Evaluasi Formatif: Definisi, Tujuan, dan Contoh dalam Pendidikan
Pendahuluan
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pengukuran hasil belajar peserta didik, namun juga sebagai mekanisme untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan. Dalam konteks pendidikan saat ini, khususnya di Indonesia dengan penerapan Kurikulum Merdeka, pendekatan evaluasi semakin diarahkan ke arah yang lebih diagnostik, responsif, dan berpusat pada siswa. Salah satu bentuk evaluasi yang mendapat perhatian khusus adalah evaluasi formatif. Evaluasi formatif menekankan pemberian umpan-balik (feedback) selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga guru dan peserta didik dapat segera mengenali dan memperbaiki kelemahan sebelum proses pembelajaran berakhir. Penekanan pada evaluasi formatif ini muncul karena ada kesadaran bahwa pembelajaran tidak dapat hanya diukur melalui tes akhir saja, tetapi harus melalui pemantauan, refleksi, dan intervensi yang tepat waktu. Beberapa penelitian di sekolah dasar di Indonesia menunjukkan bahwa penerapan evaluasi formatif efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. [Lihat sumber Disini - journal.unpas.ac.id]
Dalam artikel ini akan dibahas secara mendalam mengenai definisi evaluasi formatif (secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli), tujuan dari evaluasi formatif dalam konteks pendidikan, serta contoh-praktis penerapannya di kelas. Harapannya, pembaca , baik guru, instruktur, maupun pengembang kurikulum , dapat memperoleh wawasan yang komprehensif tentang bagaimana evaluasi formatif dapat diintegrasikan secara efektif dalam proses pembelajaran.
Definisi Evaluasi Formatif
Definisi Evaluasi Formatif Secara Umum
Secara umum, evaluasi formatif dapat diartikan sebagai proses penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung (atau setelah satu unit/pokok bahasan selesai) dengan tujuan memberikan umpan-balik yang konstruktif untuk perbaikan proses pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan oleh beberapa literatur, evaluasi formatif bukan hanya sekadar pengukuran hasil akhir, tetapi pengumpulan informasi secara berkesinambungan dan digunakan untuk membuat keputusan pembelajaran selanjutnya. [Lihat sumber Disini - digilib.uinsa.ac.id]
Misalnya, sebuah penelitian menyebut bahwa evaluasi formatif adalah “kegiatan yang bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan”. [Lihat sumber Disini - repository.iainkudus.ac.id]
Dengan demikian, dalam arti umum evaluasi formatif adalah penilaian yang berfokus pada proses, bukan hanya hasil akhir.
Definisi Evaluasi Formatif dalam KBBI
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) secara daring, “evaluasi” berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau pengukuran nilai sesuatu. Sedangkan “formatif” dapat dipahami sebagai sesuatu yang bersifat pembentukan atau perbaikan. Meskipun KBBI sendiri mungkin tidak secara spesifik mendefinisikan “evaluasi formatif”, gabungan istilah ini menunjukkan penilaian yang bersifat pembentukan , yakni memberi kesempatan untuk perbaikan, bukan sekadar penentuan nilai akhir. Sebagai referensi: evaluasi dalam arti umum adalah “serangkaian aktivitas yang dilakukan … untuk mengukur pertumbuhan …” (contoh penggunaan di KBBI dan literatur terkait) [Lihat sumber Disini - journal.unpas.ac.id]
Dengan demikian, definisi KBBI dapat digarap menjadi: Evaluasi formatif adalah penilaian selama proses pembelajaran yang hasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki proses tersebut, bukan hanya mengukur akhir.
