Terakhir diperbarui: 24 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 24 November 2025). Teknologi Adaptif untuk Riset Sosial. SumberAjar. Retrieved 26 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/teknologi-adaptif-untuk-riset-sosial 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Teknologi Adaptif untuk Riset Sosial - SumberAjar.com

Teknologi Adaptif untuk Riset Sosial

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah merambah hampir semua aspek kehidupan, termasuk ke ranah riset sosial. Dalam era digital yang terus berubah, penelitian sosial tidak lagi hanya berlandaskan metode konvensional seperti wawancara tatap muka atau kuesioner kertas, tetapi mulai mengintegrasikan teknologi adaptif: teknologi yang mampu menyesuaikan dirinya dengan konteks, data, dan kebutuhan pengguna atau objek kajian. Teknologi ini memungkinkan riset sosial menjadi lebih responsif, fleksibel terhadap perubahan lingkungan sosial, dan relevan dalam menangkap dinamika masyarakat yang cepat berubah. Misalnya, dalam sebuah kajian di Indonesia ditemukan bahwa tema riset sosiologi dan komunikasi mengalami pergeseran menuju “tema-baru yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi” dalam penelitian sosial. [Lihat sumber Disini - ojs.unida.ac.id]
Dalam konteks ini, artikel ini akan membahas secara sistematis konsep “teknologi adaptif” dalam riset sosial: mulai dari definisi, pemaknaan dalam kamus dan menurut para ahli, kemudian dilanjutkan pembahasan lebih mendalam tentang penerapan, tantangan, dan implikasi dalam riset sosial kontemporer, hingga kesimpulan yang memuat refleksi serta arah ke depan.

Definisi Teknologi Adaptif

Definisi Teknologi Adaptif secara Umum

Kata adaptif secara umum dapat dipahami sebagai “mudah menyesuaikan (diri) dengan keadaan”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Jika kita menggabungkannya dengan istilah “teknologi”, maka “teknologi adaptif” dapat didefinisikan secara umum sebagai sistem atau perangkat teknologi yang dirancang untuk dapat menyesuaikan diri, secara otomatis atau semi-otomatis, dengan perubahan kondisi, data, pengguna, atau lingkungan kerja. Teknologi ini tidak statis, melainkan mempunyai kemampuan mengubah perilaku sistem (misalnya konten, antarmuka, metode pengumpulan data atau analisis) untuk menjaga relevansi dan efektivitasnya ketika konteks sosial berubah.
Dalam riset sosial, teknologi adaptif berarti teknologi yang memungkinkan proses penelitian (pengumpulan data, analisis, pelaporan) menjadi lebih fleksibel terhadap dinamika lapangan sosial dan karakteristik partisipan yang beragam.

Definisi Teknologi Adaptif dalam KBBI

Menurut kamus daring KBBI, istilah adaptif diartikan sebagai “mudah menyesuaikan (diri) dengan keadaan”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Meskipun KBBI tidak secara spesifik mendefinisikan “teknologi adaptif”, dasar pengertian adaptif ini sangat relevan untuk memahami frasa tersebut: teknologi yang mudah menyesuaikan diri dengan keadaan (lingkungan, data, pengguna). Jadi secara bebas kita dapat menyatakan bahwa dalam penggunaan sehari-hari di Indonesia, teknologi adaptif adalah perangkat atau sistem teknologi yang memiliki karakter “mudah menyesuaikan” dengan kondisi yang berubah.

Definisi Teknologi Adaptif Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pengertian dari para peneliti atau ahli yang relevan dengan konsep adaptif dalam konteks teknologi atau sistem penelitian sosial:

