Terakhir diperbarui: 22 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 22 November 2025). Cloud Computing dalam Riset dan Pendidikan. SumberAjar. Retrieved 23 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/cloud-computing-dalam-riset-dan-pendidikan 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Cloud Computing dalam Riset dan Pendidikan - SumberAjar.com

Cloud Computing dalam Riset dan Pendidikan

Pendahuluan

Di era transformasi digital saat ini, teknologi informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses riset dan pendidikan. Salah satu inovasi yang memiliki dampak signifikan dalam dua ranah tersebut adalah Cloud Computing atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai “komputasi awan”. Pemanfaatan cloud computing memungkinkan institusi pendidikan, peneliti, maupun praktisi akademik untuk mengakses sumber daya komputasi, penyimpanan data, aplikasi hingga platform pengembangan kapan saja dan di mana saja melalui internet, tanpa terbatas oleh infrastruktur lokal.
Dalam konteks riset, penggunaan komputasi awan memberikan fleksibilitas yang tinggi,baik dari sisi biaya, skala, maupun kecepatan,serta mendukung kolaborasi global. Sementara dalam pendidikan, cloud computing membuka peluang untuk akses sumber belajar yang lebih luas, pembelajaran berbasis daring (online), serta pengelolaan data akademik dan administrasi yang lebih efisien. Misalnya, penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Cloud Computing…” menunjukkan bahwa media berbasis cloud sangat layak digunakan dalam pembelajaran dan mendapatkan respons siswa sangat baik. [Lihat sumber Disini - mpg.jurnal.unej.ac.id]
Melalui artikel ini, akan dibahas secara mendalam definisi cloud computing, secara umum, pengertian dalam KBBI, dan menurut para ahli, lalu dilanjutkan dengan pembahasan penerapan, manfaat, dan tantangan cloud computing dalam riset dan pendidikan. Akhirnya akan diakhiri dengan kesimpulan yang merangkum posisi strategis cloud computing dalam meningkatkan kualitas riset dan pendidikan di Indonesia maupun secara global.

Definisi Cloud Computing

Definisi Cloud Computing Secara Umum

Secara umum, cloud computing atau komputasi awan adalah metode penyampaian layanan komputasi melalui internet, mencakup server, penyimpanan, jaringan, perangkat lunak hingga platform pengembangan, yang dapat diakses secara fleksibel dari mana saja tanpa harus secara langsung mengelola infrastruktur fisik sendiri. [Lihat sumber Disini - indonesiancloud.com]
Misalnya, portal resmi Google Cloud menjelaskan bahwa cloud computing menyediakan sumber daya komputasi sesuai permintaan sebagai layanan melalui internet, sehingga pengguna tidak perlu lagi membeli dan mengelola sendiri infrastruktur fisik mereka. [Lihat sumber Disini - cloud.google.com]
Dengan demikian, karakteristik utama dari cloud computing meliputi: akses on-demand, jaringan luas (internet), fleksibilitas dan skalabilitas, penggunaan bersama sumber daya dan pembayaran berdasarkan penggunaan. [Lihat sumber Disini - eprints.utdi.ac.id]

Definisi Cloud Computing dalam KBBI

Dalam Bahasa Indonesia, padanan istilah “cloud computing” adalah “komputasi awan”. Menurut daftar istilah resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “cloud computing / komputasi awan” adalah ranah Teknologi Informasi. [Lihat sumber Disini - pasti.kemdikbud.go.id]
Sementara itu, untuk kata “cloud” pada KBBI daring, tercatat sebagai lema yang mengindikasikan “awan” dalam arti harfiah dan metaforis. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Meskipun demikian, KBBI belum memuat definisi rinci “cloud computing” sebagai satu frasa teknis, sehingga acuan definisi lebih banyak berasal dari literatur teknologi informasi, bukan sepenuhnya dari KBBI klasik.

