Quantitative Design: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Pendahuluan
Penelitian kuantitatif telah menjadi tulang punggung banyak studi di bidang sosial, pendidikan, ekonomi, serta kesehatan. Ketika peneliti ingin mendapatkan gambaran yang bersifat umum, terukur, dan memungkinkan untuk digeneralisasi ke populasi yang lebih luas, pendekatan kuantitatif menjadi pilihan utama. Dalam kerangka tersebut, rancangan penelitian atau design penelitian kuantitatif, yang dalam Bahasa Indonesia sering disebut desain penelitian kuantitatif, memegang peranan sangat penting. Desain ini menentukan jalur bagaimana data dikumpulkan, diolah, dan dianalisis agar penelitian dapat menghasilkan temuan yang valid, reliabel, dan bermakna secara ilmiah. Sebagai contoh, sebuah artikel di jurnal Edu Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial dan Pengabdian kepada Masyarakat menyebut bahwa “desain penelitian kuantitatif merupakan rancangan sistematis yang berfungsi untuk mengarahkan proses pengumpulan dan analisis data numerik guna menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.” [Lihat sumber Disini - jurnal.permapendis-sumut.org]
Dengan demikian, memahami pengertian desain penelitian kuantitatif, berbagai jenisnya, serta contoh penerapannya menjadi sangat fundamental bagi siapa saja yang akan atau sedang melakukan penelitian. Artikel ini akan menguraikan secara rinci aspek-aspek tersebut.
Definisi Quantitative Design
Definisi Quantitative Design Secara Umum
Secara umum, istilah quantitative design atau desain kuantitatif dapat dipahami sebagai kerangka kerja penelitian yang menggunakan data numerik atau terukur, dengan tujuan untuk menguji hubungan antar variabel, mengukur tingkat atau tingkat perubahan, dan memungkinkan generalisasi hasil ke populasi yang lebih besar. Desain ini bersifat sistematis, terstruktur, berlandaskan instrumen pengukuran, dan analisis statistik. Sebuah sumber menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah “penyidikan sistematis terhadap fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur dengan melakukan teknik statistik, matematika atau komputasi.” [Lihat sumber Disini - repository.ar-raniry.ac.id]
Dalam konteks desain penelitian, maka quantitative design mencakup strategi atau rancangan penelitian yang memilih jenis desain (deskriptif, korelasional, eksperimen, dll), metode pengambilan sampel, instrumen pengukuran, teknik analisis data, serta prosedur kontrol variabel agar hasil penelitian dapat dipercaya dan digeneralisasi. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan: desain penelitian kuantitatif adalah perencanaan sistematis yang mengarahkan proses penelitian kuantitatif, mulai dari pengumpulan data numerik, analisis statistik, hingga pengambilan kesimpulan yang dapat digeneralisasi.
Definisi Quantitative Design dalam KBBI
Jika kita merujuk pada istilah “kuantitatif” dalam kamus, maka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan definisi sebagai berikut: kata kuantitatif berarti “berdasarkan jumlah atau banyaknya”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Maka, ketika dikombinasikan dengan istilah desain penelitian, maka secara KBBI-inspired quantitative design dapat diartikan sebagai “rancangan penelitian yang berdasarkan jumlah atau banyaknya (data)”. Ini menggarisbawahi bahwa orientasi utama adalah kuantitas, berapa banyak responden, seberapa besar sampel, seberapa besar angka pengukuran, dan seberapa jauh generalisasi.
Meski demikian, definisi KBBI hanya mencakup aspek leksikal kuantitatif dan tidak secara spesifik menyebutkan “desain penelitian”. Karena itu, pengertian yang lebih spesifik bagi penelitian kuantitatif dikembangkan oleh para ahli sebagaimana akan dijelaskan selanjutnya.
