Terakhir diperbarui: 06 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 25 October 2025). Observasi: Definisi, Jenis, dan Contoh Penerapan. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/observasi-definisi-jenis-dan-contoh-penerapan 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Observasi: Definisi, Jenis, dan Contoh Penerapan

Pendahuluan

Observasi merupakan salah satu konsep penting dalam penelitian, evaluasi, dan berbagai kegiatan ilmiah maupun praktis lainnya. Dengan melakukan observasi yang tepat, peneliti atau praktisi mampu menangkap fenomena secara langsung, memperoleh data yang valid, dan menyimpulkan kondisi yang sedang berlangsung. Di dunia pendidikan, sosial, kesehatan, atau manajemen pun, teknik observasi digunakan untuk mengamati aktivitas, perilaku, lingkungan, maupun proses agar dapat dilakukan pemahaman ataupun intervensi yang tepat. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang definisi observasi, jenis-jenisnya, serta contoh penerapan dalam konteks nyata.

Definisi Observasi

Definisi Observasi Secara Umum

Secara umum, observasi dapat dipahami sebagai kegiatan pengamatan terhadap suatu objek, kejadian, atau proses dengan tujuan memperoleh informasi dan data yang akurat. Misalnya, dalam penelitian dikatakan bahwa observasi “adalah pengamatan langsung terhadap objek penelitian atau lingkungan tertentu yang bisa berarti pengamatan aktif atau pasif”. [Lihat sumber Disini]
Selain itu, dalam literatur lain disebut bahwa observasi “adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati secara langsung di lapangan” untuk kemudian menghitung, merekam, dan mencatat kejadian-kejadian yang ada. [Lihat sumber Disini]
Dengan demikian, secara umum observasi menekankan pada pengamatan, pencatatan, dan pengumpulan data melalui indera atau alat bantu dalam lingkungan nyata.

Definisi Observasi dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi observasi adalah “peninjauan secara cermat”. [Lihat sumber Disini] Dengan kata lain, observasi menurut KBBI lebih menekankan pada aspek “peninjauan secara cermat” terhadap sesuatu yang diamati, tanpa secara eksplisit memperinci metode atau teknik pengumpulan data.

Definisi Observasi Menurut Para Ahli

Berikut ini beberapa definisi observasi menurut para ahli, yang memberikan pemahaman lebih luas dan mendalam:

  1. Sugiyono (2020:203) mendefinisikan bahwa observasi adalah “teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang akan diteliti”. [Lihat sumber Disini]
  2. Lexy J. Moleong menyatakan bahwa observasi adalah “kegiatan pengumpulan data dengan melibatkan pengamatan yang saksama terhadap variabel tertentu”. [Lihat sumber Disini]
  3. Abdussamad (2021:147) menyebut bahwa observasi adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat, serta dilakukan secara sengaja”. [Lihat sumber Disini]
  4. Hasyim Hasanah (2016) menyebut bahwa observasi formal adalah pengamatan yang dilakukan secara sistematis berdasarkan struktur yang berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, sedangkan observasi informal bersifat lebih longgar. [Lihat sumber Disini]
  5. Riyanto (2010:98-100) mengklasifikasi observasi sebagai jenis-jenis tertentu seperti partisipan dan non-partisipan, sistematik dan non-sistematik, dan lain-lain. [Lihat sumber Disini]

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa observasi dalam konteks penelitian atau kegiatan ilmiah bukan hanya sekadar “melihat”, tetapi juga melibatkan pemilihan objek, pencatatan sistematis, dan kadang pengukuran atau monitoring dalam situasi yang telah dipilih atau alami.

Jenis Observasi

Jenis-jenis observasi dapat dilihat dari berbagai lensa: berdasarkan keterlibatan pengamat, struktur pengamatan, atau situasi pengamatan. Berikut uraian lebih lanjut.

Berdasarkan Keterlibatan Pengamat

  • Observasi Partisipan: Pengamat terlibat langsung dalam kegiatan atau situasi yang diamati. Dengan demikian pengamat bukan hanya sebagai pengamat luar, tetapi masuk ke dalam lingkungan. Contoh: seorang guru peneliti ikut melakukan pembelajaran sambil mengamati interaksi siswa. [Lihat sumber Disini]
  • Observasi Non-Partisipan: Pengamat hanya mengamati dari luar, tidak ikut serta dalam aktivitas yang terjadi, sehingga pengaruhnya terhadap situasi lebih kecil. [Lihat sumber Disini]

Berdasarkan Struktur atau Instrumen Pengamatan

  • Observasi Sistematik / Terstruktur (Structured Observation): Pengamatan dilakukan menurut pedoman atau instrumen yang telah disiapkan sebelumnya (misalnya daftar cek, waktu, kategori perilaku). Hal ini meningkatkan reliabilitas dan validitas data. [Lihat sumber Disini]
  • Observasi Tidak Terstruktur / Non-Sistematik (Unstructured Observation): Pengamatan dilakukan tanpa instrumen atau pedoman ketat, pengamat mencatat apa yang muncul secara alami di lapangan. [Lihat sumber Disini]

Berdasarkan Situasi atau Setting

  • Observasi Naturalistik: Dilakukan dalam situasi alami, tanpa intervensi pengamat terhadap lingkungan. Misalnya mengamati interaksi sosial di ruang umum. [Lihat sumber Disini]
  • Observasi Eksperimental / Manipulatif: Situasi diamati setelah dilakukan manipulasi atau intervensi tertentu oleh peneliti, sehingga kondisi tidak benar-benar alami. [Lihat sumber Disini]

Dengan memahami jenis-jenis observasi di atas, peneliti atau praktisi dapat memilih model observasi yang sesuai dengan tujuan penelitian, kondisi lapangan, dan tingkat kontrol yang diinginkan.

