengan demikian, secara umum identifikasi masalah bukan hanya mengenali gejala-masalah, tetapi juga memformulasikan penyebab, dampak, dan pernyataan masalah yang jelas.
Definisi Identifikasi Masalah dalam KBBI
Walaupun KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tidak secara spesifik memuat istilah “identifikasi masalah”, kita dapat mengurai definisi masing-kata sebagai berikut: kata identifikasi berarti “tanda kenal diri; bukti diri; penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya; proses psikologi…” menurut KBBI daring. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id] Kata masalah menurut berbagai sumber dapat diartikan sebagai “sesuatu yang harus diselesaikan”. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
Dengan demikian, jika dikombinasikan, identifikasi masalah menurut KBBI-perspektif dapat diartikan sebagai “proses penetapan atau pengenalan identitas dari suatu kondisi yang harus diselesaikan”. Meski demikian, perlu dicatat bahwa definisi ini lebih bersifat generik dan bukan secara khusus teknis untuk penelitian atau manajemen.
Definisi Identifikasi Masalah Menurut Para Ahli
Berikut beberapa pendapat ahli mengenai masalah/identifikasi masalah yang bisa dipadukan untuk memperjelas konsep:
- Menurut Kerlinger (dalam referensi UNIKOM) , “masalah adalah kalimat atau pernyataan interogatif yang menanyakan hubungan apa yang ada antara dua variabel atau lebih.” [Lihat sumber Disini - repository.unikom.ac.id]
- Menurut artikel J-Innovative (2022) , “masalah penelitian atau permasalahan adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti … secara umum adalah kesenjangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi.” [Lihat sumber Disini - j-innovative.org]
- Menurut N. Ridha (2017) , “masalah adalah suatu keadaan yang tidak seimbang antara harapan/keinginan dengan kenyataan yang ada.” [Lihat sumber Disini - e-jurnal.staisumatera-medan.ac.id]
- Menurut Hasibuan, et al. (2023) , “masalah adalah deskripsi mengenai kesenjangan antara teori dan praktik, antara aturan dan pelaksanaan, atau antara harapan dan kenyataan.” [Lihat sumber Disini - ejournal.yayasanpendidikandzurriyatulquran.id]
- Menurut Amien Silalahi (dikutip oleh Sampoerna University) , “identifikasi masalah diartikan sebagai upaya untuk mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap suatu masalah yang dianggap bisa ditemukan jawabannya melalui sebuah penelitian yang dilakukan secara ilmiah.” [Lihat sumber Disini - sampoernauniversity.ac.id]
Dengan menggabungkan pendapat di atas, identifikasi masalah dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menemukan, mengenali, menjelaskan, dan merumuskan kondisi-yang-tidak-diinginkan atau kondisi yang jauh dari ideal, kemudian memformulasikannya dalam bentuk yang bisa dikelola dan diteliti lebih lanjut.
Langkah-Langkah Identifikasi Masalah
Melakukan identifikasi masalah tidak sekadar “menyebut ada masalah”, tetapi melalui tahapan agar masalah tersebut valid, relevan, dan dapat ditindaklanjuti. Berikut langkah-umumnya:
- Mengamati fenomena atau situasi
Tahap awal adalah melakukan pengamatan terhadap situasi nyata, baik di lingkungan lapangan, organisasi, atau masyarakat. Tujuannya untuk menangkap gejala-masalah yang muncul dari data empiris. Sebagai contoh, artikel menyebut bahwa identifikasi permasalahan penelitian terdiri dari: menemukan masalah yang ada (problem), mengidentifikasi sumber permasalahan (root cause), kemudian menciptakan kalimat isu/kalimat permasalahan (problem statement). [Lihat sumber Disini - lpppipublishing.com] - Kajian literatur dan teori
Setelah fenomena diidentifikasi, peneliti atau pengamat perlu menelaah literatur, studi terdahulu, dan teori yang relevan untuk mengetahui apakah fenomena tersebut telah diteliti, apa yang belum, dan mengapa penting untuk diangkat. Ini membantu memvalidasi bahwa masalah layak diteliti atau dipecahkan. [Lihat sumber Disini - muji.blog.unimma.ac.id] - Menginventarisasi faktor penyebab dan dampak
Tahap ini meliputi penguraian akar penyebab (root cause) dari masalah, serta dampak atau konsekuensi yang ditimbulkan jika masalah tersebut dibiarkan. Misalnya: “identifikasi masalah … memuat akar atau penyebab yang jelas, kemudian pengembangan pernyataan masalah secara rinci yang mencakup efek masalah pada suatu fenomena.” [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com] - Merumuskan pernyataan masalah yang spesifik
Hasil identifikasi harus dituangkan dalam bentuk pernyataan yang dapat dijadikan fokus penelitian atau tindakan. Pernyataan masalah perlu spesifik, terukur, relevan, dan dapat diobservasi atau diukur. Jika terlalu umum, maka penelitian atau tindakan akan melebar dan kehilangan fokus. [Lihat sumber Disini - lib.ui.ac.id] - Membatasi ruang lingkup masalah
Untuk menjaga agar penelitian atau intervensi bisa dijalankan, penting menempatkan batasan ruang lingkup , siapa yang terdampak, di mana, kapan, serta bagaimana variabel-nya. Batasan ini membantu menjadikan masalah lebih manageable. - Memastikan signifikansi dan kelayakan masalah
Masalah yang diidentifikasi harus relevan (penting secara ilmiah atau praktis), dapat diteliti atau dipecahkan, serta tersedia data atau sumber untuk mengeksplorasinya. Sebuah jurnal menyebut bahwa identifikasi permasalahan penelitian “harus benar,benar penting” karena riset membutuhkan pengetahuan, waktu, dan biaya. [Lihat sumber Disini - lpppipublishing.com] - Membuat prioritas atau memilih masalah utama
Ketika banyak gejala muncul, peneliti atau praktisi harus memilih satu atau beberapa masalah utama yang akan diangkat. Karena tidak semua masalah dapat diangkat sekaligus, perhatian perlu difokuskan agar hasilnya lebih optimal.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis, identifikasi masalah akan menghasilkan pernyataan yang jelas yang kemudian dapat dijadikan dasar untuk penelitian, program, atau intervensi.
