Terakhir diperbarui: 19 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 19 November 2025). Validitas Konstruk: Pengertian dan Pengujian. SumberAjar. Retrieved 19 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/validitas-konstruk-pengertian-dan-pengujian 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Validitas Konstruk: Pengertian dan Pengujian - SumberAjar.com

Validitas Konstruk: Pengertian dan Pengujian

Pendahuluan

Dalam penelitian kuantitatif maupun pengembangan instrumen pengukuran (tes, kuesioner, skala sikap, dan sejenisnya), salah satu aspek kritis yang harus diperhatikan adalah validitas. Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Salah satu bentuk validitas yang sering menjadi pusat perhatian adalah validitas konstruk. Validitas konstruk menjadi penting karena instrumen penelitian banyak digunakan untuk mengukur konsep atau konstruk yang bersifat abstrak atau laten (misalnya sikap, motivasi, konsep diri, kepercayaan diri) yang tidak dapat langsung diamati secara kasat-mata. Dengan demikian, validitas konstruk berkaitan langsung dengan kredibilitas hasil penelitian dan kesimpulan yang diambil dari instrumen tersebut.

Tulisan ini akan membahas validitas konstruk dengan struktur sistematis: definisi secara umum, definisi menurut KBBI, definisi menurut para ahli, kemudian dilengkapi dengan pembahasan tambahan mengenai prosedur pengujian, jenis-penunjangnya, dan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Akhirnya diakhiri dengan kesimpulan.

Definisi Validitas Konstruk

1. Definisi Secara Umum

Secara umum, validitas konstruk dapat dipahami sebagai sejauh mana suatu alat ukur atau instrumen penelitian benar-benar mengukur konstruk teoritis yang hendak diukur. Instrumen dikatakan memiliki validitas konstruk yang tinggi apabila indikator-atau-butir-butirnya mampu merepresentasikan konstruk secara tepat dan sesuai dengan teori atau definisi konseptual yang mendasarinya. Sebaliknya, jika butir-butir instrumen kurang tepat menggambarkan konstruk atau tidak sesuai dengan teori, maka validitas konstruk dinilai rendah.

2. Definisi dalam KBBI

Menurut kamus resmi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (KBBI Daring), kata validitas didefinisikan sebagai “sifat benar menurut bahan bukti yang ada, logika berpikir, atau kekuatan hukum; sifat valid; kesahihan” (tautan: [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]). [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Dengan demikian, bila dikaitkan dengan istilah validitas konstruk, maka pengertiannya dapat dirumuskan sebagai: sifat sahih (valid) dari suatu instrumen dalam mengukur konstruk yang dimaksud, berdasarkan bukti teoritis, logika, dan data-empiris.

3. Definisi Menurut Para Ahli

Berikut beberapa definisi validitas konstruk menurut para ahli, berikut pendapat mereka dan sumber jurnal atau dokumen yang dapat diakses publik:

  • Saifuddin Azwar menyatakan bahwa validitas konstruk adalah “penilaian tentang seberapa baik seorang peneliti menerjemahkan teori yang dipergunakan ke dalam alat ukur”. [Lihat sumber Disini - ejournal.undip.ac.id]
  • Menurut Allen & Yen (1978:108), “validitas konstruk menunjukkan sejauh mana alat ukur mengungkapkan suatu konstruk teoritis yang hendak diukurnya”. Contoh penerapan dalam instrumen angket self-esteem mahasiswa. [Lihat sumber Disini - journal.walisongo.ac.id]
  • Menurut Kuncoro, validitas konstruk mengandung pengertian sejauh mana suatu alat ukur mengungkap konstruk teoritik yang hendak diukur; pengujian dapat dilakukan melalui analisis faktor (EFA/CFA) atau metode multitrait-multimethod. [Lihat sumber Disini - psikologi.unissula.ac.id]
  • Dalam konteks pengembangan instrumen pendidikan, Andi Maulana menegaskan bahwa “pengujian validitas konstruk yaitu dengan mempertanyakan apakah butir-butir pertanyaan dalam instrumen itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan”. [Lihat sumber Disini - journal.kualitama.com]

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa validitas konstruk bukan sekadar memeriksa kesesuaian butir-instrumen dengan materi atau domain saja, melainkan juga memeriksa kesesuaian dengan teori/latar belakang konstruk, representasi indikator, dan pengujian empiris.

