Terakhir diperbarui: 31 October 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 31 October 2025). True Experimental Design. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/true-experimental-design 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

True Experimental Design - SumberAjar.com

True Experimental Design

Desain eksperimen yang disebut true experimental design atau “percobaan murni” adalah suatu pendekatan penelitian kuantitatif yang bertujuan menentukan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) melalui kontrol yang ketat terhadap variabel lain yang mungkin memengaruhi hasil (variabel ekstraneous) serta dengan menggunakan alokasi acak (randomisasi) ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. [Lihat sumber Disini - jurnal.peneliti.net]

Penjelasan ini sangat penting khususnya dalam penelitian pendidikan, penelitian sosial, serta bidang kesehatan di mana efek suatu intervensi perlu ditentukan dengan jelas. Dalam konteks penelitian pendidikan misalnya, peneliti tidak sekadar melihat korelasi antara metode pembelajaran dengan hasil belajar, tetapi mencoba membuktikan bahwa metode pembelajaran menyebabkan perubahan hasil belajar melalui pengaturan variabel dan kelompok kontrol. [Lihat sumber Disini - repository.upi.edu]

Definisi dan karakteristik True Experimental Design

Desain true experimental pada dasarnya memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dari desain eksperimen yang kurang “murni” (seperti pre-experimental atau quasi-experimental). Karakteristik utama tersebut antara lain:

  1. Manipulasi variabel bebas oleh peneliti – peneliti secara aktif memberikan perlakuan (treatment) atau intervensi kepada kelompok eksperimen. [Lihat sumber Disini - repository.uinjkt.ac.id]
  2. Kelompok kontrol yang dibandingkan – setidaknya ada satu kelompok yang tidak menerima perlakuan dan berfungsi sebagai pembanding dengan kelompok yang menerima perlakuan. [Lihat sumber Disini - statistikian.com]
  3. Pengacakan (randomisasi) peserta atau unit ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol – sehingga kelompok dianggap sebanding di awal dan bias seleksi dapat diminimalkan. [Lihat sumber Disini - jurnal.peneliti.net]
  4. Pengendalian variabel ekstraneous – variabel-variabel luar yang mungkin memengaruhi hasil harus dikendalikan atau diusahakan sama pada kedua kelompok agar efek yang diperoleh benar-benar berasal dari variabel bebas. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  5. Pengukuran hasil dengan instrumen valid dan reliabel – setelah intervensi, variabel terikat diukur dan dibandingkan antara kelompok, sering dengan uji statistik. [Lihat sumber Disini - j-innovative.org]
    Dengan memenuhi karakteristik tersebut, hasil penelitian dengan desain true experimental memiliki validitas internal yang lebih kuat dibanding desain lainnya,yakni keyakinan bahwa perubahan variabel terikat benar-benar disebabkan oleh perlakuan, bukan oleh variabel lain. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]

Definisi True Experimental Design Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi menurut para ahli yang relevan:

  • Menurut Suryabrata (1990:32-36), sebagaimana dikutip dalam beberapa sumber, eksperimen sejati (true experimental) bertujuan untuk “menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan desain dimana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan”. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
  • Menurut Sugiyono (2011), sebagaimana dikutip di beberapa karya, true experimental design memiliki ciri utama bahwa sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen maupun kontrol diambil secara acak dari populasi, dan kondisi kelompok dikendalikan agar validitas internal terjaga. [Lihat sumber Disini - repository.upi.edu]
  • Lemeshow et al. dalam pembahasan metodologi eksperimen menyatakan bahwa dalam true experimental design, “participants are randomly allocated to either the control group or the experimental group… thereby ensuring that the experiment will produce ‘unbiased estimates of the average treatment effect’”. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
  • Menurut situs Enago Academy (meskipun bukan jurnal Indonesia), true experimental research design “relies on statistical analysis to prove or disprove a researcher’s hypothesis … only a true experimental design can establish a cause-effect relationship within a group.” [Lihat sumber Disini - enago.com]

Dengan demikian, kombinasi definisi-definisi tersebut memperkuat bahwa desain ini bukan sekadar memilih dua kelompok dan memberi perlakuan, tetapi juga melakukan kontrol ketat untuk memastikan inferensi sebab-akibat valid.

