Benchmarking: Definisi, Tujuan, dan Contoh dalam Penelitian
Pendahuluan
Dalam era persaingan global dan tuntutan peningkatan kualitas organisasi, lembaga, maupun institusi penelitian, metode-manajemen untuk menentukan standar dan meningkatkan kinerja menjadi semakin penting. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah benchmarking. Metode ini tidak hanya diterapkan di dunia bisnis, tetapi juga dalam penelitian dan evaluasi institusi, baik di sektor pendidikan, industri, maupun publik. Dengan melakukan benchmarking, sebuah organisasi dapat mengetahui posisi relatifnya terhadap standar terbaik (best practices), mengidentifikasi gap (kesenjangan), dan merancang strategi perbaikan untuk mencapai kinerja unggul. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai definisi benchmarking, tujuan penggunaannya, serta memberikan contoh bagaimana benchmarking diterapkan dalam penelitian. Pemahaman ini penting bagi peneliti maupun praktisi yang ingin menggunakan benchmarking sebagai alat analisis dan evaluasi yang robust.
Definisi Benchmarking
Definisi Benchmarking Secara Umum
Secara umum, benchmarking dapat dipahami sebagai suatu proses sistematis untuk membandingkan kinerja, proses, produk, layanan atau strategi dari suatu organisasi dengan organisasi lain yang dianggap terbaik di bidangnya, dengan tujuan meraih peningkatan kinerja melalui adaptasi praktik terbaik. Artikel Appinio menyatakan bahwa “Benchmarking is a strategic management tool used by organizations to compare their processes, products, or services against industry standards or best practices.” [Lihat sumber Disini - appinio.com] Lebih lanjut, Media Populix menyebut bahwa benchmarking adalah “suatu standar yang dimanfaatkan sebagai pembanding antara satu hal dengan lainnya yang sejenis”. [Lihat sumber Disini - info.populix.co] Dengan demikian secara umum benchmarking bukan hanya “meniru”, tetapi lebih kepada proses mempelajari dan mengadaptasi.
Definisi Benchmarking dalam KBBI
Berdasarkan pemahaman umum istilah dalam Bahasa Indonesia, istilah benchmark sering diartikan sebagai tolok ukur atau patokan. Sebagai salah satu contoh, artikel di Kumparan menyebut: “benchmark adalah tolok ukur atau standar yang digunakan untuk membandingkan antara suatu hal dengan hal yang lainnya yang serupa.” [Lihat sumber Disini - kumparan.com] Meski demikian, untuk istilah benchmarking secara spesifik belum terdapat entri tersendiri dalam KBBI daring yang mencakup penggunaan manajemen secara eksplisit (setidak-nya saya belum menemukan link resmi). Akan tetapi, dari pemakaian umum dalam bahasa Indonesia, dapat diambil bahwa benchmarking adalah kegiatan menggunakan tolok ukur tersebut untuk melakukan perbandingan dan evaluasi.
Definisi Benchmarking Menurut Para Ahli
Dalam kajian akademik dan jurnal penelitian, beberapa ahli telah memberikan definisi benchmarking sebagai berikut:
- Menurut artikel “Analisis Pengaruh Penggunaan Benchmarking …”, benchmarking didefinisikan sebagai “suatu proses yang membandingkan dan mengukur kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain guna memperoleh informasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.” [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- Menurut jurnal “Benchmarking dalam Lembaga Pendidikan”, disebut bahwa benchmarking merupakan “cara untuk meningkatkan kualitas suatu perusahaan yang menghasilkan produk … tanpa sebuah maksud, melainkan untuk mempersiapkan kader-kader bangsa yang berkualitas. … Salah satu upaya penjaminan mutu dalam lembaga pendidikan yaitu dengan melakukan benchmarking.” [Lihat sumber Disini - journal.unesa.ac.id]
- Menurut jurnal dari UAJY – “Analisis Benchmarking dalam Menilai dan Meningkatkan Kinerja Lingkungan Industri Pupuk”, disebut bahwa benchmarking adalah “metode benchmarking digunakan untuk mengetahui posisi peringkat kinerja lingkungan perusahaan … dibandingkan perusahaan sejenis.” [Lihat sumber Disini - ojs.uajy.ac.id]
- Menurut artikel dari jurnal “Benchmarking: Peningkatan Layanan Pemerintah”, definisi: “benchmarking adalah suatu hal yang positif, proses proaktif untuk merubah operasional dalam usaha yang terstruktur untuk mencapai kinerja yang paling optimal.” [Lihat sumber Disini - journal.uii.ac.id]
- Menurut penelitian “Penerapan Benchmarking dalam Meningkatkan Kinerja Institut Agama Islam di Indonesia”, benchmarking dipahami “sebagai kegiatan untuk menetapkan standar, baik proses maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu periode.” [Lihat sumber Disini - jurnal.uinsyahada.ac.id]
Dari ke-lima definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa benchmarking mencakup unsur berikut: proses pembandingan (comparison), standar atau praktik terbaik (best practice/benchmark), dan upaya peningkatan kinerja atau kualitas (improvement).
