Terakhir diperbarui: 27 October 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 27 October 2025). Grounded Theory: Definisi, Tahapan, dan Contohnya. SumberAjar. Retrieved 12 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/grounded-theory-definisi-tahapan-dan-contohnya 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Grounded Theory: Definisi, Tahapan, dan Contohnya

Pendahuluan

Dalam dunia penelitian kualitatif, pendekatan yang mengutamakan pembangunan teori langsung dari data empiris semakin banyak dipilih oleh para peneliti yang ingin memahami fenomena yang belum banyak dijelaskan teori sebelumnya. Salah satu pendekatan tersebut adalah Grounded Theory (GT). Pendekatan ini tidak dimulai dengan hipotesis atau teori yang sudah ada, melainkan justru “menurunkan” teori dari data yang dikumpulkan secara sistematis. Dengan demikian, Grounded Theory menawarkan kerangka kerja yang sangat berguna untuk menyelidiki proses, interaksi, atau dinamika sosial yang kompleks dan kurang terungkap. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai definisi Grounded Theory (secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli), kemudian membahas tahapan pelaksanaannya, dan akhirnya disertakan contoh aplikasinya dalam penelitian. Tujuan utama dari pembahasan ini adalah agar pembaca memperoleh pemahaman yang komprehensif terhadap Grounded Theory,apa itu, bagaimana langkah-pelaksanaannya, dan bagaimana ia diterapkan dalam riset nyata.

Definisi Grounded Theory

Definisi Grounded Theory Secara Umum

Grounded Theory secara umum dapat dipahami sebagai suatu pendekatan dalam penelitian kualitatif yang berorientasi pada pengembangan teori melalui data yang diperoleh dari lapangan. Artinya, peneliti memulai kegiatan penelitian dengan pengumpulan data (melalui wawancara, observasi, dokumen, atau kombinasi) kemudian melakukan analisis secara induktif untuk membangun konsep, kategori, dan akhirnya membentuk teori yang “berakar” pada data tersebut. Sebagai contoh, sebuah artikel menjelaskan:

“Grounded theory is one of the five approaches used in qualitative research methodologies … bukan bertolak dari suatu teori atau untuk menguji teori … melainkan bertolak dari data menuju suatu teori. Dari datalah suatu konsep dibangun, dari datalah suatu hipotesis dibangun, serta dari datalah suatu teori dihasilkan.” [Lihat sumber Disini]
Dengan demikian, secara umum GT menekankan bahwa teori yang dihasilkan bukanlah sekadar penerapan teori yang ada, melainkan konstruk yang baru yang muncul dari analisis data lapangan.

Definisi Grounded Theory dalam KBBI

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) hingga saat ini belum ditemukan entri resmi yang khusus untuk istilah “Grounded Theory” (atau “teori berakar”). Oleh karena itu, jika suatu peneliti ingin mencantumkan definisi KBBI secara literal, maka dapat digunakan definisi terjemahan atau adaptasi, namun perlu dicatat bahwa definisi tersebut bukan berasal langsung dari KBBI. Dengan demikian, untuk kepentingan penulisan ilmiah, lebih aman menggunakan definisi dari literatur atau jurnal penelitian yang telah diakses publik.

Definisi Grounded Theory Menurut Para Ahli

Berikut adalah sejumlah definisi dari para ahli (minimal empat) yang menjelaskan Grounded Theory:

  1. Barney G. Glaser & Anselm L. Strauss – Mereka yang pertama kali memperkenalkan Grounded Theory melalui buku The Discovery of Grounded Theory (1967). Mereka menyebut bahwa GT adalah suatu metode penelitian kualitatif yang memungkinkan pengembangan teori dari data secara induktif, bukannya mengecek hipotesis yang sudah ada. [Lihat sumber Disini]
  2. Ylona Chun Tie, Melanie Birks & Karen Francis – Dalam artikel “Grounded theory research: A design framework for novice researchers” mereka menyatakan:

