Reliability Internal: Pengertian, Fungsi, dan Contoh
Pendahuluan
Dalam dunia penelitian dan pengukuran sosial-ilmu, keberhasilan suatu instrumen atau alat ukur tidak hanya diukur dari seberapa tepat ia mengukur variabel yang dimaksud, tetapi juga seberapa konsisten dan dapat dipercaya hasil pengukurannya. Salah satu konsep kunci dalam konteks ini adalah reliabilitas internal (atau internal reliability), yang sering menjadi prasyarat agar data atau hasil pengukuran dapat digunakan secara valid dan handal. Tanpa reliabilitas internal yang memadai, suatu instrumen mungkin menghasilkan hasil yang berubah-ubah, tidak stabil, atau tidak mampu diulang dengan hasil serupa, dan hal ini dapat menurunkan kredibilitas temuan penelitian.
Artikel ini akan menguraikan pengertian reliability internal secara umum, dalam kamus, dan menurut para ahli; kemudian membahas fungsi pentingnya dalam penelitian atau pengukuran; selanjutnya menyajikan contoh penerapan dan implikasinya; dan diakhiri dengan kesimpulan yang merangkum poin-utama agar pembaca memperoleh pemahaman komprehensif.
Definisi Reliability Internal
Definisi Reliability Internal Secara Umum
Reliabilitas secara umum diartikan sebagai tingkat konsistensi atau kestabilan suatu pengukuran ketika dilakukan berulang kali dalam kondisi yang sama atau serupa. Misalnya, suatu tes yang memberikan skor sangat berbeda jika diulang maka reliabilitasnya rendah. [Lihat sumber Disini - ejournal-polnam.ac.id]
Dalam konteks “internal”, istilah internal reliability atau internal consistency reliability merujuk pada sejauh mana item-item dalam satu instrumen (misalnya kuesioner, skala, angket) saling berkorelasi atau menunjukkan pengukuran yang serupa terhadap konstruk yang sama. Dengan kata lain: apakah semua butir (item) dalam instrumen tersebut secara bersama-sama mengukur konstruk yang sama dan menunjukkan konsistensi internal? [Lihat sumber Disini - jpm.uho.ac.id]
Sebagai ilustrasi: jika sebuah skala terdiri dari 10 pertanyaan untuk mengukur “kepuasan pelanggan”, maka jika semua pertanyaan benar-benar mengukur kepuasan pelanggan dan mengarah ke konstruk yang sama, maka korelasi antar item akan tinggi dan reliabilitas internal akan baik.
Definisi Reliability Internal dalam KBBI
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah reliabilitas diartikan sebagai “kemungkinan suatu produk untuk dapat melakukan fungsi tertentu pada kondisi yang telah dinyatakan dalam periode waktu yang ditentukan” atau “ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran, keterandalan”. [Lihat sumber Disini - info.populix.co]
Meskipun KBBI tidak secara spesifik menguraikan istilah “reliabilitas internal” (internal reliability), definisi KBBI tersebut dapat diinterpretasikan bahwa instrumen pengukuran yang memiliki reliabilitas internal adalah instrumen yang mampu melakukan fungsinya secara konsisten dalam kondisi yang telah ditetapkan.
Definisi Reliability Internal Menurut Para Ahli
Berikut beberapa pendapat ahli yang relevan dengan reliabilitas internal:
- Z Matondang dalam penelitiannya menyatakan bahwa “reliabilitas adalah koefisien yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen/alat pengukur dapat dipercaya”. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
- Busnawir Busnawir dalam artikelnya menyebut bahwa “salah satu ukuran reliabilitas instrumen adalah konsistensi internal butir yang menyusunnya”. [Lihat sumber Disini - jpm.uho.ac.id]
- Putu Gede Subhaktiyasa dalam studi pustakanya menyebut bahwa “reliabilitas konsistensi internal … mengukur sejauh mana item-item dalam satu instrumen saling berkorelasi, yang menunjukkan bahwa item-item tersebut secara konsisten mengukur konstruk yang sama”. [Lihat sumber Disini - jer.or.id]
- IW Gunartha dalam kajiannya menyatakan bahwa “konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur erat berkaitan dengan kesalahan pengukuran … dan pendekatan konsistensi internal (internal consistency)”. [Lihat sumber Disini - ojs.mahadewa.ac.id]
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diringkas bahwa reliabilitas internal adalah tingkat keandalan internal instrumen dalam mengukur konstruk yang dimaksud secara konsisten melalui item‐item yang saling mendukung dan homogen dalam satu kesatuan instrumen.
