Terakhir diperbarui: 25 October 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 25 October 2025). Model Teoritis: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/model-teoritis-definisi-fungsi-dan-contoh-dalam-penelitian 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Model Teoritis: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian
 

Pendahuluan

Dalam ranah penelitian ilmiah, muncul banyak istilah yang sering dipakai namun belum tentu dipahami secara utuh oleh peneliti pemula, salah satunya adalah istilah model teoritis. Istilah ini sering muncul terutama dalam bagian kerangka konseptual, kerangka teoretis, maupun model penelitian yang digagas oleh peneliti untuk menggambarkan struktur hubungan antar variabel. Karena kedudukannya yang strategis dalam penelitian, pemahaman yang tepat tentang model teoritis  termasuk definisi, fungsi, dan contoh aplikasinya dalam penelitian  menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas secara menyeluruh konsep model teoritis: mulai dari definisi (secara umum, menurut KBBI, dan menurut para ahli), dilanjutkan fungsi-fungsi model teoritis, kemudian diberikan contoh-aplikasi dalam penelitian, dan diakhiri dengan kesimpulan. Harapannya, pembaca (termasuk mahasiswa dan peneliti pemula) bisa memperoleh gambaran yang jelas dan aplikatif dalam menggunakan atau menyusun model teoritis dalam penelitian mereka.


Definisi Model Teoritis

Definisi Model Teoritis Secara Umum

Secara umum, istilah model teoritis dapat dipahami sebagai suatu representasi konseptual yang menggambarkan hubungan antar konsep atau variabel dalam suatu kerangka teoritis. Model ini memberikan gambaran bagaimana variabel-variabel yang relevan saling berinteraksi atau mempengaruhi satu sama lain, berdasarkan landasan teori maupun empiris. Dengan demikian, model teoritis berfungsi sebagai “peta” atau “kerangka” yang memandu peneliti dalam merancang penelitian, mengumpulkan data, menganalisis, dan menarik kesimpulan.

Definisi Model Teoritis dalam KBBI

Walaupun kata “model teoritis” sendiri belum tentu terdaftar secara eksplisit di dalam kamus umum, kita bisa melihat komponen kata “model” berdasarkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa – KBBI. Menurut KBBI, kata model mempunyai arti: “pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan”. [Lihat sumber Disini]
Dengan demikian, secara terminologi dalam Bahasa Indonesia, model berarti suatu pola atau contoh acuan. Kalau kita kombinasikan dengan “teoritis”, maka model teoritis bisa diartikan sebagai pola acuan yang bersandar pada teori untuk menggambarkan hubungan antar konsep atau peristiwa.
Catatan: Karena KBBI tidak mencantumkan frasa lengkap “model teoritis”, maka definisi ini adalah hasil integrasi makna kata “model” + konteks “teoritis”.

Definisi Model Teoritis Menurut Para Ahli

Di bawah ini beberapa definisi dari para ahli yang membahas konsep model atau kerangka teoritis dalam penelitian:

  1. Kerlinger (dalam artikel oleh Surahman) menyebutkan bahwa teori merupakan “sekumpulan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi melihat fenomena secara sistematik dan menyeluruh, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena”. [Lihat sumber Disini]
    – Karena model teoritis sering berisi proposisi dan hubungan antar variabel, maka definisi ini relevan sebagai landasan.

  2. Cooper, Schindler & Sun (2006) menyatakan bahwa teori adalah “seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena”. [Lihat sumber Disini]
    – Dengan demikian, model teoritis dapat dilihat sebagai penyajian visual/logis dari teori tersebut yang digunakan dalam penelitian.

  3. Wibowo (dalam Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan) menyebutkan bahwa kerangka teori (yang sangat dekat dengan model teoritis) adalah “visualisasi hubungan antara berbagai variabel … Hubungan antara berbagai variabel digambarkan dengan lengkap dan menyeluruh dengan alur dan skema yang menjelaskan sebab-akibat suatu fenomena.” [Lihat sumber Disini]
    – Ini menunjukkan bahwa model teoritis mencakup variabel dan hubungan sebab-akibat serta menawarkan visualisasi/diagram yang memudahkan penelitian.

  4. Ririn Handayani (dalam Metodologi Penelitian Sosial) menyebutkan bahwa telaah teoritis merupakan tinjauan terhadap teori-teori yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian mereka, dan bahwa teori-teori tersebut digunakan “untuk memecahkan masalah penelitian yang dikembangkan dalam model penelitian.” [Lihat sumber Disini]
    – Dari sini dapat diambil bahwa model teoritis adalah bagian penting dalam model penelitian yang menyusun teori untuk memecahkan masalah penelitian.

