Terakhir diperbarui: 27 October 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 27 October 2025). Elaborasi: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penulisan Ilmiah. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/elaborasi-definisi-fungsi-dan-contoh-dalam-penulisan-ilmiah 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Elaborasi: Definisi, Fungsi, dan Contoh dalam Penulisan Ilmiah

Pendahuluan

Penulisan ilmiah merupakan salah satu bentuk komunikasi akademik yang memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam proses penulisan ilmiah, selain metodologi, argumentasi, dan pembahasan data, terdapat unsur-unsur kebahasaan dan konseptual yang perlu diperhatikan agar tulisan terbaca sebagai karya yang valid, koheren, dan bermakna. Salah satu unsur kebahasaan dan kognitif yang sering kurang disadari namun sangat menentukan kualitas sebuah karya ilmiah adalah elaborasi. Dalam konteks penulisan ilmiah, elaborasi merujuk pada proses pengembangan ide, pemaparan argumen, dan penguraian data sehingga menjadi pemahaman yang lebih mendalam dan rinci. Dengan elaborasi yang baik, sebuah tulisan ilmiah bukan sekadar menyampaikan fakta atau data, tetapi menjelaskannya dengan jelas, menyambungkannya dengan teori, dan menggali implikasi secara komprehensif. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang definisi elaborasi,secara umum, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan menurut para ahli,selanjutnya menguraikan fungsi elaborasi dalam penulisan ilmiah, kemudian memberikan contoh konkret penerapan elaborasi dalam penulisan ilmiah, dan diakhiri dengan kesimpulan. Dengan demikian, pembaca diharapkan memperoleh pemahaman yang solid mengenai peran elaborasi dan mampu menerapkannya dalam karya tulis ilmiah mereka.

Definisi Elaborasi

Definisi Elaborasi Secara Umum

Secara umum, istilah elaborasi dapat dipahami sebagai proses memperluas atau mengembangkan suatu ide, konsep, atau gagasan menjadi lebih rinci, lebih lengkap, dan lebih terperinci. Dalam arti luas, elaborasi berarti kegiatan menguraikan, menjabarkan, atau memaparkan suatu hal secara tekun dan cermat sehingga detail-detail yang awalnya tersembunyi menjadi tampak jelas. Sebagai contoh, sebuah argumen sederhana “teknologi digital mempercepat komunikasi” jika dielaborasi akan membahas bagaimana, mengapa, dalam konteks apa, dan apa implikasinya. Artikel di media menyebut bahwa “elaborasi adalah proses mengembangkan atau memperluas suatu ide, informasi, atau gagasan agar menjadi lebih rinci, jelas, dan mendalam”. [Lihat sumber Disini]

Dalam tulisan ilmiah, elaborasi ini sangat penting,karena penulis tidak cukup hanya menyebutkan fakta atau data, tetapi harus menjelaskan latar belakang, mekanisme, implikasi, keterkaitan dengan teori, dan sebagainya. Dengan demikian, pembaca memperoleh pemahaman yang kaya dan bukan sekedar informasi dangkal.

Definisi Elaborasi dalam KBBI

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), elaborasi memiliki pengertian sebagai “penggarapan secara tekun dan cermat”. Sebuah kajian menyebut bahwa “strategi elaborasi pembelajaran menurut KBBI (2008:387), ‘adalah penggarapan secara tekun dan cermat’.” [Lihat sumber Disini]

Dalam konteks penggunaan istilah dalam penulisan ilmiah, definisi dari KBBI ini menegaskan bahwa elaborasi bukan sekadar menambahkan kata‐kata, tetapi penggarapan ide dengan tekun, cermat, dan sistematis. Penulis ilmiah harus melakukan elaborasi dengan sikap akademik: menganalisis, memverifikasi, menyajikan bukti, mengaitkan dengan teori, bukan sekedar menulis banyak kata tanpa makna.

Definisi Elaborasi Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pendapat ahli mengenai elaborasi yang relevan dalam konteks penulisan ilmiah atau pembelajaran (karena literatur khusus “elaborasi dalam penulisan ilmiah” masih terbatas, maka digunakan literatur terkait elaborasi dalam pembelajaran dan tulisan akademik):

  1. Menurut Trianto (2011:93) dikutip dalam Monalisa (2018), strategi elaborasi adalah “proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian.” [Lihat sumber Disini]
  2. Menurut teori elaborasi dalam psikologi kognitif, elaborasi adalah “mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain” dan memperlancar proses pemanggilan informasi karena menyediakan alternatif cara untuk aktifasi dan informasi tambahan yang mendukung konstruk jawaban. [Lihat sumber Disini]
  3. Menurut Rachman (2018) dalam kajian penilaian kinerja pegawai: “kegiatan elaborasi adalah kegiatan membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang wacana sesuatu, … menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil kegiatan.” [Lihat sumber Disini]
  4. Menurut Juanda (2025) dalam jurnal pembelajaran: “Teknik elaborasi membantu siswa mengembangkan ide-ide mereka secara mendalam dan detail …” [Lihat sumber Disini]

Dari definisi-definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam konteks penulisan ilmiah, elaborasi berarti kegiatan pengembangan ide secara cermat dan mendalam: termasuk menjelaskan latar belakang, menyingkap keterkaitan antar konsep, menguraikan bukti dan implikasi, serta menyajikan argumen secara sistematis dan terstruktur.