Fungsi Reliability Internal
Reliabilitas internal memiliki sejumlah fungsi penting dalam konteks penelitian, pengukuran, atau evaluasi instrumen. Berikut uraian fungsinya:
1. Menjamin Konsistensi Item dalam Instrumen
Fungsi pertama adalah memastikan bahwa item-item dalam suatu instrumen saling berkorelasi dan mengukur konstruk yang sama secara konsisten. Artinya, instrumen tidak terdiri dari pertanyaan yang acak atau mengukur konstruk yang berbeda-beda secara tersebar. Dengan adanya reliabilitas internal yang baik, hasil pengukuran dapat dianggap lebih stabil. Sebagai contoh, jika nilai koefisien konsistensi internal (misalnya Cronbach’s Alpha) ≥ 0,70 maka dianggap memadai dalam banyak penelitian. [Lihat sumber Disini - ejournal-polnam.ac.id]
2. Meningkatkan Kredibilitas Hasil Pengukuran
Dengan instrumen yang memiliki reliabilitas internal yang baik, hasil pengukuran akan lebih dipercaya oleh peneliti, pembaca, dan pemangku kepentingan bahwa instrumen tersebut memang mengukur apa yang dimaksud dan memberikan hasil yang konsisten. Study pustaka oleh Subhaktiyasa (2024) menunjukkan bahwa perubahan konteks sosial budaya dapat mempengaruhi keandalan instrumen,karena itu pengujian ulang reliabilitas menjadi penting. [Lihat sumber Disini - jer.or.id]
3. Memperkuat Validitas Instrumen
Walaupun reliabilitas dan validitas adalah dua konsep yang berbeda, reliabilitas internal yang memadai sering dianggap sebagai prasyarat untuk validitas instrumen: jika instrumen tidak konsisten, maka sulit untuk mengatakan bahwa instrumen mengukur konstruk yang tepat. Sebaliknya, instrumen yang reliabel memungkinkan peneliti lebih yakin bahwa variabel yang diukur benar-benar sesuai. [Lihat sumber Disini - tesis.id]
4. Menghindari Variabilitas atau Kesalahan Pengukuran yang Tidak Diinginkan
Ketidakreliabelan internal dapat menyebabkan variabilitas yang tidak diinginkan antar item atau antar responden yang sebenarnya disebabkan oleh faktor eksternal (misalnya buruknya pertanyaan, responden bingung, variasi penilaian). Dengan melakukan uji reliabilitas internal, peneliti dapat mendeteksi item yang lemah atau inkonsisten lalu merevisinya sebelum pengumpulan data penuh. [Lihat sumber Disini - skripsiexpress.com]
5. Menjadi Alat Monitoring dan Perbaikan Instrumen
Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah reliabilitas internal dapat menjadi “alat” bagi peneliti atau pengembang instrumen untuk mengevaluasi kualitas instrumen mereka. Jika koefisien reliabilitas internal rendah, maka peneliti dapat melakukan analisis item-by-item (misalnya item‐total correlation, alpha apabila item dihapus) untuk melakukan perbaikan. Hal ini meningkatkan kualitas instrumen secara terus-menerus.
