Terakhir diperbarui: 12 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 12 November 2025). Saturasi Data: Pengertian, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian Kualitatif. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/saturasi-data-pengertian-fungsi-dan-contoh-dalam-penelitian-kualitatif 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Saturasi Data: Pengertian, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian Kualitatif - SumberAjar.com

Saturasi Data: Pengertian, Fungsi, dan Contoh dalam Penelitian Kualitatif

Pendahuluan

Dalam penelitian kualitatif, salah satu konsep penting yang sering dijumpai tetapi terkadang kurang dipahami secara mendalam adalah saturasi data. Konsep ini memegang peranan krusial dalam menentukan kapan pengumpulan data dapat dihentikan serta bagaimana validitas dan keandalan penelitian dapat dipertimbangkan. Meskipun terlihat sederhana, yakni “ketika data tambahan tidak lagi memberikan informasi baru”, dalam praktiknya penerapan saturasi data memerlukan pemahaman yang matang seputar konteks penelitian, teknik pengumpulan, analisis data, dan keputusan metodologis. Artikel ini bertujuan menguraikan pengertian saturasi data, fungsi-nya dalam penelitian kualitatif, serta memberikan contoh konkret penerapannya agar peneliti pemula hingga menengah dapat memahami dengan lebih jelas.

Definisi Saturasi Data

Definisi Saturasi Data Secara Umum

Saturasi data secara umum dapat diartikan sebagai titik dalam proses pengumpulan data di mana tambahan data tidak lagi menghasilkan wawasan, tema, atau kategori baru yang signifikan bagi penelitian. Sebuah artikel menjelaskan bahwa saturasi terjadi “ketika data baru yang diperoleh dari informan tambahan tidak lagi memberikan informasi yang berharga atau unik.” [Lihat sumber Disini - researchgate.net] Dalam konteks penelitian kualitatif, hal ini berarti bahwa peneliti dapat merasa cukup yakin bahwa peristiwa, fenomena, pengalaman yang diteliti telah terwakili secara memadai oleh data yang terkumpul.

Definisi Saturasi Data dalam KBBI

Mencari definisi tepat untuk “saturasi data” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ternyata tidak ditemukan secara spesifik pada kata “saturasi data”. Kata “saturasi” sendiri lebih sering digunakan dalam konteks fisika atau kimia (contoh: sup­ersaturasi larutan) dan belum diadopsi secara resmi dalam KBBI untuk konteks metodologi penelitian. [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id] Oleh karena itu, peneliti biasanya menggunakan definisi yang dijabarkan dalam literatur metodologi penelitian kualitatif.

Definisi Saturasi Data Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi dari para ahli terkait saturasi data dalam penelitian kualitatif:

  1. Menurut Merriam dan Tisdell (dalam Nurhayati, 2023), “Besarnya jumlah sampel dalam sampling purposif ditentukan oleh tingkat saturasi (kejenuhan). Maksudnya adalah bahwa pengambilan sampel akan berhenti jika tidak ada lagi informasi atau wawasan baru yang muncul dari tambahan unit sampel.” [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
  2. Menurut Carpenter & Streubert (dalam literatur fenomenologi), saturasi adalah “data telah jenuh dan bila ditambah partisipan lagi tidak memberikan informasi yang baru.” [Lihat sumber Disini - repository.ub.ac.id]
  3. Menurut Lincoln & Guba, meskipun istilah ‘saturasi’ tidak selalu digunakan secara konsisten, mereka menyebut bahwa peneliti kualitatif berhenti mengumpulkan data ketika sudah cukup “kedalaman dan keluasan informasi.” [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
  4. Menurut Satori & Komariah, dalam buku metode penelitian: “Saturasi menunjukkan bahwa data yang dideskripsikan partisipan memiliki kesamaan atau mencapai titik jenuh meskipun dilihat dari berbagai perspektif.” [Lihat sumber Disini - repository.fe.unj.ac.id]

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa saturasi data bukan sekadar angka atau jumlah partisipan semata, melainkan tanda bahwa pengumpulan data tambahan tidak lagi memberi nilai tambahan substantif kepada analisis.

