Terakhir diperbarui: 24 November 2025

Citation (APA Style):
Davacom. (2025, 24 November 2025). Riset Bibliometrik: Definisi dan Contoh. SumberAjar. Retrieved 26 November 2025, from https://sumberajar.com/kamus/riset-bibliometrik-definisi-dan-contoh 

Kamu menggunakan Mendeley? Add entry manual di sini.

Riset Bibliometrik: Definisi dan Contoh - SumberAjar.com

Riset Bibliometrik: Definisi dan Contoh

Pendahuluan

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan publikasi akademik, penelitian tentang literatur ilmiah semakin kuat mendapat sorotan. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan untuk memahami pola, tren, dan dampak publikasi ilmiah adalah riset bibliometrik (atau analisis bibliometrik). Pendekatan ini memiliki peranan penting dalam mengevaluasi produktivitas penelitian, kolaborasi antar‐penulis atau institusi, jaringan sitasi, dan bidang ilmu mana yang sedang berkembang atau mengalami stagnasi. Dengan kata lain, riset bibliometrik membantu mengungkap “peta” ilmu pengetahuan secara kuantitatif, yang kemudian dapat digunakan sebagai landasan bagi pengambilan kebijakan, penentuan arah penelitian, atau evaluasi kinerja akademik.
Tulisan ini akan menguraikan definisi riset bibliometrik secara umum, menurut KBBI (jika tersedia), dan menurut para ahli, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan lebih lanjut: tujuan dan manfaat, indikator‐indikator kunci dalam analisis bibliometrik, tahapan pelaksanaan, kelemahan dan tantangan, serta contoh penerapan riset bibliometrik di Indonesia. Akhirnya, akan ditutup dengan kesimpulan.

Definisi Riset Bibliometrik

Definisi Riset Bibliometrik Secara Umum

Secara umum, riset bibliometrik (terkadang disebut analisis bibliometrik atau bibliometri) adalah suatu pendekatan atau metode yang menggunakan teknik kuantitatif,termasuk metode matematika dan statistik,untuk menganalisis literatur ilmiah atau publikasi ilmiah, terutama berdasarkan metadata seperti jumlah publikasi, sitasi, penulis, kata kunci, kolaborasi, dan jaringan publikasi. Misalnya, dalam kajian umum disebut bahwa:

“Bibliomic­ analysis atau analisis bibliometrik adalah metode penelitian kuantitatif yang melibatkan penggunaan teknik statistik dan matematika untuk menganalisis dan mengukur berbagai aspek literatur ilmiah, termasuk pola publikasi, penulis, pola sitasi, dan jaringan kolaborasi.” [Lihat sumber Disini - jonedu.org]
Dengan kata lain, riset bibliometrik memungkinkan kita untuk melihat bagaimana sebuah bidang ilmu berkembang dari sisi publikasi,berapa banyak artikel diterbitkan, siapa penulisnya, institusi mana yang paling aktif, apakah ada kolaborasi antar negara atau institusi, kata kunci ataupun tema apa yang banyak muncul, dan bagaimana hubungan sitasi atau kutipan antar‐penulis atau antar‐artikel. Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian disebut bahwa:
“Analisis bibliometrik membantu memastikan bahwa studi, peneliti, institusi, dan aliran umum pengetahuan ilmiah yang terkait dengan subjek ilmiah tertentu dilacak.” [Lihat sumber Disini - proceeding.unnes.ac.id]
Sehingga, secara sederhana bisa dikatakan bahwa riset bibliometrik adalah pengukuran kuantitatif terhadap output dan pengaruh publikasi ilmiah.

Definisi Riset Bibliometrik dalam KBBI

Dalam pencarian istilah “bibliometrik” pada kamus resmi seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara daring belum ditemukan entri khusus dengan definisi lengkap yang tepat untuk “bibliometrik” atau “bibliometri” yang spesifik (kata mungkin belum secara resmi termuat atau masih dalam perkembangan). Oleh karena itu, upaya definisi dari KBBI secara langsung kurang tersedia. Namun demikian, terdapat situs daring yang memuat arti kata “bibliometrik” atau “bibliometrika” secara adaptasi yang mengatakan bahwa bibliometrik adalah metode atau teknik analisis kuantitatif terhadap literatur atau publikasi ilmiah. Misalnya, sebuah situs pendidikan menjelaskan:

“Bibliometrik merupakan metode analisis yang efektif dalam mengukur produktivitas dan dampak penelitian. Dengan indikator seperti jumlah publikasi, sitasi, hingga h-index…” [Lihat sumber Disini - uptjurnal.umsu.ac.id]
Maka, untuk keperluan artikel ini dapat dicatat bahwa definisi KBBI belum spesifik muncul, sehingga definisi dalam konteks ini menggunakan adaptasi dari literatur dan sumber akademik.

