Terakhir diperbarui: 06 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 6 November 2025). Qualitative Interview: Pengertian, Jenis, dan Contoh Penerapan. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/qualitative-interview-pengertian-jenis-dan-contoh-penerapan 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Qualitative Interview: Pengertian, Jenis, dan Contoh Penerapan - SumberAjar.com

Qualitative Interview: Pengertian, Jenis, dan Contoh Penerapan

Pendahuluan

Metode wawancara kualitatif atau yang sering disebut qualitative interview merupakan salah satu teknik pokok dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian sosial, pendidikan, ilmu kesehatan, maupun ilmu humaniora lainnya, wawancara digunakan untuk menggali secara mendalam pengalaman manusia, makna, persepsi, dan interaksi sosial yang tidak dapat ditangkap hanya dengan angka atau survei terstruktur. Melalui wawancara kualitatif peneliti berupaya memahami “bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena terjadi dari perspektif partisipan atau informan. Pada artikel ini akan dibahas secara komprehensif tentang pengertian qualitative interview, jenis-jenisnya, serta contoh penerapan dalam penelitian agar memberikan pemahaman yang kuat bagi pembaca yang berminat melakukan riset kualitatif.

Definisi Qualitative Interview

Definisi Qualitative Interview Secara Umum

Secara umum, qualitative interview dapat dipahami sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan atau interaksi tatap muka (atau melalui media apabila tatap muka tidak memungkinkan) antara peneliti dan informan dengan tujuan memperoleh informasi berupa narasi, pengalaman, persepsi, atau pemahaman subjektif yang mendalam. Misalnya, dalam satu penelitian disebut bahwa wawancara merupakan metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan, karena memungkinkan peneliti menggali persepsi dan pengalaman partisipan secara detail. [Lihat sumber Disini - jicnusantara.com] Wawancara kualitatif berbeda dengan survei tertutup karena bersifat fleksibel, adaptif terhadap jawaban informan, dan memungkinkan terjadinya penelusuran lanjutan (probing) terhadap jawaban-jawaban mereka.

Definisi Qualitative Interview dalam KBBI

Untuk melihat makna kata secara lexical, kita perlu mengurai dua komponen: “wawancara” dan “kualitatif”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kata kualitatif berarti “berdasarkan mutu” (contoh: pembangunan pendidikan harus memperhatikan baik segi kualitatif maupun segi kuantitatifnya). [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id] Kata “wawancara” menurut sumber umum (tidak spesifik KBBI) dijelaskan sebagai tanya-jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. [Lihat sumber Disini - kumparan.com] Maka, secara tersusun, qualitative interview dalam terminologi bahasa Indonesia dapat ditafsirkan sebagai: wawancara yang berfokus pada kualitas (mutu) dari informasi,yakni pengalaman, persepsi, dan makna,bukan sekadar kuantitas atau angka. Dengan demikian, KBBI membantu kita memahami kata dasar dan sifatnya, meskipun untuk definisi penuh wawancara kualitatif diperlukan referensi ilmiah lebih lanjut.

Definisi Qualitative Interview Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi dari para ahli yang relevan dalam konteks wawancara kualitatif:

  1. Lexy J. Moleong (dalam literatur umum) menyebutkan bahwa wawancara adalah “percakapan dengan maksud-maksud tertentu”; yang dalam konteks penelitian berarti peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. [Lihat sumber Disini - kumparan.com]
  2. Dalam kajian oleh R. Indah yang memuat artikel “Qualitative Interview with Sensitive …” disebut bahwa wawancara adalah metode pengumpulan data yang paling mendasar dalam penelitian kualitatif karena digunakan untuk mengeksplorasi persepsi dan/atau pengalaman hidup partisipan. [Lihat sumber Disini - journal.ugm.ac.id]
  3. Menurut artikel yang dipublikasikan di jurnal “Jenis-Jenis Metode Pengumpulan Data (Qualitative …)” disebut bahwa wawancara mendalam (in-depth interview) merupakan salah satu jenis utama dari wawancara dalam penelitian kualitatif yang bertujuan menggali informasi secara mendalam dengan keterlibatan langsung peneliti dalam kehidupan informan. [Lihat sumber Disini - jptam.org]
  4. Lebih lanjut, dalam kajian “Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian: Strategi, Tahapan, …” dijelaskan bahwa penelitian kualitatif memberikan ruang bagi peneliti untuk mengumpulkan data yang kaya dan beragam melalui teknik seperti wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. [Lihat sumber Disini - jurnal.kopusindo.com]

Dari definisi-ahli tersebut dapat dirumuskan bahwa qualitative interview adalah proses interaktif yang sistematis di mana peneliti mengajukan pertanyaan terbuka dan mendorong narasi dari informan guna memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap fenomena sosial, budaya, atau perilaku manusia dalam konteks alami mereka.