Fungsi Elaborasi dalam Penulisan Ilmiah

Dalam penulisan ilmiah, fungsi elaborasi sangat krusial karena membantu menjadikan tulisan tidak hanya informatif, tetapi juga analitis, argumentatif, dan bermakna. Berikut beberapa fungsi utama elaborasi dalam karya ilmiah:

  1. Memperjelas dan memperdalam gagasan
    Dengan melakukan elaborasi, penulis mampu memperjelas gagasan utama,menguraikan mengapa suatu fenomena muncul, bagaimana mekanismenya bekerja, apa variabel-terkaitnya, dan apa implikasinya. Hal ini membantu pembaca yang mungkin belum familiar memahami konteks secara menyeluruh.
  2. Membangun hubungan antara teori, data, dan temuan
    Elaborasi memungkinkan penulis mengaitkan data empiris dengan teori yang relevan, kemudian menguraikan bagaimana temuan mendukung atau menolak teori, serta implikasi yang muncul. Tanpa elaborasi, karya ilmiah berpotensi menjadi sekadar kumpulan fakta tanpa analisis.
  3. Meningkatkan kredibilitas dan keilmiahan tulisan
    Tulisan yang dielaborasi dengan baik menunjukkan bahwa penulis telah melakukan penggarapan ide secara tekun, melakukan refleksi terhadap literatur, menyajikan argumen yang terstruktur, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Ini sangat penting agar karya dianggap mempunyai kualitas akademik.
  4. Mendorong pemahaman pembaca dan transfer pengetahuan
    Elaborasi juga berfungsi sebagai jembatan antara penulis dan pembaca. Dengan menyajikan detail, konteks, dan penjelasan yang memadai, pembaca dapat memahami subtansi tulisan secara lebih utuh, dan hasil penelitian atau kajian dapat lebih mudah digunakan atau dikembangkan oleh pembaca selanjutnya.
  5. Menghindari kesalahpahaman atau penafsiran dangkal
    Tulisan yang kurang dielaborasi seringkali menimbulkan penafsiran yang berbeda atau pemahaman yang dangkal. Dengan menguraikan variabel, lokasi penelitian, batasan, cara analisis, dan implikasi secara jelas,yakni melakukan elaborasi,penulis dapat meminimalkan risiko kesalahpahaman.
  6. Menunjang struktur dan koherensi tulisan
    Elaborasi membantu penulis menyusun tulisan secara sistematis: dari pengenalan masalah, tinjauan literatur, metode, hasil, hingga pembahasan dan simpulan,setiap bagian dapat dielaborasi sehingga menghasilkan alur yang logis dan koheren. Misalnya, dalam bab tinjauan literatur, penulis dapat mengelaborasi definisi, kerangka teori, penelitian terdahulu, dan gap penelitian.

Secara ringkas, elaborasi bukan hanya “menambahkan banyak kata” tetapi “menambahkan makna, relasi, konteks, dan analisis” dalam penulisan ilmiah.

Contoh Elaborasi dalam Penulisan Ilmiah

Berikut beberapa contoh konkret bagaimana elaborasi diterapkan dalam karya ilmiah (skripsi, artikel jurnal, laporan penelitian) agar pembaca bisa memahami bagaimana praktiknya.