Tujuan Benchmarking
Tujuan dari benchmarking sangat penting, baik dalam konteks manajerial maupun penelitian akademik. Berikut beberapa tujuan utama yang dikutip dari literatur:
- Mengetahui posisi kinerja suatu organisasi atau entitas terhadap standar atau praktik terbaik di industri atau bidang sejenis. Misalnya, artikel CNN-Indonesia menyebut benchmarking sebagai “patokan atau alat analisis untuk melihat kinerja organisasi atau perusahaan.” [Lihat sumber Disini - cnnindonesia.com]
- Mengidentifikasi gap atau kesenjangan antara kinerja saat ini dengan kinerja terbaik, sehingga tersedia informasi untuk merancang tindakan perbaikan. Sebuah panduan menyebut benchmarking bertujuan “mengidentifikasi kesenjangan kinerja (performance gaps) …” [Lihat sumber Disini - qontak.com]
- Mempelajari dan mengadopsi praktik terbaik (best practices) dari organisasi lain yang telah berhasil, kemudian menyesuaikannya agar sesuai dengan konteks organisasi sendiri. Artikel Accurate Online menyebut bahwa benchmarking adalah “upaya meniru perbuatan orang lain … agar bisa mendapatkan informasi tentang bagaimana dan bagian apa saja yang harus dievaluasi dalam upaya meningkatkan performa perusahaan.” [Lihat sumber Disini - accurate.id]
- Meningkatkan daya saing organisasi atau institusi—baik dalam hal produk, layanan, proses, maupun penelitian—dengan mengimplementasikan hasil benchmarking menjadi praktek kerja yang lebih baik. Misalnya, dalam penelitian Paulus & Akuntansi Bisnis disebut bahwa benchmarking memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing perusahaan. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- Mempercepat proses inovasi atau perbaikan organisasi melalui pembelajaran eksternal dan intern, serta mendukung pengambilan keputusan strategis dengan data pembanding. Panduan Mekari Qontak menyebut bahwa tujuan benchmarking juga “mempercepat proses inovasi dan kreativitas … serta mendukung pengambilan keputusan strategis.” [Lihat sumber Disini - qontak.com]
Dalam ranah penelitian, tujuan benchmarking antara lain: menyajikan kerangka acuan untuk evaluasi empiris, memvalidasi posisi entitas penelitian terhadap best practices, dan menunjukkan rekomendasi berdasarkan hasil perbandingan empiris. Sebagai contoh konkret, penelitian “Analisis benchmarking dalam menilai dan meningkatkan kinerja lingkungan industri pupuk” menggunakan benchmarking untuk menilai seberapa baik industri pupuk dibandingkan dengan 17 perusahaan sejenis. [Lihat sumber Disini - ojs.uajy.ac.id]
Contoh Benchmarking dalam Penelitian
Untuk memperjelas bagaimana benchmarking digunakan dalam penelitian, berikut beberapa contoh nyata dari jurnal Indonesia:
- Penelitian oleh Michael Paulus & Devie (2021) – “Analisa Pengaruh Penggunaan Benchmarking Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan SEM/PLS dan menunjukkan bahwa penggunaan benchmarking memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap keunggulan bersaing dan kinerja organisasi. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- Indikator benchmarking meliputi: Plan, Search, Observe, Analyze, Adapt.
- Indikator keunggulan bersaing: harga, kualitas, delivery dependable, inovasi produk, time to market.
- Indikator kinerja perusahaan: ukuran keuangan dan non-keuangan.
- Hasil: benchmarking → keunggulan bersaing (koef. 0,3877), benchmarking → kinerja perusahaan (koef. 0,4207).
- Penelitian oleh Marzuki, Prasetyo & Utami (2024) – “Analisis benchmarking dalam menilai dan meningkatkan kinerja lingkungan industri pupuk”. Penelitian ini menggunakan metode benchmarking untuk membandingkan kinerja lingkungan perusahaan terhadap perusahaan sejenis di tingkat nasional, Asia, dan internasional. [Lihat sumber Disini - ojs.uajy.ac.id]
- Fokus: 10 aspek pengelolaan lingkungan hidup (energi amonia, emisi CO₂, limbah B3, konsumsi air, keanekaragaman hayati).
- Tujuan: mengetahui posisi peringkat kinerja lingkungan perusahaan dalam studi.
- Penelitian oleh A. Kurniawan (2020) – “Penerapan Benchmarking dalam Meningkatkan Kinerja Institut Agama Islam di Indonesia”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif multi-kasus (dua institusi) dan menunjukkan bahwa perencanaan, seleksi partner benchmark, adaptasi hasil adalah bagian dari strategi benchmarking untuk peningkatan kinerja lembaga pendidikan. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
- Penelitian yang fokus pada produk keuangan – “Analisis Benchmarking Produk Tabungan Barokah pada BPRS Bhakti Sumekar Cabang Jember” (2021). Penelitian ini menunjukkan bagaimana benchmarking produk di cabang dibandingkan dengan pusat bertujuan menjaga posisi bersaing. [Lihat sumber Disini - digilib.uinkhas.ac.id]
Dari contoh-contoh tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan benchmarking dalam penelitian melibatkan langkah-langkah sistematis: pemilihan objek pembanding, pengumpulan data, analisis gap/perbandingan, dan rekomendasi adaptasi/perbaikan.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa benchmarking merupakan metode penting dalam manajemen dan penelitian untuk meningkatkan kinerja melalui pembandingan terhadap standar atau praktik terbaik. Definisi benchmarking mencakup aspek pembandingan, tolok ukur/benchmark, dan peningkatan kinerja. Tujuan utama dari benchmarking meliputi identifikasi posisi kinerja, pengenalan gap, adopsi best practices, peningkatan daya saing, dan mendukung keputusan strategis. Dalam konteks penelitian, benchmarking menjadi kerangka analisis yang memungkinkan peneliti menempatkan objek penelitian dalam kerangka pembanding yang lebih luas, kemudian merancang rekomendasi berbasis data tersebut. Oleh karena itu, bagi peneliti maupun praktisi, memahami dan menerapkan benchmarking secara tepat sangat membantu dalam mendukung evaluasi yang valid dan strategi peningkatan yang tepat sasaran.