Definisi Quantitative Design Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi dari para ahli yang dapat memperkaya pemahaman:
- Menurut John W. Creswell (1994), “Penelitian kuantitatif adalah sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar.” [Lihat sumber Disini - repository.ar-raniry.ac.id]
- Menurut Peter Punch (1988), “Penelitian kuantitatif adalah penelitian empiris di mana data-datanya dalam bentuk sesuatu yang dapat dihitung.” [Lihat sumber Disini - repository.ar-raniry.ac.id]
- Menurut Nana Sudjana & Ibrahim (2001), “Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari pada asumsi, kemudian ditentukan variabel, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode-metode penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif.” [Lihat sumber Disini - repository.ar-raniry.ac.id]
- Menurut Herberts Bryman (2002), “Proses penelitian kuantitatif dimulai dari teori, hipotesis, desain penelitian, memilih subjek, mengumpulkan data, memproses data, menganalisa data, dan menuliskan kesimpulan.” [Lihat sumber Disini - repository.ar-raniry.ac.id]
- Menurut Kasiram (2008), “Penelitian kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis keterangan tentang apa yang ingin diketahui.” [Lihat sumber Disini - repository.ar-raniry.ac.id]
Dari definisi-definisi tersebut, kita bisa merumuskan bahwa desain penelitian kuantitatif menurut para ahli adalah: rancangan penelitian yang menggunakan variabel yang diukur dalam angka, dianalisis secara statistik, dengan kerangka teori dan hipotesis, untuk menghasilkan generalisasi terhadap populasi.
Jenis-Jenis Quantitative Design
Berikut ini adalah beberapa jenis desain penelitian kuantitatif yang sering digunakan, bersama karakteristik dan contohnya.
- Desain Deskriptif (Descriptive Design)
- Karakteristik: Peneliti menggambarkan keadaan atau fenomena seada-nya tanpa memanipulasi variabel. Variabel dicatat dalam bentuk angka untuk kemudian dianalisis secara deskriptif (rata-rata, persentase, frekuensi, dll). [Lihat sumber Disini - jurnal.permapendis-sumut.org]
- Tujuan: Untuk memberikan gambaran umum/populasi atau sampel terhadap variabel yang diteliti.
- Contoh: “Tingkat kepuasan nasabah bank X tahun 2024 (nilai rata-rata, persentase)”.
- Desain Korelasional (Correlational Design)
- Karakteristik: Menganalisis hubungan antar dua atau lebih variabel tanpa manipulasi. Tidak menegaskan sebab-akibat, melainkan seberapa kuat dan arah hubungan tersebut. [Lihat sumber Disini - jurnal.permapendis-sumut.org]
- Tujuan: Untuk mengetahui apakah variabel A berhubungan dengan variabel B, dan seberapa besar hubungannya.
- Contoh: “Hubungan antara lama belajar dan prestasi siswa di SMA Y”.
- Desain Komparatif (Comparative Design)
- Karakteristik: Peneliti membandingkan dua atau lebih kelompok pada satu variabel tertentu. Variabel bebas bukan diperlakukan oleh peneliti secara manipulatif (sebagaimana eksperimen) melainkan kondisi sudah ada. [Lihat sumber Disini - jurnal.permapendis-sumut.org]
- Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan antar kelompok.
- Contoh: “Perbedaan rata-rata kepuasan kerja antara karyawan laki-laki dan perempuan di perusahaan Z”.
- Desain Survei (Survey Design)
- Karakteristik: Peneliti menggunakan kuesioner atau angket terhadap sampel yang representatif dari populasi untuk memperoleh data numerik. Fokusnya bisa deskriptif ataupun korelasional. [Lihat sumber Disini - jurnal.permapendis-sumut.org]
- Tujuan: Untuk mengukur sikap, opini, karakteristik populasi dalam skala besar.
- Contoh: “Survei sikap masyarakat terhadap penggunaan media sosial dalam meningkatkan partisipasi politik”.
- Desain Eksperimen (Experimental Design)
- Karakteristik: Peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel bebas, mengontrol variabel lain, dan melihat efek pada variabel terikat. Ada kelompok kontrol dan eksperimen (jika memungkinkan). [Lihat sumber Disini - jurnal.permapendis-sumut.org]
- Tujuan: Untuk menguji sebab-akibat antar variabel secara paling kuat.