Fungsi Saturasi Data dalam Penelitian Kualitatif

Fungsi utama saturasi data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Kapan Pengumpulan Data Dihentikan

Dalam penelitian kualitatif, berbeda dengan penelitian kuantitatif yang sering menggunakan rumus statistik untuk menentukan ukuran sampel, pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif lebih fleksibel dan sering ditentukan oleh kapan data mencapai saturasi. Sebagai contoh, sebuah penelitian menyebut bahwa jumlah narasumber ditentukan oleh saturasi data: “peneliti berhenti pada lima informan … karena sudah terjadi saturasi atau kejenuhan data.” [Lihat sumber Disini - repository.ub.ac.id] Ketika peneliti menyadari bahwa wawancara tambahan tidak memberi tema baru, maka proses pengumpulan dapat dihentikan secara metodologis sah.

2. Meningkatkan Validitas dan Keandalan Penelitian

Dengan mencapai saturasi, peneliti menunjukkan bahwa data yang terkumpul sudah mewakili variasi fenomena yang diteliti dan tidak hanya berdasarkan persepsi yang terbatas. Dalam artikel “Metode Penelitian Kualitatif: Validitas dan Reliabilitas Data Kualitatif” disebutkan bahwa “Saturasi data merupakan indikasi bahwa penelitian kualitatif sudah layak untuk diakhiri.” [Lihat sumber Disini - s2pendidikanbahasainggris.fbs.unesa.ac.id] Maka, pencapaian saturasi membantu memperkuat kredibilitas temuan penelitian.

3. Efisiensi Sumber Daya

Mengumpulkan data secara terus-menerus tanpa batas seringkali tidak efisien dan dapat menguras waktu serta tenaga. Dengan menggunakan saturasi sebagai indikator, peneliti dapat lebih bijak dalam menutup pengumpulan data tepat ketika sudah cukup, sehingga menghindari redundansi. Sebagai artikel lain menyebut bahwa dalam banyak penelitian, peneliti akan menambahkan informan sampai tidak ada wawasan baru muncul. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]

4. Menunjukkan Kedalaman Analisis

Saturasi juga menandakan bahwa peneliti telah melakukan analisis secara iteratif, meninjau dan membandingkan data dari berbagai narasumber hingga pola dan tema stabil dan dapat dipercaya. Proses ini menunjukkan bahwa penelitian kualitatif tidak hanya mencapai ‘cukup banyak data’ tetapi ‘cukup kedalamannya’. Sebagaimana disebut bahwa dalam pendekatan kualitatif ukuran sampel ditentukan oleh prinsip saturasi bukan ukuran besar semata. [Lihat sumber Disini - jipp.unram.ac.id]

Contoh Penggunaan Saturasi Data dalam Penelitian Kualitatif

Berikut beberapa contoh bagaimana konsep saturasi data diterapkan dalam penelitian kualitatif di Indonesia.

Contoh 1 – UMKM & Media Sosial

Pada penelitian berjudul “Analisis Kualitatif Penggunaan Media Sosial Terhadap …” jumlah narasumber ditentukan berdasarkan pencapaian saturasi data: “Jumlah narasumber … dalam penelitian ini ditentukan oleh saturasi data yang artinya data yang diperoleh sudah mewakili data penelitian, sehingga tidak perlu untuk menambah jumlah narasumber untuk diambil datanya.” [Lihat sumber Disini - repository.ub.ac.id] Peneliti menyadari bahwa setelah 15 narasumber, tambahan wawancara tidak menghasilkan informasi baru yang signifikan.

