Frekuensi Relatif dan Kumulatif: Definisi dan Fungsi
Pendahuluan
Dalam analisis statistik deskriptif, penyajian data dalam bentuk yang mudah dipahami sangat penting. Salah satu cara yang sering digunakan adalah dengan mengelompokkan data ke dalam kelas‐kelas dan menghitung berapa banyak pengamatan yang masuk ke dalam masing-masing kelompok tersebut. Dua konsep yang penting dalam konteks penyajian ini adalah frekuensi relatif dan frekuensi kumulatif. Dengan memahami dan memanfaatkan keduanya secara tepat, peneliti atau praktisi dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang sebaran data,tidak hanya berapa banyak kemunculan untuk tiap kelas, tetapi juga proporsi dan akumulasi hingga kelas tertentu. Artikel ini membahas secara mendalam definisi frekuensi relatif dan kumulatif, kemudian menelaah fungsi atau kegunaannya dalam praktik statistik dan penelitian.
Definisi Frekuensi Relatif dan Kumulatif
Definisi Frekuensi Relatif dan Kumulatif Secara Umum
Secara umum, dalam statistik deskriptif, frekuensi merujuk pada banyaknya pengamatan atau data yang berada dalam suatu kategori atau interval kelas tertentu. Sedangkan frekuensi relatif adalah bagian dari total pengamatan yang masuk ke suatu kelas, sering dinyatakan dalam bentuk proporsi atau persentase. Misalnya, jika dari 80 data, 20 berada di suatu kelas maka frekuensi relatif kelas itu adalah 20/80 = 0,25 atau 25%. [Lihat sumber Disini - dqlab.id]
Sementara itu, frekuensi kumulatif adalah jumlah frekuensi (atau pengamatan) dari kelas tertentu dan semua kelas sebelumnya (untuk yang jenis “kurang dari”), atau bisa juga jenis yang “lebih dari” yang mengakumulasi dari kelas tersebut hingga akhir. Dengan demikian, frekuensi kumulatif memungkinkan kita mengetahui berapa banyak pengamatan yang berada hingga batas kelas tertentu. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
Kombinasi kedua konsep itu memberikan kerangka untuk melihat bukan hanya distribusi per‐kelas, tetapi juga akumulasi proporsi hingga titik tertentu dalam data.
Definisi Frekuensi Relatif dan Kumulatif dalam KBBI
Untuk memastikan penggunaan terminologi yang tepat dalam Bahasa Indonesia, kita lihat definisi‐kata dasar dari beberapa komponen:
- Kata “frekuensi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “kekerapan; jumlah pemakaian suatu unsur bahasa dalam suatu teks atau rekaman; jumlah getaran gelombang suara per detik pada gelombang elektromagnetik”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Walaupun ini definisi umum linguistik/ilmiah, dalam statistik konteksnya diadaptasi menjadi “jumlah pengamatan dalam suatu periode atau kategori”. - Kata “kumulatif” menurut KBBI adalah “bersangkutan dengan kumulasi; bersifat menambah; terjadi dari bagian yang makin bertambah; bertumpuk-tumpuk: angka ‐‐; data ‐‐”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Dengan demikian “kumulatif” dalam konteks frekuensi mengandung arti bahwa nilai frekuensi ditambah secara berurutan hingga kelas tertentu. - Kata “relatif” (sebagai bagian dari frasa frekuensi relatif) menurut KBBI adalah “tidak mutlak; nisbi: produksi dalam negeri dijual dengan harga -- murah”. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Artinya, frekuensi relatif menunjuk pada ukuran yang bersifat nisbi atau proporsional terhadap keseluruhan.
Dengan demikian, bila digabung: - Frekuensi relatif → ukuran proporsional (nisbi) banyaknya data dalam setiap kelas terhadap keseluruhan data.
- Frekuensi kumulatif → ukuran yang bersifat menambah (kumulatif) banyaknya data hingga atau dari kelas tertentu.
Definisi dalam KBBI ini mendukung penggunaan istilah dalam statistik dengan nuansa yang tepat.
