Wawancara Mendalam: Ciri, Fungsi, dan Contoh
Pendahuluan
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang lazim digunakan dalam penelitian sosial, psikologi, komunikasi, dan pendidikan. Di antara berbagai jenis wawancara, bentuk yang semakin mendapatkan perhatian adalah wawancara mendalam, karena kemampuannya menggali perspektif, makna, pengalaman, motivasi, dan persepsi dari informan dengan cara yang lebih terbuka dan komprehensif. Artikel ini akan mengupas secara menyeluruh tentang wawancara mendalam: bagaimana definisinya (secara umum, menurut KBBI, menurut para ahli), kemudian ciri-ciri, fungsi, dan contoh penerapannya dalam penelitian atau praktik. Pemahaman yang lebih mendalam diharapkan dapat membantu peneliti atau praktisi untuk merancang dan melaksanakan proses wawancara yang efektif dan valid.
Definisi Wawancara Mendalam
Definisi Wawancara Mendalam Secara Umum
Secara umum, wawancara mendalam dikenal sebagai suatu bentuk wawancara di mana pewawancara (interviewer) melakukan tanya-jawab secara langsung dengan informan (interviewee) untuk memperoleh data atau keterangan yang mendalam tentang suatu fenomena, topik atau persoalan tertentu. Dalam wawancara ini, pertanyaan terbuka dan dialog yang fleksibel sering digunakan agar informan dapat mengungkapkan pandangan, pengalaman, nilai, dan persepsi secara leluasa. Sebagai contoh, sebuah artikel menyebut bahwa wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab sambil bertatap muka, dengan atau tanpa pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. [Lihat sumber Disini - qmc.binus.ac.id]
Metode ini memungkinkan pewawancara untuk menggali lebih jauh “mengapa” dan “bagaimana” di balik jawaban informan, bukan sekadar “apa” saja.
Definisi Wawancara Mendalam dalam KBBI
Menurut Pusat Bahasa / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), “wawancara” didefinisikan sebagai percakapan tatap muka secara langsung antara pewawancara dan orang yang diwawancarai untuk memperoleh keterangan. (Lihat: [Lihat sumber Disini - kbbi.kemdikbud.go.id])
Sementara “mendalam” sendiri berarti “yakni secara dalam; intensif; secara rinci dan teliti”. Jadi, secara harfiah, “wawancara mendalam” dapat diartikan sebagai “wawancara yang dilakukan secara rinci dan teliti untuk memperoleh keterangan secara mendalam”.
Sayangnya, KBBI tidak secara khusus mencantumkan definisi “wawancara mendalam” sebagai istilah teknis penelitian, namun unsur-unsur tersebut (wawancara + mendalam) sudah mencerminkan makna dasar yang kemudian dikembangkan dalam metodologi penelitian.
Definisi Wawancara Mendalam Menurut Para Ahli
Beberapa ahli telah memberikan definisi spesifik terkait wawancara mendalam sebagai bagian dari penelitian kualitatif. Berikut beberapa di antaranya:
- Lexy J. Moleong mengemukakan bahwa wawancara mendalam adalah proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan fokus penelitian. [Lihat sumber Disini - qmc.binus.ac.id]
- Kriyantono menyebut bahwa wawancara mendalam (depth interview) atau intensive interview merupakan suatu cara mengumpulkan data dan informasi yang dilaksanakan dengan tatap muka agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.[Lihat sumber Disini - kc.umn.ac.id]
- Imami Nur Rachmawati dalam artikelnya menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah jenis wawancara yang memungkinkan penggalian jawaban yang sangat rinci dan lebih panjang karena pewawancara dan informan tidak dibatasi oleh pertanyaan yang sangat terstruktur. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- A. Rahmawati (2024) menyebut bahwa wawancara adalah komunikasi antara dua pihak atau lebih yang bisa dilakukan tatap muka dengan tujuan mendapatkan informasi yang mendalam, di mana pewawancara harus mampu menggali, memahami latar belakang, karakter narasumber, dan kondisi yang kondusif. [Lihat sumber Disini - jurnal.stkipkusumanegara.ac.id]
Dari definisi-ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara mendalam memiliki karakteristik utama: penggunaan pertanyaan terbuka, konteks interaksi yang relatif fleksibel dan intim, keterlibatan pewawancara dalam membangun rapport, dan fokus pada makna, pengalaman, persepsi atau motivasi informan.