Definisi Evaluasi Formatif Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi menurut para ahli pendidikan:
- Menurut Michael Scriven (dalam literatur yang dikutip oleh jurnal-pustaka Indonesia) , evaluasi formatif adalah “to classify evaluation that gathered information for the purpose of improving instruction as the instruction was being given” (yaitu evaluasi yang pengumpulan informasi dilakukan selama instruksi berlangsung dengan tujuan memperbaiki instruksi tersebut). [Lihat sumber Disini - ejournal.yasin-alsys.org]
- Menurut Edwin Wandt dan Gerald W. Brown , sebagaimana dikutip dalam penelitian: evaluation refers to the act or process to determining the value of something. [Lihat sumber Disini - repository.radenfatah.ac.id]
- Menurut literatur yang lebih kontemporer di Indonesia , evaluasi formatif adalah proses yang direncanakan untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi media pembelajaran guna mencapai tujuan yang ditetapkan. [Lihat sumber Disini - ejournal.warunayama.org]
- Menurut penelitian oleh Ina Magdalena dkk. , evaluasi formatif memungkinkan guru untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi, serta memudahkan guru dalam menyusun data siswa dan melakukan laporan evaluasi pembelajaran siswa dalam melakukan evaluasi formatif. [Lihat sumber Disini - ejournal.stitpn.ac.id]
Dari keempat definisi di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi formatif adalah bentuk penilaian yang bersifat diagnostik dan pembinaan, dilakukan sepanjang proses pembelajaran, bertujuan untuk memperbaiki proses dan meningkatkan hasil belajar.
Tujuan Evaluasi Formatif
Tujuan utama evaluasi formatif dalam konteks pendidikan mencakup beberapa aspek penting:
- Memberikan umpan-balik (feedback) secara tepat waktu kepada guru dan peserta didik agar proses pembelajaran dapat disesuaikan. Dengan umpan-balik ini guru dapat menyesuaikan strategi, dan siswa dapat mengetahui aspek yang belum dikuasai. [Lihat sumber Disini - journal.unpas.ac.id]
- Memantau perkembangan peserta didik secara terus-menerus, sehingga memungkinkan identifikasi kekuatan dan kelemahan siswa sejak dini , bukan menunggu akhir semester atau akhir pokok bahasan. Dalam penelitian di sekolah dasar, evaluasi formatif terbukti efektif untuk tujuan ini. [Lihat sumber Disini - journal.unpas.ac.id]
- Meningkatkan kualitas proses pembelajaran , bukan hanya hasil pembelajaran , dengan menyesuaikan metode, media, strategi berdasarkan data yang dikumpulkan melalui evaluasi formatif. [Lihat sumber Disini - journal.unsika.ac.id]
- Mempersiapkan peserta didik menuju evaluasi akhir atau sumatif dengan dasar yang lebih baik , ketika siswa mendapatkan umpan-balik dan intervensi selama proses, maka saat evaluasi sumatif hasilnya akan lebih optimal. [Lihat sumber Disini - jurnaluniv45sby.ac.id]
- Meningkatkan motivasi dan partisipasi peserta didik , karena evaluasi formatif memungkinkan siswa aktif merefleksikan pembelajaran mereka dan memperbaiki sendiri, bukan hanya dinilai setelah selesai. [Lihat sumber Disini - journal.unpas.ac.id]
- Untuk pengembang kurikulum dan guru sebagai ukuran validitas proses pembelajaran , apakah program yang dirancang telah berjalan sesuai rencana, dan apakah intervensi pembelajaran telah mencapai target. [Lihat sumber Disini - ejournal.warunayama.org]
Secara ringkas, evaluasi formatif bertujuan membantu proses belajar-mengajar menjadi lebih responsif, adaptif dan berkelanjutan, bukan hanya sekadar menilai pencapaian akhir.
