Strategi Pembelajaran Aktif: Jenis dan Contoh
Pendahuluan
Pembelajaran di era kini menuntut lebih dari sekadar transmisi pengetahuan secara satu arah. Model pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru (teacher-centred) kini dianggap kurang efektif dalam mendorong peserta didik agar benar-benar memahami, menganalisis, dan menerapkan pengetahuan mereka. Oleh sebab itu, pendekatan yang disebut Pembelajaran Aktif (Active Learning) muncul sebagai alternatif untuk memfasilitasi keterlibatan siswa secara aktif, bukan hanya menerima informasi, tetapi juga terlibat dalam proses pengembangan pemahaman mereka sendiri. Beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif berdampak positif terhadap keaktifan siswa, motivasi belajar, dan hasil belajar. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
Tulisan ini akan menguraikan definisi pembelajaran aktif, secara umum, dalam KBBI, dan menurut para ahli, kemudian membahas berbagai jenis strategi pembelajaran aktif beserta contoh nyata penerapannya. Terakhir, akan disimpulkan manfaat dan hal-yang perlu diperhatikan dalam implementasinya.
Definisi Pembelajaran Aktif
Definisi Pembelajaran Aktif Secara Umum
Secara umum, pembelajaran aktif dapat dipahami sebagai pendekatan atau model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk secara aktif berpartisipasi dalam proses belajar, baik secara mental (berpikir, menganalisis, bertanya) maupun secara fisik (diskusi, eksperimen, proyek, kerja kelompok). Misalnya, menurut sebuah kajian di Indonesia disebutkan: “Pembelajaran aktif merupakan proses yang membuka peluang luas terhadap peserta didik untuk menjadi proaktif dalam berinisiatif, berpikir, berkonsep, berdinamika dan bermakna melalui berbagai jenis aktivitas yang konstruktif.” [Lihat sumber Disini - ejurnal.politeknikpratama.ac.id]
Dengan demikian, inti dari pembelajaran aktif adalah menggeser dari posisi peserta didik sebagai penerima pasif ke peserta yang aktif mengeksplorasi, berkolaborasi, dan membangun pemahaman bersama.
Definisi Pembelajaran Aktif dalam KBBI
Meskipun KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tidak memberikan definisi istilah “pembelajaran aktif” secara spesifik sebagai satu istilah leksikal tersendiri, kita dapat memaknai kata-kata penyusunnya berdasar entri “aktif”:
“aktif : 1 giat (bekerja, berusaha): ia – di bidang olahraga; 2 lebih banyak penerimaan daripada pengeluaran: neraca pembayaran –; 3 dinamis atau bertenaga (sebagai lawan statis atau lembam); 4 mampu beraksi dan bereaksi…” [Lihat sumber Disini - kbbi.web.id]
Dengan demikian, kata “aktif” mengandung makna bahwa peserta didik tidak diam saja, melainkan melakukan, bereaksi, berpikir, bergerak, dan ditautkan dengan proses pembelajaran maka “pembelajaran aktif” dapat diartikan sebagai proses belajar yang bersifat dinamis, melibatkan inisiatif peserta didik, bukan sekadar menyimak secara statis.
Definisi Pembelajaran Aktif Menurut Para Ahli
Berikut ini sejumlah definisi pembelajaran aktif menurut para ahli yang dapat memperkaya pemahaman kita:
- Menurut Mel Silberman (dalam sumber-sekunder), pembelajaran aktif adalah “what I hear, I forget; what I see, I remember a little; what I hear, see and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand; what I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill”. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
- Menurut Hisyam Zaini (2008), pembelajaran aktif adalah “suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok dari suatu materi pembelajaran, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.” [Lihat sumber Disini - eprints.uny.ac.id]
- Menurut Abdul Hayyi dan kawan-kawan (2023) dalam kajian di madrasah menyebutkan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah kumpulan langkah, cara, model dan bentuk yang komprehensif dan terstruktur yang memungkinkan peserta didik membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan. [Lihat sumber Disini - ejurnal.politeknikpratama.ac.id]
- Menurut Muhamad Syafiqul Humam dan Muh. Hanif (2025) dalam penelitian mereka: “Strategi pembelajaran aktif … terbukti memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan keahlian berpikir kritis siswa.” [Lihat sumber Disini - ejurnal.stie-trianandra.ac.id]
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif bukan sekadar variasi metode, melainkan kerangka pembelajaran di mana siswa menjadi pusat proses, guru berperan sebagai fasilitator, dan kegiatan belajar dirancang agar siswa berpikir, berdiskusi, berkolaborasi, serta menerapkan pembelajaran pada konteks nyata.
