Terakhir diperbarui: 19 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 19 November 2025). Analisis Korelasi: Jenis dan Interpretasi. SumberAjar. Retrieved 19 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/analisis-korelasi-jenis-dan-interpretasi 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Analisis Korelasi: Jenis dan Interpretasi - SumberAjar.com

Analisis Korelasi: Jenis dan Interpretasi

Pendahuluan

Analisis korelasi merupakan salah satu metode penting dalam penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengeksplorasi dan mengukur hubungan antar variabel. Di dalam berbagai bidang ilmu, mulai dari pendidikan, psikologi, ekonomi, hingga bidang sosial lainnya, peneliti sering bertanya: “Apakah variabel X terkait dengan variabel Y?” dan “Seberapa kuat serta bagaimana arah keterkaitannya?” Analisis korelasi hadir untuk menjawab jenis pertanyaan semacam itu.

Penggunaan analisis korelasi bukan hanya sekadar mengetahui ada atau tidaknya hubungan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai arah hubungan (positif atau negatif) dan kekuatan hubungan (lemah, sedang, kuat). Interpretasi yang tepat terhadap koefisien korelasi menjadi krusial agar hasil penelitian dapat dipahami dengan benar dan tidak disalah­artikan sebagai hubungan sebab-akibat langsung.

Pada artikel ini akan dibahas secara komprehensif: definisi analisis korelasi secara umum, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), serta menurut para ahli. Selanjutnya akan diuraikan jenis-jenis korelasi yang umum digunakan beserta interpretasinya, agar pembaca memperoleh pemahaman yang holistik dan aplikatif untuk penelitian.

Definisi Analisis Korelasi

Definisi secara Umum

Analisis korelasi secara umum dapat diartikan sebagai teknik atau prosedur dalam penelitian statistik yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan, serta seberapa kuat dan bagaimana arah hubungan antara dua variabel atau lebih. Misalnya, ketika peneliti ingin mengetahui apakah semakin tinggi variabel X maka variabel Y juga semakin tinggi (hubungan positif), atau sebaliknya (hubungan negatif). Hal ini ditegaskan dalam sejumlah kajian metodologi yang menyebutkan bahwa “analisis korelasi merupakan teknik analisis data statistik untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif”. [Lihat sumber Disini - jiip.stkipyapisdompu.ac.id]

Lebih lanjut, analisis korelasi juga sering dipakai sebagai bagian dari desain penelitian survei atau penelitian non-eksperimen di mana peneliti tidak memanipulasi variabel secara langsung, melainkan melihat hubungan yang sudah ada di lapangan. [Lihat sumber Disini - publisherqu.com]

Definisi dalam KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kata korelasi didefinisikan sebagai: “hubungan timbal balik atau sebab akibat: ada korelasi yang erat antara iklim dan dunia tumbuh-tumbuhan; – lingkungan hubungan antara dua sifat kuantitatif yang disebabkan oleh lingkungan yang sama-sama mempengaruhi kedua sifat.” [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]

Dari definisi ini dapat diambil dua poin penting: (1) adanya hubungan timbal-balik atau sebab akibat antar unsur yang dikaitkan, dan (2) dalam konteks kuantitatif, korelasi mengacu pada dua sifat atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor yang sama atau saling terkait.

Definisi menurut Para Ahli

Beberapa ahli menyampaikan definisi dan pandangan mengenai korelasi sebagai berikut:

  1. Jonathan Sarwono (2011:57) menyatakan bahwa korelasi merupakan teknik analisis di dalam statistik yang termasuk teknik pengukuran asosiasi (measures of association) dan digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  2. Sukardi (2009:166) berpendapat bahwa penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan ada atau tidaknya hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  3. Sugiyono (2013) menyebut bahwa analisis korelasi adalah bagian dari ilmu statistika yang memiliki beberapa jenis, seperti korelasi Pearson, Spearman, dan lainnya. [Lihat sumber Disini - penerbitdeepublish.com]
  4. Lind Marchal Wathen (2008) menyatakan bahwa analisis korelasi adalah sekumpulan teknik untuk mengukur hubungan antara dua variabel; gagasan dasarnya adalah melaporkan hubungan antara dua variabel (X dan Y) yang mungkin positif, negatif atau non-linear. [Lihat sumber Disini - repository.dinamika.ac.id]

Dengan demikian, definisi-definisi di atas menegaskan bahwa analisis korelasi bukan sekadar menemukan bahwa “dua variabel berkaitan”, tetapi menekankan pada ukurannya (berapa kuatnya) dan arahnya (positif/negatif), serta bahwa hubungan ini bersifat kuantitatif dan seringkali dalam konteks variabel yang bisa diukur secara numerik.

Jenis dan Interpretasi Analisis Korelasi

Pada bagian ini akan dibahas beberapa jenis korelasi yang sering digunakan dalam penelitian, serta bagaimana interpretasinya agar hasil korelasi dapat diterjemahkan dengan baik.

Jenis-Jenis Korelasi

Berdasarkan literatur metodologi kuantitatif, berikut jenis-korelasi yang umum:

Selain itu terbagi pula berdasarkan teknik statistik yang digunakan, misalnya:

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interpretasi hasil analisis korelasi umumnya meliputi tiga aspek: arah hubungan, kekuatan hubungan, dan signifikansi statistik (jika dilakukan uji hipotesis).