Prosedur Pengujian Validitas Konstruk

Pengujian validitas konstruk biasanya mencakup dua pendekatan utama: logis/teoritis dan empiris/statistik.

  • Pendekatan logis/teoritis: peneliti harus terlebih dahulu mendefinisikan konstruk secara konseptual, menentukan dimensi dan indikator-indikatornya, kemudian menyusun butir-butir instrumen yang sesuai. Proses ini melibatkan telaah literatur, expert judgement, dan analisis logika konseptual. [Lihat sumber Disini - digilib.unimed.ac.id]
  • Pendekatan empiris/statistik: setelah instrumen disusun dan diuji secara isi atau logika, selanjutnya dilakukan uji empiris misalnya melalui analisis faktor (Exploratory Factor Analysis/EFA atau Confirmatory Factor Analysis/CFA) atau metode multitrait-multimethod. Contoh: penelitian instrumen self-esteem mahasiswa menggunakan CFA untuk menguji validitas konstruk. [Lihat sumber Disini - journal.walisongo.ac.id]

Adapun langkah-langkah umum dalam pengujian validitas konstruk antara lain: mendefinisikan konstruk, menentukan dimensi dan indikator, menetapkan butir instrumen, melakukan uji isi (content validity) sebagai tahap awal, mengumpulkan data uji coba, analisis faktor atau korelasi antar-butir, mengevaluasi model atau skor indikator, dan memperbaiki instrumen jika diperlukan. [Lihat sumber Disini - journal.uny.ac.id]

Jenis Bukti Validitas Konstruk: Konvergen dan Diskriminan

Dalam pengujian validitas konstruk, dua jenis bukti penting yang sering dikaji adalah:

  • Validitas konvergen: menunjukkan bahwa instrumen yang mengukur konstruk yang sama (atau sangat berhubungan secara teori) mempunyai korelasi yang tinggi atau loading faktor yang kuat. Contoh: dua skala berbeda yang mengukur motivasi harus berkorelasi tinggi. [Lihat sumber Disini - ojs.fkip.ummetro.ac.id]
  • Validitas diskriminan: menunjukkan bahwa instrumen yang mengukur konstruk berbeda harus memiliki korelasi yang rendah atau loading yang lemah antar konstruk berbeda. Contoh: skala motivasi dan skala stres sebaiknya tidak berkorelasi terlalu tinggi jika secara teori berbeda. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]

Kedua bukti ini sering diuji melalui metode multitrait-multimethod atau analisis faktor (CFA) dengan memperhatikan kriteria fit model, nilai loading, korelasi antar-faktor, dan reliability konstruk.

Indikator-Indikator yang Menggambarkan Validitas Konstruk

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar suatu instrumen memiliki validitas konstruk yang baik:

  • Instrumen harus memiliki definisi konstruk yang jelas, baik secara konseptual maupun operasional.
  • Butir-butir instrumen harus merepresentasikan seluruh dimensi konstruk secara proporsional dan logis.
  • Instrumen harus dirancang berdasarkan teori dan kajian literatur yang relevan, bukan sekadar berdasarkan intuisi semata.
  • Uji empiris selanjutnya (analisis faktor, korelasi, model fit) harus menunjukkan bukti bahwa butir-butir mengelompok sesuai dengan konstruk yang ditetapkan, dan bahwa konstruk tersebut sesuai teori.
  • Peneliti harus melaporkan bukti validitas konstruk secara transparan, termasuk nilai loading, reliabilitas, indeks fit model, korelasi antar-konstruk, dan interpretasi hasilnya.