Definisi Riset Bibliometrik Menurut Para Ahli

Beberapa ahli dan karya akademik telah mendefinisikan bibliometrik dengan cukup rinci. Berikut beberapa kutipan dan definisi menurut para ahli (minimal empat ahli):

  1. Alan Pritchard (1969) mendefinisikan bibliometri sebagai “the application of mathematical and statistical methods to books and other media of communication”. [Lihat sumber Disini - s2pendidikanbahasainggris.fbs.unesa.ac.id]
  2. David T. Hawkins (1977) mendefinisikan bibliometri sebagai “analisis kuantitatif dari fitur bibliografis suatu kumpulan literatur”. [Lihat sumber Disini - s2pendidikanbahasainggris.fbs.unesa.ac.id]
  3. S. Hertzel (1987) menyatakan bahwa bibliometri merupakan “ilmu tentang wacana yang terekam yang menggunakan metodologi spesifik, baik matematis maupun ilmiah”. [Lihat sumber Disini - s2pendidikanbahasainggris.fbs.unesa.ac.id]
  4. Daidato (1994) dalam sebuah sumber lokal menyebut bahwa bibliometrik adalah “proses mengukur suatu karya tulis/publikasi secara matematis dan statistik”. [Lihat sumber Disini - eprints.uny.ac.id]
  5. Pattah (2013) menyatakan bahwa bibliometrik adalah “metode kajian deskriptif terhadap pola perkembangan literatur dengan tujuan memperoleh informasi tentang pola kepenulisan … produktivitas lembaga … aspek lainnya”. [Lihat sumber Disini - eprints.uny.ac.id]

Dari definisi‐definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik utama riset bibliometrik meliputi: metoda kuantitatif, penggunaan data bibliografi (publikasi, sitasi, penulis, jurnal, institusi), dan tujuan untuk mengevaluasi atau memetakan tren publikasi ilmiah.

Tujuan dan Manfaat Riset Bibliometrik

Tujuan Riset Bibliometrik

Riset bibliometrik pada dasarnya bertujuan untuk:

  • Mengidentifikasi produktivitas penelitian dalam suatu bidang ilmu (berapa banyak publikasi, siapa penulis, institusi mana yang aktif).
  • Menganalisis dampak atau pengaruh penelitian, misalnya melalui sitasi, h-index, jaringan kolaborasi.
  • Memetakan tren penelitian: topik apa yang sedang naik daun, tema apa yang mulai menurun, perubahan fokus penelitian dari waktu ke waktu.
  • Menampilkan struktur intelektual suatu bidang: misalnya jaringan penulis, jurnal, kata kunci yang saling terkait, cluster penelitian.
  • Memberikan basis data bagi pengambilan kebijakan penelitian, alokasi dana, dan pengembangan institusi atau jurnal.
    Sebagai contoh, dalam literatur pendidikan disebut bahwa analisis bibliometrik dapat memberikan “wawasan berharga tentang tren dan pola yang muncul yang dapat menjadi dasar untuk penelitian masa depan.” [Lihat sumber Disini - jonedu.org]

Manfaat Riset Bibliometrik

Beberapa manfaat riset bibliometrik antara lain:

  • Memudahkan peneliti atau institusi untuk mengetahui posisi mereka dalam bidang penelitian (apakah aktif, kolaboratif, atau kurang).
  • Membantu pemetaan kolaborasi antar-penulis, institusi, negara; misalnya siapa saja yang paling produktif, siapa yang paling sering dikutip.
  • Mengungkap tema‐temak penelitian yang sedang berkembang ataupun telah jenuh, sehingga dapat menjadi pedoman bagi peneliti yang ingin menentukan arah baru.
  • Menjadi alat evaluasi bagi manajemen penelitian atau institusi untuk melihat efektivitas publikasi atau alokasi dana riset.
  • Membantu perpustakaan atau lembaga informasi dalam memahami karakteristik literatur di bidang tertentu (misalnya jurnal mana yang dominan, pola kutipan, jaringan referensi).
    Sebagai ilustrasi, penelitian bidang pendidikan menyebut bahwa analisis bibliometrik “dapat membantu peneliti untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam literatur, melacak perkembangan tema penelitian dari waktu ke waktu, dan mengevaluasi dampak dari para sarjana dan publikasi individu.” [Lihat sumber Disini - jonedu.org]