Jenis-Jenis Qualitative Interview

Dalam praktik penelitian kualitatif, terdapat beberapa jenis wawancara yang umum digunakan. Berikut ini ulasan jenis-jenisnya beserta karakteristik masing-masing.

  1. Wawancara Tidak Berstruktur (Unstructured Interview)
    Jenis ini paling fleksibel, peneliti mungkin hanya membawa daftar topik atau kata kunci untuk dibahas, tetapi urutan dan pertanyaan spesifik tidak ditetapkan secara kaku. Peneliti mengikuti alur narasi informan dan melakukan probing sesuai respons yang muncul. Sebagai contoh: > “Ceritakan pengalaman Anda tentang …” dan lalu peneliti menindaklanjuti pertanyaan sesuai jawaban. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com] Kelebihan: sangat cocok untuk eksplorasi awal, untuk memperoleh data yang sangat kaya dan tak terbatas oleh struktur. Kekurangan: memerlukan waktu banyak, sulit dibandingkan antar informan, dan memerlukan ketrampilan peneliti tinggi.
  2. Wawancara Semi-Berstruktur (Semi-structured Interview)
    Wawancara ini berada di tengah antara struktur penuh dan bebas. Peneliti membawa pedoman wawancara (list pertanyaan atau tema) namun urutan, cara dan follow-up dapat disesuaikan dengan jawaban informan. Sebagai referensi: dalam artikel disebut bahwa “wawancara semi berstruktur: interviewer telah mempersiapkan daftar pertanyaan … tetapi urutan pengajuan pertanyaan-pertanyaan tersebut bersifat fleksibel karena bergantung pada respons dan arah pembicaraan.” [Lihat sumber Disini - ejournal-nipamof.id] Kelebihan: kombinasi antara fleksibilitas dan struktur,memudahkan membandingkan antar informan sambil tetap memungkinkan eksplorasi. Kekurangan: membutuhkan persiapan pertanyaan yang baik dan ketrampilan memoderasi wawancara.
  3. Wawancara Terstruktur (Structured Interview)
    Jenis ini paling terarah, mirip survei tetapi dilakukan tatap muka atau dengan format wawancara langsung. Peneliti menggunakan daftar pertanyaan yang telah distandarisasi, urutannya tetap, dan skala jawaban seringkali sudah ditentukan. Dalam literatur kualitatif, jenis terstruktur jarang digunakan karena kurang fleksibel untuk menggali pengalaman mendalam. Namun tetap disebut sebagai salah satu opsi ketika diperlukan keandalan dan perbandingan antar informan yang tinggi. [Lihat sumber Disini - journals.itb.ac.id]
  4. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)
    Jenis ini sering dikategorikan sebagai variasi dari wawancara tidak berstruktur atau semi-struktur, namun fokus utamanya adalah menggali pengalaman, persepsi, dan makna secara mendalam dan intensif. Dalam kajian disebut bahwa “wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu peneliti berusaha menggali informasi secara mendalam dengan terlibat langsung dalam kehidupan informan dan tanya-jawab secara bebas.” [Lihat sumber Disini - jptam.org]
  5. Wawancara Panel atau Kelompok (Focus Group Interview) [Opsional]
    Walaupun bukan klasik “interview satu-satu”, wawancara kelompok atau diskusi terfokus juga sering digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggali interaksi sosial dan perspektif bersama. Namun dalam fokus artikel ini kita akan memusatkan pada wawancara individu.

Sebagai rangkuman: jenis wawancara kualitatif dapat dipilih berdasarkan tujuan penelitian: apakah untuk eksplorasi awal (tidak berstruktur), untuk memahami dengan sedikit perbandingan antar informan (semi-struktur), untuk kebutuhan yang sangat sistematis (terstruktur), atau untuk menggali makna mendalam (in-depth).