Definisi Cloud Computing Menurut Para Ahli

Beberapa definisi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

  • Peter Mell & Timothy Grance (NIST) mendefinisikan cloud computing sebagai “model yang memungkinkan akses jaringan yang nyaman (on-demand) ke kumpulan sumber daya komputasi bersama yang dapat dikonfigurasikan ( jaringan, server, penyimpanan, aplikasi ) yang dapat dengan cepat dirilis atau dilepas dengan sedikit interaksi penyedia layanan”. [Lihat sumber Disini - journal.stmikprofesional.ac.id]
  • K. Chandrasekara (2018) menyatakan bahwa dengan cloud computing, pengguna dapat mengakses data atau program di mana saja, kapan saja, dan dengan perangkat apa pun. [Lihat sumber Disini - journal.stmikprofesional.ac.id]
  • Herwin Anggeriana (2011) dalam jurnal “Cloud Computing: Komputasi Awan” menyebut bahwa cloud computing merupakan tren baru di bidang komputasi terdistribusi, di mana berbagai pihak dapat mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis SOA (Service Oriented Architecture) melalui internet. [Lihat sumber Disini - journal.stmikprofesional.ac.id]
  • Robin Mulyani sebagaimana dikutip dalam literatur menyebut bahwa cloud computing pada dasarnya adalah penggunaan layanan berbasis internet (Internet-based service) untuk mendukung proses bisnis atau organisasi. [Lihat sumber Disini - ejournal.warunayama.org]
    Dengan rangkuman definisi-ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari cloud computing adalah penyediaan sumber daya komputasi sebagai layanan yang fleksibel, diakses melalui internet, dan dikembangkan melalui model terdistribusi.

Cloud Computing dalam Riset

Peran dan Manfaat Cloud Computing untuk Riset

Dalam konteks riset, cloud computing menawarkan beberapa keunggulan utama:

  • Skalabilitas dan elastisitas: peneliti dapat dengan cepat menambah atau mengurangi kapasitas komputasi/penyimpanan sesuai kebutuhan, tanpa investasi besar di awal. Sebagai contoh, penelitian “Pemanfaatan Teknologi Cloud Computing untuk Efisiensi…” menyebut bahwa institusi pendidikan meningkatkan efisiensi pemrosesan data dengan cloud. [Lihat sumber Disini - journal.ilmudata.co.id]
  • Kolaborasi dan akses jarak jauh: cloud memungkinkan tim riset tersebar secara geografis untuk berbagi data, aplikasi, platform analisis; mendukung proyek internasional, big data, multi-institusi.
  • Pengelolaan data besar (big data) dan analisis: Riset yang melibatkan volume data besar (misalnya genomika, sensori, IoT) akan sangat terbantu oleh infrastruktur cloud yang fleksibel serta layanan analitik.
  • Efisiensi biaya dan sumber daya: institut riset atau universitas dengan anggaran terbatas dapat menyewa layanan cloud dibanding membeli infrastruktur. Misalnya, artikel “Pemanfaatan Teknologi Cloud Computing untuk Efisiensi…” mencatat bahwa cloud computing memungkinkan proses pengolahan data yang terpusat dan aman di lingkungan kampus yang sebelumnya manual. [Lihat sumber Disini - journal.ilmudata.co.id]
  • Pengembangan prototipe dan eksperimen cepat: Peneliti dapat memanfaatkan lingkungan cloud untuk membuat lingkungan eksperimen, simulasi, dan pembelajaran mesin tanpa harus mengelola hardware sendiri.

Tantangan Penggunaan Cloud Computing dalam Riset

Walaupun banyak manfaat, penerapan cloud computing dalam riset juga menghadapi tantangan seperti:

  • Kesiapan infrastruktur dan konektivitas: riset yang bergantung pada cloud memerlukan koneksi internet yang andal dan infrastruktur jaringan yang memadai, yang masih menjadi kendala di beberapa wilayah.
  • Keamanan dan privasi data riset: data riset (termasuk data sensitif, hak cipta, maupun kolaborasi internasional) memerlukan perlindungan yang tepat ketika disimpan di layanan cloud komersial atau publik.
  • Manajemen biaya penggunaan: meskipun model bayar-sesuai-pakai (pay-as-you-go) menguntungkan, penggunaan yang tidak dikontrol dapat menyebabkan biaya tak terduga.
  • Kepatuhan regulasi dan tata kelola data: riset yang melibatkan data personal, medis, atau milik pihak ketiga memerlukan kepatuhan pada regulasi seperti GDPR atau perundangan nasional.
  • Migrasi dan interoperabilitas: pindah dari sistem on-premise ke cloud atau dari satu vendor ke vendor lain dapat menimbulkan tantangan teknis dan administratif.