Ciri-Ciri, Fungsi, dan Contoh Wawancara Mendalam
Ciri-Ciri Wawancara Mendalam
Berdasarkan literatur penelitian kualitatif dan metodologi wawancara, berikut beberapa ciri khas dari wawancara mendalam:
- Pertanyaan terbuka, Pewawancara menggunakan pertanyaan yang memungkinkan respons panjang dan reflektif, bukan hanya “ya/tidak”. [Lihat sumber Disini - ejurnal.univamedan.ac.id]
- Struktur wawancara yang fleksibel atau semi-terstruktur, Meski kadang memakai pedoman, urutan dan pertanyaan bisa berkembang sesuai dengan alur jawaban informan. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- Relasi yang lebih akrab dan kondusif, Pewawancara berusaha menciptakan suasana yang nyaman agar informan terbuka mengungkapkan pikiran dan perasaan. [Lihat sumber Disini - qmc.binus.ac.id]
- Durasi yang relatif lebih lama, Karena tujuan untuk menggali mendalam, durasi wawancara bisa lebih panjang dari wawancara biasa. [Lihat sumber Disini - qmc.binus.ac.id]
- Fokus pada proses dan makna subjektif, Bukan hanya jawaban faktual, tetapi bagaimana informan memberi makna terhadap pengalaman atau fenomena yang diteliti. [Lihat sumber Disini - osf.io]
- Pemilihan informan yang purposive, Biasanya narasumber dipilih secara sengaja karena dapat memberikan insight yang mendalam. [Lihat sumber Disini - kc.umn.ac.id]
- Analisis data cenderung induktif, Data dikumpulkan, kemudian tema-tema muncul dari data, bukan hanya diuji hipotesis sebelumnya. [Lihat sumber Disini - tahtamedia.co.id]
Fungsi Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam memiliki sejumlah fungsi penting dalam penelitian maupun praktik sosial. Beberapa fungsi utama antara lain:
- Menggali pengalaman, persepsi, motivasi, dan nilai informan secara rinci yang sulit diperoleh melalui kuesioner atau wawancara terstruktur.
- Menjelaskan konteks dan makna di balik fenomena sosial, bukan sekadar mengukur aspek secara kuantitatif. Misalnya, mengetahui “mengapa” seseorang memilih suatu tindakan, bagaimana mereka memaknai suatu pengalaman.
- Membuka ruang bagi narasi individu untuk berbicara dengan leluasa, yang bisa menghasilkan data kaya (thick description) yang berguna untuk memahami kompleksitas fenomena.
- Menjadi metode utama dalam penelitian kualitatif terutama ketika isu yang diteliti bersifat sensitif, kompleks, atau belum banyak dipahami secara sebelumnya. Sebagai contoh, artikel menyebut bahwa wawancara mendalam sangat cocok untuk topik/pembahasan masalah yang bersifat kompleks atau sangat sensitif. [Lihat sumber Disini - qmc.binus.ac.id]
- Memfasilitasi triangulasi data, wawancara mendalam dapat dikombinasikan dengan observasi, dokumen atau teknik lain untuk memperkuat validitas temuan.
Contoh Penerapan Wawancara Mendalam
Berikut beberapa contoh nyata penerapan wawancara mendalam:
- Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal “KOMPUTA : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika” (2023) oleh Mazaya, wawancara mendalam digunakan untuk mendapatkan kebutuhan dan isu pengguna terkait platform musik berbasis mobile, dengan durasi sekitar 30 menit dan pertanyaan terbuka untuk menggali pengalaman pengguna. [Lihat sumber Disini - ojs.unikom.ac.id]
- Dalam penelitian “Optimalisasi Teknik Wawancara Dalam Penelitian Field Research” (2024) oleh Rahmawati, mahasiswa lapas diwawancara secara mendalam untuk memahami hambatan dan pengalaman mereka dalam penyusunan skripsi penelitian kualitatif, dengan perhatian khusus pada kondisi narasumber, persiapan pewawancara, dan konteks wawancara. [Lihat sumber Disini - jurnal.stkipkusumanegara.ac.id]
- Dalam aplikasi penelitian pendidikan atau sosial, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan satu atau dua informan kunci (purposive) untuk memperoleh gambaran latar belakang, alasan, nilai-nilai, dan motivasi mereka dalam fenomena tertentu (misalnya guru yang menerapkan metode baru, siswa dengan pengalaman khusus), seperti yang dipaparkan oleh Kriyantono (2020) bahwa dalam riset kualitatif, wawancara mendalam memungkinkan memperoleh data lengkap dan mendalam dari informan yang telah ditentukan. [Lihat sumber Disini - kc.umn.ac.id]
Contoh Struktur Pembahasan: Ciri, Fungsi, dan Contoh Wawancara Mendalam
Ciri Wawancara Mendalam
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ciri-ciri utama wawancara mendalam meliputi fleksibilitas struktur, penggunaan pertanyaan terbuka, durasi cukup, pemilihan narasumber yang relevan, dan fokus pada makna subjektif. Lebih detailnya:
- Banyak peneliti menyebut bahwa pewawancara menggunakan probes (pertanyaan penggalian) ketika jawaban informan masih dangkal atau kurang lengkap. Contoh: pengulangan pertanyaan “bisakah Anda ceritakan lebih lanjut…?” atau “apa yang Anda rasakan ketika…?”. [Lihat sumber Disini - qmc.binus.ac.id]
- Suasana wawancara dibuat sedemikian rupa agar informan merasa nyaman dan bebas berbicara; pewawancara menghindari nada menggurui, memberikan ruang bagi informan, menghargai kejujuran dan kerahasiaan. [Lihat sumber Disini - qmc.binus.ac.id]
- Pertanyaan tidak selalu sama antar informan, pewawancara bisa menyesuaikan urutan atau jenis pertanyaan berdasarkan respon sebelumnya agar eksplorasi makin dalam. [Lihat sumber Disini - kc.umn.ac.id]
- Informan mungkin diwawancara lebih dari sekali atau berlangsung dalam beberapa sesi apabila isu yang digali sangat kompleks. [Lihat sumber Disini - kc.umn.ac.id]
Fungsi Wawancara Mendalam
Fungsi praktis dari wawancara mendalam bisa dibagi ke dalam beberapa aspek:
- Eksplorasi fenomena baru atau kurang diketahui, ketika peneliti menghadapi topik yang belum banyak diteliti atau informan memiliki pengalaman yang unik, wawancara mendalam memungkinkan memperoleh insight yang tidak bisa diperoleh melalui instrumen standar.