Indikator, Tahapan dan Keterbatasan Riset Bibliometrik

Indikator Kunci dalam Riset Bibliometrik

Beberapa indikator atau metrik yang sering digunakan dalam riset bibliometrik antara lain:

Tahapan Umum Pelaksanaan Riset Bibliometrik

Berikut secara ringkas tahapan yang umum dilakukan dalam riset bibliometrik:

  1. Penentuan topik dan kata kunci penelitian untuk publikasi yang akan dianalisis. Contoh: menentukan “publications on STEM education” atau “etnomatematika di Indonesia”. [Lihat sumber Disini - proceeding.unnes.ac.id]
  2. Pengumpulan data bibliografi dari basis data publik (misalnya Google Scholar, Scopus, Web of Science) dengan menyaring berdasarkan kriteria tertentu (tahun, jenis publikasi, bahasa, dsb). [Lihat sumber Disini - proceeding.unnes.ac.id]
  3. Pengolahan dan pembersihan data (data cleaning) agar metadata seperti penulis, institusi, tahun, sitasi, kata kunci terseragamkan.
  4. Analisis bibliometrik menggunakan metrik kuantitatif seperti yang disebut di atas (jumlah publikasi, sitasi, h-index, ko‐kutasi, jaringan kolaborasi). Visualisasi jaringan sering digunakan untuk memetakan struktur. [Lihat sumber Disini - jurnal.unpad.ac.id]
  5. Interpretasi hasil untuk menjawab pertanyaan penelitian: Apa tren publikasi dari tahun ke tahun? Institusi mana yang dominan? Tema penelitian apa yang berkembang? Apakah ada jaringan kolaborasi internasional yang kuat?
  6. Pelaporan dan rekomendasi yang mencakup temuan, implikasi bagi penelitian selanjutnya atau kebijakan, serta batasan penelitian.

Kelemahan dan Tantangan Riset Bibliometrik

Walaupun riset bibliometrik sangat berguna, terdapat beberapa kelemahan dan tantangan yang perlu diperhatikan:

  • Ketergantungan pada basis data: data bibliografi yang diakses bisa terpengaruh oleh basis data yang digunakan (misalnya bahasa Inggris dominan, atau publikasi lokal kurang terindeks) sehingga hasilnya bias. [Lihat sumber Disini - jonedu.org]
  • Fokus pada kuantitas bisa mengabaikan kualitas penelitian: publikasi banyak belum tentu bermutu tinggi, dan sitasi tidak selalu mencerminkan kualitas intrinsik. [Lihat sumber Disini - uptjurnal.umsu.ac.id]
  • Perbedaan antara disiplin ilmu: bidang ilmu seperti sains alam dan engineering sering memiliki publikasi dan sitasi lebih banyak dibanding humaniora atau sosial sehingga perbandingan antar disiplin bisa tidak adil. [Lihat sumber Disini - uptjurnal.umsu.ac.id]
  • Visualisasi dan pemetaan bibliometrik bisa menuntut keahlian teknis (software, analisis jaringan) dan interpretasi yang tepat agar tidak keliru.
  • Kebaruan dan kontribusi penelitian tidak bisa diukur sepenuhnya hanya dengan metrik kuantitatif, aspek kualitatif tetap penting. [Lihat sumber Disini - jonedu.org]

Contoh Penerapan Riset Bibliometrik

Berikut beberapa contoh studi riset bibliometrik yang telah dilakukan di Indonesia atau terkait Indonesia sebagai ilustrasi:

  • Sebuah penelitian berjudul “Pemetaan bibliometrik terhadap perkembangan penelitian arsitektur informasi” (z. b. oleh Zakiyyah, 2022) mengambil data publikasi periode 2011–2021 dan menggunakan analisis bibliometrik deskriptif untuk mengidentifikasi tren publikasi, relasi antar‐penulis (co-authorship), dan relasi kata kunci (co-occurrence). [Lihat sumber Disini - jurnal.unpad.ac.id]
  • Penelitian berjudul “Analisis bibliometrik pemanfaatan media pembelajaran pada mata pelajaran PJOK di masa COVID-19” oleh Andika Widianto (2022) menggunakan metode deskriptif kuantitatif terhadap 65 artikel yang relevan, kemudian menganalisis tren publikasi, jumlah sitasi, kecenderungan desain penelitian. [Lihat sumber Disini - eprints.uny.ac.id]
  • Studi “Analisis bibliometrik terhadap tren riset teori Uses and Gratifications di Scopus” (Maulana dkk., 2024) yang menggunakan data tahun 2013-2023, menganalisis jaringan kata kunci, jumlah artikel, negara teratas, dan memetakan tren penelitian teori tertentu. [Lihat sumber Disini - jurnal.unpad.ac.id]
  • Penelitian “Analisis Bibliometrik Jurnal Marine Research in Indonesia” (Royani, 2018) menyebut bahwa bibliometrik adalah ­“kajian tertua dalam ilmu perpustakaan dan termasuk kajian kuantitatif” yang dikutip dari literatur. [Lihat sumber Disini - ejournal.perpusnas.go.id]
    Dari contoh‐contoh tersebut dapat dilihat bahwa riset bibliometrik dapat diterapkan di berbagai bidang (pendidikan, marine research, arsitektur informasi, media pembelajaran) dan sering menyertakan: periode waktu analisis, basis data publikasi, indikator kuantitatif, dan visualisasi/pemetaan jaringan.

Kesimpulan

Riset bibliometrik merupakan pendekatan yang semakin esensial dalam dunia akademik dan ilmu informasi karena memungkinkan peneliti, institusi, dan pembuat kebijakan untuk memperoleh pemahaman kuantitatif mengenai bagaimana ilmu pengetahuan berkembang, siapa aktornya, bagaimana jaringan kolaborasi terbentuk, dan tema‐tema apa yang sedang menjadi sorotan. Walaupun definisi dari KBBI secara spesifik belum tersedia, berdasarkan literatur akademik dapat dijelaskan bahwa riset bibliometrik adalah metode kuantitatif yang menerapkan statistik dan analisis data bibliografi terhadap publikasi ilmiah. Menurut para ahli seperti Pritchard, Hawkins, Hertzel, Daidato, dan Pattah, karakteristik utama dari bibliometrik adalah analisis kuantitatif terhadap publikasi, sitasi, dan pola komunikasi ilmiah. Indikator seperti jumlah publikasi, sitasi, h-index, kolaborasi, dan ko-kutasi menjadi alat utama dalam analisis ini. Namun demikian, penting pula menyadari bahwa riset bibliometrik memiliki keterbatasan, terutama dari aspek data, kualitas penelitian, dan perbedaan disiplin ilmu. Contoh‐contoh penerapan riset bibliometrik di Indonesia menunjukkan bagaimana metode ini dapat diaplikasikan secara konkret di berbagai bidang studi.
Dengan demikian, bagi para peneliti maupun institusi, memahami dan menggunakan riset bibliometrik secara tepat akan menjadi salah satu ukuran strategis untuk mengelola dan mengarahkan kegiatan penelitian serta meningkatkan daya saing ilmiah.

 

Artikel ini ditulis dan disunting oleh tim redaksi SumberAjar.com berdasarkan referensi akademik Indonesia.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Riset bibliometrik adalah metode analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengukur, memetakan, dan mengevaluasi publikasi ilmiah. Analisis ini mencakup jumlah publikasi, sitasi, kolaborasi penulis, kata kunci, dan tren penelitian dalam bidang tertentu.

Tujuan riset bibliometrik antara lain untuk mengetahui produktivitas penelitian, melihat dampak publikasi melalui sitasi, memetakan perkembangan topik penelitian, serta memberikan data pendukung untuk pengambilan keputusan akademik atau kebijakan penelitian.

Beberapa indikator umum dalam riset bibliometrik meliputi jumlah publikasi, jumlah sitasi, h-index, kolaborasi penulis (co-authorship), co-citation, serta analisis kemunculan kata kunci (co-occurrence).

Contoh penerapan riset bibliometrik dapat ditemukan dalam studi yang menganalisis tren penelitian selama periode waktu tertentu, memetakan jaringan kolaborasi antar penulis atau institusi, menilai produktivitas penelitian, atau mengidentifikasi topik-topik yang sedang berkembang dalam suatu bidang ilmu.

Riset bibliometrik bermanfaat untuk membantu peneliti memahami peta perkembangan ilmu pengetahuan, menemukan celah penelitian, menentukan arah topik riset, mengidentifikasi kolaborator potensial, serta mengevaluasi dampak dan posisi publikasi mereka di dalam komunitas ilmiah.

Home
Kamus
Cite Halaman Ini