Terakhir diperbarui: 06 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 6 November 2025). Narasi Ilmiah: Definisi, Struktur, dan Contoh Penulisan. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/narasi-ilmiah-definisi-struktur-dan-contoh-penulisan 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Narasi Ilmiah: Definisi, Struktur, dan Contoh Penulisan - SumberAjar.com

Narasi Ilmiah: Definisi, Struktur, dan Contoh Penulisan

Pendahuluan

Penulisan ilmiah dalam berbagai disiplin menuntut tidak hanya kejelasan argumentasi tetapi juga alur penyajian yang sistematis agar pembaca dapat mengikuti gagasan secara runtut. Salah satu jenis penyajian yang mulai mendapatkan perhatian adalah penggunaan narasi ilmiah , yaitu penyajian kajian atau hasil penelitian dalam bentuk naratif yang runtut dan koheren. Dengan cara ini, informasi ilmiah yang sering dianggap kaku atau terlalu teknis bisa disajikan dalam struktur yang lebih humanistik namun tetap berbasis fakta dan metode ilmiah. Artikel ini membahas secara mendalam konsep narasi ilmiah: mulai dari definisi, struktur penulisan, hingga contoh konkret bagaimana menulis narasi ilmiah secara tepat. Dengan memahami hal ini, penulis akademik atau mahasiswa akan mampu membuat tulisan ilmiah yang tidak sekadar sistematis, tetapi juga mudah dibaca dan dipahami oleh khalayak yang lebih luas.

Definisi Narasi Ilmiah

Definisi Narasi Ilmiah Secara Umum

Secara umum, “narasi” berarti penyampaian cerita atau rangkaian peristiwa secara berurutan (kronologis) dan sering memiliki tokoh, latar, konflik, hingga resolusi. [Lihat sumber Disini - liputan6.com] Sebagai adaptasi ke ranah ilmiah, narasi ilmiah dapat dipahami sebagai penyajian hasil kajian atau penelitian dengan menggunakan alur yang logis, runtut, dan kronologis, sehingga pembaca dapat memahami proses, perubahan, atau dinamika dari objek penelitian secara jelas. Dengan demikian, narasi ilmiah bukan berarti mengabaikan metode atau fakta, melainkan menyajikannya dalam rangkaian yang mudah difahami sambil tetap mempertahankan sikap ilmiah.

Definisi Narasi Ilmiah dalam KBBI

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), narasi didefinisikan sebagai “penceritaan suatu cerita atau kejadian” atau “cerita atau deskripsi dari suatu kejadian”. [Lihat sumber Disini - repository.ump.ac.id] Kata “ilmiah” pada KBBI bermakna sesuatu yang bersifat ilmu atau berdasarkan metode penelitian dan fakta. Oleh karena itu, jika digabungkan, “narasi ilmiah” secara sederhana dapat difahami sebagai “penceritaan berdasarkan fakta, perubahan, atau hasil kajian yang disusun secara berurutan dan sistematis”.

Definisi Narasi Ilmiah Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi yang relevan dari literatur:

  1. Gorys Keraf menyatakan bahwa narasi adalah suatu wacana yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa itu. [Lihat sumber Disini - liputan6.com]
  2. Widjono H.S. mendefinisikan narasi sebagai uraian yang menceritakan serangkaian tindakan, kejadian, atau keadaan secara berurutan dari permulaan hingga akhir sehingga terlihat hubungan antara satu dengan lainnya. [Lihat sumber Disini - medcom.id]
  3. Dalam kajian penulisan ilmiah populer, I. Dianto mengemukakan bahwa tulisan ilmiah populer menggunakan gaya kalimat aktif, penyampaian naratif, dan bahasa yang dapat dimengerti oleh pembaca umum meskipun tetap berbasis fakta dan data. [Lihat sumber Disini - jurnal.uinsyahada.ac.id]
  4. Meski belum secara eksplisit menggunakan istilah “narasi ilmiah”, penelitian di bidang pendidikan menulis menyebut bahwa menulis karangan narasi “menyajikan serangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya (kronologis) dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.” [Lihat sumber Disini - repository.ump.ac.id]

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa narasi ilmiah adalah bentuk penulisan yang menggabungkan elemen narasi,alur cerita, kejadian, kronologi,dengan keilmiahan: fakta, logika, metode, dan referensi. Dengan demikian, narasi ilmiah merupakan pendekatan penyajian yang memudahkan pembaca memahami “cerita” di balik proses atau hasil penelitian.

