Terakhir diperbarui: 08 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 8 November 2025). Frekuensi Relatif: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Statistik. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/frekuensi-relatif-definisi-fungsi-dan-contoh-dalam-statistik 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Frekuensi Relatif: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Statistik - SumberAjar.com

Frekuensi Relatif: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Statistik

Pendahuluan

Statistik sebagai bidang ilmu memiliki peran penting dalam mengolah dan menampilkan data secara terstruktur agar informasi yang terkandung di dalamnya dapat dipahami dengan mudah dan tepat. Salah satu aspek penting dalam penyajian data statistik adalah memahami bagaimana data tersebar dalam kategori atau interval, dan bukan hanya sekadar melihat jumlah kejadian (frekuensi) semata. Dalam konteks ini, istilah frekuensi relatif muncul sebagai alat yang membantu untuk melihat proporsi atau bagian dari keseluruhan data yang memenuhi suatu kategori atau interval tertentu. Dengan demikian, frekuensi relatif bukan hanya memberikan angka mutlak, tetapi juga memberikan makna proporsional yang memudahkan pembandingan antar-kategori. Artikel ini akan membahas pengertian frekuensi relatif, fungsi atau kegunaannya dalam analisis statistik, serta memberikan contoh penerapannya agar konsep ini lebih konkret dan mudah dipahami.

Definisi Frekuensi Relatif

Definisi Frekuensi Relatif Secara Umum

Frekuensi relatif secara umum dapat dipahami sebagai rasio atau proporsi antara jumlah kejadian (frekuensi) suatu kategori atau interval tertentu terhadap jumlah keseluruhan kejadian/data-observasi. Dengan kata lain, jika kita memiliki suatu kumpulan data dan kita ingin melihat seberapa banyak bagian dari data tersebut yang berada dalam suatu kategori, maka frekuensi relatif menunjukkan bagian tersebut dalam bentuk proporsi atau persentase. Misalnya, dari 100 data mahasiswa yang mengikuti ujian, jika 25 mahasiswa memperoleh nilai A, maka frekuensi relatif untuk kategori nilai A adalah 25 / 100 = 0,25 atau 25%. Penggunaan frekuensi relatif memungkinkan kita untuk memahami kontribusi setiap kategori terhadap keseluruhan, sehingga analisis menjadi lebih bermakna dibanding hanya melihat angka mutlak frekuensi.

Definisi Frekuensi Relatif dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah “relatif” diartikan sebagai “tidak mutlak; nisbi”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id] Sedangkan “frekuensi” sendiri menurut KBBI berarti “kekerapan; banyaknya suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam selang waktu atau ruang tertentu”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id] Dari definisi ini maka “frekuensi relatif” dapat diartikan sebagai “kekerapan atau banyaknya kejadian dalam bentuk yang tidak mutlak tetapi nisbi terhadap keseluruhan”. Dengan demikian definisi dari KBBI mendukung pengertian bahwa frekuensi relatif adalah bagian dari keseluruhan yang disajikan dalam bentuk proporsi atau persentase.

Definisi Frekuensi Relatif Menurut Para Ahli

Berikut ini beberapa definisi dari para ahli/statistika yang membahas konsep frekuensi relatif:

  1. Sri Wahyuning dalam bukunya menyatakan bahwa frekuensi relatif dari seluruh peristiwa dalam jumlah besar percobaan merupakan probabilitas empiris dari suatu kejadian. [Lihat sumber Disini - digilib.stekom.ac.id]
  2. Dalam modul “Statistik Dasar” disebut bahwa distribusi frekuensi relatif adalah “frekuensi kelas interval relatif terhadap total frekuensi” dengan rumus: frekuensi relatif = frekuensi kelas ÷ jumlah semua frekuensi. [Lihat sumber Disini - staff.universitaspahlawan.ac.id]
  3. Sebuah buku ajar statistik menyebut bahwa “distribusi frekuensi relatif … adalah jenis tabel statistik yang di dalamnya menyajikan frekuensi dalam bentuk angka persentasi (p)” dan memberikan contoh bagaimana persentase tersebut dihitung. [Lihat sumber Disini - poltekkes-solo.ac.id]
  4. Dalam artikel “Penyajian Data Dalam Tabel Distribusi Frekuensi dan Aplikasinya pada Ilmu Pendidikan” oleh Abdul Wahab, Akhmad Syahid & Junaedi (2021) disebut bahwa “frekuensi relatif masing-masing kelas diperoleh dengan membagi frekuensi kelas dengan frekuensi totalnya”. [Lihat sumber Disini - repository.umi.ac.id]
  5. Modul “Pengantar Statistik Ekonomi” menyebut bahwa “frekuensi relatif dinyatakan sebagai pecahan atau desimal antara 0 hingga 1, sedangkan frekuensi persentase dinyatakan dalam bentuk persentase”. [Lihat sumber Disini - brainly.co.id]

Dengan memperhatikan definisi-definisi tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa frekuensi relatif adalah alat kuantitatif yang menyatakan proporsi suatu kategori dalam data terhadap keseluruhan data, biasanya dalam bentuk desimal atau persentase.