Jenis Strategi Pembelajaran Aktif
Dalam implementasi pembelajaran aktif, berbagai strategi atau model dapat digunakan. Berikut beberapa jenis strategi beserta contoh penerapannya:
1. Pembelajaran Kolaboratif (Cooperative Learning)
Strategi ini memungkinkan siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil, saling bertukar ide, berdiskusi, serta secara bersamaβsama menyelesaikan tugas atau problem. Sebuah penelitian di MTs-Indonesia menunjukkan bahwa melalui pembelajaran kolaboratif siswa aktif terlibat dalam pemecahan masalah matematika dan pemahaman konsep meningkat. [Lihat sumber Disini - journal.mudaberkarya.id]
Contoh: Guru membagi kelas menjadi kelompok 4-5 siswa, memberi setiap kelompok sebuah kasus nyata yang harus mereka pecahkan bersama, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya dan semua siswa saling memberi umpan balik.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning, PBL)
Dalam strategi ini, siswa diberikan sebuah masalah kontekstual yang relevan untuk mereka pecahkan. Prosesnya melibatkan identifikasi masalah, penelitian, diskusi, solusi, dan refleksi. Dari kajian pustaka diketahui bahwa strategi pembelajaran aktif seperti PBL efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa. [Lihat sumber Disini - journal.aripi.or.id]
Contoh: Dalam pelajaran IPA, siswa diberikan skenario tentang polusi air di lingkungan sekolah. Mereka diminta mencari data, menganalisis sebab-akibat, merancang solusi sederhana, lalu menyajikannya dalam bentuk poster atau video.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Siswa memperoleh tugas berupa proyek yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, seringkali melibatkan eksplorasi, kolaborasi, dan hasil nyata. Sebuah studi mencatat bahwa strategi pembelajaran aktif berbasis proyek diterapkan dalam matematika di Madrasah dengan hasil positif. [Lihat sumber Disini - journal.mudaberkarya.id]
Contoh: Guru Bahasa Indonesia menginstruksikan siswa membuat kliping digital tentang penerapan masyarakat dalam menjaga lingkungan dan membuat video wawancara kegiatan nyata yang kemudian ditampilkan di kelas.
4. Pembelajaran Berbasis Game atau Simulasi
Strategi ini memanfaatkan elemen permainan (game) atau simulasi agar siswa aktif berpikir dan bertindak dalam suasana menyenangkan. Di kajian untuk anak usia dini, strategi berbentuk lempar bola, brainstorming, simulasi ditemukan efektif dalam membangun keterlibatan. [Lihat sumber Disini - jurnal.uinsyahada.ac.id]
Contoh: Dalam pelajaran sejarah, siswa bermain “peran” sebagai tokoh-tokoh sejarah dan melakukan simulasi sidang atau persidangan untuk mengevaluasi konflik sosial. Atau dalam pelajaran ekonomi dasar, siswa bermain simulasi pasar mini di kelas.
5. Diskusi Kelompok & Think-Pair-Share
Strategi sederhana tetapi efektif: siswa berpikir secara individual, kemudian dipasangkan (pair) untuk berdiskusi, lalu berbagi ke kelompok atau kelas (share). Banyak literatur menyebut strategi ini sebagai bagian dari pembelajaran aktif. [Lihat sumber Disini - ejournal.staidapondokkrempyang.ac.id]
Contoh: Guru menanyakan pertanyaan pemantik di awal kelas, siswa diberi waktu 1-2 menit untuk berpikir sendiri, kemudian bergabung dengan satu teman untuk berdiskusi 2 menit, kemudian setiap pasangan membagikan hasil diskusi ke seluruh kelas.
6. Pembelajaran Mandiri & Flipped Classroom
Walau kurang disebut secara eksplisit sebagai istilah “aktif” dalam beberapa jurnal Indonesia, model di mana siswa belajar terlebih dahulu di luar kelas (misalnya video, artikel), lalu di kelas melakukan aktivitas aktif (diskusi, tugas kelompok) sangat cocok dalam kerangka pembelajaran aktif. Sebuah publikasi mencatat bahwa pembelajaran aktif berarti siswa bukan hanya mendengarkan guru melainkan melakukan dan berpikir. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
Contoh: Guru memberikan materi video atau bacaan rumah. Saat di kelas, siswa berdiskusi kelompok, memecahkan kasus, dan guru memfasilitasi dan mengevaluasi.
7. Refleksi & Metakognisi
Strategi ini menekankan bahwa siswa tak hanya melakukan tugas tetapi juga merefleksi proses belajar mereka: apa yang mereka ketahui, apa yang belum, bagaimana mereka akan memperbaiki. Banyak literatur pembelajaran aktif menekankan unsur refleksi sebagai karakteristik utama. [Lihat sumber Disini - download.garuda.kemdikbud.go.id]
Contoh: Di akhir tiap unit, siswa diarahkan menulis jurnal singkat tentang: “Apa yang saya pahami hari ini?”, “Apa yang masih membingungkan?”, “Langkah saya selanjutnya untuk memahami?”. Guru kemudian memfasilitasi diskusi klasikal berdasarkan refleksi tersebut.