Studi Kasus & Tren Terkini

Beberapa studi Indonesia dan internasional menunjukkan bahwa cloud computing mulai diterapkan dalam riset dan pendidikan secara lebih masif:

  • Penelitian “Pengembangan Framework Mobile Cloud Computing” (2022) menunjukkan bahwa aplikasi mobile learning berbasis cloud memberikan manfaat kepada siswa melalui video dan akses fleksibel. [Lihat sumber Disini - ejournal-binainsani.ac.id]
  • Studi “Cloud Computing Adoption in Education: A Systematical Literature Review” (2025) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi adopsi cloud computing di pendidikan dan menyoroti kebutuhan riset lebih lanjut. [Lihat sumber Disini - journal.arteii.or.id]
    Dengan demikian, riset di Indonesia kini semakin memfokuskan pada integrasi cloud computing bukan hanya sebagai infrastruktur, tetapi juga sebagai platform kolaborasi dan inovasi penelitian.

Cloud Computing dalam Pendidikan

Penerapan Cloud Computing di Pendidikan

Dalam ranah pendidikan formal (sekolah, perguruan tinggi, pelatihan), penerapan cloud computing mencakup beberapa aspek berikut:

  • Media dan platform pembelajaran berbasis cloud: Pengembangan e-learning, modul daring, media pembelajaran interaktif yang disimpan dan diakses lewat cloud. Contoh: “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Cloud Computing pada Sub Materi Sumber Daya Alam Siswa SMA” (2025) menunjukkan bahwa media berbasis cloud valid dan mendapat respon baik. [Lihat sumber Disini - mpg.jurnal.unej.ac.id]
  • Manajemen data akademik dan administrasi kampus/sekolah: Dengan cloud, institusi dapat mengelola data mahasiswa/siswa, tugas, sertifikat, evaluasi secara terpusat dan fleksibel. Sebuah studi menyebut bahwa “manajemen dalam konsep dan prinsip pengelolaan pendidikan menggunakan komputasi awan” menjadi alternatif yang sangat baik untuk lembaga pendidikan yang kekurangan anggaran. [Lihat sumber Disini - jurnal.stmikpontianak.ac.id]
  • Akses fleksibel bagi siswa dan pendidik: Siswa/mahasiswa dan guru dapat mengakses konten pembelajaran, berdiskusi, mengumpulkan tugas dari mana saja selama terhubung internet.
  • Kolaborasi antar institusi dan sumber terbuka (open education resources): Cloud computing memungkinkan berbagi sumber pembelajaran, laboratorium virtual, dan kerja sama pembelajaran lintas institusi.

Manfaat Cloud Computing untuk Pendidikan

Beberapa manfaat spesifik bagi pendidikan antara lain:

  • Aksesibilitas yang meningkat: Siswa dapat mengakses materi pembelajaran tanpa terbatas lokasi atau perangkat. Sebuah artikel menyebut bahwa cloud computing memungkinkan data diakses kapan saja dan di mana saja selama perangkat terhubung internet. [Lihat sumber Disini - journal.uib.ac.id]
  • Skalabilitas dan penghematan biaya: Sekolah atau kampus tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk server fisik atau infrastruktur large scale, cukup menggunakan layanan cloud.
  • Kemudahan pengembangan dan inovasi pembelajaran: Dengan platform cloud, pengembang media pembelajaran dapat berinovasi lebih cepat (contoh: modul, aplikasi mobile) tanpa harus mengurus infrastruktur.
  • Fleksibilitas dan adaptasi terhadap situasi pembelajaran: Terutama pada kondisi seperti pandemi atau pembelajaran jarak jauh, cloud computing menjadi solusi utama untuk melanjutkan proses pembelajaran.
  • Kolaborasi dan pembelajaran aktif: Platform berbasis cloud mendukung proyek kolaboratif antar siswa, akses ke sumber data global, dan pembelajaran berbasis daring yang interaktif.

Tantangan dan Pertimbangan dalam Pendidikan

Meski banyak manfaat, penggunaan cloud computing di pendidikan juga mengalami tantangan:

  • Infrastruktur dan literasi digital: Tidak semua institusi memiliki ketersediaan jaringan internet yang stabil atau perangkat yang memadai; literasi digital guru/siswa juga menjadi kendala. Sebuah penelitian menekankan bahwa penerapan komputasi awan di pendidikan harus didasari dengan infrastruktur jaringan dan fasilitas yang memadai. [Lihat sumber Disini - journal.uib.ac.id]
  • Keamanan data dan privasi: Penyimpanan data siswa/mahasiswa di cloud menuntut perlindungan yang baik terhadap kebocoran data atau akses tak sah.
  • Ketergantungan terhadap vendor layanan: Bila institusi hanya mengandalkan satu penyedia cloud tanpa strategi migrasi atau interoperabilitas, ada risiko lock-in atau kelambatan layanan.
  • Kesiapan kurikulum dan budaya pembelajaran: Penerapan teknologi cloud harus didukung oleh penyesuaian kurikulum, metode pembelajaran dan pelatihan pendidik agar optimal.
  • Biaya operasional dan manajemen perubahan: Meskipun investasi awal lebih kecil, pengelolaan layanan cloud memerlukan biaya langganan, pemantauan, dan kebijakan internal yang baik.