- Contoh: “Pengaruh pemberian media pembelajaran berbasis digital terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan media konvensional”.
- Desain Kuasi-Eksperimen (Quasi-Experimental Design)
- Karakteristik: Hampir sama dengan eksperimen namun tanpa randomisasi penuh atau kontrol penuh atas variabel. [Lihat sumber Disini - jurnal.permapendis-sumut.org]
- Tujuan: Untuk menguji efek perlakuan ketika kontrol penuh sulit dilakukan.
- Contoh: “Studi implementasi program mentoring di dua sekolah berbeda tanpa penugasan acak”.
Untuk memperjelas, dalam artikel yang muncul tahun 2025 disebut bahwa “secara umum, desain penelitian kuantitatif dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis utama yaitu desain deskriptif, korelasional, komparatif, survei, pre-eksperimen, eksperimental dan quasi-eksperimen.” [Lihat sumber Disini - jurnal.permapendis-sumut.org]
Dengan banyaknya jenis ini, peneliti harus memilih desain yang paling tepat sesuai dengan tujuan penelitian, karakteristik variabel, kondisi lapangan dan sumber daya yang tersedia.
Contoh Penerapan Quantitative Design
Berikut beberapa contoh konkret penerapan desain penelitian kuantitatif dalam konteks penelitian di Indonesia:
- Contoh 1: Penelitian dengan desain deskriptif, misalnya peneliti menyebar kuesioner ke 300 siswa SMA untuk mengetahui tingkat motivasi belajar selama pandemi, kemudian menghitung rata-rata skor motivasi dan persentase siswa yang memperoleh skor tinggi/menengah/rendah.
- Contoh 2: Penelitian dengan desain korelasional, misalnya penelitian yang mengukur variabel “jumlah jam belajar” dan “nilai rata-rata semester” pada 200 mahasiswa, kemudian melakukan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara jam belajar dan prestasi.
- Contoh 3: Penelitian dengan desain eksperimen, misalnya sekumpulan siswa dibagi dua kelompok, kelompok eksperimen diberikan media pembelajaran interaktif, kelompok kontrol diberi media konvensional. Setelah periode pembelajaran, kedua kelompok diuji dan dibandingkan hasilnya untuk melihat pengaruh media.
- Contoh 4: Penelitian kuasi-eksperimen, misalnya dua sekolah berbeda yang menggunakan program pembelajaran berbeda tanpa randomisasi acak, lalu hasil belajar kedua sekolah dibandingkan.
- Contoh 5: Survei skala besar, misalnya pemeriksaan sikap masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19 dengan sampel 500 responden di satu wilayah, menggunakan angket tersetruktur dan analisis frekuensi serta persentase.
Dengan melihat contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa pemilihan desain sangat menentukan bagaimana instrumen dibuat, bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis, serta bagaimana kesimpulan dan generalisasi dilakukan.
Kesimpulan
Desain penelitian kuantitatif atau quantitative design adalah elemen fundamental dalam metodologi penelitian kuantitatif. Secara umum, ia adalah rancangan sistematis yang menggunakan data numerik, analisis statistik, dan memungkinkan generalisasi hasil. Secara leksikal berdasarkan KBBI, kuantitatif berarti “berdasarkan jumlah atau banyaknya”. Menurut para ahli, desain ini mengandung variabel yang diukur, prosedur statistik, dan kerangka teori/hipotesis yang diuji.
Terdapat beberapa jenis desain utama, deskriptif, korelasional, komparatif, survei, eksperimen, dan kuasi-eksperimen, yang masing-masing memiliki tujuan, prosedur, kelebihan dan keterbatasan berbeda. Pemilihan desain yang tepat sangat krusial agar penelitian menghasilkan temuan yang valid, reliabel, dan dapat digeneralisasi.
Dengan memahami pengertian, jenis dan contoh penerapan desain kuantitatif secara mendalam, peneliti, baik mahasiswa maupun akademisi, akan lebih siap merancang penelitian yang kuat dan bermakna. Semoga artikel ini menjadi referensi yang membantu dalam merancang penelitian kuantitatif yang lebih baik.
