Terakhir diperbarui: 26 October 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 26 October 2025). Triangulasi: Definisi, Jenis, dan Contoh dalam Penelitian Kualitatif. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/triangulasi-definisi-jenis-dan-contoh-dalam-penelitian-kualitatif 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Triangulasi: Definisi, Jenis, dan Contoh dalam Penelitian Kualitatif

Pendahuluan

Dalam dunia penelitian kualitatif, salah satu tantangan utama yang sering dihadapi peneliti adalah bagaimana menjamin bahwa data dan temuan yang diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, bukan hanya sekadar opini peneliti atau persepsi tunggal. Konteks sosial, budaya, ataupun fenomena manusiawi yang diteliti dalam penelitian kualitatif seringkali bersifat kompleks dan multi-dimensi  sehingga pendekatan tunggal mungkin kurang memadai untuk menangkap seluruh aspek yang sedang diteliti. Oleh karena itu, strategi yang cukup banyak digunakan adalah pendekatan yang dikenal sebagai triangulasi. Dengan menggunakan triangulasi, peneliti dapat mengeksplorasi fenomena dari berbagai sudut pandang (metode, sumber, waktu, teori), sehingga dapat memperkuat validitas, keandalan, dan kedalaman pemahaman terhadap data. Beberapa literatur Indonesia menyebut bahwa triangulasi menjadi “sarana terbaik untuk uji keabsahan data” dalam penelitian kualitatif. [Lihat sumber Disini]
Artikel ini akan membahas secara rinci: definisi triangulasi (secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli), jenis-jenis triangulasi yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif, hingga contoh penerapan konkret dalam penelitian kualitatif. Diharapkan pembacatermasuk mahasiswa, peneliti, dosenakan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai bagaimana triangulasi dapat diterapkan dengan benar dan efektif dalam penelitian kualitatif.

Definisi Triangulasi

Definisi Triangulasi Secara Umum

Secara umum, istilah triangulasi berasal dari kata “triangulasi/triangulation” yang dalam arti tradisional merujuk pada teknik survei dan navigasi, yakni menentukan posisi suatu titik dengan menggunakan beberapa titik referensi dan pengukuran sudut atau jarak. Dalam konteks penelitian, konsep ini kemudian diadaptasi sebagai pendekatan untuk memperoleh data atau temuan yang lebih kredibel dengan menggunakan lebih dari satu metode, sumber, teori, atau peneliti untuk melihat fenomena. Sebagai contoh, dalam artikel oleh Mind the Graph disebut bahwa “triangulasi penelitian adalah proses memeriksa topik penelitian atau fenomena dari beberapa sudut pandang, sumber data, atau metode.” [Lihat sumber Disini]
Rangkuman: secara umum, triangulasi berarti menggunakan “lebih dari satu” jalur (metode/sumber/perspektif) untuk memperkuat atau memverifikasi temuan agar tidak hanya bergantung pada satu sumber atau satu metode saja.

Definisi Triangulasi dalam KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, arti kata “triangulasi” muncul sebagai: “teknik navigasi yang menggunakan sifat-sifat segitiga trigonometri.” [Lihat sumber Disini]
Namun demikian, pemakaian istilah “triangulasi” dalam metodologi penelitian tidak secara spesifik disebutkan dalam KBBI sebagai teknik keabsahan data atau multiple-method. Dengan demikian, ketika kita menggunakan istilah triangulasi dalam konteks penelitian kualitatif, kita memperluas makna asli dari navigasi/spatial ke makna “navigasi” data/sumber/metode.

Definisi Triangulasi Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi triangulasi menurut para ahli atau literatur metodologi penelitian (termasuk yang digunakan dalam riset Indonesia):

  1. Menurut Nurfajriani, Ilhami, Mahendra, Afgani & Sirodj dalam Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan: “Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multi-metode yang dilakukan peneliti pada saat melakukan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang.” [Lihat sumber Disini]
  2. Menurut Mekarisce (2020) dalam artikel “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat”: “Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi … triangulasi …” dan menyebut bahwa triangulasi adalah salah satu strategi untuk menjaga kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, konfirmabilitas. [Lihat sumber Disini]
  3. Menurut artikel “Seni Mengelola Data: Penerapan Triangulasi Teknik, Sumber dan Waktu pada Penelitian Pendidikan Sosial” oleh Alfansyur & Mariyani (2020): “Dalam mengelola data penelitian pendidikan sosial haruslah menerapkan … triangulasi waktu, teknik dan sumber agar penelitian yang diinginkan dapat diterima kebenarannya.” [Lihat sumber Disini]
  4. Menurut artikel “Triangulasi Data dalam Analisis Data Kualitatif” (JIWP): “Triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang yang berbeda-beda.” [Lihat sumber Disini]
    Dari keempat definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa triangulasi dalam penelitian kualitatif merupakan sebuah strategi atau teknik yang digunakan untuk meningkatkan keabsahan data dengan melihat fenomena melalui berbagai metode, sumber, waktu, atau peneliti, sehingga mendorong temuan yang lebih kredibel dan mendalam.