  1. Contoh elaborasi pada bagian definisi operasional
    Misalnya sebuah penelitian menggunakan variabel “kepuasan pelanggan”. Tanpa elaborasi, penulis hanya menulis: “Kepuasan pelanggan adalah tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan.” Dengan elaborasi, penulis menambahkan: “Kepuasan pelanggan dalam penelitian ini diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan yang diterima, diukur melalui indikator kecepatan layanan, keramahan staf, ketepatan produk, dan penanganan keluhan, dengan skala likert 1-5.” Penjelasan tambahan ini memberikan konteks, indikator, dan alat ukur,yakni elaborasi ide.
  2. Contoh elaborasi pada pembahasan hasil penelitian
    Ketika hasil penelitian menunjukkan bahwa “faktor X berpengaruh signifikan terhadap Y”, penulis yang baik akan mengelaborasi: mendeskripsikan besaran pengaruh (koefisien), menjelaskan mengapa pengaruh tersebut muncul (teori pendukung), membandingkan dengan hasil penelitian terdahulu, menyebut batasan penelitian, dan menyajikan implikasi praktis. Misalnya: “Koefisien pengaruh sebesar 0,45 (p < 0,05) menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu unit skor X akan meningkatkan skor Y sebesar 0,45 unit. Hal ini sesuai dengan teori Z yang menyatakan bahwa ... Sebaliknya penelitian W (2023) melaporkan pengaruh sebesar 0,30 di konteks berbeda, yang mungkin disebabkan oleh karakteristik sampel … Oleh karena itu penelitian ini menyarankan agar manajer memasukkan program pelatihan X sebagai strategi peningkatan Y.” Ini adalah bentuk elaborasi yang baik.
  3. Contoh elaborasi dalam tinjauan pustaka
    Dalam bab tinjauan literatur, penulis bisa mengelaborasi dengan cara menguraikan konsep dasar, mengaitkannya dengan teori utama, kemudian menjelaskan penelitian terdahulu yang relevan,misalnya mengutip 3-4 penelitian, membandingkan hasil, menyebut gap penelitian, dan kemudian memposisikan penelitian saat ini. Tanpa elaborasi, tinjauan pustaka hanya akan menjadi daftar penelitian satu per satu tanpa integrasi.
  4. Contoh dalam abstrak atau kesimpulan
    Dalam abstrak atau kesimpulan, meskipun ruang terbatas, elaborasi tetap bisa dilakukan: misalnya mencakup ringkasan hasil, implikasi, rekomendasi, dan keterbatasan penelitian secara singkat. Contoh: “Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik berpengaruh positif terhadap prestasi belajar (β = 0,52, p < 0,01). Hal ini mengindikasikan bahwa upaya peningkatan motivasi intrinsik perlu menjadi prioritas dalam program pembelajaran. Penelitian ini terbatas pada sampel mahasiswa S1 Fakultas Teknik, sehingga generalisasi ke jenjang lain perlu kehati‐hati.” Dengan begitu, pembaca memperoleh gambaran lengkap dari penelitian.

Dengan demikian, penerapan elaborasi berarti menambahkan detail, konteks, latar teori, perbandingan, analisis, dan implikasi,tidak hanya menyampaikan fakta.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa poin kesimpulan berikut:
• Elaborasi adalah proses pengembangan ide atau konsep menjadi lebih rinci, jelas, dan mendalam,baik secara umum, menurut KBBI (“penggarapan secara tekun dan cermat”), maupun menurut para ahli yang menekankan hubungan kognitif, asosiasi informasi, dan integrasi konsep.
• Dalam penulisan ilmiah, fungsi elaborasi sangat vital: memperjelas ide, membangun hubungan antara teori‐data‐implikasi, meningkatkan kredibilitas tulisan, memudahkan pemahaman pembaca, menghindari penafsiran dangkal, dan mendukung struktur tulisan yang koheren.
• Contoh penerapan elaborasi dalam karya ilmiah meliputi: definisi operasional variabel yang dielaborasi, pembahasan hasil penelitian yang dielaborasi dengan analisis dan perbandingan, tinjauan pustaka yang dielaborasi antar penelitian terdahulu, serta abstrak/konklusi yang dielaborasi dengan implikasi dan keterbatasan.
• Oleh karena itu, bagi penulis ilmiah (baik skripsi, tesis, artikel jurnal atau laporan penelitian) penting untuk mengakar elaborasi sebagai kebiasaan: bukan hanya “menulis banyak”, tetapi menulis dengan makna, dengan konteks, dengan relasi, dengan analisis. Dengan demikian, kualitas tulisan ilmiah akan meningkat secara signifikan.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Elaborasi adalah proses pengembangan atau perluasan ide, konsep, atau gagasan agar menjadi lebih rinci, jelas, dan mendalam. Dalam konteks penulisan ilmiah, elaborasi dilakukan untuk memperjelas argumen dan memperkuat keilmiahan tulisan.

Fungsi elaborasi dalam penulisan ilmiah adalah untuk memperdalam ide, menghubungkan teori dengan data, meningkatkan kredibilitas tulisan, serta membantu pembaca memahami konteks dan makna secara utuh.

Contoh elaborasi misalnya pada bagian pembahasan hasil penelitian: penulis tidak hanya menyebutkan hasil, tetapi juga menjelaskan penyebab, membandingkan dengan penelitian terdahulu, dan menguraikan implikasi praktisnya.

Deskripsi berfokus pada penggambaran suatu hal apa adanya, sedangkan elaborasi melibatkan proses pengembangan, penjelasan sebab-akibat, dan hubungan antar konsep untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Cara melakukan elaborasi yang baik antara lain dengan memperluas penjelasan, menambahkan konteks teori, mengaitkan dengan hasil penelitian terdahulu, menyertakan contoh, serta menunjukkan implikasi logis dari argumen yang disampaikan.