Perbedaan dengan Validitas Isi dan Validitas Kriteria

Sangat penting mengetahui bahwa validitas konstruk berbeda dengan dua jenis validitas lainnya:

  • Validitas isi (content validity): berkaitan dengan sejauh mana butir instrumen mewakili domain konten atau materi yang hendak diukur. Focus lebih pada “apakah konten instrumen sudah mencakup aspek-aspek konstruk?” [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
  • Validitas kriteria (criterion-related validity): berkaitan dengan sejauh mana skor instrumen berkorelasi atau mampu memprediksi skor pada suatu kriteria eksternal, baik konkuren maupun prediktif. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
  • Validitas konstruk lebih mengarah ke aspek konseptual dan teoritis: “Apakah instrumen benar-benar mengukur konstruk yang dimaksud?” Prosedurnya lebih kompleks dan melibatkan analisis faktor atau teknik statistik mendalam. [Lihat sumber Disini - digilib.unimed.ac.id]

Tantangan dan Catatan Penting Peneliti

  • Validitas konstruk bukan sesuatu yang sekali diuji lalu selesai; ia adalah proses yang bersifat berkelanjutan seiring pengembangan teori, instrumen baru, dan konteks aplikasi. [Lihat sumber Disini - id.scribd.com]
  • Instrumen mungkin valid untuk satu konteks atau populasi namun belum tentu valid di konteks/populasi lain, artinya generalisasi perlu diuji kembali.
  • Validitas konstruk sangat bergantung pada kualitas definisi konstruk, ukuran sampel uji coba, teknik analisis yang digunakan (misalnya ukuran model fit CFA), dan interpretasi yang logis serta teoritis.
  • Peneliti perlu melaporkan dengan jelas prosedur pengujian, hasil analisis, dan bagaimana instrumen diperbaiki bila ditemukan butir-yang kurang valid.

Kesimpulan

Validitas konstruk merupakan aspek yang krusial dalam pengembangan dan penggunaan instrumen pengukuran dalam penelitian. Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mampu mengukur konstruk teoritis yang dimaksud, baik secara konseptual maupun empiris. Definisi dalam KBBI menunjukkan sifat sahih (kesahihan) dari suatu pengukuran; definisi formal dari para ahli menekankan proses penerjemahan teori ke dalam instrumen serta pengujian empiris melalui analisis faktor atau korelasi konstruk.

Pengujian validitas konstruk mencakup pendekatan logis (definisi konstruk, indikator, item) dan empiris (analisis faktor, bukti konvergen/­diskriminan). Peneliti perlu memastikan bahwa instrumen telah melalui tahap-tahap validasi isi terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan validasi konstruk. Diferensiasi terhadap validitas isi dan validitas kriteria membantu menjaga kerangka berpikir yang tepat dalam pengukuran.

Dengan demikian, peneliti yang serius dalam menggunakan instrumen untuk mengukur konstruksi psikologi, pendidikan, atau sosial harus memberi perhatian yang memadai terhadap validitas konstruk, bukan hanya sekadar reliabilitas. Semakin baik bukti validitas konstruk yang dimiliki instrumen, semakin besar kepercayaan terhadap interpretasi hasil penelitian.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Validitas konstruk adalah tingkat kesahihan suatu instrumen dalam mengukur konstruk atau konsep teoritis yang menjadi tujuan pengukuran.

Validitas konstruk penting karena menentukan apakah instrumen benar-benar mengukur konsep yang dimaksud sehingga hasil penelitian dapat dipercaya dan akurat.

Validitas konstruk dapat diuji melalui analisis logis berbasis teori dan analisis empiris seperti analisis faktor eksploratori, analisis faktor konfirmatori, serta bukti konvergen dan diskriminan.

Validitas konstruk berfokus pada kesesuaian instrumen dengan konstruk teoretis, sedangkan validitas isi melihat sejauh mana butir instrumen mewakili materi atau domain konten yang hendak diukur.

Validitas konstruk digunakan ketika mengembangkan instrumen untuk konsep abstrak seperti motivasi, sikap, minat belajar, kecemasan, atau kompetensi sosial.