  5. (Tambahan) Abubakar dalam “Pengantar Metodologi Penelitian” menyebutkan fungsi teori dalam penelitian antara lain: mensistematiskan penemuan penelitian, menjadi pendorong hipotesis, membuat ramalan, mengarahkan perhatian peneliti pada fakta, membantu menentukan fakta relevan, merangkum pengetahuan. [Lihat sumber Disini]
    – Walaupun berbicara fungsi teori, ini menunjukkan bahwa model teoritis yang dibangun atas landasan teori akan memiliki fungsi-fungsi tersebut.

Berdasarkan gabungan definisi di atas, maka bisa dibuat definisi operasional artikel ini:

Model teoritis adalah sebuah representasi konseptual berbasis teori yang menggambarkan secara sistematis hubungan antar variabel atau konsep yang relevan dalam penelitian, digunakan sebagai acuan dalam merancang, mengimplementasikan, dan menganalisis penelitian.


Fungsi Model Teoritis

Model teoritis memiliki sejumlah fungsi penting dalam penelitian ilmiah. Berikut ini beberapa fungsi utama yang umum ditemukan dalam literatur metodologi penelitian, disertai penjelasan rinci:

  1. Sebagai Kerangka Pemikiran Sistematis
    Model teoritis membantu peneliti merumuskan secara sistematis bagaimana variabel-variabel yang dipilih berhubungan satu sama lain. Dengan adanya model, peneliti memiliki panduan yang jelas tentang variabel mana yang menjadi prediktor, mediator, moderasi, atau hasil (dependent). Tanpa model, penelitian bisa menjadi rancu karena variabel-variabel tidak mempunyai kerangka hubungan yang jelas.

  2. Untuk Merumuskan Hipotesis atau Proposisi Penelitian
    Karena model teoritis menunjukkan hubungan antar variabel, maka dari model tersebut peneliti dapat merumuskan hipotesis yang spesifik (misalnya: variabel A mempengaruhi variabel B melalui variabel C). Seperti yang disebutkan oleh Abubakar bahwa teori menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis. [Lihat sumber Disini]

  3. Membantu Dalam Pengumpulan dan Analisis Data
    Dengan model teoritis, peneliti tahu variabel mana yang harus diukur, bagaimana operasionalisasinya, dan bagaimana hubungan yang akan diuji. Hal ini memperjelas rancangan penelitian dan memudahkan analisis data agar sesuai dengan kerangka konseptual yang telah ditetapkan.

  4. Sebagai Alat untuk Menjelaskan dan Meramalkan Fenomena
    Model teoritis yang dibangun dengan baik tidak hanya menjelaskan fenomena yang ada, tetapi juga memungkinkan peneliti meramalkan kondisi atau hasil tertentu jika variabel-variabelnya mengalami perubahan. Fungsi ini sejalan dengan definisi teori oleh Cooper dkk. bahwa teori digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. [Lihat sumber Disini]

  5. Membatasi Fokus Penelitian
    Dengan adanya model teoritis, ruang lingkup penelitian menjadi lebih terkendali karena peneliti fokus pada variabel-variabel yang relevan dan hubungan antar variabel tersebut. Ini membantu agar penelitian tidak melebar ke variabel yang kurang relevan.

  6. Memfasilitasi Validasi dan Replikasi Penelitian
    Model teoritis yang jelas memungkinkan peneliti lain memahami bagaimana penelitian dilakukan, variabel yang dipakai, dan hubungan yang diuji sehingga penelitian dapat direplikasi atau dikembangkan ulang oleh peneliti berikutnya.

  7. Mendukung Penyusunan Laporan Penelitian
    Dalam bagian hasil dan pembahasan, model teoritis dapat dijadikan acuan untuk membandingkan hasil empiris dengan kerangka konseptual, kemudian menarik implikasi dan saran penelitian. Dengan demikian, model teoritis menjadi benang merah dalam keseluruhan laporan penelitian.


Contoh dalam Penelitian

Untuk memperjelas bagaimana model teoritis diterapkan dalam penelitian, berikut beberapa contoh nyata (termasuk studi di Indonesia) serta bagaimana model teoritis diformulasikan.