  1. Walkington – Meskipun bukan spesifik dalam riset sosial Indonesia, menurut literatur pembelajaran adaptif, Walkington menyatakan bahwa pembelajaran adaptif (yang beririsan dengan teknologi adaptif) “mengintegrasikan teknologi untuk menyajikan pengalaman yang personal dan relevan dengan kemampuan siswa” (dalam konteks pendidikan). [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
    • Dari sini dapat diadaptasi bahwa teknologi adaptif adalah teknologi yang menyesuaikan penyampaian, metode, atau konten berdasarkan karakter individu atau kelompok.
  2. Charles Darwin – Meski bukan ahli teknologi adaptif, ia mengemukakan prinsip bahwa keberlangsungan suatu entitas bergantung pada kemampuannya beradaptasi. Sebuah sumber Indonesia menyebut bahwa “keberadaan dan keberlanjutan hidup manusia tidak ditentukan dari power atau kekuatan yang dimilikinya, melainkan ditentukan dari kemampuannya beradaptasi terhadap setiap perubahan yang terjadi”. [Lihat sumber Disini - untan.ac.id]
    • Ini bisa digunakan sebagai landasan filosofi bahwa teknologi adaptif dalam riset sosial berguna karena memungkinkan sistem penelitian menyesuaikan terhadap perubahan sosial.
  3. Damanik H.R. – Dalam penelitian tentang perilaku adaptif, Damanik mengemukakan bahwa perilaku adaptif adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sambil tetap mempertahankan aspek fungsionalnya. [Lihat sumber Disini - jurnal.uhn.ac.id]
    • Jika dimetaforakan ke teknologi, maka teknologi adaptif harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru (misalnya pola komunikasi baru, media baru) sekaligus mempertahankan fungsi inti riset sosial (misalnya validitas, reliabilitas).
  4. Inke Safitri, Ayu Sri Wahyuni, et al. – Dalam studi “Model Kepemimpinan Adaptif di Era Digital”, para peneliti menyoroti adaptasi teknologi dan strategi berbasis teknologi sebagai bagian dari kepemimpinan yang adaptif. [Lihat sumber Disini - ejournal.sembilanpemuda.id]
    • Meskipun konteksnya kepemimpinan, prinsip yang sama berlaku bahwa teknologi adaptif dalam riset sosial harus memungkinkan peneliti atau institusi riset untuk merespon perubahan teknologi dan digitalisasi dengan strategi yang fleksibel.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi adaptif dalam riset sosial adalah teknologi sistem-terintegrasi yang mampu menyesuaikan proses riset (pengumpulan data, analisis, pelaporan) terhadap perubahan konteks sosial, karakter peserta, dan perubahan lingkungan teknis/digital, dengan tujuan menjaga relevansi, efisiensi, dan efektivitas riset.

Evolusi dan Perkembangan Teknologi Adaptif dalam Riset Sosial

Lanskap Riset Sosial di Era Digital

Riset sosial di Indonesia maupun global mengalami pergeseran fokus di era digital. Sebuah kajian bibliometrik tahun 2025 tentang sosiologi dan komunikasi di Indonesia menunjukkan bahwa setelah tahun 2020 terjadi perubahan tema riset menuju yang “lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi” seperti penerapan kecerdasan buatan dalam riset sosial dan pemanfaatan komunikasi digital. [Lihat sumber Disini - ojs.unida.ac.id]
Artinya, riset sosial kini tidak hanya mengobservasi fenomena tradisional, tetapi juga cara-cara fenomena tersebut berubah di era digital: misalnya interaksi sosial lewat media sosial, big data untuk riset masyarakat, algoritma analitik untuk dinamika sosial, dan lain sebagainya.

Integrasi Teknologi Digital dalam Program Sosial

Penelitian di Indonesia tahun 2025 mengenai pemanfaatan teknologi digital dalam layanan sosial menemukan bahwa teknologi seperti big data, blockchain, aplikasi digital mampu meningkatkan transparansi, efisiensi, serta jangkauan pelayanan sosial. [Lihat sumber Disini - jurnal.unpad.ac.id]
Meskipun fokusnya bukan riset sosial akademik secara murni, ini menunjukkan bahwa peneliti sosial kini memiliki peluang untuk menggunakan teknologi adaptif dalam konteks riset yang bersinggungan dengan program sosial, komunitas, dan kebijakan publik.