Fungsi Frekuensi Relatif

Frekuensi relatif memiliki beberapa fungsi utama dalam analisis statistik deskriptif. Berikut uraian fungsi-nya:

  1. Memudahkan perbandingan antar kategori
    Dengan menggunakan frekuensi relatif, kita dapat secara mudah membandingkan seberapa besar bagian dari keseluruhan data yang berada dalam kategori A dibanding kategori B atau C. Tanpa frekuensi relatif, kita hanya melihat angka mutlak (misalnya 25 kejadian vs 10 kejadian) yang kurang jelas konteksnya jika ukuran total data berbeda. Dengan frekuensi relatif, kita melihat bahwa 25 dari 100 (25 %) vs 10 dari 50 (20 %) , walaupun 10 adalah angka mutlak lebih kecil, namun secara proporsi mendekati 20 % dibanding 25 %.
  2. Mengoreksi efek ukuran sample atau observasi
    Bila data berasal dari jumlah observasi yang berbeda antar kelompok atau kategori, maka frekuensi absolut tidak cukup representatif. Frekuensi relatif mengoreksi perbedaan ukuran sample dengan melihat persentase atau proporsi. Misalnya, suatu kategori muncul 40 kali dari 200 observasi (20 %), sedangkan kategori lainnya muncul 30 kali dari 100 observasi (30 %) , secara absolut kategori pertama tampak lebih banyak, tetapi secara relatif kategori kedua lebih tinggi.
  3. Sebagai dasar untuk interpretasi probabilitas atau estimasi proporsi
    Dalam beberapa literatur disebut bahwa frekuensi relatif dapat digunakan sebagai estimasi empiris dari probabilitas suatu kejadian, terutama jika observasi cukup besar dan kondisi stabil. Sebagaimana disampaikan oleh Sri Wahyuning bahwa frekuensi relatif dari seluruh peristiwa dalam jumlah besar percobaan merupakan probabilitas empiris. [Lihat sumber Disini - digilib.stekom.ac.id] Hal ini artinya frekuensi relatif dapat menjadi jembatan antara statistik deskriptif dan probabilitas.
  4. Menyederhanakan penyajian data untuk pembaca
    Ketika menampilkan data dalam bentuk tabel atau grafik, menyajikan frekuensi dalam bentuk persentase/porsi akan lebih mudah dipahami oleh pembaca umum, dibanding hanya angka mutlak yang belum tentu memiliki konteks. Sebagai contoh, dalam suatu publikasi pendidikan atau penelitian sosial, pembaca bisa langsung melihat “30 % siswa…” dibanding “45 siswa… dari 150”.
  5. Membantu visualisasi dan interpretasi sebaran data
    Dengan frekuensi relatif, kita bisa membuat grafik seperti diagram batang persentase, atau melihat distribusi proporsi kategori. Visualisasi ini memudahkan identifikasi kategori yang dominan atau minoritas. Sebagai contoh, dalam tabel distribusi frekuensi relatif dapat terlihat bahwa kategori tertentu memiliki bagian yang sangat besar terhadap keseluruhan sehingga menjadi fokus analisis.

Secara keseluruhan, fungsi-frekuensi relatif sangat penting dalam memberikan makna bukan hanya angka tetapi konteks proporsional dari data yang dianalisis.

Contoh Frekuensi Relatif dalam Statistik

Untuk memperjelas konsep frekuensi relatif, berikut beberapa contoh penerapan dalam konteks statistik:

Contoh 1: Distribusi sederhana kategori
Misalnya sebuah penelitian tentang preferensi jenis minuman oleh 200 responden: 120 memilih kopi, 50 memilih teh, dan 30 memilih jus. Maka frekuensi relatif untuk masing-kategori adalah:

  • Kopi: 120/200 = 0,60 → 60 %
  • Teh: 50/200 = 0,25 → 25 %
  • Jus: 30/200 = 0,15 → 15 %
    Dalam hal ini, kita langsung bisa menyimpulkan bahwa mayoritas responden (60 %) memilih kopi, kemudian teh (25 %) dan jus (15 %).