Jenis-jenis rancangan dalam true experimental design

Dalam prakteknya, beberapa jenis rancangan (design) yang termasuk dalam kategori true experimental antara lain:

  1. Post-test Only Control Group Design: Dua kelompok dipilih secara acak (R). Kelompok eksperimen mendapat perlakuan (X) dan kemudian dilakukan pengukuran (O) pada kedua kelompok setelah. Tabel sederhananya:
    R – X – O
    R – – O
    Kelemahan: tidak ada pengukuran sebelum perlakuan sehingga kita tidak tahu apakah kondisi awal kedua kelompok benar-benar setara. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
  2. Pre-test-Post-test Control Group Design: Dua kelompok dipilih secara acak. Kedua kelompok diberi pre-test (O1, O3) untuk mengetahui kondisi awal, kemudian kelompok eksperimen mendapat perlakuan (X1), kemudian post-test (O2) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (O4). Tabel:
    R – O1 – X1 – O2
    R – O3 – – – O4
    Kelebihan: kondisi awal dapat diketahui dan diperbandingkan, pengaruh perlakuan bisa dihitung sebagai (O2−O1)−(O4−O3). [Lihat sumber Disini - statistikian.com]
  3. Solomon Four-Group Design: Rancangan yang lebih kompleks, terdiri dari empat kelompok: dua kelompok diberi pre-test, dua tidak; setelah itu salah satu dari masing-masing pasangan mendapat perlakuan, kemudian semua diberikan post-test. Rancangan ini bertujuan mengatasi efek pre-test sendiri. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
  4. Factorial Design: Walau kadang dianggap sebagai modifikasi dari true experimental, rancangan faktorial memperkenalkan dua atau lebih variabel bebas sekaligus untuk melihat efek utama dan interaksi antar variabel bebas. [Lihat sumber Disini - jurnal.peneliti.net]

Kelebihan dan kekurangan True Experimental Design

Kelebihan:

  • Menawarkan bukti yang kuat mengenai hubungan sebab-akibat, karena kontrol terhadap variabel dan randomisasi dilakukan. [Lihat sumber Disini - enago.com]
  • Validitas internal tinggi: karena variabel luar dikendalikan dan kelompok kontrol ada.
  • Hasil penelitian lebih meyakinkan untuk pengambilan keputusan, intervensi, atau kebijakan.

Kekurangan:

  • Tidak selalu mudah diterapkan dalam konteks sosial atau pendidikan karena pengacakan penuh atau kontrol variabel luar kadang sulit dilakukan. [Lihat sumber Disini - jurnal.peneliti.net]
  • Validitas eksternal (generalizability) bisa menjadi masalah: hasil yang sangat terkontrol mungkin kurang mencerminkan kondisi riil di lapangan.
  • Biaya, waktu, dan sumber daya mungkin lebih besar dibanding desain yang lebih sederhana.
  • Etika dan praktikalitas: Dalam penelitian manusia, randomisasi atau kontrol intervensi kadang terbatas oleh pertimbangan etika atau logistik.

Tahapan pelaksanaan penelitian dengan desain true experimental

Secara umum, langkah-langkah yang harus diperhatikan ketika melakukan penelitian dengan true experimental design adalah sebagai berikut:

  1. Identifikasi masalah penelitian dan rumusan hipotesis: peneliti merumuskan dengan jelas variabel bebas dan variabel terikat yang akan diuji. [Lihat sumber Disini - j-innovative.org]
  2. Merancang eksperimen: memilih desain (misalnya pre-test/post-test), menentukan kelompok eksperimen dan kontrol, menentukan bagaimana randomisasi akan dilakukan, serta bagaimana variabel ekstraneous dikendalikan. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  3. Menetapkan populasi dan sampel: memilih unit yang representatif, kemudian melakukan randomisasi ke dalam kelompok agar kelompok sebanding di awal. [Lihat sumber Disini - repository.upi.edu]
  4. Melakukan pre-test (jika menggunakan desain yang mencakup pre-test): mengukur kondisi awal kelompok eksperimen dan kontrol untuk memastikan keseimbangan.
  5. Memberikan perlakuan (intervensi) kepada kelompok eksperimen: manipulasi variabel bebas dilakukan oleh peneliti.
  6. Melakukan post-test: mengukur variabel terikat pada semua kelompok setelah perlakuan.
  7. Analisis data: menggunakan statistik inferensial (misalnya t-test, ANOVA) untuk membandingkan hasil antara kelompok eksperimen dan kontrol serta untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut signifikan secara statistik. [Lihat sumber Disini - enago.com]
  8. Interpretasi hasil: menafsirkan apakah perlakuan memberikan pengaruh terhadap variabel terikat, membahas validitas internal dan eksternal, serta membahas implikasi penelitian.
  9. Pelaporan: peneliti menyajikan rancangan penelitian, instrumen, proses randomisasi, pengendalian variabel, hasil analisis, dan keterbatasan penelitian secara transparan.