Penerapan Teknologi Adaptif dalam Konteks Riset Sosial

Beberapa implementasi teknologi adaptif dalam riset sosial, antara lain:

  • Sistem pengumpulan data yang menyesuaikan antarmuka atau metode berdasarkan karakteristik responden (misalnya tingkat literasi digital, usia, lokasi geografis)
  • Analisis data realtime yang bisa memodifikasi pertanyaan tindak lanjut berdasarkan jawaban awal (adaptive survey)
  • Dashboard riset yang menampilkan visualisasi dinamis dan rekomendasi bagi peneliti untuk merespon hasil temuan secara adaptif
    Walaupun literatur yang secara spesifik menyebut “teknologi adaptif untuk riset sosial” masih terbatas dalam konteks Indonesia, tren global dan lokal menunjukkan adanya kebutuhan yang semakin kuat untuk riset menjadi lebih adaptif baik dari sisi teknologi maupun metodologi.

Manfaat Utama Teknologi Adaptif dalam Riset Sosial

  1. Responsif terhadap perubahan konteks: teknologi adaptif bikin riset bisa menyesuaikan dengan dinamika sosial yang cepat berubah,baik dari sisi data, media, maupun partisipan.
  2. Efisiensi dan efektivitas: misalnya pengumpulan data yang secara otomatis menyesuaikan filter atau skip-logic berdasarkan jawaban responden sehingga waktu dan cost bisa ditekan.
  3. Personalisasi pendekatan riset: sehingga wawasan yang diperoleh bisa lebih mendalam terhadap sub-grup masyarakat yang heterogen.
  4. Peningkatan kualitas data: dengan adaptasi terhadap karakteristik responden, risiko bias karena metode yang tidak sesuai bisa diperkecil.

Tantangan dan Kendala Implementasi

Walau menjanjikan, penerapan teknologi adaptif dalam riset sosial juga menghadapi sejumlah tantangan:

  • Kesiapan infrastruktur digital dan akses teknologi oleh partisipan riset (termasuk wilayah terpencil)
  • Kompetensi peneliti dan tim riset dalam memanfaatkan teknologi adaptif secara metodologis dan etis
  • Isu privasi dan etika data, terutama ketika sistem adaptif mengumpulkan data yang sensitif atau memprofilkan responden
  • Risiko “terlalu bergantung” pada teknologi sehingga aspek manusia dalam riset sosial (kepercayaan, relasi, interpretasi) menjadi tersingkir
  • Validitas metodologis: teknologi adaptif harus disesuaikan dengan kaidah riset sosial agar hasilnya dapat dipercaya dan relevan.

Contoh Kasus di Indonesia

Salah satu artikel menjelaskan dinamika interaksi sosial remaja di era digital di Indonesia: “Perkembangan teknologi digital yang pesat memberikan dampak signifikan terhadap dinamika interaksi sosial, terutama di kalangan remaja.” [Lihat sumber Disini - jurnal.unpad.ac.id]
Meskipun bukan secara eksplisit menyebut “teknologi adaptif”, penelitian seperti ini bisa semakin digali dengan pendekatan teknologi adaptif: misalnya platform survei yang menyesuaikan pertanyaan berdasarkan karakteristik remaja pengguna media sosial, atau analitik yang menyesuaikan rekomendasi intervensi sosial berbasis data.

Implementasi Metodologis Teknologi Adaptif dalam Riset Sosial

Desain Riset yang Memanfaatkan Teknologi Adaptif

Dalam merancang riset sosial berbasis teknologi adaptif, langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pemodelan partisipan/responden: menentukan karakteristik yang relevan (usia, lokasi, tingkat literasi digital, pengalaman media sosial) yang akan menjadi parameter adaptasi teknologi.
  • Penyesuaian instrumen riset: teknologi adaptif dapat mengubah urutan atau jenis pertanyaan berdasarkan respon awal, atau menyesuaikan tampilan antarmuka sesuai perangkat yang digunakan.
  • Analisis adaptif: sistem yang memonitor data secara real-time dan memberikan masukan kepada peneliti (misalnya perubahan pola respons, drop-out tinggi di kategori tertentu) sehingga riset bisa diperbaiki selama berjalan.
  • Pelaporan adaptif: visualisasi dan interpretasi data yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna (peneliti, praktisi, pembuat kebijakan) sehingga hasil riset sosial lebih dapat dipakai.