Definisi Frekuensi Relatif dan Kumulatif Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi dari para ahli/statistikawan dalam literatur Indonesia:
- Menurut Modul “Konsep Dasar Statistika” dari Universitas Terbuka, frekuensi relatif merupakan proporsi atau persentase dari total data yang jatuh ke dalam setiap kelas interval. Sedangkan frekuensi kumulatif adalah jumlah frekuensi dari kelas tertentu dan semua kelas sebelumnya. [Lihat sumber Disini - repository.ut.ac.id]
- Dalam jurnal “Penyajian Data dalam Tabel Distribusi Frekuensi dan Aplikasinya pada Ilmu Pendidikan” (2021) oleh Statistika Deskriptif, frekuensi relatif kumulatif “kurang dari” dan “lebih dari” ditunjukkan sebagai bentuk akumulasi dari frekuensi relatif yang telah dihitung sebelumnya. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
- Menurut website Sampoerna University, distribusi frekuensi relatif menyatakan proporsi data dalam interval, dan frekuensi kumulatif relatif adalah jumlah akumulasi frekuensi relatif hingga batas tertentu. [Lihat sumber Disini - sampoernauniversity.ac.id]
- Dalam tulisan “Teknik Pengolahan Data pada Distribusi Frekuensi” di DQLab, disebut bahwa tabel distribusi frekuensi relatif dibuat dengan membagi frekuensi tiap kelas dengan total pengamatan, sedangkan tabel distribusi frekuensi kumulatif diperoleh dengan menjumlahkan frekuensi secara berurutan (“selangkah demi selangkah”). [Lihat sumber Disini - dqlab.id]
Dengan demikian, definisi dari berbagai sumber tersebut memperkuat bahwa frekuensi relatif dan kumulatif adalah konsep yang diterima secara luas dalam konteks statistika deskriptif.
Fungsi Frekuensi Relatif dan Kumulatif
Fungsi Frekuensi Relatif
Frekuensi relatif memiliki beberapa fungsi penting dalam analisis data:
- Menyediakan gambaran proporsional: Dibanding hanya melihat frekuensi absolut (jumlah pengamatan tiap kelas), frekuensi relatif memungkinkan pengguna data memahami berapa persen dari total observasi yang masuk ke tiap kelas. Ini menjadikan interpretasi lebih intuitif ketika jumlah data besar atau ketika ingin membandingkan kelompok data yang berbeda ukuran total. Contoh: jika kelas A punya frekuensi 50 dan total data 200, frekuensi relatif = 50/200 = 25%.
- Memfasilitasi perbandingan antar kelas atau antar kelompok data: Karena dinyatakan dalam persen atau proporsi, kita bisa membandingkan dengan mudah kelas yang berbeda atau bahkan dataset yang berbeda ukuran.
- Membantu visualisasi: Ketika ingin membuat diagram batang, diagram lingkaran, atau grafik lainnya, frekuensi relatif sering lebih bermakna karena menunjukkan proporsi, bukan hanya jumlah mentah.
- Membantu memahami konsentrasi atau dominasi data: Misalnya, jika beberapa kelas memiliki frekuensi relatif tinggi, kita bisa mengidentifikasi kelas yang paling dominan atau paling sering muncul.
- Dekat dengan probabilitas empiris: Secara intuitif, frekuensi relatif mendekati konsep probabilitas empiris (proporsi kejadian dalam data), sehingga menjadi jembatan menuju analisis probabilitas.