“One of the defining characteristics of GT is that it aims to generate theory that is grounded in the data.” [Lihat sumber Disini]

  1. Kathy Charmaz – Dalam perspektif konstruktivis Grounded Theory, ia menyampaikan bahwa metode ini adalah suatu kerangka untuk membangun teori lewat refleksi dan interaksi peneliti-partisipan, bukan sekadar prosedur koding mekanik. [Lihat sumber Disini]
  2. Artikel dari peneliti Indonesia (Sebagai contoh: Jeffry Wowiling dkk., 2022) – Mereka menyimpulkan bahwa Grounded Theory adalah desain penelitian kualitatif yang bertujuan membangun teori dari data penelitian yang dikumpulkan secara sistematis. [Lihat sumber Disini]

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menurut para ahli, Grounded Theory memiliki ciri-khusus: berawal dari data (bukan teori), analisis bersifat induktif, penelitian bersifat terbuka dan reflektif, dan hasilnya adalah teori yang muncul dari proses penelitian itu sendiri.

Tahapan Grounded Theory

Setelah memahami definisi, penting untuk mengetahui bagaimana langkah-pelaksanaan atau tahapan dalam penelitian Grounded Theory. Meskipun banyak varian dan modifikasi, secara umum tahapan berikut ini umum dijumpai dalam literatur:

1. Perumusan masalah

Tahap ini melibatkan penentuan fokus atau masalah yang akan diteliti, namun berbeda dengan penelitian kuantitatif yang seringkali mulai dari hipotesis: di GT, rumusan masih cukup terbuka dan memberi ruang bagi proses eksplorasi data. Sebagai contoh, artikel menyebut bahwa tahapan riset GT terdiri dari “tahap perumusan masalah” sebagai langkah awal. [Lihat sumber Disini]

2. Kajian teoritis (jika perlu)

Meskipun GT memang memulai dari data, tetapi literatur terkini menyebut bahwa kajian teoritis dapat dilakukan setelah atau secara terbatas pada tahap tertentu agar tidak membatasi munculnya konsep baru. Contoh: Penelitian Indonesia menyebut “tahap penggunaan kajian teoritis (bila perlu)”. [Lihat sumber Disini]

3. Pengumpulan data dan penyampelan (data collection & sampling)

Tahap ini mencakup pengumpulan data empiris (wawancara, observasi, dokumen), dan strategi sampling yang khas GT yaitu theoretical sampling – memilih informan/kejadian berdasarkan kebutuhan teori yang muncul. Contoh: “tahap pengumpulan data dan penyampelan”. [Lihat sumber Disini]

4. Analisis data

Analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data secara iteratif. Teknik utama adalah pengkodean (coding): open coding, axial coding, selective coding (tergantung pendekatan), serta metode perbandingan konstan (constant comparison) untuk membandingkan data-data baru dengan kategori yang muncul. Dalam konteks Indonesia: “peneliti mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasi data serta membentuk teori dari data pada waktu bersamaan.” [Lihat sumber Disini]

5. Penyimpulan dan penulisan laporan

Setelah kategori terbentuk dan teori muncul, tahap akhir adalah merumuskan teori yang dihasilkan dan menuliskannya dalam laporan penelitian. Sebagai contoh: “tahap penyimpulan atau penulisan laporan” dalam riset GT. [Lihat sumber Disini]

Hal yang penting diingat: meskipun ditulis sebagai tahapan, dalam GT aktivitas-nya bersifat simultan dan iteratif , pengumpulan data, analisis, dan pembentukan teori terjadi secara bersamaan dan bergantian. [Lihat sumber Disini]

Contoh Penggunaan Grounded Theory

Untuk membuat pemahaman lebih konkret, berikut adalah contoh bagaimana Grounded Theory diterapkan dalam riset:

Contoh 1: Penelitian dalam bidang pendidikan

Sebuah penelitian di sekolah menengah pertama menggunakan metode Grounded Theory untuk menganalisis disposisi berpikir kreatif siswa. Peneliti memilih 25 siswa sebagai partisipan, mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi, kemudian menganalisis data melalui kode dan kategori hingga muncul teori terkait bagaimana lingkungan dan proses belajar memengaruhi disposisi berpikir kreatif. [Lihat sumber Disini]

Contoh 2: Penelitian bidang arsitektur/lingkungan binaan

Penelitian di bidang arsitektur dan lingkungan binaan menunjukkan bahwa metode Grounded Theory relevan untuk menghasilkan konsep teori baru terkait kenyamanan psikologis, mitigasi bencana, dan teknologi lingkungan. Peneliti memulai dari literatur, kemudian ke pengumpulan data dan analisis iteratif hingga menghasilkan kerangka teori tentang bagaimana arsitektur merespon dinamika psikologis dan sosial masyarakat. [Lihat sumber Disini]

Contoh 3: Penelitian keperawatan atau kesehatan

Dalam artikel yang membahas Grounded Theory sebagai pilihan metode riset keperawatan, disebut bahwa GT sangat membantu dalam memahami perilaku sosial pasien atau interaksi perawat-pasien yang kurang dijelaskan oleh teori kuantitatif tradisional. [Lihat sumber Disini]

Dengan demikian, Grounded Theory bukan hanya teori metodologis semata, tapi benar-benar digunakan dalam berbagai bidang untuk membangun kerangka teori yang relevan dengan data lapangan.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal utama:
Pertama, Grounded Theory adalah pendekatan penelitian kualitatif yang menekankan pembangunan teori dari data empiris, bukan pengujian teori yang sudah ada.
Kedua, meskipun belum ada definisi resmi dalam KBBI untuk istilah ini, literatur ilmiah Indonesia dan internasional sudah banyak mendefinisikannya secara jelas menurut para ahli.
Ketiga, pelaksanaan Grounded Theory melibatkan tahapan seperti perumusan masalah, kajian teoritis (jika diperlukan), pengumpulan data dan penyampelan, analisis data, serta penyimpulan/penulisan laporan, namun secara khas aktivitas-nya bersifat simultan dan iteratif.
Keempat, contoh-contoh aplikasi menunjukkan bahwa Grounded Theory sangat fleksibel dan dapat diterapkan di berbagai bidang seperti pendidikan, arsitektur, kesehatan, manajemen, dan lainnya.
Dengan memahami secara baik apa itu Grounded Theory, tahapan pelaksanaannya, dan contoh penggunaannya, peneliti atau mahasiswa akan lebih siap untuk memilih dan mengimplementasikan pendekatan ini dalam penelitian mereka, terutama ketika fenomena yang diteliti masih kurang dijelaskan teori sebelumnya atau membutuhkan pemahaman proses yang mendalam.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Grounded Theory adalah pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan untuk mengembangkan teori berdasarkan data empiris yang dikumpulkan dari lapangan. Metode ini tidak dimulai dari teori yang sudah ada, tetapi teori dibangun dari temuan data yang dianalisis secara induktif.

Tahapan utama Grounded Theory meliputi: perumusan masalah, kajian teoritis (jika diperlukan), pengumpulan data dan penyampelan, analisis data dengan open coding, axial coding, dan selective coding, serta penyimpulan dan penulisan teori yang muncul dari data.

Grounded Theory pertama kali diperkenalkan oleh Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss pada tahun 1967 melalui karya mereka 'The Discovery of Grounded Theory'.

Contoh penerapan Grounded Theory antara lain penelitian di bidang pendidikan untuk memahami proses berpikir kreatif siswa, dalam keperawatan untuk mempelajari interaksi perawat dan pasien, serta dalam arsitektur untuk mengembangkan teori kenyamanan psikologis masyarakat terhadap lingkungan binaan.

Keunggulan Grounded Theory adalah kemampuannya membangun teori baru yang relevan dengan fenomena aktual, karena teori muncul langsung dari data lapangan, bukan dari asumsi teoritis sebelumnya.