Riset Pendidikan Terkini Terkait Cloud Computing

Beberapa penelitian terkini di Indonesia (2021-2025) yang berkaitan dengan cloud computing dalam pendidikan meliputi:

  • “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Cloud Computing…” (2025) oleh Ardiansyah et al., menegaskan validitas media berbasis cloud dan respon siswa sangat baik. [Lihat sumber Disini - mpg.jurnal.unej.ac.id]
  • Artikel “Manajemen dalam Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan menggunakan Komputasi Awan” (2022) oleh Kosasi, Millah & Santoso, memaparkan bahwa komputasi awan adalah alternatif hebat bagi institusi pendidikan dengan anggaran terbatas. [Lihat sumber Disini - jurnal.stmikpontianak.ac.id]
  • Review sistematis adopsi cloud computing dalam pendidikan (2025) menyebut bahwa meskipun banyak potensi, adopsinya masih terkendala faktor teknologi dan budaya organisasi. [Lihat sumber Disini - journal.arteii.or.id]

Dengan demikian, integrasi cloud computing dalam pendidikan bukan hanya berbicara tentang teknologi saja, tetapi juga aspek manajemen, pedagogi, kurikulum dan budaya institusi.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa cloud computing (komputasi awan) memegang posisi strategis dalam meningkatkan kualitas riset dan pendidikan di era digital. Definisi klien-teknisnya menjelaskan bahwa cloud computing adalah model penyediaan layanan komputasi melalui internet dengan fleksibilitas tinggi, akses on-demand, serta model pembayaran sesuai pemakaian. Meskipun dalam KBBI istilah ini belum tercatat secara teknis lengkap, namun banyak jurnal dan literatur Indonesia telah membahasnya dengan baik.

Dalam riset, cloud computing memungkinkan peningkatan efisiensi, skala, kolaborasi dan akses data yang sebelumnya sulit dicapai dengan infrastruktur tradisional. Sementara dalam pendidikan, cloud computing mendukung pembelajaran fleksibel, media digital inovatif, manajemen akademik yang lebih efisien, serta jangkauan akses yang lebih luas. Namun, manfaat tersebut harus diimbangi dengan kesiapan infrastruktur, literasi digital, kebijakan keamanan, dan adaptasi metode pembelajaran.

Dengan mempertimbangkan manfaat dan tantangan yang ada, institusi riset dan pendidikan di Indonesia hendaknya menyusun strategi implementasi cloud computing yang matang,mulai dari pemilihan layanan, integrasi pedagogi dan kurikulum, pengembangan kompetensi digital, hingga pengelolaan keamanan dan data. Dengan demikian, cloud computing tidak hanya menjadi teknologi tambahan, tetapi menjadi pendorong transformasi menuju riset yang lebih adaptif dan pendidikan yang lebih inklusif.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Cloud computing dalam riset dan pendidikan adalah penggunaan layanan komputasi berbasis internet untuk penyimpanan data, pemrosesan informasi, manajemen pembelajaran, serta kolaborasi penelitian tanpa bergantung pada infrastruktur lokal.

Manfaat utama cloud computing untuk pendidikan meliputi akses belajar yang fleksibel, kemudahan kolaborasi, efisiensi biaya infrastruktur, pengelolaan data akademik yang terpusat, serta mendukung pengembangan media pembelajaran digital.

Cloud computing membantu proses riset dengan menyediakan kapasitas komputasi yang elastis, penyimpanan data besar, akses jarak jauh, kolaborasi antar peneliti, serta dapat menurunkan biaya pengadaan infrastruktur fisik.

Tantangan penggunaan cloud computing di pendidikan mencakup keterbatasan infrastruktur internet, keamanan data siswa, literasi digital pendidik, ketergantungan pada penyedia layanan, serta penyesuaian kurikulum yang dibutuhkan.

Cloud computing aman digunakan selama institusi memilih layanan dengan standar keamanan yang tinggi, menggunakan enkripsi data, menerapkan kebijakan akses pengguna, serta mematuhi regulasi perlindungan data yang berlaku.

⬇
Home
Kamus
Cite Halaman Ini