Terakhir diperbarui: 05 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 5 November 2025). Justifikasi Teoritis: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/justifikasi-teoritis-pengertian-tujuan-dan-contohnya 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Justifikasi Teoritis: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya - SumberAjar.com

Justifikasi Teoritis: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

Pendahuluan

Dalam setiap penelitian maupun kajian ilmiah, istilah justifikasi muncul sebagai bagian penting untuk memperkuat landasan argumentasi dan pembenaran teoretis. Ketika peneliti menetapkan kerangka teori atau menjelaskan hubungan antar variabel, maka diperlukan satu bentuk penalaran yang menghubungkan teori terdahulu, konsep yang digunakan, dan fenomena yang ingin dijelaskan. Khususnya, ketika kita berbicara mengenai justifikasi teoritis, maka aspek pembenaran teoretis menjadi sangat krusial,yakni bagaimana suatu penelitian atau argumen dibentuk dan didukung oleh teori-teori dan penelitian sebelumnya agar memiliki legitimasi ilmiah.
Dalam artikel ini akan dibahas secara komprehensif: pertama, definisi justifikasi teoritis dari berbagai perspektif (umum, KBBI, serta menurut para ahli). Kedua, dibahas tujuan dari justifikasi teoritis. Ketiga, diberikan contoh konkret penerapan justifikasi teoritis dalam penelitian. Akhirnya, disimpulkan makna penting dari justifikasi teoritis dalam konteks penelitian maupun aplikasi ilmiah.

Definisi Justifikasi Teoritis

Definisi Justifikasi Teoritis Secara Umum

Secara sederhana, justifikasi dapat dipahami sebagai proses memberikan alasan atau pembenaran atas suatu hal sehingga dapat diterima secara rasional atau ilmiah. Dalam konteks penelitian, justifikasi teoritis berarti pembenaran yang didasarkan pada teori-teori yang ada, literatur terdahulu, atau argumentasi ilmiah yang logis. Sebagai contoh, menurut artikel yang mengulas konsep justifikasi: “Justifikasi teoritis, merupakan pembuktian secara teoritis dari teori-teori yang ada pada penelitian terdahulu atau dari pakar-pakar tertentu.” [Lihat sumber Disini - detik.com]
Dengan demikian, justifikasi teoritis bukan sekadar menyebut literatur, melainkan menghubungkan teori dengan studi yang dilakukan, menunjukkan mengapa teori tersebut relevan, dan bagaimana ia mendasari kerangka penelitian.

Definisi Justifikasi Teoritis dalam KBBI

Untuk definisi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kita perlu melihat entri “justifikasi” terlebih dahulu. Dalam KBBI “justifikasi” diartikan sebagai “pembenaran atau pertanggungjawaban terhadap suatu hal”. Meskipun KBBI tidak secara spesifik membedakan “justifikasi teoritis”, namun pengertian umum justifikasi di KBBI memberikan dasar bahwa justifikasi teoritis berarti pembenaran yang bersifat teoritis bagi suatu argumen atau penelitian.
Dengan demikian, definisi dalam KBBI mendukung pemahaman bahwa justifikasi teoritis adalah pembenaran yang sifatnya konseptual atau teoritis,yakni bukan pembenaran praktis langsung tetapi pembenaran melalui kerangka teoretis.

Definisi Justifikasi Teoritis Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pendapat ahli terkait justifikasi teoritis:

  1. Menurut De Villiers (2002) sebagaimana dikutip dalam penelitian Yanto (2025), justifikasi adalah “suatu proses dalam menjelaskan dan memverifikasi pengetahuan tertentu secara sistematis berdasarkan ide, definisi, dan sifat-sifat yang berlaku”. [Lihat sumber Disini - ejournal.unesa.ac.id]
  2. Menurut Bordie (2010) sebagaimana dikutip sama, justifikasi adalah aktivitas yang memperkuat klaim/keterangan dengan argumentasi berdasarkan kerangka teori. [Lihat sumber Disini - ejournal.unesa.ac.id]
  3. Menurut Dreyfus & Kidron dalam penelitian Maizzatul Jannah (2022), justifikasi merupakan proses yang tidak hanya membuktikan kebenaran formal suatu pernyataan tetapi juga melakukan verifikasi kontekstual terhadap pemahaman dan interpretasi. [Lihat sumber Disini - digilib.uinsa.ac.id]
  4. Menurut artikel “Mengenal Pengertian Justifikasi…” yang diterbitkan di Detik, justifikasi teoritis disebut sebagai “pembuktian secara teoritis dari teori-teori yang ada pada penelitian terdahulu atau dari pakar-pakar tertentu.” [Lihat sumber Disini - detik.com]

Dengan menggabungkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dirumuskan definisi operasional: Justifikasi teoritis adalah proses pemberian alasan atau bukti konseptual dengan merujuk pada teori, literatur terdahulu, dan kerangka ilmiah yang relevan, dengan tujuan memperkuat argumentasi atau kerangka penelitian agar memiliki dasar teoretis yang kuat.