  1. Contoh Studi di Indonesia – Pengembangan Model
    Sebagai contoh, artikel “Assessing Mobile Learning System Performance in Indonesia: Reports of the Model Development and Its Instrument Testing” yang dilakukan oleh Aang Subiyakto et al. (2021) menggambarkan proses pengembangan model dalam penelitian m-learning di Indonesia. Mereka mengadopsi model sukses sistem informasi (Delone & McLean) dikombinasikan dengan motivasi individu dan budaya organisasi, kemudian menyusunnya menjadi kerangka logik kausal. [Lihat sumber Disini]
    – Dalam penelitian ini, model teoritis menjadi acuan bagaimana variabel-motivasi individu, budaya organisasi, dan variabel lainnya saling mempengaruhi kinerja sistem mobile learning.
    – Peneliti kemudian mengoperasionalisasikan model tersebut menjadi instrumen yang diuji dengan PLS-SEM.

  2. Contoh Konseptual – Kerangka Teori Kesehatan
    Dalam Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan oleh Wibowo, disebutkan bahwa kerangka teori (yang sangat dekat dengan model teoritis) adalah visualisasi hubungan antar variabel yang menjelaskan fenomena. [Lihat sumber Disini]
    – Misalnya, penelitian kesehatan mungkin membangun model teoritis yang menyatakan: “Pengetahuan (variabel X) → Sikap (variabel Y) → Perilaku (variabel Z)”, kemudian model ini digunakan untuk merancang kuesioner, analisis jalur (path analysis), dan kesimpulan.

  3. Contoh Pemanfaatan Model Teoritis dalam Penelitian Pendidikan
    Dalam artikel oleh Asyafah (2019) tentang model pembelajaran, model digunakan untuk mendesain pola pembelajaran (syntax, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung) dalam penelitian pendidikan. [Lihat sumber Disini]
    – Model teoritis di sini membantu menentukan bagaimana proses pembelajaran terjadi, dan variabel-variabel seperti aktivitas siswa, peran guru, lingkungan belajar, dan hasil belajar dihubungkan dalam model.

  4. Tips Praktis Membuat Model Teoritis
    Untuk peneliti pemula, berikut langkah praktis:

    • Setelah menelaah literatur, identifikasi konstruk/variabel utama yang muncul.

    • Tentukan hubungan antar variabel (misalnya, ada pengaruh langsung, moderasi, mediasi).

    • Bentuk diagram atau skema yang memperlihatkan alur hubungan antar variabel.

    • Gunakan model tersebut untuk merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian.

    • Validasi model empiris melalui data (misalnya dengan teknik analisis jalur atau SEM).

    • Cocokkan hasil empiris dengan model teoritis dan diskusikan implikasi.


Kesimpulan

Secara ringkas, model teoritis merupakan komponen penting dalam penelitian ilmiah yang menyediakan kerangka konseptual untuk memahami, menjelaskan, dan meramalkan fenomena melalui hubungan antar variabel. Dari definisi umum hingga definisi dalam KBBI dan menurut para ahli, kita telah melihat bahwa model teoritis berakar pada pola atau acuan berbasis teori dan variabel yang relevan. Fungsi-nya sangat beragam: dari membantu struktur penelitian, merumuskan hipotesis, mengarahkan analisis data, hingga mendukung validasi dan replikasi penelitian. Contoh-contoh penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa model teoritis memberikan fondasi yang kuat agar penelitian tidak bersifat “coba-coba” tetapi terarah dan sistematis. Bagi peneliti (terutama pemula), penyusunan model teoritis yang baik merupakan investasi penting agar penelitian menjadi kuat baik secara konseptual maupun empiris. Semoga artikel ini bermanfaat sebagai panduan dalam menyusun dan memahami model teoritis dalam penelitian Anda.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Model teoritis adalah representasi konseptual yang menggambarkan hubungan antar variabel atau konsep dalam suatu penelitian, berdasarkan landasan teori yang digunakan. Model ini menjadi acuan dalam merancang, menganalisis, dan menafsirkan hasil penelitian.

Fungsi utama model teoritis adalah memberikan kerangka pemikiran yang sistematis dalam penelitian, membantu peneliti merumuskan hipotesis, mengarahkan pengumpulan data, memudahkan analisis, serta menjelaskan dan meramalkan fenomena yang diteliti.

Contoh penerapan model teoritis dapat ditemukan pada penelitian yang menggunakan model hubungan sebab-akibat antar variabel, seperti model Delone & McLean pada penelitian sistem informasi, atau model pengetahuan-sikap-perilaku pada penelitian kesehatan dan pendidikan.

Model teoritis berfokus pada hubungan antar variabel yang didasarkan pada teori-teori tertentu, sedangkan kerangka konseptual merupakan pengembangan dari teori dan hasil penelitian sebelumnya yang menjelaskan arah hubungan antar variabel yang akan diuji.