Contoh Identifikasi Masalah
Berikut beberapa contoh penerapan identifikasi masalah di berbagai bidang agar gambaran lebih konkret:
- Tema pendidikan: Misalnya dalam penelitian tentang pembelajaran di sekolah, identifikasi masalah bisa berupa
- proses pembelajaran materi tertentu tidak kondusif,
- interaksi antara guru dan siswa kurang intensif,
- metode pembelajaran yang digunakan masih didominasi ceramah sehingga siswa merasa jenuh. [Lihat sumber Disini - detik.com]
- Tema pelayanan publik: Contoh lain dari penelitian pelayanan publik adalah:
- terdapat penghambat terhadap pelayanan yang diberikan suatu instansi kepada publik,
- keefektifan implementasi human relations dalam pelayanan publik masih rendah,
- pegawai belum optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan. [Lihat sumber Disini - detik.com]
- Tema penelitian umum ilmiah: Sesuai dengan jurnal yang menyebutkan bahwa identifikasi permasalahan penelitian terdiri dari tiga langkah: menemukan masalah yang ada, mengidentifikasi akar penyebab, dan merumuskan kalimat permasalahan. [Lihat sumber Disini - lpppipublishing.com]
- Contoh konkrit misalnya: Di sebuah sekolah ditemukan bahwa “hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi masih rendah” → dari sana dilakukan identifikasi: penyebab (metode ceramah terus-menerus, kurangnya penggunaan multimedia, motivasi siswa rendah) → rumusan: “Bagaimanakah pengaruh penggunaan multimedia berbasis problem based learning terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas XII di SMA X?” (Contoh diadaptasi dari artikel). [Lihat sumber Disini - detik.com]
Dari contoh-contoh di atas, terlihat bahwa identifikasi masalah membantu menajamkan fokus dan membuat penelitian atau intervensi menjadi spesifik dan operasional.
Kesimpulan
Sebagai penutup, dapat disimpulkan beberapa poin penting berikut:
- Identifikasi masalah adalah proses awal yang menentukan arah penelitian atau intervensi. Tanpa identifikasi yang baik, hasilnya bisa tidak relevan atau sulit dilaksanakan.
- Secara umum identifikasi masalah mengandung unsur pengenalan fenomena, penguraian penyebab dan dampak, serta perumusan pernyataan masalah yang jelas dan terukur.
- Dari perspektif KBBI, identifikasi dan masalah masing-masing memiliki definisi generik. Namun dalam konteks ilmu penelitian dan manajemen, pengertian tersebut diperluas menjadi tahapan sistematis yang harus dilalui.
- Berbagai ahli menegaskan bahwa masalah merupakan kesenjangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara teori dengan praktek, dan bahwa identifikasi masalah adalah usaha mengenali dan membuat rumusan yang bisa diuji atau dipecahkan.
- Langkah-langkah identifikasi masalah meliputi observasi fenomena, kajian literatur, penginventarisasian penyebab/dampak, perumusan pernyataan masalah, pembatasan ruang lingkup, penentuan kelayakan dan prioritas masalah.
- Contoh-contoh praktis menunjukkan bahwa identifikasi masalah bukan hanya menuliskan kondisi umum, tetapi merumuskan dengan spesifik agar dapat ditindaklanjuti , misalnya dalam penelitian pendidikan, pelayanan publik, atau pengembangan kebijakan.
Dengan memahami dan menerapkan proses identifikasi masalah secara baik, maka kegiatan penelitian atau program yang dilakukan akan memiliki landasan yang kuat, relevan, dan lebih memungkinkan untuk menghasilkan solusi atau pengetahuan yang bermakna.