Tujuan Justifikasi Teoritis

Setelah kita memahami definisinya, penting untuk menguraikan mengapa justifikasi teoritis perlu dilakukan dalam penelitian atau kajian ilmiah. Berikut beberapa tujuan penting dari justifikasi teoritis:

  1. Membangun landasan teori yang relevan
    Justifikasi teoritis membantu peneliti memilih dan merumuskan teori-yang relevan dengan fenomena yang diteliti. Dengan demikian, penelitian tidak berdiri sendiri tanpa kerangka ilmiah, melainkan memiliki pijakan yang jelas dalam literatur yang ada.
  2. Menunjukkan keterkaitan antar variabel atau konsep
    Dalam banyak penelitian kuantitatif atau kualitatif, terdapat variabel yang saling berhubungan. Justifikasi teoritis menjelaskan mengapa variabel-variabel tersebut diasumsikan saling mempengaruhi berdasarkan teori-teori terdahulu atau logika ilmiah. Contoh: dalam penelitian yang mempergunakan model SEM, disebutkan “syarat utama menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori.” [Lihat sumber Disini - ejournal.uncm.ac.id]
  3. Memvalidasi proposisi atau hipotesis penelitian
    Justifikasi teoritis juga berfungsi sebagai pembenaran bahwa hipotesis atau pertanyaan penelitian logis untuk diuji. Dengan demikian, pembaca dapat memahami bahwa penelitian bukan sekadar eksperimen acak, tetapi memiliki landasan argumentatif: “mengapa variabel ini dihubungkan dengan variabel itu”.
  4. Menunjukkan novelty atau gap penelitian
    Dengan melakukan justifikasi teoritis, peneliti dapat menunjukkan dimana kajian terdahulu belum menjangkau, atau bagaimana penelitian ini memperluas atau mengisi kekosongan teori. Hal ini meningkatkan daya kontribusi penelitian ke ranah ilmu pengetahuan.
  5. Meningkatkan kredibilitas dan keilmiahan penelitian
    Penelitian yang memiliki justifikasi teoritis yang kuat akan lebih meyakinkan pembaca, penguji, maupun stakeholder bahwa penelitian tersebut dipersiapkan secara sistematis, bukan hanya berdasarkan intuisi atau pengalaman saja.
  6. Membantu interpretasi hasil
    Setelah penelitian selesai, hasil yang diperoleh dapat dibandingkan dengan kerangka teoritis yang sudah di-justifikasi sebelumnya. Dengan demikian, peneliti lebih mudah melakukan pembahasan hasil dalam konteks literatur dan teori.

Dengan demikian, justifikasi teoritis bukanlah sekadar formalitas, tetapi merupakan bagian esensial dari metodologi penelitian yang menunjukkan bahwa penelitian memiliki pondasi ilmiah yang tepat.

Contoh Justifikasi Teoritis

Agar lebih konkret bro, berikut beberapa contoh penerapan justifikasi teoritis dalam penelitian atau kajian ilmiah:

Contoh 1: Penelitian pendidikan matematika
Dalam artikel di jurnal MATHEdunesa (2025) tertulis bahwa: “Justifikasi merupakan suatu proses dalam menjelaskan dan memverifikasi pengetahuan tertentu secara sistematis berdasarkan ide, definisi, dan sifat-sifat yang berlaku.” [Lihat sumber Disini - ejournal.unesa.ac.id]
Misalnya, peneliti menggunakan teori pembelajaran konstruktivisme untuk menjelaskan mengapa siswa bisa membuat penalaran matematis lebih baik bila diberikan tugas terbuka. Justifikasi teori di sini akan menjelaskan bahwa konstruktivisme menggunakan skema aktif siswa membangun pengetahuan, sehingga relevan dengan variabel “tugas terbuka” dan “penalaran matematis”.

