Terakhir diperbarui: 23 October 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 6 September 2025). Data Sekunder: Definisi, Sumber, dan Contohnya [PDF]. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/data-sekunder-definisi-sumber-dan-contohnya-pdf 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Data Sekunder: Definisi, Sumber, dan Contohnya

1. Pendahuluan

Data sekunder memainkan peran penting dalam penelitian karena menyediakan informasi pelengkap yang sudah tersedia, efisien dari sisi waktu dan sumber daya. Dengan menggunakan data sekunder, peneliti dapat memperkaya analisis tanpa harus mengumpulkan data primer secara langsung. Artikel ini membahas definisi, berbagai sumber data sekunder, serta contoh penggunaan dalam penelitian.

2. Pengertian Data Sekunder

Secara Umum

Data sekunder dapat dipahami sebagai data yang diperoleh peneliti tidak secara langsung dari lapangan, melainkan melalui perantara berupa dokumen, arsip, laporan penelitian terdahulu, buku, maupun media publikasi lain yang sudah tersedia sebelumnya. Data jenis ini mencakup segala bentuk informasi yang pada dasarnya telah dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain, sehingga peneliti hanya menggunakan, menyeleksi, dan menafsirkan sesuai kebutuhan penelitian. Dengan demikian, data sekunder sangat membantu karena peneliti tidak perlu mengulang proses pengumpulan dari awal, tetapi bisa langsung menggunakannya untuk memperkaya analisis dan mendukung data primer. Hal ini ditegaskan dalam penelitian yang dipublikasikan melalui STEI Repository dan E-Journal STIPRAM, di mana data sekunder diposisikan sebagai rujukan pendukung yang melengkapi hasil pengumpulan data lapangan (STEI Repository; Ejournal STIPRAM).

Menurut Para Ahli

Menurut Sugiyono (2020), data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan informasi kepada pengumpul data, melainkan diperoleh melalui orang lain atau dokumen tertentu. Bentuk data sekunder ini bisa berupa buku teks, artikel jurnal, laporan resmi lembaga, maupun publikasi ilmiah lain yang relevan. Dengan kata lain, data sekunder memiliki sifat “turunan” karena informasi yang digunakan sudah melewati proses pencatatan, pengarsipan, atau publikasi sebelumnya. Penjelasan ini dapat ditemukan dalam Undiknas Journal dan dokumen penelitian pada STEI Repository, yang sama-sama menekankan bahwa validitas data sekunder sangat bergantung pada kredibilitas sumber aslinya (Undiknas Journal; STEI Repository).

Lebih lanjut, peneliti lain mendefinisikan data sekunder sebagai jenis data yang dipakai untuk menunjang keberadaan data primer. Artinya, data sekunder hadir bukan untuk menggantikan pengumpulan data primer, melainkan memperluas wawasan, memberikan pembanding, atau memperkuat temuan penelitian. Bentuknya bisa berupa laporan tahunan institusi, dokumen kebijakan, catatan administrasi, maupun basis data resmi yang sudah terpublikasi. Konsep ini banyak dijelaskan dalam karya ilmiah di Darmajaya Repository dan UIN SATU Repository, di mana data sekunder sering digunakan untuk melengkapi analisis kuantitatif maupun kualitatif yang berbasis data primer (Darmajaya Repository; UIN Satu Repository).

3. Sumber Data Sekunder

Dalam penelitian ilmiah, data sekunder bisa diperoleh dari berbagai macam sumber yang telah terdokumentasi maupun dipublikasikan sebelumnya. Sumber-sumber ini sangat beragam, mulai dari arsip institusi hingga data resmi pemerintah, serta karya ilmiah yang sudah terbit. Berikut uraian lengkapnya:

a. Dokumen Arsip dan Literatur Akademik

Salah satu sumber utama data sekunder adalah dokumen arsip dan literatur akademik. Bentuknya dapat berupa arsip surat, laporan kegiatan, catatan internal lembaga, hingga hasil penelitian terdahulu yang dipublikasikan dalam bentuk artikel jurnal. Arsip dan literatur ini sering kali memberikan informasi historis, kronologis, maupun teoretis yang sangat berharga untuk mendukung analisis penelitian. Misalnya, penelitian di bidang pariwisata oleh Ejournal STIPRAM menekankan penggunaan dokumen arsip berupa laporan destinasi wisata untuk memahami tren kunjungan (Ejournal STIPRAM). Begitu pula, kajian ilmiah di Jurnal Mifandi Mandiri memanfaatkan dokumen laporan lembaga sebagai sumber utama data sekunder dalam penelitian sosial-ekonomi (Jurnal Mifandi Mandiri).

b. Data Resmi Pemerintah atau Publik

Selain arsip, sumber penting lainnya adalah data resmi pemerintah atau publik. Data ini meliputi laporan sensus, publikasi statistik, hingga dokumen kebijakan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) atau kementerian terkait. Data resmi semacam ini biasanya memiliki validitas tinggi karena melewati proses pengumpulan dan verifikasi yang ketat. Misalnya, statistik kependudukan, laporan survei sosial-ekonomi, serta data pendidikan sering digunakan dalam penelitian kebijakan. Publikasi dari Mifandi Mandiri menyebutkan bahwa data sekunder pemerintah berperan vital dalam memperkuat argumen penelitian kuantitatif, sedangkan DQLab menjelaskan bahwa data resmi publik dapat digunakan untuk keperluan riset maupun praktik bisnis berbasis data (Mifandi Mandiri; DQLab).