Contoh 2: Distribusi frekuensi relatif kelompok/interval
Dalam penelitian pendidikan, misalnya nilai ujian statistik mahasiswa (n = 80) dikelompokkan menjadi interval nilai serta frekuensinya sebagai berikut:

  • 50-54 : f = 1
  • 55-59 : f = 2
  • 60-64 : f = 11
  • 65-69 : f = 10
  • 70-74 : f = 12
  • 75-79 : f = 21
  • 80-84 : f = 6
  • 85-89 : f = 9
  • 90-94 : f = 4
    Jumlah observasi = 80
    Maka frekuensi relatif pada interval 75-79 adalah 21/80 = 0,2625 → 26,25 % (contoh dari modul Statistik Dasar) [Lihat sumber Disini - staff.universitaspahlawan.ac.id] Dengan demikian, dari total 80 mahasiswa, sekitar 26,25 % memperoleh nilai antara 75 dan 79.

Contoh 3: Frekuensi relatif sebagai estimasi probabilitas
Dalam eksperimen pelemparan dadu sebanyak n = 200 kali, didapati muncul mata dadu ‘6’ sebanyak f = 56 kali. Frekuensi relatif kejadian ‘6’ adalah 56/200 = 0,28 atau 28 %. Berdasarkan definisi bahwa frekuensi relatif dapat dipakai sebagai probabilitas empiris (apabila percobaan jumlah besar dan kondisi stabil) maka estimasi probabilitas munculnya ‘6’ adalah ~0,28 atau 28 %. (Sumber: Sri Wahyuning) [Lihat sumber Disini - digilib.stekom.ac.id]

Contoh 4: Aplikasi penelitian lapangan
Dalam sebuah penelitian agroekoteknologi disebut bahwa frekuensi relatif genus serangga tertentu pada tanaman padi fase vegetatif sebesar 4,20 %. [Lihat sumber Disini - talenta.usu.ac.id] Hal ini menunjukkan bahwa dari semua pengamatan yang dilakukan, jenis serangga tersebut menempati bagian 4,20 % dari keseluruhan kejadian yang diamati.

Dari contoh-contoh di atas jelas bahwa frekuensi relatif memungkinkan analisis lebih mendalam terhadap distribusi data, baik dalam bentuk kategori maupun interval, serta membantu interpretasi proporsional.

Kesimpulan

Frekuensi relatif merupakan salah satu konsep kunci dalam statistik deskriptif yang berlaku untuk melihat proporsi suatu kategori atau interval dalam keseluruhan data. Secara umum, frekuensi relatif diartikan sebagai jumlah kejadian suatu kategori dibagi dengan jumlah seluruh kejadian , dinyatakan dalam bentuk desimal atau persentase. Dari sisi KBBI, kata “relatif” menunjukkan bahwa ukuran ini bersifat nisbi atau tidak mutlak, sedangkan “frekuensi” menunjukkan jumlah kejadian. Para ahli statistik turut menjelaskan bahwa frekuensi relatif dapat digunakan sebagai estimasi probabilitas empiris bila kondisi memungkinkan. Fungsi utamanya meliputi: memudahkan perbandingan antar kategori, mengoreksi efek perbedaan ukuran sample, membantu interpretasi probabilitas, menyederhanakan penyajian data, serta memudahkan visualisasi sebaran data. Contoh penerapan frekuensi relatif dapat ditemukan dalam pengelompokan data kategori, interval nilai, maupun penelitian lapangan yang memerlukan analisis proporsi. Dengan memahami dan menggunakan frekuensi relatif secara benar, analis data dan peneliti dapat menghasilkan interpretasi yang lebih bermakna dan kontekstual terhadap data yang dihadapi.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Frekuensi relatif adalah perbandingan antara jumlah kejadian pada suatu kategori dengan jumlah total data yang ada. Nilai ini menunjukkan proporsi suatu kategori terhadap keseluruhan, biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase atau desimal.

Fungsi frekuensi relatif adalah untuk menunjukkan proporsi data dalam tiap kategori, memudahkan perbandingan antar kelompok, membantu interpretasi probabilitas empiris, serta menyajikan data dengan lebih informatif dan mudah dipahami.

Frekuensi relatif dihitung dengan membagi frekuensi suatu kategori dengan jumlah seluruh frekuensi (n). Rumusnya adalah: frekuensi relatif = frekuensi kategori / total frekuensi. Hasilnya bisa dalam bentuk desimal atau persentase.

Frekuensi absolut menunjukkan jumlah kejadian dalam bentuk angka mutlak, sedangkan frekuensi relatif menunjukkan bagian atau proporsi kejadian tersebut terhadap keseluruhan data, biasanya dalam bentuk persentase.

Contoh penerapan frekuensi relatif dapat ditemukan dalam penelitian pendidikan, sosial, atau biologi, seperti menghitung proporsi siswa yang mendapat nilai tertentu, atau menentukan persentase jenis serangga dalam observasi lapangan.