Arah Hubungan

  • Hubungan positif: ketika meningkatnya satu variabel diikuti meningkatnya variabel lain.
  • Hubungan negatif: ketika meningkatnya satu variabel diikuti menurunnya variabel lain.
    Sebagai contoh: dalam penelitian disebutkan bahwa “hubungan antara pengelolaan pustaka dengan motivasi belajar … bernilai positif (p = 0,000 < 0,05)” yang menunjukkan bahwa semakin baik pengelolaan pustaka, semakin tinggi motivasi belajar. [Lihat sumber Disini - jurnal.uny.ac.id]

Kekuatan Hubungan

Kekuatan diukur melalui besaran koefisien korelasi (misalnya r). Makin mendekati +1 atau -1, makin kuat hubungan; jika mendekati 0, hubungan makin lemah. Sebagai gambaran:

  • Nilai r mendekati +1 (misalnya 0,80 – 1,00) → hubungan sangat kuat positif.
  • Nilai r mendekati -1 (misalnya −0,80 – −1,00) → hubungan sangat kuat negatif.
  • Nilai r sekitar 0 → hampir tidak ada hubungan linier.
    Beberapa literatur menyebut kriteria seperti: 0,00-0,19 sangat rendah, 0,20-0,39 rendah. [Lihat sumber Disini - j-innovative.org]

Signifikansi Statistik

Dalam banyak penelitian, selain melihat nilai koefisien korelasi, peneliti juga memeriksa apakah hubungan tersebut bermakna secara statistik (misalnya p-value < 0,05). Hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa sangat mungkin hubungan yang ditemukan bukan kebetulan semata dalam sampel yang digunakan. Misalnya dalam suatu penelitian: “nilai signifikansinya menunjukkan (p = 0,000 < 0,05) … hubungan positif”. [Lihat sumber Disini - jurnal.uny.ac.id]

Contoh Interpretasi dalam Konteks

Misalkan hasil analisis korelasi sederhana antara motivasi belajar (X) dan kemandirian belajar (Y) menghasilkan nilai r = 0,45 dan p < 0,05. Maka interpretasinya: ada hubungan positif sedang antara motivasi belajar dan kemandirian belajar; artinya semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa, semakin tinggi pula kemandirian belajarnya; dan karena p < 0,05 maka hubungan tersebut secara statistik signifikan. [Lihat sumber Disini - journal.iteba.ac.id]

Atau contoh lain: koefisien r = -0,30 antara variabel jumlah jam bermain video game dan nilai IPA siswa; maka hubungan negatif rendah menunjukkan bahwa semakin banyak jam bermain video game, cenderung sedikit menurunkan nilai IPA, namun efeknya rendah.

Pentingnya Pemahaman Jenis & Interpretasi

Mengapa penting memahami jenis dan interpretasi? Beberapa alasan:

  • Pilihan teknik korelasi (Pearson vs Spearman) harus sesuai dengan skala data dan asumsi statistik agar hasil valid. [Lihat sumber Disini - jurnal.uisu.ac.id]
  • Hanya karena dua variabel berkorelasi tidak berarti satu menyebabkan yang lain, korelasi ≠ kausalitas. Misalnya artikel menyebut bahwa korelasi bukan bukti sebab-akibat semata. [Lihat sumber Disini - detik.com]
  • Interpretasi yang keliru bisa menyebabkan kesimpulan penelitian yang menyesatkan. Sebagai contoh, jika koefisien r kecil namun peneliti menafsirkan sebagai “hubungan kuat”, maka implikasi praktisnya bisa salah arah.
  • Memahami bahwa ada korelasi sederhana, berganda, parsial, membantu peneliti memilih rancangan penelitian yang tepat dan mengontrol variabel yang relevan.

Kesimpulan

Analisis korelasi adalah teknik penting dalam penelitian kuantitatif yang berfungsi untuk mengukur dan menginterpretasikan hubungan antar variabel. Mulai dari definisi umum, definisi dalam KBBI, hingga definisi dari para ahli, semua menunjukkan bahwa korelasi berfokus pada arah, kekuatan, dan sifat hubungan antar variabel.

Jenis-jenis korelasi seperti sederhana, berganda, dan parsial memberikan kerangka bagi peneliti untuk memilih pendekatan yang tepat sesuai konteks penelitian. Interpretasi koefisien korelasi, dalam hal arah (positif/negatif), kekuatan, dan signifikansi, menjadi kunci agar hasil penelitian dapat dipahami dengan benar dan tidak disalah­artikan sebagai sebab-akibat langsung.

Dengan pemahaman yang baik terhadap analisis korelasi, peneliti dapat lebih bijak dalam merancang penelitian, memilih teknik analisis yang tepat, serta menarik kesimpulan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Analisis korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel, termasuk arah hubungan dan tingkat kekuatannya. Korelasi tidak menunjukkan sebab-akibat, melainkan hanya menunjukkan ada atau tidaknya keterkaitan antar variabel.

Beberapa jenis analisis korelasi meliputi korelasi Pearson, korelasi Spearman, korelasi sederhana, korelasi parsial, dan korelasi berganda. Setiap jenis digunakan sesuai karakteristik data dan tujuan penelitian.

Koefisien korelasi diinterpretasikan berdasarkan arah dan kekuatannya. Nilai positif menunjukkan hubungan searah, sedangkan nilai negatif menunjukkan hubungan berlawanan. Semakin mendekati angka 1 atau -1, semakin kuat hubungan antar variabel.

Tidak. Korelasi hanya menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel, tetapi tidak dapat membuktikan bahwa salah satu variabel menyebabkan perubahan pada variabel lainnya.

Analisis korelasi digunakan ketika peneliti ingin mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan, seberapa kuat hubungannya, serta bagaimana arah hubungan tersebut. Teknik ini sering digunakan dalam penelitian pendidikan, sosial, psikologi, ekonomi, dan kesehatan.