Contoh Reliability Internal
Untuk memperjelas bagaimana reliabilitas internal berfungsi dalam praktik, berikut beberapa contoh penerapannya:
Contoh dalam Kuesioner Penelitian
Misalnya, sebuah penelitian ingin mengukur “kepuasan layanan pelanggan” dengan kuesioner 20 item skala Likert. Sebelum digunakan dalam survei besar, peneliti melakukan uji coba (pilot study) kepada beberapa puluh responden, kemudian menghitung koefisien konsistensi internal seperti Cronbach’s Alpha. Jika nilai alpha = 0,65 maka dianggap kurang memadai (menunjukkan item-item tidak cukup homogen); maka peneliti merevisi beberapa item yang memiliki korelasi rendah dengan total skor, kemudian melakukan uji ulang hingga nilai alpha ≥ 0,70 – 0,80 tercapai. Hasil uji‐coba ini memastikan bahwa ketika kuesioner utama dijalankan, item-item tersebut secara internal reliabel.
Contoh di Bidang Pendidikan
Pada penelitian pendidikan, misalnya instrument tes hasil belajar siswa, reliabilitas internal akan mengukur sejauh mana soal-soal dalam tes tersebut secara internal konsisten dalam mengukur kompetensi yang sama. Sebagai contoh, penelitian “Konsistensi Internal Instrumen Tes: Perbandingan Beberapa Metode Estimasi …” oleh Busnawir (2023) menunjukkan bahwa variasi ukuran sampel dan metode estimasi dapat mempengaruhi koefisien reliabilitas internal. [Lihat sumber Disini - jpm.uho.ac.id]
Contoh dalam Evaluasi Kuesioner Layanan/Kesehatan
Misalnya dalam sebuah studi pada mahasiswa terhadap pemilihan suplemen kesehatan (2022), kuesioner diuji reliabilitasnya dan hasil menunjukkan bahwa kuesioner dinyatakan reliabel berdasarkan nilai Cronbach’s Alpha untuk bagian sikap yaitu 0,90. [Lihat sumber Disini - researchgate.net]
Implikasi Nilai Koefisien
Sebagai panduan umum, beberapa literatur menyebut bahwa:
- alpha ≥ 0,90 = sangat tinggi/sebaik-baiknya reliabilitas;
- alpha 0,70-0,90 = cukup hingga tinggi;
- alpha 0,50-0,70 = moderat;
- alpha < 0,50 = rendah. [Lihat sumber Disini - ejournal-polnam.ac.id]
Namun perlu ditekankan: angka cutoff bukan hukum mutlak,konteks instrumen, jumlah item, homogeneity konstruk, dan tujuan pengukuran juga mempengaruhi interpretasi.
Kesimpulan
Reliabilitas internal (internal reliability atau internal consistency) merupakan komponen krusial dalam kualitas pengukuran instrumen penelitian maupun evaluasi. Artikel ini menguraikan bahwa:
- Pengertian secara umum bahwa reliabilitas adalah konsistensi pengukuran; secara spesifik, reliabilitas internal menilai seberapa homogen dan konsisten item-instrumen dalam mengukur konstruk yang sama.
- Menurut KBBI dan para ahli, reliabilitas internal berarti keterandalan internal instrumen dalam kondisi yang telah ditetapkan.
- Fungsi-nya sangat penting: menjamin konsistensi item, meningkatkan kredibilitas hasil, memperkuat validitas instrumen, menghindari variabilitas yang tidak diinginkan, serta menjadi alat monitoring dan perbaikan instrumen.
- Contoh penerapannya meliputi kuesioner layanan, tes pendidikan, dan evaluasi kesehatan, di mana uji reliabilitas internal sering dilakukan melalui Cronbach’s Alpha atau metode konsistensi internal lainnya.
- Nilai koefisien reliabilitas internal memberikan indikasi kualitas instrumen, namun interpretasinya harus mempertimbangkan konteks pengukuran.
Dengan demikian, peneliti dan pengembang instrumen harus memberi perhatian serius pada reliabilitas internal sebelum melakukan pengumpulan data besar atau membuat keputusan berbasis hasil pengukuran. Instrumen yang tidak reliabel akan membahayakan keandalan dan validitas hasil penelitian atau evaluasi.