Struktur Narasi Ilmiah

Dalam menulis narasi ilmiah, meskipun tiap disiplin bisa berbeda, terdapat struktur dasar yang umum diikuti agar penyajian menjadi runtut dan logis. Berikut bagian-bagian utama dan penjelasan tiap bagian.

Pendahuluan

Pada bagian ini penulis memperkenalkan topik secara umum: latar belakang, urgensi masalah, tujuan penulisan atau penelitian, dan kerangka besar alur cerita ilmiah yang akan diikuti. Pendahuluan dalam narasi ilmiah berfungsi memberi konteks kepada pembaca mengapa penelitian atau kajian dilakukan, serta apa yang akan dijumpai dalam alur penulisan.

Alur Narasi (isi utama)

Bagian ini dapat dibagi ke dalam beberapa subbagian menurut kebutuhan narasi ilmiah, misalnya:

  1. Orientasi – pengenalan terhadap objek, variabel atau fenomena, latar waktu-tempat, dan kondisi awal.
  2. Komplikasi / Perkembangan – pemaparan permasalahan, perubahan, observasi atau eksperimen yang terjadi, penemuan data atau hambatan yang muncul dalam proses penelitian.
  3. Resolusi / Pemecahan – bagaimana permasalahan ditangani, data dianalisis, hasil ditemukan, serta interpretasi atau pembahasan yang mengikat alur tersebut menjadi satu kesatuan.
  4. Reorientasi / Penutup Alur (opsional) – refleksi terhadap hasil, implikasi untuk teori atau praktek, dan saran untuk peneliti selanjutnya.

Bagian alur narasi ini membantu pembaca memahami “cerita” di balik penelitian: bukan hanya hasil akhir, tetapi juga proses, tantangan, perubahan, hingga kesimpulan.

Penutup / Kesimpulan

Bagian terakhir merangkum hasil penulisan secara ringkas: inti temuan atau argumen, relevansi atau kontribusi terhadap bidang keilmuan, serta rekomendasi atau implikasi praktis. Pada narasi ilmiah, kesimpulan juga berfungsi menutup alur cerita dengan menegaskan “akhir” dari peristiwa penelitian atau kajian yang sebelumnya dijelaskan.

Struktur Artikel Narasi Ilmiah dalam Praktik

Secara ringkas, struktur narasi ilmiah dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Judul
  • Abstrak (jika diperlukan)
  • Pendahuluan
  • Orientasi (pengenalan fenomena)
  • Komplikasi / Perkembangan (metode, proses, hasil)
  • Resolusi / Pemecahan (analisis, interpretasi)
  • Reorientasi (opsional)
  • Kesimpulan
  • Daftar pustaka

Struktur ini mengkombinasikan pola narasi kronologis dengan kerangka ilmiah yang sistematis. Mengacu pada panduan penulisan jurnal ilmiah, sebuah artikel biasanya memiliki judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka. [Lihat sumber Disini - publikasiindonesia.id] Narasi ilmiah memodifikasi struktur ini dengan menekankan alur yang jelas dan fungsi “storytelling” dalam penyajian ilmiah.

Contoh Penulisan Narasi Ilmiah

Berikut contoh singkat bagaimana paragraf dalam narasi ilmiah dapat ditulis. (Catatan: ini adalah contoh generik, bukan hasil penelitian nyata.)

Judul: Pengaruh Implementasi Gamifikasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah
Pendahuluan
Pada era digital, penggunaan teknologi gamifikasi dalam pembelajaran menjadi perhatian banyak pendidik karena diyakini mampu meningkatkan motivasi siswa. Meskipun demikian, sedikit penelitian yang menghubungkan secara naratif bagaimana proses implementasi gamifikasi memengaruhi dinamika kelas, interaksi siswa-guru, dan hasil belajar. Artikel ini menampilkan proses, hambatan, dan hasil implementasi gamifikasi di sebuah sekolah menengah di Indonesia selama satu semester.

Orientasi
Sekolah Menengah X berada di kota Y dengan jumlah siswa 300 orang, dan memiliki latar belakang sosial-ekonomi yang beragam. Pada awal semester Genap tahun 2024/2025, guru matapelajaran Z memutuskan menggunakan platform gamifikasi untuk menyampaikan modul pembelajaran. Program gamifikasi mencakup pemberian poin, badge, dan leaderboard mingguan.