Contoh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif di Kelas
Berikut beberapa contoh nyata penerapan strategi pembelajaran aktif dalam berbagai tingkat pendidikan:
- Sebuah penelitian di SMP Negeri 2 Mandau (kelas VII) menemukan bahwa penerapan strategi active learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. [Lihat sumber Disini - journal.uir.ac.id]
- Di Madrasah Tsanawiyah, penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif seperti kolaborasi kelompok, proyek, berbasis game dan simulasi meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa dalam matematika. [Lihat sumber Disini - journal.mudaberkarya.id]
- Pada pendidikan anak usia dini, strategi-strategi seperti brainstorming, lempar bola, rekam jejak, strategi berbasis masalah terbukti memungkinkan anak untuk lebih aktif dan tidak bosan. [Lihat sumber Disini - jurnal.uinsyahada.ac.id]
- Penelitian tahun 2025 menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif terbukti memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. [Lihat sumber Disini - ejurnal.stie-trianandra.ac.id]
- Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), penelitian menunjukkan bahwa active learning meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi keagamaan, meskipun menghadapi tantangan seperti keterbatasan waktu dan sarana. [Lihat sumber Disini - journal.appihi.or.id]
Dari contoh-contoh di atas dapat diambil beberapa poin penting:
- Keterlibatan siswa secara aktif (bertanya, berdiskusi, bekerja dalam kelompok) sangat krusial.
- Strategi perlu disesuaikan dengan konteks (tingkat pendidikan, mata pelajaran, karakter siswa).
- Guru berperan sebagai fasilitator & pengelola proses pembelajaran, bukan sekadar penyampai materi.
- Terdapat tantangan seperti waktu terbatas, sarana pembelajaran yang kurang memadai, dan kesiapan guru/siswa. [Lihat sumber Disini - media.neliti.com]
Kelebihan, Tantangan & Hal yang Perlu Diperhatikan
Kelebihan
- Meningkatkan keterlibatan siswa, sehingga proses belajar lebih bermakna dan tidak monoton. [Lihat sumber Disini - ejurnal.politeknikpratama.ac.id]
- Mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis, analitis, kolaboratif, dan kreatif. [Lihat sumber Disini - ejurnal.stie-trianandra.ac.id]
- Siswa menjadi lebih aktif dalam membangun pemahaman mereka sendiri dan menerapkan dalam kehidupan nyata. [Lihat sumber Disini - etheses.iainkediri.ac.id]
Tantangan & Kendala
- Waktu: beberapa strategi aktif membutuhkan waktu yang lebih banyak dibanding metode ceramah tradisional. [Lihat sumber Disini - journal.appihi.or.id]
- Sarana dan media pembelajaran: jika belum memadai, akan membatasi efektivitas. [Lihat sumber Disini - ejurnal.politeknikpratama.ac.id]
- Kesiapan guru dan peserta didik: guru harus memiliki kemampuan merancang dan mengelola aktivitas, peserta didik harus terbiasa berpikir dan aktif. [Lihat sumber Disini - jurnal.uinsu.ac.id]
- Tidak semua materi atau kondisi kelas memungkinkan langsung diterapkan semua strategi aktif; perlu adaptasi.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Implementasi
- Perencanaan yang matang: guru harus menentukan tujuan, memilih strategi yang sesuai, menyiapkan media dan waktu.
- Variasi strategi: agar siswa tidak jenuh, gunakan kombinasi (kolaboratif, proyek, diskusi, game, refleksi).
- Lingkungan belajar yang mendukung: kelas fisik, media, teknologi, suasana yang kondusif aktif.
- Fasilitator bukan hanya pengajar: guru memfasilitasi, memantau, memberi umpan-balik, bukan hanya berkata.
- Monitoring dan evaluasi: pastikan aktivitas benar-benar melibatkan siswa, bukan aktivitas pasif terselubung.
- Refleksi bersama siswa: agar mereka menyadari proses belajar sendiri dan bagaimana meningkatkan.
Kesimpulan
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan yang sangat relevan untuk pendidikan masa kini yang menuntut bukan hanya penguasaan pengetahuan, tetapi juga pengembangan keterampilan berpikir, kolaborasi, dan aplikasi nyata. Definisi-definisi dari umum, KBBI, dan para ahli menegaskan bahwa pembelajaran aktif menempatkan peserta didik sebagai pusat proses belajar, aktif membangun sendiri pemahaman mereka. Berbagai jenis strategi, mulai dari pembelajaran kolaboratif, berbasis masalah, proyek, game, diskusi, hingga refleksi, dapat diterapkan dengan sukses dalam berbagai konteks pendidikan di Indonesia, sebagaimana didukung oleh penelitian terkini.
Meski memiliki kelebihan besar, implementasi strategi pembelajaran aktif tetap menghadapi tantangan seperti waktu, sarana, dan kesiapan guru/siswa. Oleh sebab itu, guru dan institusi perlu melakukan perencanaan yang matang, memilih strategi yang tepat, memastikan lingkungan mendukung, dan melakukan monitoring dan refleksi secara rutin.
Dengan demikian, strategi pembelajaran aktif bukan sekadar tren, melainkan pilihan strategi yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