Alat dan Teknologi Pendukung

Beberapa teknologi yang relevan untuk riset sosial adaptif antara lain:

  • Platform survei berbasis web/mobil dengan kemampuan skip-logic atau branching adaptif
  • Dashboard analitik real-time (big data analytics) yang memungkinkan peneliti memonitor respons dan menyesuaikan riset secara adaptif
  • Algoritma pembelajaran mesin (machine learning) sederhana untuk mengelompokkan responden secara dinamis dan menyesuaikan instrumen riset
  • API media sosial atau big data sosial untuk mendeteksi tren sosial yang berubah dan mengadaptasi fokus penelitian

Etika dan Validitas dalam Teknologi Adaptif

Penggunaan teknologi adaptif dalam riset sosial harus memperhatikan aspek-aspek berikut:

  • Persetujuan partisipan (informed consent): menjelaskan bahwa teknologi akan menyesuaikan metode riset berdasarkan karakter individu atau kelompok.
  • Transparansi: memberikan pemahaman kepada responden bagaimana data mereka digunakan, terutama bila sistem adaptif memprofilkan responden.
  • Validitas metode: meski teknologi adaptif menawarkan fleksibilitas metodologis, peneliti perlu memastikan bahwa prosedur adaptasi tidak mengorbankan validitas internal atau eksternal riset.
  • Bias teknologi: sistem adaptif dapat memperkuat bias jika parameter adaptasi tidak dirancang secara inklusif (misalnya kurang memperhitungkan kelompok marjinal dengan akses teknologi rendah).
  • Keamanan data: karena sistem adaptif biasanya memanfaatkan data yang cukup detail, maka keamanan dan kerahasiaan harus dijamin.

Tantangan Praktis dan Tips Pengembangan

  • Pastikan infrastruktur teknis riset memadai (akses internet, perangkat pengguna, responsif antarmuka)
  • Rancang user-model yang sesuai dengan karakteristik populasi riset sosial di Indonesia (keragaman budaya, literasi digital, akses teknologi)
  • Lakukan pilot testing untuk instrumen adaptif guna mengevaluasi apakah sistem adaptasi bekerja dengan baik
  • Libatkan tim metodologi sosial dan tim teknis (pengembang sistem) secara kolaboratif untuk menjaga keseimbangan antara teknologi dan metode riset sosial
  • Siapkan fallback atau rencana alternatif apabila partisipan tidak bisa menggunakan teknologi adaptif (misalnya respon lewat kuesioner tradisional)
  • Dokumentasikan proses adaptasi teknologi dalam riset dengan baik agar transparansi dan replikasi dapat dilakukan di masa depan.

Implikasi untuk Penelitian Sosial dan Kebijakan

Dampak pada Penelitian Sosial

Pemanfaatan teknologi adaptif dalam riset sosial membuka peluang baru bagi peneliti untuk:

  • Menangkap perubahan sosial secara lebih dinamis (misalnya perubahan cepat dalam interaksi digital)
  • Menjangkau populasi yang lebih heterogen dengan metode yang disesuaikan (misalnya kelompok dengan akses terbatas teknologi)
  • Mengintegrasikan data besar (big data) dan metode tradisional (wawancara, survei) secara adaptif untuk meningkatkan kedalaman kajian
  • Mendorong riset yang lebih aplikatif dan relevan untuk kebijakan karena hasil riset dapat diproduksi dalam format yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan pemangku kebijakan.

Dampak pada Kebijakan dan Praktik Sosial

Bagi pembuat kebijakan dan praktisi sosial, riset sosial berbasis teknologi adaptif dapat:

  • Menyediakan data dan analisis yang lebih real-time dan relevan untuk intervensi kebijakan sosial
  • Memfasilitasi program sosial yang dirancang secara adaptif terhadap karakteristik masyarakat (misalnya demografi, preferensi, perilaku)
  • Meningkatkan efektivitas dan efisiensi program sosial melalui pemahaman yang lebih tajam terhadap sub-kelompok masyarakat
  • Memungkinkan monitoring dan evaluasi yang lebih responsif terhadap perubahan konteks sosial atau teknis.