Contoh Penerapan Observasi

Berikut ini beberapa contoh penerapan observasi, khususnya dalam konteks penelitian, pendidikan, dan manajemen.

Contoh dalam Pendidikan

Dalam sebuah penelitian berjudul “Analisis Metode Pembelajaran Observasi dalam Pembelajaran Menulis Puisi di SMPN 20 Malang” (2024) tercatat bahwa penggunaan metode observasi dalam pembelajaran menulis puisi melibatkan siswa melakukan pengamatan langsung terhadap objek atau lingkungan sebagai inspirasi tulisan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan observasi, siswa dapat lebih memahami konteks hingga meningkatkan motivasi belajar. [Lihat sumber Disini]

Contoh dalam Metode Pengumpulan Data Penelitian

Artikel “TEKNIK PENGUMPULAN DATA: OBSERVASI, WAWANCARA DAN KUESIONER” (2025) menjelaskan bahwa dalam pengumpulan data penelitian, observasi digunakan sebagai teknik untuk melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena dalam lingkungan alaminya untuk menghasilkan informasi yang dikumpulkan mendalam. [Lihat sumber Disini]
Contoh konkretnya: dalam studi di kantin universitas, peneliti melakukan observasi langsung untuk memahami bagaimana cara transaksi dilakukan di kantin tersebut. [Lihat sumber Disini]

Contoh dalam Supervisi Pendidikan

Dalam penelitian “TEKNIK OBSERVASI, EVALUASI, DAN UMPAN BALIK DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN” (2023) disebutkan bahwa observasi dalam supervisi pendidikan memungkinkan supervisor memperoleh data objektif terkait proses belajar-mengajar guru dan siswa. Observasi digunakan untuk melihat aktivitas guru secara langsung agar umpan balik bisa diberikan secara relevan. [Lihat sumber Disini]

Contoh dalam Manajemen/Administrasi Publik

Dalam jurnal “PRAJA Observer: Jurnal Penelitian Administrasi Publik, Vol. 2 No. 04 Juli 2022” dijelaskan bahwa bentuk observasi yang digunakan meliputi observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok ketika meneliti fenomena pelayanan masyarakat di kelurahan. [Lihat sumber Disini]
Sebagai contoh: peneliti ikut serta dalam kegiatan pelayanan RW untuk mengamati langsung proses dan interaksi dengan warga.

Kesimpulan

Observasi merupakan salah satu teknik ilmiah yang esensial dalam penelitian maupun praktik profesional karena memungkinkan pengamatan langsung terhadap objek, kejadian, atau proses dalam kondisi nyata. Definisinya berbeda-beda: secara umum sebagai kegiatan pengamatan, dalam KBBI sebagai “peninjauan secara cermat”, dan menurut para ahli sebagai teknik pengumpulan data dengan pengamatan terstruktur maupun tidak terstruktur. Jenis-jenis observasi beragam   berdasarkan keterlibatan pengamat (partisipan vs non-partisipan), struktur pengamatan (sistematik vs tidak sistematik), dan situasi/aspek setting (naturalistik vs manipulatif). Penerapan observasi dapat ditemukan luas, mulai dari pendidikan, penelitian, supervisi, hingga administrasi publik. Dengan memilih jenis observasi yang tepat sesuai tujuan, kondisi lapangan dan keadaan subjek, proses pengumpulan data akan lebih valid, reliabel, dan berguna bagi pengambilan keputusan atau pengembangan teori.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap objek, kejadian, atau proses tertentu secara sistematis untuk memperoleh data yang akurat dan relevan. Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung tergantung tujuan penelitian.

Jenis observasi meliputi observasi partisipan dan non-partisipan, observasi terstruktur dan tidak terstruktur, serta observasi naturalistik dan eksperimental. Masing-masing jenis digunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian atau tujuan pengamatan.

Contoh penerapan observasi antara lain digunakan dalam penelitian pendidikan untuk melihat aktivitas belajar siswa, dalam manajemen untuk menilai kinerja karyawan, serta dalam penelitian sosial untuk memahami perilaku masyarakat di lingkungan tertentu.

Observasi partisipan adalah pengamatan di mana pengamat terlibat langsung dalam kegiatan yang diamati, sedangkan observasi non-partisipan dilakukan tanpa keterlibatan langsung pengamat, hanya mengamati dari luar tanpa memengaruhi situasi.

Tujuan utama observasi adalah memperoleh informasi faktual melalui pengamatan langsung agar dapat menggambarkan kondisi nyata suatu objek, perilaku, atau situasi. Observasi juga digunakan untuk memvalidasi data dan mendukung hasil penelitian.