- Menjelaskan konteks sosial dan psikologis, melalui wawancara mendalam, peneliti mampu memetakan bagaimana latar belakang budaya, pengalaman hidup, motivasi pribadi berinteraksi dalam membentuk persepsi informan.
- Mengungkap makna subjektif, misalnya, mengapa seorang guru memilih metode pembelajaran tertentu, bagaimana siswa memaknai kegagalan, atau mengapa pekerja migran memilih untuk pulang meski penghasilan di luar negeri lebih besar.
- Mendukung validitas hasil penelitian, karena wawancara mendalam menyediakan data yang kaya dan kontekstual, ia bisa memperkuat temuan penelitian terutama ketika digabung dengan teknik lain seperti observasi atau dokumentasi.
- Mengakomodasi isu sensitif atau personal, ketika isu yang diteliti menyangkut pengalaman pribadi, trauma, atau konteks yang memerlukan kepercayaan, wawancara mendalam memungkinkan pewawancara membangun kepercayaan agar informan bisa terbuka.
Contoh Suatu Studi Wawancara Mendalam
Sebagai gambaran, berikut sketsa bagaimana sebuah penelitian dapat menggunakan wawancara mendalam:
Peneliti ingin memahami motivasi guru sekolah menengah untuk menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek. Peneliti memilih 3 guru yang telah menerapkan metode tersebut selama lebih dari 2 tahun (purposive sampling). Wawancara dilakukan selama 60–90 menit masing-masing guru di ruang yang nyaman, dengan pertanyaan terbuka seperti: “Ceritakan bagaimana Anda mulai menerapkan metode proyek”, “Apa yang menjadi tantangan terbesar?”, “Bagaimana siswa meresponnya?”, “Bagaimana Anda memaknai keberhasilan atau kegagalan metode ini?” Selama wawancara, pewawancara melakukan probing ketika jawaban masih singkat, serta mencatat ekspresi non-verbal dan konteks latar belakang guru (misalnya kondisi sekolah, beban kerja, dukungan manajemen). Data kemudian dianalisis secara tematik induktif untuk menghasilkan kategori seperti motivasi internal, hambatan eksternal, dan efek terhadap siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi internal (misalnya keinginan meningkatkan keterlibatan siswa) lebih kuat daripada tekanan manajemen, dan bahwa hambatan terbesar adalah keterbatasan waktu dan fasilitas.
Contoh seperti ini menunjukkan bagaimana wawancara mendalam berfungsi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih kaya dibandingkan hanya menggunakan survei.
Kesimpulan
Wawancara mendalam adalah metode yang sangat berguna dalam penelitian dan praktik ketika tujuan adalah memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap pengalaman, persepsi, motivasi, dan makna subjektif informan. Dengan menggunakan pertanyaan terbuka, struktur yang fleksibel, hubungan yang kondusif antara pewawancara dan informan, serta analisis yang bersifat induktif, wawancara mendalam memungkinkan pengungkapan data yang kaya dan berlapis. Ciri-ciri seperti durasi cukup, pemilihan purposive, dan probing dalam wawancara menjadi penanda penting. Fungsi-nya pun luas: dari eksplorasi fenomena baru, pemahaman konteks sosial hingga mendukung validitas penelitian. Untuk praktisi maupun peneliti yang akan menggunakan teknik ini, penting untuk mempersiapkan pedoman wawancara secara matang, membangun suasana wawancara yang kondusif, serta melakukan analisis yang mampu menggali tema-tema esensial dari data. Dengan demikian, wawancara mendalam bisa menjadi instrumen yang efektif untuk memahami dunia manusia secara lebih rinci dan bermakna.