Jenis-Jenis Triangulasi

Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa jenis triangulasi yang sering dijumpai (tidak selalu terbatas pada ini saja), antara lain:

  1. Triangulasi Sumber (Data)
    • Triangulasi sumber data berarti peneliti menggunakan lebih dari satu sumber data untuk satu fenomena penelitian yang sama. Misalnya, wawancara dengan informan A, observasi situasi, dan analisis dokumen untuk memahami fenomena yang diteliti.
    • Contoh: artikel “Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif” menyebutkan bahwa triangulasi dilakukan sebagai upaya untuk meminimalkan bias dan meningkatkan vali­ditas dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sudut pandang, metode, dan waktu. [Lihat sumber Disini]
  2. Triangulasi Metode (Metodologis)
    • Triangulasi metode berarti peneliti menggunakan lebih dari satu metode pengumpulan atau analisis data (misalnya wawancara + observasi + dokumentasi, atau wawancara + focus group discussion) untuk satu studi. Hal ini membantu memverifikasi konsistensi temuan yang diperoleh dengan metode yang berbeda. Sebagai contoh, artikel “Triangulasi adalah…” menyebut jenis “triangulasi metodologis (metode)”. [Lihat sumber Disini]
  3. Triangulasi Peneliti (Investigator)
    • Triangulasi peneliti melibatkan lebih dari satu peneliti atau pengamat dalam pengumpulan atau analisis data sehingga asumsi subjektif individu peneliti dapat dikendalikan. Contoh dalam studi mungkin ada dua atau tiga peneliti independen yang melakukan analisis dan kemudian dibandingkan hasilnya.
    • Meskipun kurang banyak disebut dalam literatur Indonesia dengan istilah tersebut, namun secara umum metodologi triangulasi mengakui keberadaan “antar-peneliti” sebagai salah satu bentuk. Misalnya artikel Susanto dkk (2023) menyebut “triangulasi antarpeneliti”. [Lihat sumber Disini]
  4. Triangulasi Teori
    • Triangulasi teori berarti menggunakan lebih dari satu kerangka teori atau perspektif teoretis untuk menafsirkan data. Dengan demikian, fenomena tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang teori tetapi saling dikomparasi dengan teori lain. Artikel Mind the Graph juga mencantumkan “triangulasi teori” dalam daftar jenis. [Lihat sumber Disini]
  5. Triangulasi Waktu (Temporal)
    • Bentuk tambahan yang sering muncul adalah triangulasi waktu: pengumpulan data dilakukan pada waktu yang berbeda (misalnya pengamatan awal, pengamatan lanjutan) untuk memeriksa stabilitas atau perubahan fenomena dari waktu ke waktu. Alfansyur & Mariyani (2020) menyebutkan “triangulasi waktu, teknik dan sumber”. [Lihat sumber Disini]
  6. Triangulasi Tempat (Spatial) atau Konteks
    • Kadang peneliti juga menggunakan lokasi atau konteks yang berbeda untuk menguji temuan apakah konsisten di berbagai setting. Meskipun tidak selalu disebut secara eksplisit dalam literatur Indonesia klasik, namun dalam praktik metode kualitatif trik ini ikut digunakan.

Penjelasan lebih lanjut:

  • Penggunaan jenis-jenis triangulasi tidak harus semua dalam satu penelitian; peneliti memilih jenis yang paling relevan dengan desain penelitian dan fenomena yang diteliti.
  • Kombinasi beberapa jenis triangulasi sering kali memproduksi hasil yang lebih kuat: misalnya triangulasi metode + sumber + waktu.
  • Penting juga dicatat bahwa triangulasi bukan hanya sekadar “menambahkan metode lain” saja, tetapi juga harus diikuti refleksi yang kritis terhadap bagaimana data dari berbagai jalur tersebut saling mendukung atau memperlihatkan perbedaan, serta bagaimana peneliti menangani jika terdapat temuan yang berbeda atau bertentangan.