Arah Masa Depan

  • Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi kerangka metodologis yang menggabungkan teknologi adaptif dengan metode riset sosial klasik di Indonesia
  • Perlu pengembangan modul teknologi adaptif yang ramah pengguna (user-friendly), terutama bagi kelompok masyarakat dengan literasi digital rendah
  • Kebijakan riset dan sosial-ekonomi juga harus mempertimbangkan infrastruktur digital yang merata agar teknologi adaptif dalam riset sosial tidak memperkuat kesenjangan data
  • Fokus pada aspek inklusivitas dan etika teknologi adaptif agar riset sosial tetap berorientasi pada keadaban dan keadilan sosial.

Kesimpulan

Teknologi adaptif menawarkan paradigma baru dalam riset sosial,yakni riset yang tidak hanya statis dan bersifat satu-arah, tetapi yang mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan kondisi sosial, data, dan partisipan secara dinamis. Definisi dari teknologi adaptif mencerminkan kemampuan “menyesuaikan diri dengan keadaan”, baik dari kamus KBBI maupun pengembangan konseptual oleh para ahli. Dalam konteks riset sosial, teknologi adaptif berarti sistem teknologi riset yang fleksibel, responsif, dan relevan terhadap karakteristik sosial dan teknis partisipan serta lingkungan penelitian.

Penerapan teknologi adaptif dalam riset sosial menghadirkan manfaat: dari responsivitas yang lebih tinggi, efisiensi, sampai personalisasi pendekatan riset. Namun di sisi lain juga membawa tantangan: infrastruktur, kompetensi peneliti, aspek etika dan validitas harus diperhatikan agar riset sosial tetap sahih dan inklusif. Implikasi riset sosial dan kebijakan sangat besar: mulai dari riset yang lebih aplikatif hingga program sosial yang lebih tepat sasaran.

Ke depan, riset sosial di Indonesia perlu mengintegrasikan teknologi adaptif dengan penuh pertimbangan metodologis dan etis. Infrastruktur digital yang merata, team riset yang melengkapi kemampuan teknologi serta sosial, dan kebijakan yang mendukung riset adaptif akan menjadi kunci agar riset sosial tidak hanya menghasilkan data, tetapi solusi yang responsif terhadap dinamika masyarakat. Dengan demikian, teknologi adaptif menjadi salah satu alat penting bagi peneliti sosial untuk menjawab tantangan zaman yang cepat berubah dan kompleks.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Teknologi adaptif dalam riset sosial adalah teknologi yang mampu menyesuaikan metode, proses, dan tampilan riset terhadap kondisi, karakteristik responden, dan dinamika sosial secara otomatis atau terstruktur. Teknologi ini bertujuan meningkatkan akurasi, efisiensi, dan relevansi penelitian.

Teknologi adaptif penting karena dapat membuat riset sosial lebih responsif terhadap perubahan real-time, meningkatkan kualitas data, memperluas jangkauan responden, serta mempermudah peneliti menganalisis fenomena sosial yang dinamis di era digital.

Contoh penerapannya meliputi survei adaptif yang menyesuaikan pertanyaan berdasarkan jawaban responden, dashboard analitik real-time, algoritma untuk mengelompokkan karakteristik responden, serta penggunaan big data sosial untuk menyesuaikan fokus penelitian secara dinamis.

Tantangannya meliputi keterbatasan infrastruktur digital, literasi teknologi yang tidak merata, risiko bias algoritma, isu etika dan privasi data, serta kebutuhan peneliti untuk memiliki kompetensi teknologi dan metodologi secara bersamaan.

Masa depan riset sosial akan semakin mengarah pada penggunaan teknologi adaptif yang menggabungkan big data, analitik cerdas, dan metode riset klasik secara fleksibel. Pendekatan adaptif memungkinkan penelitian yang lebih valid, inklusif, dan relevan terhadap perubahan sosial yang cepat.

⬇
Home
Kamus
Cite Halaman Ini