Contoh 2 – Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif

Dalam sebuah artikel yang membahas “Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dalam Konteks Sosial Humaniora” dijelaskan bahwa ukuran sampel cenderung kecil karena ukuran didasarkan pada prinsip saturasi data yaitu titik di mana pengumpulan data tambahan tidak lagi memberikan informasi baru. [Lihat sumber Disini - researchgate.net] Ini menunjukkan bahwa jumlah informan bukanlah faktor utama, melainkan kedalaman dan kekayaan data.

Contoh 3 – Penelitian Kebijakan Kualitatif

Dalam artikel “Model Penelitian Kebijakan Kualitatif ’Tohardi’” disebutkan bahwa “Saturasi Data atau Kejenuhan Data, adalah pembatas jumlah Subjek Penelitian yang diwawancarai atau yang di observasi.” [Lihat sumber Disini - jurnal.untan.ac.id] Ini menunjukkan bahwa seorang peneliti kebijakan menggunakan saturasi data sebagai pedoman untuk menghentikan pengumpulan data.

Contoh 4 – Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Dalam buku metode disebut bahwa dalam fenomenologi atau penelitian kualitatif di bidang kesehatan, jumlah informan misalnya “minimal 5-25 (Creswell, 2019)” dan bahwa pengambilan informan ditambah hingga saturasi tercapai, yaitu ketika informan tambahan tidak memberi tema atau kategori baru. [Lihat sumber Disini - repository.unjaya.ac.id]

Kesimpulan

Saturasi data adalah konsep metodologis yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Pengertiannya merujuk pada titik di mana peneliti menyadari bahwa pengumpulan data lebih lanjut tidak lagi menghasilkan wawasan atau tema baru yang signifikan. Fungsi utama saturasi adalah untuk menentukan kapan pengumpulan data dapat dihentikan secara sah, memperkuat validitas dan keandalan penelitian, mendorong efisiensi sumber daya, dan menunjukkan bahwa penelitian telah mencapai kedalaman analisis yang memadai. Contoh-contoh penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa penerapan saturasi data memang digunakan dalam praktik penelitian kualitatif, meskipun masih ada tantangan dalam menentukan secara sistematis kapan tepatnya saturasi tercapai.

Sebagai peneliti kualitatif, sangat disarankan untuk merencanakan mekanisme monitoring data secara periodik (misalnya setelah setiap 2-3 wawancara) dan mulai menganalisis data secara paralel sambil pengumpulan berlangsung agar peneliti dapat mengevaluasi kapan saturasi mulai mendekati. Hal ini akan memperkuat rencana metodologi penelitian serta memberikan argumen yang lebih kuat untuk keputusan jumlah informan.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Saturasi data adalah titik dalam penelitian kualitatif ketika peneliti tidak lagi menemukan informasi atau tema baru dari data yang dikumpulkan. Dengan kata lain, penambahan data tambahan tidak memberikan wawasan baru yang berarti terhadap analisis penelitian.

Fungsi saturasi data antara lain menentukan kapan pengumpulan data dapat dihentikan, meningkatkan validitas hasil penelitian, menghemat sumber daya penelitian, dan memastikan kedalaman analisis terhadap fenomena yang diteliti.

Peneliti dapat mengetahui data telah mencapai saturasi ketika wawancara atau observasi tambahan tidak lagi menghasilkan kategori, tema, atau informasi baru. Hal ini biasanya teridentifikasi setelah dilakukan analisis data secara paralel dengan proses pengumpulan data.

Contoh penerapan saturasi data misalnya pada penelitian kualitatif mengenai perilaku penggunaan media sosial UMKM. Ketika peneliti mewawancarai 15 informan dan hasil wawancara berikutnya tidak lagi menambah tema baru, maka proses pengumpulan data dianggap telah mencapai saturasi.

Tidak. Saturasi data tidak ditentukan oleh jumlah informan tertentu, melainkan oleh kedalaman dan kelengkapan informasi yang diperoleh. Jumlah informan bisa sedikit atau banyak, tergantung kompleksitas fenomena yang diteliti dan tingkat variasi datanya.