Dalam banyak penelitian pendidikan, ekonomi, sosial, dan kesehatan, penggunaan frekuensi relatif memberikan makna yang lebih jelas bagi pembaca. Misalnya, dalam artikel “Penyajian Data dalam Tabel Distribusi Frekuensi…” disebut bagaimana frekuensi relatif dijadikan dasar untuk melihat sebaran nilai ujian mahasiswa. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
Fungsi Frekuensi Kumulatif
Frekuensi kumulatif memiliki fungsi tersendiri yang sangat bermanfaat:
- Menunjukkan akumulasi data hingga atau dari batas tertentu: Dengan frekuensi kumulatif “kurang dari”, kita bisa mengetahui jumlah pengamatan yang kurang dari atau sama dengan suatu batas nilai. Sebaliknya, dengan frekuensi kumulatif “lebih dari”, kita bisa mengetahui berapa banyak pengamatan yang lebih besar dari atau sama dengan batas. Sebagai contoh, dalam data nilai mahasiswa, frekuensi kumulatif “kurang dari 80” menunjukkan berapa banyak mahasiswa yang memperoleh nilai hingga 80. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
- Mempermudah interpretasi distribusi data: Dengan mengetahui akumulasi, kita bisa menjawab pertanyaan seperti “berapa persen data yang berada hingga kelas ke-3?”, atau “berapa banyak pengamatan yang di atas nilai tertentu?”.
- Membantu dalam analisis statistik lanjutan: Seringkali frekuensi kumulatif digunakan sebagai dasar pembuatan kurva ogive, atau dalam penentuan kuartil, persentil, atau nilai batas lainnya dalam analisis data. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
- Memvisualisasikan sebaran dari sisi akumulatif: Grafik yang dibangun dari frekuensi kumulatif memungkinkan kita melihat bagaimana data terkumpul seiring naiknya kelas atau nilai. Ini berguna untuk memahami “distribusi kumulatif” dalam bentuk kurva naik.
- Memudahkan identifikasi nilai persentil atau batas populasi: Contoh: “berapakah nilai yang dicapai oleh 90 % pengamatan terlebih dahulu?” bisa dijawab dari tabel frekuensi kumulatif.
Secara praktis, dalam banyak laporan statistik, frekuensi kumulatif memberikan tambahan informasi kontekstual yang tidak tampak hanya dengan frekuensi absolut atau relatif saja.
Kombinasi: Frekuensi Relatif Kumulatif
Tidak kalah penting adalah penggunaan frekuensi relatif kumulatif, yaitu frekuensi kumulatif dalam bentuk proporsi atau persentase dari total observasi. Sebagai contoh, jika frekuensi kumulatif untuk kelas ke-3 adalah 30 dari total 80, maka frekuensi relatif kumulatif = 30/80 = 37,5 %. Ini memberikan interpretasi yang lebih jernih: “37,5 % data berada hingga kelas ke-3”. Modul Statistik menyebutkan bahwa tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif ini ada dua jenis: “kurang dari” dan “lebih dari”. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
Kegunaan kombinasi ini meliputi:
- Mempermudah pembacaan persentase akumulasi data.
- Membantu dalam pemotongan persentil/populasi: contohnya “X % responden memiliki skor hingga batas Y”.
- Mendukung visualisasi persentase akumulasi (misalnya dengan grafik ogive persentase).
Dengan demikian, penggunaan frekuensi relatif kumulatif merupakan penyempurnaan dari dua konsep dasar sebelumnya untuk analisis yang lebih mendalam.
Kesimpulan
Konsep frekuensi relatif dan frekuensi kumulatif merupakan dua elemen utama dalam penyajian dan analisis data deskriptif. Frekuensi relatif memberikan gambaran proporsional data dalam tiap kelas, memudahkan perbandingan dan interpretasi. Sementara frekuensi kumulatif memungkinkan kita memahami akumulasi data hingga atau dari suatu batas nilai, yang penting untuk analisis persentil, kuartil, atau batas populasi. Kombinasi dari keduanya,frekuensi relatif kumulatif,memberikan interpretasi yang lebih kuat berupa persentase akumulasi. Dalam praktik penelitian maupun statistik terapan, memahami dan menerapkan kedua konsep ini secara tepat akan meningkatkan kualitas penyajian dan pemahaman data. Dengan demikian, bagi peneliti, pengajar, dan praktisi yang menggunakan data kuantitatif, menguasai frekuensi relatif dan kumulatif bukan hanya penting secara teknis tetapi juga esensial untuk interpretasi yang bermakna.