Contoh 2: Penelitian manajemen stres dan kinerja
Dalam jurnal yang diterbitkan 2023: “Justifikasi teori dan hasil observasi dari fenomena lapangan serta dari beberapa justifikasi hasil penelitian terdahulu …” [Lihat sumber Disini - journalmab.ulm.ac.id]
Dalam penelitian ini, peneliti menghubungkan beban kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan. Justifikasi teoritis bisa menggunakan teori stres kerja (job-demand resource model) untuk menjelaskan mengapa beban kerja tinggi berdampak negatif pada kinerja melalui mekanisme stres psikologis.

Contoh 3: Penelitian hukum normatif
Dalam artikel metodologi penelitian hukum disebutkan bahwa tujuan penelitian hukum normatif – yang juga memerlukan justifikasi teori – adalah agar peneliti dapat menyelesaikan persoalan atau membuat keputusan berdasar hukum positif dan doktrin. [Lihat sumber Disini - ejournal2.undip.ac.id]
Contoh: peneliti ingin meneliti kebijakan kriminalisasi hak cipta. Justifikasi teoritis akan mencakup teori liberal-individualistik dan teori moral sebagai basis mengapa pelanggaran hak cipta dapat dikriminalisasikan. [Lihat sumber Disini - journal.uii.ac.id]

Contoh 4: Penelitian menggunakan SEM (Structural Equation Modeling)
Dalam teknik analisis data kuantitatif disebutkan bahwa “diagram jalur … berdasarkan justifikasi teori.” [Lihat sumber Disini - ejournal.uncm.ac.id]
Jadi dalam penelitian yang menggunakan SEM, peneliti harus mengonstruksikan model berbasis kerangka teoritis yang kemudian diuji secara empiris,ini adalah bentuk implementasi justifikasi teoritis.

It penting untuk diingat bahwa justifikasi teoritis bukan hanya mencantumkan kutipan teori secara acak. Melainkan harus menghubungkan teori dengan konstruk/variabel penelitian, menyatakan alasan mengapa teori tersebut relevan, dan menunjukkan bagaimana penelitian menggunakan teori itu sebagai landasan utama.

Kesimpulan

Justifikasi teoritis memiliki peran yang sangat strategis dalam penelitian ilmiah. Dimulai dari pengertian , bahwa ia adalah proses pemberian alasan atau pembenaran konseptual berdasarkan teori dan literatur sebelumnya , hingga tujuan utamanya seperti membangun landasan teori, memvalidasi proposisi, menunjukkan gap penelitian, meningkatkan kredibilitas, dan memfasilitasi interpretasi hasil penelitian. Beberapa contoh penerapan telah menunjukkan bagaimana justifikasi teoritis diterapkan dalam berbagai bidang penelitian, mulai dari pendidikan, manajemen, hukum hingga kuantitatif menggunakan SEM.

Dengan demikian, ketika peneliti atau penulis kajian menggunakan justifikasi teoritis secara baik dan sistematis, maka penelitian atau tulisan tersebut akan memiliki kekuatan argumentatif yang lebih tinggi, relevansi ilmiah yang jelas, serta kontribusi yang lebih signifikan terhadap pengembangan ilmu. Maka dari itu, sebagai peneliti ataupun penulis, penting untuk meluangkan waktu mengembangkan bagian justifikasi teoritis dengan matang

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Justifikasi teoritis adalah proses pembenaran ilmiah yang didasarkan pada teori dan literatur untuk memperkuat kerangka atau argumen penelitian. Tujuannya agar penelitian memiliki dasar konseptual yang kuat dan relevan.

Tujuan justifikasi teoritis antara lain adalah membangun landasan teori yang relevan, menjelaskan hubungan antar variabel, memvalidasi hipotesis, serta meningkatkan kredibilitas dan keilmiahan penelitian.

Justifikasi teoritis penting karena menjadi dasar ilmiah dari penelitian. Tanpa justifikasi teori yang kuat, penelitian bisa dianggap tidak memiliki arah yang jelas atau tidak berdasar pada kerangka ilmiah yang sahih.

Contoh penerapan justifikasi teoritis misalnya saat peneliti menggunakan teori konstruktivisme untuk menjelaskan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran berbasis proyek. Teori tersebut dijadikan dasar konseptual untuk membenarkan hubungan antar variabel penelitian.

Justifikasi teoritis berfokus pada pembenaran berbasis teori dan konsep ilmiah, sedangkan justifikasi empiris didasarkan pada data, hasil observasi, atau temuan lapangan yang mendukung argumen penelitian.