Penggunaan True Experimental Design dalam penelitian di Indonesia

Dalam konteks penelitian pendidikan atau kesehatan di Indonesia, desain true experimental sudah banyak digunakan. Berikut beberapa contoh:

  • Penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Lingkungan terhadap Pemahaman Konsep dan Karakter” menggunakan desain true experimental design, bentuk Pretest-Posttest Control Group Design. [Lihat sumber Disini - journal.unnes.ac.id]
  • Penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa …” menyebutkan jenis penelitian “True Experimental Design berupa Pretest-Posttest Control Group Design”. [Lihat sumber Disini - ejournal.undiksha.ac.id]
  • Penelitian di bidang keperawatan: “Website-based Hypertension Care Video educational media improves…”, menggunakan true experimental design dengan dua kelompok pretest-posttest. [Lihat sumber Disini - siakad.stikesdhb.ac.id]
  • Penelitian olahraga: “The impact of online learning on basketball courses: A true experimental design study in sports students” – sebuah artikel Indonesia (2024) menggunakan true experimental design dengan posttest-only control setup. [Lihat sumber Disini - ojs.unpkediri.ac.id]

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa desain ini bisa diterapkan di berbagai bidang (pendidikan, kesehatan, olahraga) di Indonesia, asalkan prosedurnya dijalankan dengan baik.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan peneliti

Beberapa catatan penting agar penerapan desain true experimental berjalan baik:

  • Ketika melakukan randomisasi, pastikan prosedur benar dan transparan agar kelompok eksperimen dan kontrol seimbang.
  • Pantau variabel ekstraneous (misalnya latar belakang peserta, kondisi lingkungan, instrumen, waktu pelaksanaan) dan kendalikan semaksimal mungkin atau catat jika tidak bisa dikendalikan.
  • Jika menggunakan pre-test, penting untuk memeriksa apakah kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan di awal. Jika berbeda, potensi bias akan muncul.
  • Jika tidak memungkinkan menggunakan pre-test (misalnya karena alasan praktikal), maka post-test only design bisa digunakan namun dengan catatan bahwa interpretasi pengaruh akan kurang kuat.
  • Gunakan instrumen pengukuran yang valid dan reliabel agar hasil pengukuran dapat dipercaya.
  • Jangan mengabaikan validitas eksternal: meskipun internal validitas tinggi, kondisi eksperimen yang sangat terkendali bisa berbeda dengan kondisi nyata di lapangan. Peneliti harus membahas implikasi dan keterbatasan.
  • Pelaporan yang transparan sangat penting: rincian bagaimana pengacakan dilakukan, bagaimana kelompok kontrol diperlakukan, bagaimana variabel lainnya dikendalikan, bagaimana analisis statistik dilakukan,semua harus dilaporkan agar pembaca dapat menilai kekuatan dan kelemahan studi.

Kesimpulan

Desain penelitian true experimental merupakan salah satu standar tertinggi dalam penelitian kuantitatif yang berusaha menunjukkan sebab-akibat secara valid. Dengan manipulasi variabel bebas, penggunaan kelompok kontrol, randomisasi, dan kontrol variabel ekstraneous, desain ini memberikan hasil yang lebih kuat dalam menguji hipotesis intervensi dibanding desain yang lebih lemah seperti pre-experimental atau quasi-experimental.

Namun, penerapannya di lapangan (terutama di bidang sosial atau pendidikan) memerlukan perencanaan yang baik, sumber daya yang cukup, dan kesadaran terhadap keterbatasan. Peneliti yang menggunakan desain ini juga harus kritis terhadap validitas internal maupun eksternal agar hasil penelitian tidak hanya “benar” dalam konteks eksperimen tetapi juga relevan dan bisa digeneralisasi atau diaplikasikan dalam kondisi nyata.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

True Experimental Design adalah desain penelitian eksperimen murni yang bertujuan untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan variabel terikat melalui penggunaan kelompok eksperimen dan kontrol yang dipilih secara acak (randomisasi) serta pengendalian terhadap variabel luar yang dapat memengaruhi hasil penelitian.

Ciri utama True Experimental Design meliputi adanya manipulasi variabel bebas, penggunaan kelompok kontrol, pengacakan (randomisasi) peserta ke dalam kelompok, serta pengendalian variabel luar agar efek yang muncul benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan.

Jenis-jenis True Experimental Design antara lain Post-Test Only Control Group Design, Pre-Test Post-Test Control Group Design, Solomon Four-Group Design, dan Factorial Design. Setiap jenis memiliki kelebihan dan tujuan yang berbeda dalam menguji efek suatu perlakuan.

Kelebihan utama True Experimental Design adalah kemampuannya menghasilkan bukti kuat tentang hubungan sebab-akibat karena adanya randomisasi dan kontrol variabel yang ketat, sehingga validitas internal penelitian menjadi tinggi.

Kelemahannya antara lain sulit diterapkan pada konteks sosial atau pendidikan yang kompleks, memerlukan biaya dan waktu lebih banyak, serta terkadang menghadapi kendala etika karena perlakuan tidak bisa diberikan secara acak pada semua peserta.

Contoh penerapan True Experimental Design di Indonesia dapat ditemukan dalam penelitian pendidikan dan kesehatan, seperti penggunaan model pembelajaran tertentu terhadap hasil belajar siswa atau penggunaan media edukasi berbasis web terhadap peningkatan perilaku kesehatan. Banyak penelitian di jurnal-jurnal Indonesia tahun 2021–2025 menggunakan desain ini.