Contoh Penerapan Evaluasi Formatif dalam Pendidikan
Untuk memberikan gambaran aplikasi, berikut beberapa contoh penerapan evaluasi formatif yang dapat diterapkan dalam konteks kelas atau pembelajaran:
- Kuis harian atau mingguan setelah menyelesaikan satu pokok bahasan: misalnya guru memberikan 5–10 soal pilihan ganda atau uraian ringan, kemudian langsung membahas hasil kuis dengan siswa, menunjukkan kelemahan umum dan memberikan latihan tambahan bagi yang belum paham. Hal ini dikemukakan dalam penelitian di SD bahwa evaluasi formatif dilakukan dengan teknik tes dan non-tes (observasi, diskusi, tanya-jawab) dan terbukti efektif. [Lihat sumber Disini - ejournal.stitpn.ac.id]
- Diskusi kelas dan peer-assessment: setelah siswa melakukan kerja kelompok dalam suatu tema, guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil dan kemudian memberikan umpan-balik (feedback) langsung. Guru dan siswa bersama mengevaluasi aspek apa yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki. Teknik seperti ini disebut dalam penelitian “teknik asesmen formatif: Goal Checks, Diskusi Individu, Observasi, Presentasi Kelompok, Self-assessment”. [Lihat sumber Disini - jurnaluniv45sby.ac.id]
- Observasi guru terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran: guru mencatat siswa yang menunjukkan kesulitan dalam materi tertentu, kemudian segera memberikan intervensi (misalnya, pengulangan, pendampingan) sebelum guru berpindah ke materi selanjutnya. Contoh penelitian di SMK menunjukkan bahwa hambatan evaluasi formatif termasuk kurangnya persiapan siswa dan keterlambatan pengerjaan, sehingga guru perlu memonitor secara real time. [Lihat sumber Disini - journal.upgripnk.ac.id]
- Tugas berkelanjutan dan pengembangan refleksi siswa: guru memberikan tugas kecil (misalnya membuat mind-map konsep atau ringkasan) kemudian meminta siswa men-review tugas mereka sendiri atau teman sebangku, mengidentifikasi bagian yang belum jelas, lalu guru memberikan umpan-balik secara personal. Penelitian menyebut bahwa dengan teknik seperti ini, hasil belajar siswa meningkat. [Lihat sumber Disini - jptam.org]
- Mini-test pra dan pasca setelah subtopik: misalnya sebelum memulai subtopik baru guru melakukan pre-test singkat untuk mengetahui penguasaan awal siswa, lalu setelah selesai subtopik dilakukan post-test singkat, hasilnya dibandingkan dan guru melakukan pembahasan serta memberikan remedial cepat bagi yang belum tuntas. Pendekatan ini juga ditemukan dalam studi yang menyebut bahwa evaluasi formatif memungkinkan guru mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang baru saja diajarkan. [Lihat sumber Disini - repository.iainkudus.ac.id]
Dari contoh-contoh di atas, penerapan evaluasi formatif menekankan kesinambungan, umpan-balik cepat, dan intervensi segera , dengan tujuan memperkuat proses pembelajaran dan mengurangi kesenjangan pemahaman siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi formatif merupakan bentuk penilaian yang strategis dalam pendidikan, yang menekankan proses belajar, dengan karakteristik utama: dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran, memberikan umpan-balik tepat waktu, dan memfasilitasi intervensi untuk perbaikan sebelum pembelajaran berakhir. Definisi evaluasi formatif dapat dilihat dari tiga aspek: secara umum (proses penilaian selama pembelajaran), dalam kamus KBBI (kombinasi “evaluasi” dan “formatif” yang berarti penilaian pembentukan/perbaikan), dan menurut para ahli (misalnya Scriven dan Wandt & Brown) yang menekankan aspek pengumpulan data untuk peningkatan instruksi.
Tujuan evaluasi formatif meliputi memberikan umpan-balik, memantau perkembangan siswa, meningkatkan kualitas proses pembelajaran, mempersiapkan evaluasi akhir, meningkatkan motivasi siswa, dan sebagai dasar pengembangan kurikulum atau pembelajaran. Contoh penerapannya sangat beragam , mulai dari kuis harian, diskusi dan peer-assessment, observasi guru, tugas refleksi, hingga mini-test pra-post subtopik.
Dengan demikian, implementasi yang tepat dari evaluasi formatif dapat membantu guru dan lembaga pendidikan dalam menciptakan pembelajaran yang lebih responsif, adaptif dan bermakna, sehingga potensi belajar siswa dapat tercapai secara lebih optimal. Di tengah dinamika pendidikan di Indonesia, terutama dengan kurikulum yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa, evaluasi formatif menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Semoga artikel ini memberikan referensi dan inspirasi bagi para pendidik dan pengembang pembelajaran untuk mengintegrasikan evaluasi formatif secara lebih sistematis dan terstruktur dalam proses pembelajaran.