Komplikasi / Perkembangan
Sejak minggu pertama, beberapa siswa menunjukkan antusiasme tinggi: mereka berkompetisi untuk menduduki posisi teratas di leaderboard dan aktif mengerjakan kuis tambahan. Namun, pada minggu keempat muncul tantangan: beberapa siswa mengeluhkan kurangnya akses internet di rumah dan perlombaan “badge” menimbulkan stres kompetitif yang tidak sehat. Untuk mengatasi hal tersebut, guru menyesuaikan aturan dengan menambahkan teamwork challenge dan memperluas waktu akses kuis. Pemantauan data menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas kuis meningkat dari 45 % ke 78 % dalam dua bulan.

Resolusi / Pemecahan
Analisis komparatif terhadap nilai pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan signifikan pada motivasi belajar (skor motivasi naik rata-rata dari 62 ke 78) dan hasil belajar (nilai rata-rata dari 70 ke 82). Wawancara dengan siswa mengungkap bahwa badge dan leaderboard memberikan “tantangan” yang menyenangkan, tetapi kerja tim membantu mengurangi tekanan individu. Implikasi hasil ini menunjukkan bahwa gamifikasi efektif bila aspek akses dan teamwork diperhatikan.

Reorientasi (opsional)
Temuan ini mendorong sekolah untuk mengadopsi gamifikasi sebagai bagian dari strategi pembelajaran dan merekomendasikan penelitian lanjutan dengan fokus pada dampak jangka panjang dan aspek psikologis siswa.

Kesimpulan
Implementasi gamifikasi dalam pembelajaran sekolah menengah memberikan kontribusi positif terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa, namun keberhasilan program sangat bergantung pada akses infrastruktur dan desain permainan yang inklusif. Untuk ke depan, peneliti disarankan mengkaji faktor-keberlanjutan dan dampak sosial gamifikasi dalam konteks sekolah dengan keragaman akses teknologi.

Kesimpulan

Penulisan narasi ilmiah menggabungkan dua aspek utama: alur narasi yang runtut dan koheren serta keilmiahan yang berdasarkan fakta, metode, dan analisis. Definisi narasi ilmiah menjembatani antara gaya penulisan yang “cerita” dengan kerangka ilmiah yang sistematis. Struktur penulisan terdiri dari pendahuluan, pengenalan fenomena (orientasi), perkembangan/komplikasi, pemecahan/hasil (resolusi), (opsional) reorientasi, dan kesimpulan. Contoh di atas menggambarkan bagaimana suatu penelitian dapat disajikan dalam format narasi ilmiah sehingga memudahkan pembaca memahami proses dan hasil secara menyeluruh.

Dengan memahami dan menerapkan konsep narasi ilmiah, penulis akademik akan lebih mampu menyajikan tulisan yang tidak hanya logis dan valid, tetapi juga menarik dan mudah diikuti oleh pembaca yang mungkin bukan spesialis di bidangnya.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Narasi ilmiah adalah bentuk penulisan ilmiah yang menggabungkan unsur cerita atau alur naratif dengan penyajian data dan analisis yang berbasis metode ilmiah. Tujuannya agar pembaca dapat memahami proses dan hasil penelitian secara runtut dan menarik tanpa kehilangan keilmiahan isi.

Struktur narasi ilmiah umumnya terdiri dari pendahuluan, orientasi (pengenalan fenomena), komplikasi atau perkembangan (metode dan hasil), resolusi atau pemecahan (analisis dan pembahasan), reorientasi (opsional), serta kesimpulan. Setiap bagian berperan membangun alur logis dalam penyajian ilmiah.

Fungsi narasi ilmiah adalah menyampaikan hasil penelitian atau kajian ilmiah dengan cara yang lebih mudah dipahami melalui penyusunan alur yang kronologis dan logis. Narasi ilmiah juga membantu pembaca memahami latar belakang, proses, dan hasil penelitian secara utuh.

Narasi biasa berfokus pada alur cerita yang bersifat fiktif atau hiburan, sedangkan narasi ilmiah menyajikan peristiwa atau data yang faktual berdasarkan penelitian. Narasi ilmiah tetap mengikuti kaidah metode ilmiah dan bersifat objektif.

Contoh penerapan narasi ilmiah dapat ditemukan pada laporan penelitian, artikel ilmiah populer, atau esai ilmiah yang menceritakan proses dan hasil penelitian secara kronologis. Misalnya, penelitian tentang dampak gamifikasi di sekolah yang dijelaskan dari tahap awal implementasi hingga hasilnya.