c. Hasil Penelitian Terdahulu

Sumber ketiga adalah hasil penelitian terdahulu yang dapat berupa skripsi, tesis, disertasi, maupun artikel ilmiah yang relevan. Sumber ini sangat bermanfaat karena dapat dijadikan bahan pembanding, rujukan metodologi, maupun titik awal untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut. Penelitian pariwisata di Ejournal STIPRAM misalnya, banyak mengutip karya ilmiah terdahulu sebagai acuan teoretik. Demikian pula, penelitian kesehatan di Repository Universitas Ngudi Waluyo memanfaatkan data sekunder berupa skripsi terdahulu untuk memperkaya analisis kasus tertentu (Ejournal STIPRAM; Repository Universitas Ngudi Waluyo). Dengan menggunakan penelitian terdahulu, peneliti tidak hanya menghemat waktu tetapi juga dapat melihat celah penelitian yang belum banyak dibahas.

d. Media Publikasi Resmi

Terakhir, data sekunder dapat pula diperoleh dari media publikasi resmi seperti buku teks, laporan tahunan perusahaan, majalah ilmiah, hingga portal statistik yang kredibel. Media publikasi ini sering dijadikan bahan tambahan untuk mendukung data utama, karena informasi yang ditampilkan biasanya sudah melalui proses editorial dan memiliki standar validitas tertentu. Laporan tahunan perusahaan misalnya, banyak digunakan dalam riset manajemen dan akuntansi untuk menilai kinerja keuangan. Sementara buku akademik dan portal data resmi menjadi rujukan untuk memperkuat kerangka teori maupun konteks penelitian. Keberadaan media publikasi resmi membuat data sekunder lebih mudah diakses dan diandalkan untuk berbagai disiplin ilmu.

4. Contoh Penggunaan Data Sekunder

Untuk lebih memahami bagaimana data sekunder digunakan dalam penelitian ilmiah, berikut beberapa ilustrasi aplikatif yang sering ditemui dalam berbagai kajian akademik:

a. Analisis Dokumen dan Arsip

Salah satu contoh paling umum adalah penelitian yang menggunakan dokumen historis, arsip institusional, atau memo organisasi. Data jenis ini dapat dipakai untuk menelusuri perkembangan fenomena sosial, budaya, maupun kelembagaan dari waktu ke waktu. Misalnya, arsip surat keputusan, laporan tahunan lembaga, hingga memo internal dapat memberikan gambaran kronologis tentang perubahan kebijakan atau dinamika organisasi. Penelitian yang dipublikasikan oleh Jurnal Mifandi Mandiri menegaskan bahwa dokumen arsip bukan hanya catatan administratif, tetapi juga sumber informasi penting untuk membangun argumentasi ilmiah, karena mencerminkan jejak historis yang otentik dan bisa diverifikasi (Jurnal Mifandi Mandiri). Dengan kata lain, data sekunder dalam bentuk arsip membantu peneliti memahami “cerita di balik data” dan menjadikan analisis lebih kaya.

b. Studi Berbasis Kebijakan atau Statistik Resmi

Contoh berikutnya adalah penelitian yang memanfaatkan kebijakan publik atau data statistik resmi. Misalnya, studi tentang implementasi Computer Assisted Test (CAT) dalam seleksi penerimaan PNS di Papua, yang dianalisis dengan menggunakan dokumen kebijakan pemerintah dan data resmi dari instansi terkait sebagai sumber utama data sekunder. Studi tersebut dipublikasikan oleh UIR Press Journal dan menunjukkan bahwa dokumen kebijakan mampu memberi pemahaman mendalam mengenai kerangka regulasi, sekaligus menjadi landasan untuk mengevaluasi efektivitas implementasi kebijakan di lapangan (UIR Press Journal). Data statistik resmi juga sering dipakai, misalnya data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang demografi, ekonomi, atau sosial, yang dapat memperkuat hasil penelitian kuantitatif. Dengan menggunakan sumber ini, peneliti tidak perlu melakukan pengumpulan data skala besar yang mahal dan memakan waktu.

c. Analisis Pendukung Data Primer

Selain itu, data sekunder juga sering dipakai sebagai pendukung data primer. Dalam banyak skripsi maupun penelitian empiris, data wawancara dan observasi sering kali diperkuat dengan dokumen, laporan, maupun literatur yang relevan. Misalnya, penelitian di Repository Universitas Ngudi Waluyo mencontohkan penggunaan laporan kesehatan daerah sebagai data sekunder untuk melengkapi hasil wawancara dengan tenaga medis, sehingga interpretasi hasil penelitian menjadi lebih komprehensif (Repository Universitas Ngudi Waluyo). Sementara itu, penelitian lain di Darmajaya Repository menggunakan data sekunder berupa laporan institusional untuk memperkuat analisis kuantitatif mengenai perilaku konsumen (Darmajaya Repository). Dengan kata lain, data sekunder tidak berdiri sendiri, tetapi berpadu dengan data primer untuk menciptakan pemahaman yang lebih utuh dan mendalam.

5. Penutup

Singkatnya, data sekunder adalah sumber informasi yang dikumpulkan sebelumnya oleh pihak lain dan digunakan oleh peneliti untuk memperkuat, melengkapi, atau menambah dimensi analisis penelitian. Sumber data sekunder mencakup dokumen literatur, arsip, laporan resmi, hasil penelitian sebelumnya, serta data pemerintah. Contohnya meliputi penggunaan dokumen historis untuk analisis kualitatif, atau data kebijakan sebagai basis analisis kebijakan. Dalam praktiknya, data sekunder sangat membantu memperkaya riset secara efisien, asalkan penggunanya tetap kritis terhadap relevansi dan kualitas sumbernya.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.