Contoh Penerapan Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif

Berikut beberapa contoh bagaimana triangulasi digunakan dalam penelitian kualitatif di Indonesia:

  • Penelitian yang berjudul “Seni Mengelola Data: Penerapan Triangulasi Teknik, Sumber dan Waktu pada Penelitian Pendidikan Sosial” oleh Alfansyur & Mariyani (2020) menunjukkan bahwa dalam penelitian pendidikan sosial, penerapan triangulasi teknik, sumber dan waktu menjadi strategi untuk memastikan keabsahan data dan temuan penelitian. [Lihat sumber Disini]
  • Artikel “Triangulasi Data Dalam Analisis Data Kualitatif” (JIWP) menyebut bahwa triangulasi adalah “pendekatan multimetode … pengumpulan dan analisis data dari berbagai sudut pandang”. Dalam studi ini, peneliti mengkombinasikan wawancara, observasi, dokumentasi untuk satu fenomena sehingga memiliki validitas yang lebih tinggi. [Lihat sumber Disini]
  • Artikel “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat” menegaskan bahwa triangulasi termasuk salah satu teknik yang wajib dipertimbangkan dalam memastikan kredibilitas dan transferabilitas hasil penelitian kualitatif. [Lihat sumber Disini]
  • Artikel “Triangulasi – Journal Pendidikan: Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajaran” (Universitas Pakuan, 2024) menggunakan triangulasi dalam studi novel sastra yang menganalisis nilai moral dan sosial dalam novel, dengan metode wawancara informan, analisis teks novel, dan observasi tambahan sebagai sumber data. [Lihat sumber Disini]
    Dari contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa penerapan triangulasi sering meliputi:
  • Penggunaan wawancara + observasi + dokumentasi sebagai sumber data utama.
  • Validasi data melalui peneliti lain atau triangulator. Contohnya dalam satu studi disebut “keabsahan data analisis temuan dilakukan oleh triangulator yang berjumlah tiga orang”. [Lihat sumber Disini]
  • Perpanjangan waktu pengumpulan data untuk memeriksa perubahan atau konsistensi (triangulasi waktu).
  • Menggunakan teori atau referensi yang berbeda untuk memahami fenomena secara komprehensif.

Catatan praktis untuk peneliti:

  • Pastikan peneliti menyebut dengan jelas jenis triangulasi yang digunakan dan bagaimana prosedurnya.
  • Jika menemukan data yang tidak konsisten antar metode/sumber, jangan diabaikanmalah analisis kenapa terjadi perbedaan tersebut, karena itu bisa memberikan insight tambahan.
  • Dokumentasikan proses triangulasi (misalnya bagaimana peneliti melakukan wawancara, kapan observasi dilakukan, siapa juga triangulator-nya) agar transparan.
  • Jangan hanya berhenti pada “menambahkan metode lain”, tetapi refleksi terhadap hasil dari berbagai metode/sumber dan bagaimana keputusan analisis dibuat setelah perbandingan.

Kesimpulan

Triangulasi merupakan strategi penting dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk memperkuat keabsahan, kredibilitas, dan kedalaman pemahaman terhadap fenomena sosial atau budaya yang diteliti. Secara umum, triangulasi berarti penggunaan lebih dari satu jalur (metode, sumber, teori, waktu, atau peneliti) untuk mendekati suatu fenomena. Dalam KBBI, istilah triangulasi secara teknis merujuk pada teknik navigasi segitiga  namun dalam penelitian fungsinya telah berkembang ke ranah metodologi. Menurut para ahli, triangulasi digunakan untuk meningkatkan kebenaran atau validitas temuan penelitian dengan memanfaatkan berbagai sudut pandang atau pendekatan. Jenis-jenis triangulasi yang biasa digunakan antara lain triangulasi sumber data, metode, peneliti, teori, dan waktu. Contoh-contoh penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa penerapan triangulasi memang efektif dalam meningkatkan kualitas penelitian kualitatif ketika prosedurnya direncanakan dan didokumentasikan dengan baik. Oleh karena itu, bagi peneliti kualitatif, memahami dan merancang triangulasi sejak awal penelitian  termasuk keputusan jenis triangulasi, prosedur, dan dokumentasi  adalah langkah yang sangat penting agar hasil penelitian memiliki landasan yang kuat, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Triangulasi dalam penelitian kualitatif adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber, metode, teori, atau waktu. Tujuannya untuk memastikan bahwa data yang diperoleh benar-benar valid dan dapat dipercaya.

Jenis-jenis triangulasi meliputi triangulasi sumber data, triangulasi metode, triangulasi peneliti, triangulasi teori, dan triangulasi waktu. Masing-masing digunakan untuk memeriksa konsistensi dan kebenaran data dari sudut pandang yang berbeda.

Tujuan utama triangulasi adalah untuk meningkatkan kredibilitas, validitas, dan keabsahan hasil penelitian dengan memeriksa kesesuaian data yang diperoleh dari berbagai metode atau sumber yang berbeda.

Contoh penerapan triangulasi dapat berupa kombinasi wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk meneliti fenomena sosial. Peneliti kemudian membandingkan hasil dari ketiga metode tersebut untuk memastikan konsistensi data.

Triangulasi penting karena membantu peneliti menghindari bias, memperkuat temuan, dan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh terhadap fenomena yang sedang diteliti.