Contoh Penerapan Qualitative Interview

Berikut beberapa skenario konkret bagaimana wawancara kualitatif diterapkan dalam riset, khususnya di Indonesia:

  • Contoh penelitian oleh R. Indah (2021) dalam studi “Qualitative Interview with Sensitive …” melakukan wawancara terhadap 21 peserta terdampak bencana di Aceh untuk mengeksplorasi pengalaman trauma dan pendidikan kedokteran. Dalam pelaksanaannya, wawancara digunakan untuk menggali persepsi, reaksi emosional partisipan, dan bagaimana peneliti mengelola dilema etis dalam wawancara sensitif. [Lihat sumber Disini - journal.ugm.ac.id]
  • Contoh lain: dalam artikel “Jenis-Jenis Metode Pengumpulan Data (Qualitative …)” yang diterbitkan 2024/2025, disebut bahwa untuk penelitian akuntansi, wawancara mendalam digunakan terhadap manajer keuangan di perusahaan untuk mengungkap bagaimana keputusan akuntansi dipengaruhi oleh nilai pribadi dan budaya organisasi. [Lihat sumber Disini - ejournal.areai.or.id]
  • Penelitian pengabdian masyarakat “Optimalisasi Teknik Wawancara Dalam Penelitian Field Research” (2024) melakukan pelatihan teknik wawancara terhadap mahasiswa di Lapas Pemuda Tangerang guna meningkatkan keterampilan wawancara lapangan dalam penelitian kualitatif. Wawancara di sini digunakan sebagai bagian dari metode pengumpulan data untuk eksplorasi sosial. [Lihat sumber Disini - jurnal.stkipkusumanegara.ac.id]

Dari contoh-contoh tersebut dapat diobservasi bahwa wawancara kualitatif seringkali melibatkan: (a) pemilihan informan yang relevan dan kontekstual, (b) penggunaan pertanyaan terbuka, (c) pelaksanaan yang fleksibel dan adaptif terhadap kondisi lapangan, (d) analisis naratif/kualitatif terhadap hasil wawancara (misalnya melalui koding, tematik).

Sebagai ilustrasi praktis: seorang peneliti pendidikan ingin mengetahui bagaimana guru mengalami perubahan pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Ia memilih 8 guru sebagai informan, melakukan wawancara semi-struktur dengan pedoman tema “pengalaman guru”, “tantangan”, “strategi adaptasi”, dan menindaklanjuti jawaban dengan probing seperti “Bisakah Anda ceritakan momen ketika …”, “Apa yang Anda rasakan ketika …”. Setelah wawancara selesai, peneliti mentranskripsinya, melakukan koding untuk kategori tema, lalu menyajikan hasil sebagai narasi dan kutipan langsung informan.

Kesimpulan

Wawancara kualitatif (qualitative interview) adalah teknik pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian yang bertujuan memahami fenomena sosial dari perspektif manusia secara mendalam. Definisi secara umum menekankan aspek narasi dan pengalaman, definisi menurut KBBI membantu kita memahami aspek “kualitatif” sebagai mutu bukan angka, dan para ahli memberikan definisi yang menguatkan bahwa wawancara adalah interaksi sistematis yang bertujuan memperoleh makna. Jenis-jenis wawancara mulai dari tidak berstruktur hingga semi-struktur, terstruktur, dan in-depth bisa dipilih sesuai tujuan penelitian. Penerapan nyata di lapangan menunjukkan bahwa wawancara kualitatif mampu menggali data kaya tentang persepsi, pengalaman, dan makna yang sulit dijangkau dengan metode kuantitatif. Bagi siapa saja yang akan melakukan penelitian kualitatif, pemahaman yang matang terhadap jenis wawancara, persiapan pedoman, ketrampilan pewawancara, dan proses analisis sangat krusial. Semoga artikel ini membantu pembaca dalam memahami dan siap menerapkan wawancara kualitatif dalam risetnya.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Qualitative interview adalah metode wawancara dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk menggali pengalaman, makna, dan pandangan partisipan secara mendalam melalui percakapan terbuka antara peneliti dan informan.

Jenis wawancara kualitatif meliputi wawancara tidak berstruktur, semi-berstruktur, terstruktur, dan wawancara mendalam (in-depth interview). Masing-masing memiliki tingkat fleksibilitas yang berbeda sesuai tujuan penelitian.

Tujuan utama penggunaan qualitative interview adalah untuk memahami fenomena sosial, budaya, atau perilaku manusia secara mendalam dari perspektif individu yang terlibat, bukan sekadar mengumpulkan data numerik.

Contoh penerapan qualitative interview dapat ditemukan dalam penelitian pendidikan, sosial, atau kesehatan, misalnya ketika peneliti mewawancarai guru, pasien, atau masyarakat untuk memahami pengalaman dan persepsi mereka terhadap suatu peristiwa.

Perbedaannya terletak pada tujuan dan bentuk datanya. Wawancara kualitatif menekankan kedalaman makna dan konteks, sedangkan wawancara kuantitatif berfokus pada pengukuran dan data numerik yang dapat diolah secara statistik.